Manifestasi klinis demam tifoid pada anak tidak khas dan sangat bervariasi, tetapi
biasanya didapatkan trias tifoid, yaitu demam lebih dari 5 hari, gangguan pada saluran
cerna dan dapat disertai atau tanpa adanya gangguan kesadaran, serta bradikardia
relatif. Umumnya perjalanan penyakit ini berlangsung dalam jangka waktu pendek
dan jarang menetap lebih dari 2 minggu. (Rahmat, 2019)
Menegakkan Diagnosis
Anamnesis (Kariyanti. 2018)
• Demam > 7 hari. Demam naik secara bertahap setiap hari,
mencapai suhu tertinggi pada akhir minggu pertama, minggu
kedua demam terus menerus tinggi (39-40°C)
• Demam lebih tinggi pada sore dan malam hari dibanding
pagi hari
• Demam tinggi gejala sistem saraf pusat seperti delirium
atau penurunan kesadaran
• Gejala sistemik lain: nyeri kepala, malaise, anoreksia,
nausea, mialgia, nyeri perut, radang tenggorokan
• Gejala gastrointestinal: meteorismus, obstipasi, diare
Pemeriksaan Fisik (Kariyanti, 2018)
• Demam
• Bradikardi relatif
• Thypoid tongue
• Meteorismus
• Hepatomegali, splenomegali
• Demam berat tampak toksik. Dapat pula dijumpai penurunan
kesadaran, kejang, dan ikterus
Pemeriksaan Penunjang (Kariyanti, 2018)
• Pemeriksaan hematologi : dapat dijumpai leukopenia,
limfositosis, trombositopenia dan anemia.
• Kultur darah
• Pemeriksaan PCR
• Pemeriksaan Serologis : test widal, tes hemaglutinin
(HA), Countercurrent immunoelectrophoresis (CIE), dan
Rapid Test (Thypidot, TUBEX)
TUBEX (Murzalina, 2019)
• Uji Tubex merupakan uji semikuantitatif kolorimetri untuk deteksi
antibodi anti Salmonella tiphy 09 yang mulai muncul pada hari ke 3-4
demam sehingga dapat dilakukan sebagai deteksi awal demam tifoid.
Dengan cara menghambat ikatan antara IgM anti-O9 yang terkonjugasi
pada partikel latex yang berwarna dengan lipopolisakarida.
• Hasil posotif menunjukkan infeksi salmonellae serogroup D dan tidak
spesifik S. tiphy. Infeksi S. paratiphy menunjukkan hasil negatif.
• Sensitivitas 75-80% dan spesifitas 75-90 %.
• Tes ini dapat menjadi pemeriksaan yang ideal, yang dapat digunakan
secara rutin karena cepat, mudah dan sederhana, khususnya di negara
berkembang.
Pemeriksaan Kultur (Levani, 2020)
Demam Dengue
Malaria
Leptospirosis
Gastroenteritis
Penatalaksanaan
Antibiotik (Kariyanti, 2018)
Chlorampenicol (drug of choice) 100 mg/kgBB/hari, oral atau IV,
diagi dalam 4 dosis selama 10-14 hari.
Cotrimoxazole : trimetropim 4 mg/kgBB/ kali, oral selama 10 hari
(dibagi dalam 2 dosis)
Ceftriaxone 80 mg/kgBB/hari, intravena sekali selama 5 hari
Cefixine 10-15 mg/kgBB/hari, oral, diagi dalam 2 dosis selama 10
hari
Kortikosteroid : pada kasus berat dengan gangguan kesadaran
Dexametason 1-3 mg/kgBB/hari intravena diagi 3 dosis dapat menurunkan
angka kematian.
Penatalaksanaan
Terapi Suportif (Kariyanti, 2018)
Tirah Baring dan mengatur mobilisasi\
Menjaga kecukupan asupan cairan
Diet bergizi seimbang, konsistensi lunak, cukup kalori dan
protein, rendah serat.
Mengonsumsi obat secara rutin dan tuntas
Kontrol dan monitor tanda vital.
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN
e. Agama : Islam
b. Telaah: pasien datang dibawa oleh orang tua dengan keluhan demam.
Demam telah dialami os ± 2 hari SMRS, demam naik turun, demam dirasakan
tinggi pada malam hari dan disertai menggigil. Pasien juga mengalami batuk
dan pilek sekitar ± 2 hari SMRS, batuk berdahak namun sulit dikeluarkan
c. Keluhan Tambahan : -
d. Riwayat Penyakit Dahulu : kejang demam
g. Alergi : -
Perkusi : timpani
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru Superior : akral hangat, oedem (-/-)
Auskultasi : suara napas vesikuler, suara Inferior : akral hangat, oedem (-/-)
tambahan (-)
Pemeriksaan Penunjang
A. Darah Rutin
Hb : 11,6 gr%
B. Kimia Darah
Leukosit : 10.000/mm³
KGD Ad Random : 95 mg/dL
Ht: 34 vol%
Trombosit : 316.000/mm³
MCV : 85 fl
MCH : 28 pg
MCHC : 33 gr/dL
Diagnosa Banding
Demam Tifoid
Demam Dengue
Malaria
Diagnosa Kerja
Febris
Tatalaksana
• Inf RL 30 gtt/i
• Ambroxol syr 3 x ½
Follow Up
23/03/23 24/03/23 25/03/23
S: Demam (+), Batuk (+) S:Demam (+), Batuk (+) S: Demam (-), Batuk (+)
O :-T: 40oC -RR: 24x/i O:-T: 37,6oC -RR: 22x/i O:-T: 36oC -RR:24x/i
-HR:105x/i -HR: 90x/i -HR: 99x/i
- Hasil Lab Tubex TF : Skala 4
A: Febris A: Febris
A: Demam Tifoid
P::-Inf RL 30gtt/i P:-Inf RL 30gtt/i
-Inf PCT 150mg/6jam -Inf PCT 150mg/6jam P::-Inf RL 30gtt/i
-Ranitidin ¼ amp/12 jam -Inj Ranitidine 1/3 amp/12 -Inf PCT 150mg/6jam
jam -Inj. ODR 2 mg/12 jam
-Inj. ODR 2 mg/12 jam -Inj Ranitidine 1/3 amp/12 jam
-Nebul: ventolin + NaCl -Ventolin + NaCl 0,9% 2cc/8 jam
0,9% 2,5 cc/8jam -Ambroxol syr 3 x ½ C
-Ambroxol syr 3 x ½ C -Ceftriaxone 300mg/12 jam
Follow Up
26/03/23 27/03/23
Kariyanti MR. 2018. Demam Tifoid : Buku Ajar Infeksi & dan Penyakit Tropis Edisi Keempat. Jakarta : Badan Penetrbit IDAI.
Levani, Yelvi et al. 2020. Demam Tifoid : Manifestasi Klinis, Pilihan Terapi dan Pandangan dalam Islam. Surabaya :
Universitas Muhammadiyah Surabaya. Diakses dari https://journal.unismuh.ac.id/index.php/aimj/article/view/4038/pdf
Murzalina, Cut. 2019. Pemeriksaan Laboratorium untuk Penunjang Diagnostik Demam Tifoid. Jurnal Kesehatan Cachadum,
61-68. [disitasi tanggal 28 Maret 2023]. , dari https://www.jkc.puskadokesa.com/jkc/article/view/42/28
Rahmat, Wahyudi et al. 2019. Demam Tifoid dengan Komplikasi Sepsis. Fakultas Kedokteran Uniersitas Tadukalo. [ disitasi
tanggal 28 Maret 2023]. Diakses dari https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/442/245
WHO. Typhoid [internet]. Geneva: World Health Organization; 2018 [disitasi tanggal 28 Maret 2023]. Tersedia dari:
https://www.who.int/news-room/factsheets/detail/typhoid.
Thank You