TUBERKULOSIS PARU
Pembimbing :
Disusun oleh :
Nama : Tn. J
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Bogor
Pendidikan : SMA
Anamnesis
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit
Sekarang
KU : Tampak TD 90/60
Sakit Ringan Kes: CM mmHg
Nadi :
RR 24x/menit
90x/menit
Status Generalis
• Kepala-Leher
Kepala : Normochepali
Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat (+/+),Sklera ikterik -/-
Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), sekret (-)
Telinga : dalam batas normal
Leher : Pembesaran KGB (-)
• Thorax
Paru
Inspeksi : Pergerakan napas simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Stem fremitus kanan = Stem fremitus kiri
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rhonki (+/+), Whezing (-/-)
• Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordisteraba di ICS V linea Midcl.Sinistra
Perkusi :
Batas atas : ICS III lineamidclavicula Sinistra
Batas kiri : ICS V lineamidclavicula Sinistra
Batas kanan : ICS V linea parasternal dextra
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler (+), bising jantung (-)
• Abdomen :
Inspeksi : Simetris (+), distensi (-)
Auskultasi : Peristaltik (+N), bising usus (-)
Palpasi : Soepel (+), nyeri tekan (-), hepar, lien, dan
renal tidak teraba
Perkusi : Timpani
• Extremitas :
Ekstremitas Atas : Oedem (-/-), pucat (-/-)
Ekstremitas Bawah: Oedem (-/-), pucat (-/-)
• Pemeriksaan Penunjang :
Darah Rutin
Photo Rontgen thoraks
Pemeriksaan BTA
No Jenis Pemeriksaan Hasil
1 Hemoglobin 8,7
2 Hematokrit 26
3 Eritrosit 3,3
4 Trombosit 384
5 Leukosit 17,5
6 MCV 79
7 MCH 26
8 MCHC 33
9 RDW 15,1
10 MPV 9,2
11 Eosinofil 0
12 Basofil 0
13 Neutrofil Batang 2
14 Neutrofil Segmen 82
15 Limfosit 9
16 Monosit 7
17 Waktu Perdarahan 3
18 Waktu Pembekuan 8
19 Natrium 131
20 Kalium 3,5
21 Klorida 93
22 Glukosa darah sewaktu 75
23 Ureum 17
24 Kreatinin 0,49
Hasil foto thorax
• Diagnosis Banding
1. TB paru
2. Pneumonia
• Diagnosis Kerja
1. TB Paru Kasus Baru
• Penatalaksanaan
1. OAT kategori 1, 4 FDC 1 x 3 tablet
2. Paracetamol 3 x 500mg
3. Curcuma tab 3x1
• Prognosis
Quo ad Vitam : Dubia ad malam
Quo ad Functionam : Dubia ad malam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
• M. tuberculosis
• M. Bovis, M. africanum, M.
Etiologi microti
TB merupakan satu dari 10 penyebab kematian dan penyebab utama agen infeksius. Di
tahun 2017, TB menyebabkan sekitar 1,3 juta kematian (rentang, 1,2-1,4 juta) di antara
orang dengan HIV negatif dan terdapat sekitar 300.000 kematian karena TB (rentang,
266.000-335.000) di antara orang dengan HIV positif. Diperkirakan terdapat 10 juta
kasus TB baru (rentang, 9-11 juta) setara dengan 133 kasus (rentang, 120-148) per
100.000 penduduk.
Berdasarkan hasil
pemeriksaan uji kepekaan Berdasarkan status Human
obat : Immunodeficiency Virus
Mono resistan (TB MR) (HIV) :
Poli resistan (TB PR) Pasien TB dengan HIV positif
Multi drug resistan (TB Pasien TB dengan HIV
MDR) negatif
Extensive drug resistan (TB Pasien TB dengan status HIV
XDR) tidak diketahui
Resistan Rifampisin (TB RR)
Kuman TB Masuk saluran nafas
Peradangan saluran
getah bening menuju
hilus
Gejala Respiratorik
• Batuk ≥ 2 minggu
• Batuk darah
• Sesak napas
• Nyeri dada
Gejala Sistemik
• Demam
• malaise
• keringat malam
• anoreksia
• berat badan menurun
Diagnosis
Anamnesis :
Gejala (batuk berdahak lebih dari 2 minggu
Sesak nafas
Badan lemas
Nafsu makan menurun
BB menurun
Malaise
Berkeringat pada malam hari
Demam
Pemeriksaan Fisik
Kelainan tergantung luas struktur paru
Ronkhi basah
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan sputum
Skin test (PPD, Mantoux)
Pemeriksaan histology
Biopsi jaringan paru
Analisa gas darah (AGD)
Pemeriksaan fungsi paru
Pemeriksaan Radiologi
foto toraks PA dengan atau
tanpa foto lateral
Foto thorax normal
Gambaran TB Paru Tenang : tampak bintik kalsifikasi
pada lapangan paru kiri dan kanan
Gambar Radiologi TB Milier : tampak bercak-bercak granuler
pada seluruh lapangan kedua paru
Gambaran radiologi dicurigai lesi TB lama aktif:
Gambaran bercak berawan pada kedua paru, kalsifikasi, garis fibrosis yang
menyebabkan retraksi hilus ke atas
Gambar TB Paru Aktif : tampak bercak berawan disertai kavitas pada kedua lapangan
paru
Gambar radiologi Posteroanterior dari pasien laki-laki berumur 65 tahun
dengan riwayat merorok lama, PPOK dan TB saat anak-anak. Pasien
mengeluhkan batuk yang sering, demam, dan berkeringat pada malam hari.
Gambaran CT-Scan pasien laki-laki 65 tahun dengan riwayat merokok lama, PPOK,
dan TB saat anak-anak.
Gambaran ini menujukkan adanya penebalan pada dinding, rongga bawah paru kiri
terlihat adanya udara, rongga mengecil, dan parenkim paru terlihat opak.
Gambaran radiologi posteroanterior pada pasien wanita 83 tahun dengan gejala batuk
yang sering, penurunan berat badan, dan lelah. Pasien mempunyai riwayat TB pada saat
kehamilan pertama. Gambar ini menunjukkan nodul paru yang luas, rongga paru-paru
kanan atas collaps sebagian. Kultur sputum menunjukkan positif TB.
Gambar radiologi angiography pada pasien dengan riwayat TB dengan gejala
hemoptisis masif.
Gambar ini menujukkan adanya aneurisma rasmussen dan emboli.
Gambar CT-Scan pada pasien postprimer TB yang diobati dengan hemoptisis
persisten.
Gambar ini menunjukkan terdapat masa di rongga paru-paru kanan atas dan
ada udara disekitarnya. (cressent sign)
Gambar CT-Scan pada pasien postprimary TB. Gambar ini
menjukkan tanda TB milier
Diagnosis Banding
1. Pneumonia
2. Abses paru
3. Kanker paru
4. Bronkiektasis
5. Pneumonia aspirasi
Tatalaksana
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif
(2-3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan
• Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
– INH
– Rifampisin
– Pirazinamid
– Streptomisin
– Etambutol
• Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)
– Kanamisin
– Amikasin
– Kuinolon
– Obat lain masih dalam penelitian yaitu makrolid dan amoksilin + asam klavulanat
– Beberapa obat berikut ini masih tersedia di Indonesia antara lain:
» Kapreomisin
» Sikloserin
» PAS (dulu tersedia)
» Derivat rifampisin dan INH
» Thiomides (ethionamide dan prothionamide)
a. TB paru (kasus baru), BTA positif atau pada foto
toraks: lesi luas Paduan obat yang dianjurkan :
2 RHZE / 4 RH atau 2 RHZE/ 6 HE atau 2 RHZE /
4R3H3
b. TB Paru (kasus baru), BTA negatif, pada foto
toraks: lesi minimal pamduan obat yang dianjurkan
: 2 RHZE / 4 RH atau 6 RHE atau 2 RHZE/
4R3H3.
Agrawal, Anjali. 2020. Postprimary Tuberculosis Lung Imaging. Indian Radiological and Imaging
Association.
DEPKES RI. 2014. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Halim Dan Budi Satria. 2017. Faktor yang berhubungan Dengan Kejadian TB Paru Di Puskesmas Sempor I
Kebumen.
Rasad, Sjahriar. 2015. Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Sarmen, R. D., FD, S. H., & Suyanto. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Pasien TB Paru Terhadap
Pengendalian TB di Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru. Jurnal Kesehatan diakses pada tanggal
16 Desember 2017.
Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG.