Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KASUS :

DEMAM DENGUE
Disusun oleh : dr. Niken Amalia G.
Dokter pembimbing : dr. Rizal Agus Tiansyah, Sp.A
Dokter Pendamping : dr. Hj. Titin Ning Prihartini, MH
Identitas Pasien
 Nama : An. WP
 Tanggal lahir : 2 Februari 2015
 Usia : 4 tahun, bulan
 Jenis kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Alamat : Pasekan, Indramayu
 Pendidikan terakhir : TK
 Tanggal masuk RS : 18 Februari 2019
(10.00 – IGD)
 Tanggal pemeriksaan : 21 Februari 2019
Identitas Orangtua
 Nama ibu : Ny. YS
 Usia : 33 tahun
 Pendidikan terakhir : SD
 Pekerjaan : IRT
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
 KU : Demam 4 hari
Pasien mengeluhkan demam 4 hari smrs, terus
menerus, mendadak tinggi. Demam dirasakan tinggi
pada saat malam hari. Pasien juga mengeluhkan sakit
kepala, lemas, sakit sendi, dan nafsu makan menurun,
mual, nyeri ulu hati. Perdarahan di kulit, mimisan, gusi
berdarah, BAB merah gelap, BAK merah, batuk pilek,
nyeri menelan, keluar cairan dari telinga, sakit mata,
bercak kemerahan, dan nyeri saat BAK disangkal.
Sejak 2 hari smrs pasien berobat ke puskesmas
dan di berikan obat penurunan panas yang diminum
3 kali sehari namun keluhan tidak membaik, sehingga
pasien dibawa ke IGD RSUD Indramayu.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien baru pertama kali memiliki gejala
serupa. Tetangga pasien memiliki gejala yang sama
dan sempat dirawat di RSUD Indramayu. Di
lingkungan rumah tempat tinggal pasien terdapat
banyak nyamuk terutama pada sore-malam hari. Ibu
pasien tidak memperhatikan jika terdapat jentik-
jentik nyamuk pada tempat penampungan air. Tidak
ada penyemprotan di sekitar tempat tinggal pasien.
Riwayat bepergian ke daerah Indonesia Timur tidak
ada.
Riwayat Persalinan dan Kelahiran
Pasien lahir dari ibu P2A0, lahir spontan
dengan berat 2700 gr, cukup bulan, dan segera
menangis, lahir ditolong oleh bidan.
Riwayat Imunisasi, Nutrisi, Tumbuh Kembang

Riwayat tumbuh kembang :


sesuai usia
Riwayat nutrisi :
Sehari-hari pasien mengkonsumsi 1-3x makanan
rumahan. ASI sampai 2 tahun.
Riwayat imunisasi :
Imunisasi dasar lengkap.
Pemeriksaan Fisis
 KU: tampak sakit sedang
 Tanda vital
 CM
 TD : 110/70 mmHg
 N : 109 x/menit, isi cukup, regular.
 R: 28 x/menit (PCH -)
 S: 37,7° C (Axilla)

Antropometri dan status gizi (WHO)


 BB : 16 kg
 TB : 98 cm
 BB/U : 0 SD (Normal)
 TB/U : >0 SD (Normal)
 BMI/U : > 0 SD (Normal)
 Kepala
 Mata: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
 Hidung : Perdarahan (-)

 Mulut: mukosa lembab, gusi berdarah (-)


 Faring: tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tenang
 Telinga: serumen (-), Membran Timpani intak
 Leher: KGB tidak teraba membesar
 Thorax
Depan Belakang
Inspeksi Bunyi dan Gerak Simetris Bunyi dan Gerak
Rose spot (-) Simetris
Palpasi Vokal Fremitus ki = ka Vokal Fremitus ki = ka
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi Jantung: Jantung:
Bunyi Jantung 1 dan 2 Bunyi Jantung 1 dan 2
normal normal
Murmur (-), gallop (-) Murmur (-), gallop (-)
Paru: Paru:
Bunyi nafas Vesikuler Bunyi Nafas Vesikuler
ki = ka ki = ka
Ronki -/- Ronki -/-
Mengi -/- Mengi -/-
 Abdomen
 Soepel, Datar lembut
 Nyeri tekan epigastrium (+)
 Hepar dan limpa tidak teraba
 Turgor kembali cepat
 BU (+) normal

 Ekstremitas
 Akral hangat
 Perfusi perifer baik

 Kulit: peteki (-)


Laboratorium
Lab 18 Februari 20 Februari 2019 21 Februari 2019
2019 (IGD)

Hb (g/dL) 11.2 10,8 10,7 ↓

Hct (%) 34,5 31,0 ↓ 30,9 ↓

Leukosit (/𝝁𝐋) 8400 6300 8000

Trombosit (/𝝁𝐋) 108.000 ↓ 61000 ↓ 85.000 ↓

Tubex Test 0 - -

𝐻𝑐𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 −𝐻𝑐𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ


Hemokonsentrasi : x 100%
𝐻𝑐𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
34,5 −30,9
= 30,9 x 100% = 11,6%
Diagnosis Kerja
 Dengue fever
Diagnosis Banding
 Dengue Fever
 Typhoid Fever
Usulan Pemeriksaan
 Serologi
 IgG/IgM spesifik dengue virus
Tata Laksana
 Tirah Baring
 infus Ringer Lactate 18 tetes per menit makro
 Inj. Omeprazole 2x20 mg IV
 Inj. Ondansetron 2x2 mg IV
 Inj. Paracetamol 4x250 mg IV
 Inj. Ceftriaxon 2x750 mg IV
 Cek Hb, Leuko, Trombo, Hct/24 jam
Prognosis
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad bonam
 Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Infeksi Virus Dengue
Definisi
 infeksi yang disebabkan virus dengue tipe 1, 2, 3,
dan 4 yang ditularkan melalui gigitan spesies
nyamuk aedes (aedes aegypti dan aedes
albopticus)
Faktor risiko tinggi
 Bayi (<1 tahun)
 Penderita ulkus peptikum
 Obesitas
 Penyakit jantung bawaan
 Penyakit kronis (DM, hipertensi, asma, gagal ginjal
kronik)
 Penderita yang dalam pengobatan steroid atau NSAID
 Wanita yang sedang menstruasi
 Penyakit hemolitik
Manifestasi klinis
Secara umum ditandai dengan demam yang
mendadak tinggi dan terus-menerus. Yang
secara klinis dibagi menjadi tiga fase:

1. Fase febrile
2. Fase kritis
3. Fase pemulihan
WHO
1.Fase febrile (2-7 hari)

 Gejala spesifik  demam yang mendadak tinggi,


nyeri kepala, nyeri otot seluruh badan, nyeri sendi,
kemerahan pada wajah (flushing) dan eritema kulit.
 Gejala nonspesifik  anoreksia, nausea dan
muntah.
 Hasil Laboratorium  Leukopenia, trombosit dan
Hct normal.

IDAI
2. Fase kritis (pada hari ke 4-6)
 Gejala  Suhu tubuh mulai menurun sampai
mendekati batas normal
 permeabilitas kapiler ⬆ ditandai dg hematokrit ⬆

meningkat disertai trombosit ⬇


 Pada pasien yang tidak mengalami peningkatan

permeabilitas kapiler : perbaikan klinis


(kesembuhan)

IDAI
3. Fase pemulihan (berlangsung 48-72 jam)
 Keadaan umum membaik, nafsu makan pulih,

hemodinamik stabil dan diuresis cukup.


 Nilai lab : hct ⬇ dan trombosit ⬆

IDAI
WHO 2019
Diagnosis
• Probable
Jika demam akut dengan dua atau lebih dari gejala
berikut :
1. nyeri kepala 7. leukopenia (leukosit <=
2. nyeri retroobital 5000/mm3)
3. mialgia 8. thrombositopenia (trombosit
<150000/mm3)
4. atralgia
9. hematokrit meningkat (5-
5. ruam 10%)
6. manifestasi perdarahan
Dan setidaknya satu dari :
1. Serologi + (titer >1280)
2. Tes IgM antidengue +
3. Kejadian lain pada lokasi dan waktu yang sama untuk demam
dengue
IDAI
Diagnosis
Confirmed
Kasus probable ditambah setidaknya satu dari:
1. Isolasi virus dengue dari darah, LCS atau sampel
autopsi
2. Titer IgG serum meningkat lebih sama dengan 4x
lipat atau IgM antidengue spesifik meningkat
3. Deteksi virus atau antigen di jaringan, serum atau
LCS melalui ELISA, imunofluoresens.
4. Terdeksinya virus bagian genomik melalui RT-PCR

IDAI
Diagnosis
Dengue haemorrhagic fever Dengue shock syndrome
semua dari berikut ini: Kriteria DBD DHF dengan
1. Demam akut durasi 2-7 hari tanda syok:
2. Manifestasi perdarahan: torniquet 1. takikardia, akral dingin,
test +, petekie, ekimosis atau CRT memanjang, nadi
purpura atau pendarahan mukosa, lemah, letargi, gelisah.
atau tempat lain
2. Tekanan nadi <20 mmhg,
3. Trombosit <100000/mm3 dengan diastol meningkat,
4. Terdapat kebocoran plasma misal 100/80 mmhg
akibat permeabilitas vaskular 3. Hipotensi menurut usia,
meningkat didefinisikan dengan sistol
5. Meningkat hematokrit <80 mmhg untuk usia <5
>20%,kebocoran plasma seperti tahun atau 80-90 mmhg
efusipleura,asites,hipoproteinemia/ untuk anak yang lebih
hipoalbuminemia besar dan dewasa
IDAI
WHO. Comprehensive guidelines forprevention and control of dengue and dengue haemorrhagic fever revised and
expanded. 2011
Penanganan Penderita Tersangka Dengue atau
Demam Dengue

 Keadaan umum masih baik, tidak ada warning sign 


dapat dirawat di rumah ( Rawat Jalan )
 Istirahat yang cukup
 Cukup asupan cairan  susu, jus buah, cairan isotonik,
cairan rehidrasi oral.
 Jaga temperatur tetap di bawah 39 derajat.
Pemberian parasetamol 10-15 mg/kgbb/dosis setiap
6 jam
 Jangan diberikan NSAID dan aspirin
 Kompres hangat

IDAI
 Dianjurkan ke rumah sakit jika terdapat tanda
bahaya :

 Terjadi perburukan gejala klinis


 Muntah persisten
 Nyeri perut hebat
 Letargis atau gelisah
 Terdapat tanda perdarahan  epistaksis, feses/kotoran
berwarna merah kehitaman, muntah darah, urin berwarna
kehitaman
 Tampak pucat, tangan dan kaki terasa dingin
 Produksi urin menurun atau tidak ada dalam 4-6 jam
terakhir
 Hasil lab  Hct tinggi, dengan atau tanpa penurunan nilai
trombosit
Tatalaksana Pasien DF/DHF di Rumah Sakit

 Monitoring pasien dengan DF/DHF selama masa kritis


 Kondisi umum, nafsu makan, muntah, perdarahan.
 Tanda-tanda vital setiap 2 – 4 jam pada pasien tanpa
shock dan setiap 1 – 2 jam pada pasien dengan shock.
 Pemeriksaan Hct setiap 4-6 jam pada pasien stabil. Pada
pasien dengan shock pemeriksaan Hct dilakukan lebih sering
lagi. Pemeriksan Hct harus dilakukan sebelum pemberian
resusitasi cairan.
 Monitor urine output setiap 8 – 12 jam pada uncomplicated
cases dan setiap satu jam pada pasien dengan prolonged
shock. Target  0,5 ml/kg/jam
Penanganan Penderita DBD Derajat 1 dan 2

 Jenis cairan  kristaloid isotonik, hindari hipotonik


 Jumlah cairan yang diberikan  Maintenance ( untuk satu
hari ) + 5 % deficit dalam 48 jam.
 Lama pemberian tidak boleh lebih dari 60 – 72 jam.
 Jumlah cairan yang diberikan untuk 1 hari harus diberikan
dengan perhitungan atau kecepatan dalam setiap 1 jam
dan disesuaikan dengan kondisi klinis serta hasil
pemeriksaan nilai Hct.
 Pemberian transfusi suspensi trombosit diberikan jika ada
perdarahan yang nyata atau jika jumlah trombosit
‹10.000/mm)

IDAI
WHO
WHO
Penangananan Penderita DBD Derajat 3

IDAI
Penanganan Penderita DBD derajat 4
 Resusitasi cairan harus lebih cepat untuk meningkatkan tekanan darah
 Evaluasi hasil laboratorium harus dilakukan dengan cepat untuk
menentukan ABCS dan juga gangguan pada organ.
 10 ml/kg diberikan secara bolus dalam 10-15 menit kristaloid/ koloid.
Ketika tekanan darah meningkat, pemberikan cairan IV mengikuti
algoritma penanganan DBD derajat 3.
 Jika shock belum teratasi, maka berikan lagi 10 ml/kg secara bolus.
 Jika masih belum teratasi, diberkan transfusi
 Pemberian inotropik dapat membantu meningkatkan tekanan darah jika
penggantian cairan sudah adekuat namun terdapat kontaktilitas jantung
yang lemah dan kardiomegaly.

IDAI
WHO
Tanda Perbaikan Klinis
 Frekuensi nadi, tekanan darah, dan frekuensi napas
stabil
 suhu badan normal
 perdarahan baik eksternal maupun internal (-)
 nafsu makan membaik
 muntah dan nyeri perut (-)
 volume urin cukup
 hematokrit stabil pada kadar basal
 ruam konvalesens

IDAI
Ruam Konvalescens
White island in the red sea
Kriteria untuk pulang
 Bebas demam sekurangnya 24 jam tanpa
pemberian antipiretik
 Nafsu makan kembali pulih
 Secara klinis tampak perbaikan
 Jumlah urin cukup
 minimal 2-3 hari setelah syok teratasi
 tidak tampak distress pernapasan yang
disebabkan efusi pleura/asites
 Trombosit >50.000/mm3

IDAI
Daftar pustaka
 Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Infeksi Virus
Dengue pada anak ( UKK Infeksi dan penyakit
tropis IDAI 2014)
 Handbook for clinical management of dengue WHO
2012

Anda mungkin juga menyukai