Anda di halaman 1dari 8

Mycobacterium Tuberculosis

Kuman golongan mycobacterium berbentuk batang yang agak sulit diwarnai, tetapi sekali berhasil diwarai, sulit untuk dihapus dengan zat asam. Disebut juga kuman batang tahan asam (BTA). Sifat tahan asam Mycobacterium adalah karena sifat dinding sel yang tebal yang terdiri dari lapisan lilin dan lemak yang terdiri dari asam lemak mikolat.

Collins, Jates, dan Granse membagi 5 varian untuk Mycobacterium tuberculosis untuk tujuan epidemiologi : - M. tuberculosis var. human (tbc manusia). - M. tuberculosis var. bovine (tbc lembu). - M. tuberculosis var. human Asian (tbc manusia Asian). - M. tuberculosis var. African (M. africanum, Afrika Barat). - M. tuberculosis var. African II (M. africanum, Afrika Timur). Habitat Mycobacterium tuberculosis biasanya terdapat pada manusia yang sakit tuberkulosis. Penularan terjadi melalui pernafasan.

Morfologi dan Fisiologi : a. Mikroskopik Pada jaringan kuman tuberkulosis berbentuk batang halus berukuran 3 x 0,5 um, dapat juga terlihat seperti berbiji biji. Pada perbenihan berbentuk kokoid dan berfilamen. Tidak berspora dan tidak bersimpai.

b. Sifat Pertumbuhan Pertumbuhan secara aerob obligat, energi didapat dari oksidasi senyawa karbon yang sederhana, pertumbuhan lambat, waktu pembelahan sekitar 20 jam, suhu pertumbuhan optimum 37 0C, pada perbenihan, pertumbuhan tampak setelah 2 3 minggu, koloni cembung, kering, kuning gading. c. Daya Tahan. Daya tahan kuman tuberkulosis lebih besar apabila dibandingkan dengan kuman lainnya karena sifat hidrofobik permukaan sel. Pada sputum kering yang melekat pada debu dapat tahan hidup 8 10 hari. Dengan pasteurisasi kuman tuberkulosis ini dapat dibunuh. d. Lemak (lipid). Mycobacterium mengandung banyak lemak, seperti lemak kompleks, asam lemak, dan lilin, lemak juga berpengaruh pada sifat tahan asam. Apabila lemak kuman tuberkulosis dihilangkan dengan eter, maka sifat tahan asam akan hilang. Patogenesis Infeksi terjadi biasanya melalui debu atau titik cairan (droplet) yang mengandung kuman tuberkulosis dan masuk ke jalan nafas. Penyakit timbul setelah kuman menetap dan berkembang biak dalam paru paru atau kgb regional. Perkembangan penyakit tergantung pada : banyaknya kuman yang masuk, daya tahan dan hipersensitivitas hospes. Ada 2 kelainan patologi yang terjadi : Tipe eksudatif Terdiri dari inflamasi yang akut dengan edema sel leukosit polimorfonuklear dan menyusul kemudian sel sel monosit yang mengelilingi basil tuberkulosis. Penyembuhan dapat terjadi secara sempurna sehingga seluruh eksudat diabsorpsi atau dapat berkembang menjadi nekrosis yang luas atau berubah menjadi tipe 2 (tipe produktif) Tipe produktif Apabila sudah matang prosesnya lesi ini berbentuk granuloma yang kronik, terdiri dari 3 zona : o Zona sentral dengan sel raksasa yang berinti banyak dan mengandung kuman tuberkulosis. o Zona tengah yang terdiri dari sel sel epiteloid yang tersusun radial. o Zona luar yang terdiri dari fibroblas, limfosit, dan monosit. o Lambat laun zona luar akan berubah menjadi fibrotik, dan zona sentral akan mengalami perkijauan. Kelainan seperti ini disebut tuberkel. Tuberkel yang berkiju dapat pecah ke dalam bronkus dan menjadi kaverna. Kesembuhan dapat terjadi melalui proses fibrosis atau perkapuran.

Perjalanan Kuman Tuberkulosis dalam Tubuh Dapat langsung melalui aliran limfe, aliran darah, bronkus, dan traktus digestivus. Pada mulanya kuman menjalar melalui saluran limfe ke KGB. Selanjutnya melalui duktus thoracicus masuk ke dalam aliran darah dan ke organ tubuh. Dapat pula langsung dari proses perkijauan masuk ke vena terus ke aliran darah atau proses perkijauan pecah ke bronkus, disebar ke seluruh paru atau tertelan ke traktus digestivus. Tes Tuberkulin Dosis tuberkulin biasanya dimulai dengan 1 TU, yang disuntikkan secara intrakutan sebanyak 0,1 mL. Reaksi tuberkulin akan negatif apabila orang belum pernah kontak dengan kuman Mycobacterium. Pada orang yang kena infeksi primer akan terlihat reaksi setelah 48 72 jam berupa kemerahan dan indurasi. Tes tuberkulin baru positif setelah infeksi 4 6 minggu dengan kuman Mycobacterium.

Diagnosis Laboratorium Diagnosis yang paling pasti dengan pemeriksaan mikrobiologi. Bahan spesimen dapat berupa dahak segar, cairan lambung, urine, cairan pleura, cairan otak, cairan sendi, bahan biopsi, dan lain lainnya. Pewarnaan Pada pewarnaan tahan asam akan terlihat kuman berwarna merah dengan latar belakang biru. Pewarnaan dengan Tan Thiam Hok (Kinyoun Gabbet) atau cara Ziehl Nielsen. Hasil positif, digunakan skala Bronkhorst : + : terdapat 10 kuman setelah pemeriksaaan 15 menit. ++ : terdapat sampai 20 kuman dalam 10 lapangan penglihatan. +++ : apabila terdapat sampai 60 kuman dalam 10 lapangan penglihatan. ++++ : apabila terdapat sampai 120 kuman dalam 10 lapangan penglihatan. +++++ : apabila terdapat lebih dari 120 kuman dalam 10 lapangan pengihatan.

Pembiakkan Adalah cara yang paling sensitif untuk mendiagnosa tuberkulosis terutama untuk dahak yang sedikit kumannya. Kuman tumbuh setelah 2 3 minggu dengan koloni timbul dari permukaan berwarna kuning susu atau cream. Untuk mengumpulkan sampel dahak Sikat gigi dan berkumur mulut (jangan gunakan obat kumur antiseptik). Ambil napas dalam-dalam. Tarik napas dalam-dalam lagi dan batuk keras sampai dahak muncul. Meludahkan dahak ke dalam cangkir sampel. Terus batuk dahak sampai cangkir diisi dengan penanda (sekitar satu sendok teh). Sekrup pada tutup cangkir dan mencuci dan mengeringkan di luar itu. Tulis nama dan tanggal pada label cangkir

Jika tidak dapat batuk berdahak, cobalah bernapas diuap air mendidih. Dahak harus datang dari jauh di dalam paru-paru untuk tes untuk menjadi akurat.

Tuberkulosis Dewasa
Definisi Penyakit yg disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis complex. Epidemiologi Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis. Kasus TB di Asia Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus TB di dunia, terdapat 182 kasus per 100.000 penduduk. Indonesia masih menempati urutan ke-3 di dunia utk jumlah kasus TB, setelah India dan Cina. Setiap tahun terdapat 250.000 kasus TB baru dan sekitar 140.000 kematian akibat TB. Pembunuh no.1 di antara penyakit menular. Penyebab kematian no.3, setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pd seluruh kalangan usia.

Faktor Risiko Golongan sosial ekonomi rendah Meningkatnya infeksi HIV/AIDS Kegagalan program TB Lingkungan padat penduduk Ruangan dgn ventilasi yg kurang Klasifikasi A. Tuberkulosis Paru 1) Berdasarkan patologis a) TB Primer - TB yg terjadi pd orang yg belum pernah terpajan/tersensitisasi. b) TB post primer / sekunder - Pola penyakit yg terjadi pd pejamu yg telah tersensitisasi 2) Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA) a) TB paru BTA (+) - Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA (+) - Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA (+) dan kelainan radiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif - Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA (+) dan biakan positif b) TB paru BTA (-) - Hasil pemeriksaan dahak 3 kali BTA (-), gambaran klinis dan kelainan radiologi menunjukkan tuberkulosis aktif - Hasil pemeriksaan dahak 3 kali BTA (-) dan biakan M.tuberculosis positif 3) Berdasarkan tipe pasien a) Kasus baru - Pasien yg belum pernah mengadapat pengobatan OAT, atau - Sudah pernah menelan OAT < 1 bulan b) Kasus kambuh (relaps) Pasien TB yg sebelumnya prnah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh / pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat dgn hasil pemeriksaan dahak BTA (+) / biakan positif. c) Kasus defaulted atau drop out Pasien yg telah mengalami pengobatan 1 bln dan tidak mengambil obat 2 bulan berturut-turut / lebih sebelum masa pengobatannya selesai.

d) Kasus gagal Pasien BTA (+) yg masih tetap positif atau kembali menjadi positif pd akhir bulan ke-5 / akhir pengobatan. e) Kasus kronik Pasien dgn hasil pemeriksaan BTA masih positif setelah selesai pengobatan ulang dengan pengobatan kategori 2 dgn pengawasan yg baik. f) Kasus bekas TB - Hasil pemeriksaan BTA (-) dan gambaran radiologi paru menunjukkan lesi TB yg tidak aktif, atau foto serial menunjukkan gambaran yg menetap. - Gambaran radiologi meragukan dan telah mendapat pengobatan OAT 2 bulan, serta pd foto toraks ulang tidak ada perubahan gambaran radiologi B. tuberculosis ekstraparu - Ringan TB kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kec.tulang belakang), sendi, dan kel.adrenal. - Berat Meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral, TB tulang belakang, TB usus, TB sal.kemih dan alat kelamin. Gejala Klinis 1) Gejala Respiratori - Batuk 2 minggu - Batuk darah - Sesak napas - Nyeri dada 2) Gejala Sistemik - Demam - Malaise, keringat malam, anoreksia, dan BB menurun 3) Gejala TB Ekstraparu Tergantung dari organ yg terlibat, misalnya: - Limfadenitis tuberkulosis pembesaran yg lambat dan tidak nyeri di KGB - Meningitis tuberkulosis akan terlihat gejala meningitis Pleuritis tuberkulosis pleuranya terdapat cairan sesak napas dan kadang nyeri pd sisi yg rongga

Pemeriksaan Fisik Kelainan paru pd umumnya terletak di daerah lobus superior terutama daerah apeks dan segmen posterior, serta daerah apeks lobus inferior. Suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma, dan mediastinum. Komplikasi Batuk darah Pneumotoraks Luluh paru Gagal napas Gagal jantung Efusi pleura Pencegahan Vaksinasi BCG, indikasi: Pd negara maju, ditujukan pd orang dgn tes tuberkulin (-) dan pd orang yg mempunyai risiko tinggi (perawat, pekerja sukarela). Pd negara berkembang, vaksinasi BCG hny efektif diberikan pd neonatus. Kemoprofilaksis Kemoprofilaksis Primer Diberikan utk membunuh kuman sebelum kuman mempunyai kemampuan bermutiplikasi dan menimbulkan penyakit. Diberikan kpd ibu dgn BTA (+), yakni dgn dosis 5 mg/kgBB, dpt diberikan selama 3 bulan sampai BTA pd dahak ibu tidak ditemukan lagi dan pd bayi dilanjutkan dgn vaksinasi BCG. Kemoprofilaksis Sekunder Utk mencegah progresivitas dari penyakit Anak-anak yg berumur < 5 tahun karena mempunyai risiko utk mendapatkan tuberkulosis miliar dan meningitis. Pasien yg tlh berumur 35 tahun dgn tes tuberkulin positif dan belum pernah divaksinasi BCG serta prnh berhubungan langsung dgn pasien tuberkulosis. Pasien yg baru saja mendapat tuberculin convertor, diberikan INH 5-10 mg/kgBB max 300mg selama 6 bulan dan rifampisin 10mg/kgBB

PERBEDAAN TB ANAK DAN DEWASA a. TB anak lokasinya pada setiap bagian paru, sedangkan pada dewasa di daerah apeks dan infra klavikuler b. Terjadi pembesaran kelenjar limfe regional sedangkan pada dewasa tanpa pembesaran kenlenjar limfe regional c. Penyembuhan dengan perkapuran sedangkan pada dewasa dengan fibrosis d. Lebih banyak terjadi penyebaran hematogen, pada dewasa jarang

Anda mungkin juga menyukai