0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
71 tayangan1 halaman
Pemeriksaan Troponin dan CKMB penting untuk menentukan iskemia otot jantung, meskipun diagnosis IMA dapat didasarkan pada anamnesis dan EKG. Pemberian ISDN membutuhkan monitoring hemodinamik karena efek vasodilatasi. Bila nyeri berlanjut setelah ISDN sublingual, berikan ISDN intravena atau morfin dan beta bloker. Keberhasilan terapi fibrinolitik dilihat dari berkurangnya nyeri dan perbaikan EKG, gag
Pemeriksaan Troponin dan CKMB penting untuk menentukan iskemia otot jantung, meskipun diagnosis IMA dapat didasarkan pada anamnesis dan EKG. Pemberian ISDN membutuhkan monitoring hemodinamik karena efek vasodilatasi. Bila nyeri berlanjut setelah ISDN sublingual, berikan ISDN intravena atau morfin dan beta bloker. Keberhasilan terapi fibrinolitik dilihat dari berkurangnya nyeri dan perbaikan EKG, gag
Pemeriksaan Troponin dan CKMB penting untuk menentukan iskemia otot jantung, meskipun diagnosis IMA dapat didasarkan pada anamnesis dan EKG. Pemberian ISDN membutuhkan monitoring hemodinamik karena efek vasodilatasi. Bila nyeri berlanjut setelah ISDN sublingual, berikan ISDN intravena atau morfin dan beta bloker. Keberhasilan terapi fibrinolitik dilihat dari berkurangnya nyeri dan perbaikan EKG, gag
1. Apakah pemeriksaan Troponin & CKMB merupakan pemeriksaan rutin yang harus dilakukan?
Dan apa yang merupakan gold standard IMA?
Jawab: pemeriksaan Troponin maupun CKMB merupakan pemeriksaan yang penting untuk menentukan apakah telah terjadi iskemia pada otot jantung atau tidak. Namun bila dari anamnesis dan EKG sudah jelas terbukti pasien menderita infark miokard akut maka penatalaksanaan tidak perlu ditunda sampai menunggu hasil biomarker tersebut keluar. Pasien dapat langsung ditatalaksana sesuai tatalaksana IMA bila dari anamnesis didapatkan angina tipikal, yaitu nyeri dada, yang seperti ditimpa beban berat, nyeri berlangsung lebih dari 20 menit, tidak berkurang dengan istirahat, disertai mual, muntah, keringat dingin serta gambaran EKG berupa ST elevasi. Idealnya gold standard biomarkernya adalah troponin. 2. Saat pemberian ISDN, perlukah monitoring hemodinamik? Jawab: Ya, perlu monitoring hemodinamik karena ISDN bersifat vasodilator maka terapi ISDN harus dihindari pada pasien dengan tekanan darah sistolik < 90 mmHg atau pasien yang dicurigai infark ventrikel kanan dengan ciri-ciri infark inferior pada EKG, JVP meningkat dan hipotensi serta pada pasien yang menggunakan phosphodiesterase-5 inhibitor, sildenafil dalam 24 jam. Bila hal tersebut terjadi, maka pemberian ISDN harus distop dan diganti dengan terapi lain seperti pemberian morfin maupun golongan beta blocker. 3. Apa yang harus dilakukan bila pasien tetap mengeluh nyeri setelah pemberian ISDN sublingual? Jawab: saat pasien mengeluhkan nyeri walaupun sudah diberikan ISDN sublingual, maka berikan ISDN intravena dengan dosis 5-25 ug/menit. Bila pasien masih mengeluhkan nyeri dapat diberikan morfin 2-4 mg intravena dengan interval 5-15 menit dengan dosis total 20 ug. Bila pasien masih mengeluhkan nyeri dada dapat diberikan beta blocker misalnya metoprolol 5 mg bolus intravena selanjutnya diteruskan per oral 50 mg tiap 6 jam dan seterusnnya 100 mg/ 12 jam selama 2 hari. 4. Jika pada pasien dilakukan terapi fibrinolitik, apa yang menandakan bahwa terapi tersebut berhasil atau gagal? Jawab : indikasi keberhasilan berupa berkurangnya rasa nyeri dada, perubahan EKG berupa kembalinya elevasi segmen ST ke garis isoelektrik atau menurunnya elevasi ST >50% setelah 90 menit setelah dimulainya terapi fibrinolitik. Gagal : terdapat ketidakstabilan hemodinamik/elektrolit, perburukan iskemia, atau nyeri dada persisten.