Tujuan: Menegakkan diagnosis kasus dan memberikan terapi sesuai kompetensi serta
melakukan rujukan yang tepat
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
Bahasan: pustaka
Cara Diskusi Presentasi dan e-mail Pos
Membahas: diskusi
Riwayat Kesehatan/Penyakit:
Riwayat hipertensi, DM, alergi, dan asma disangkal.
Riwayat Keluarga:
1
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN
2
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN
Secondary Survey
A. Keadaan umum : Sakit sedang
B. Kesadaran : Tidak ada trauma kapitis, GCS 15 ( E4M5V6)
C. Keadaan gizi : Gizi cukup
D. Tanda-tanda vital : 1. Tekanan darah : 120/70 mmHg
2. Nadi : 85x/ menit
3. Suhu : 36,7o
4. Pernapasan : 22x / menit
E. Status generalis
1. Kepala : normocephali, tidak ditemukan adanya jejas
2. Mata : tidak ada hematoma,konjungtiva anemis (-/-), sclera
ikterik (-/-), pupil isokor, ukuran 3mm/3mm, refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya
tidak langsung (+/+)
3. Maksilofasial :
- Inspeksi : Tidak ada deformitas dan fraktur
- Palpasi : Tidak ada krepitus
4. THT : normotia, septum deviasi (-/-), sekret (-/-),tonsil T1-T1 tenang
5. Mulut : oral hygene baik
3
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN
6. Leher :
- Inspeksi : Tidak tampak adanya jejas, deformitas,dan hematom
- Palpasi : KGB dan Tiroid tidak teraba massa, emfisema subkutan(-),nyeri
tekan (-)
7. Thorax :
- Inspeksi : datar, simetris,gerak napas kanan dan kiri simetris, retraksi sela iga
(-/-), iktus kordis tidak tampak
- Palpasi : Vocal fremitus simetris kiri dan kanan, iktus kordis teraba
- Perkusi : kiri dan kanan sonor, batas jantung normal
- Auskultasi : Paru : suara napas vesikuler kiri dan kanan, rhonki (-/-), wheezing
(-/-)
Jantung : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
8. Abdomen :
- Inspeksi : rata, bekas operasi (-), dilatasi vena (-), tidak tampak adanya jejas
- Auskultasi : bising usus (+),
- Palpasi : supel, nyeri tekan dinding perut kuadran kanan bawah (+), defens muscular
(-), Hepar : tidak teraba membesar, lien : tidak teraba membesar, ginjal : balontement (-/-)
- Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
9. Kolumna Vertebralis
- Inspeksi : Tidak tampak adanya deformitas dan jejas
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
10. Ekstremitas
- Atas : Akral hangat +/+, udem -/-, deformitas -/-, CRT < 2detik
- Bawah: Akral hangat +/+, udem -/-, deformitas -/- CRT < 2 detik.
4
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN
FOTO KLINIS
Kesan: Tampak metal density (anak panah) pada soft tissue dan 1/3 distal os humerus
dextra dengan kedalaman penetrasi ± 8,5 cm dari permukaan kulit.
3. Assessment
Definisi
Luka trauma tajam disebabkan oleh luka iris atau tusuk pada kulit dengan alat
5
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN
yang tajam, seperti pisau, pecahan kaca, dll. Tiga tipe luka trauma tajam, yaitu luka iris,
luka tusuk, dan luka bacok. Luka yang disebabkan oleh anak panah termasuk ke dalam
pembagian luka tusuk. 1
Di Indonesia masih banyak kejadian luka anak panah, namun tidak terdapat
referensi yang pasti angka kejadian luka anak panah ini. Salah satu kota di Indonesia yang
masih sering menggunakan senjata anak panah dalam pertikaian adalah kota Makassar.
Berbagai motif mendasari kejadian luka anak panah ini, beberapa diantaranya korban
dipanah dalam pertempuran antardaerah atau antar wilayah, dan ada juga korban yang
dipanah oleh sekelompok orang yang tidak dikenal.
Panah yang modern digunakan saat ini, yaitu menggunakan busur tangan
(handbows atau crossbow) yang lebih sering digunakan sebagai sarana olahraga atau
berburu. Busur tangan terdiri atas dua macam yaitu busur traditional dan compound bow.
Busur akan sangat berpengaruh terhadap penetrasi dari anak pana. Faktor-faktor yang
mempengaruhi, anatara lain kapasitas energi simpanan dari busur, panjang dan berat anak
panah, ujung panah, tali busur, teknik melepas anak panah dari busur, keahlian pemanah,
jarak target dan yang paling penting adalah bentuk dari kepala anak panah dan
ketajamannya.2
Anak panah termasuk ke dalam proyektil kecepatan rendah, dan dari dekat dapat
menyebabkan trauma tembus yang mirip dengan pistol bertenaga rendah. Anak panah
terdiri dari ujung logam yang tajam dan berduri, dipasang pada poros kayu untuk
mendorongnya dari busur. Biasanya, racun dibubuhkan pada bagian logam untuk
melumpuhkan mangsa, dan duri menjaga agar racun ini tetap berada di dalam jaringan
setelah penetrasi. Luka yang diakibatkan anak panah berkisar dari jaringan lunak yang
non-fatal sampai mengenai organ-organ vital dan mengancam jiwa.3
Penanganan luka anak panah tergantung pada lokasi tertancapnya anak panah.
Sebuah luka anak panah yang tertancap dalam pada dada atau perut membutuhkan
penanganan yang cepat, terutama jika arteri atau vena telah terpotong oleh kepala panah
yang tajam. Jika memungkinkan, lakukan bebat tekan (fiksasi) pada luka atau pada
pembuluh darah yang rusak.4
Patogenesis
Luka tusuk terjadi akibat persentuhan dengan benda yang berujung runcing,
kebanyakan kasus pembunuhan atau penganiayaan menggunakan senjata ini. Pada luka
6
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN
tusuk kedalaman luka akan lebih panjang dibandingkan dengan panjang dari luka yang
ada di kulit. Ujungnya seringkali memiliki sudut yang runcing tanpa adanya abrasi atau
memar disekitar luka. Dibutuhkan sebuah kekuatan dalam menusuk untuk menembus
kulit, semakin lancip maka semakin mudah akan menembus. Saat ujung senjata tajam
sudah menembus kulit, maka bagian lainnya akan mengiris atau masuk bagian tubuh
dengan mudah. Selama tidak bersentuhan dengan tulang. 5
Luka Tusuk
Panah merah merupakan sisi
tumpul dari senjata tajam
dan panah biru merupakan
sisi lancip.
Garis Langer juga dapat mempengaruhi bentuk luka. Garis Langer adalah pola dari
serat elastis dalam lapisan dermis kulit, yang kira-kira sama antara individu satu dan yang
lainya individu. Ahli bedah plastik memanfaatkan dari pola serat ini untuk menghilangkan
bekas luka. Jika seseorang ditusuk di garis ini , yaitu tegak lurus dengan serat , serat akan
memisahkan tepi luka, menciptakan luka yang terbuka . Luka tusukan yang sejajar dengan
garis Langer akan menghasilkan luka seperti celah sempit. Antara dua ekstrem luka
miring. 5
7
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN
Kepala panah yang biasanya terbuat dari batu atau tulang, ujungnya dibentuk
menjadi segitiga. Ujungnya harus tajam agar dapat memotong kulit dan harus cukup
kokoh untuk menembus pakaian. Panah sering di lepaskan dengan kecepatan yang cukup
sehingga dapat menembus tulang, meskipun perforasi tulang kranium jarang terjadi.6
Poros panah biasanya terbuat dari ‘dogwood’ yang dilapisi kulit kayu, lalu direndam
dan diputar untuk memastikan poros tetap lurus saat berotasi. Poros harus cukup panjang
untuk menstabilkan terbangnya panah, tapi bila terlalu panjang juga bisa menyebabkan
getaran saat melayang.6
Akhir dari poros distabilkan dengan bulu. Pemilihan bulu didasarkan pada beratnya
kepala panah. Semakin besar dan berat kepala panah, maka semakin besar pula bulu yang
diperlukan untuk menyeimbangkan. Fungsi lain dari bulu adalah untuk mempengaruhi
putaran panah. Putaran panah yang baik akan membuat panah terbang lebih jauh.6
8
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN
luka tergantung pada kepala panah (ujung kerucut).6 Dua tipe kepala anak panah yang
paling umum ditemukan, yaitu bulat runcing dan berbentuk segitiga runcing yang
memberikan gambaran luka yang berbeda. Bentuk luka seperti luka yang diakibatkan
peluru senjata terdapat pada luka yang diakibatkan anak panah dengan kepala bulat
runcing akibat defek luka yang berbentuk celah elips yang berpotensi mirip dengan luka
tembak masuk akibat senjata api. Penemuan dari proyektil senjata api, fragmen dan bubuk
residu akan membantu membedakannya. Untuk anak panah dengan kepala yang
berbentuk gepeng akan memberikan gambaran luka masuk yang biasanya akan sangat
khas untuk tipe senjata anak panah yaitu luka masuk yang berbentuk luka tusuk yang
memiliki pola luka yang menyebar mengikuti jumlah pisau pada kepala anak panah.2
Anak panah akan menghasilkan luka masuk yang melingkar pada kulit, serupa
dengan luka tembak. Umumnya, kepala panah memiliki dua sampai lima tepi tajam
seperti pisau sehingga menghasilkan luka yang saling menyilang atau berbentuk seperti X
pada anak panah dengan empat tepi tajam.8
Gambar 2. Lesi pada kulit akibat ujung panah yang memiliki tiga mata tajam (a-c) dan
luka masuk yang melingkar (d-f).2
Semakin besar massa anak panah, maka kecepatan dari anak panah akan semakin
melambat. Bila kecepatan anak panah cukup tinggi, maka bias didapatkan kelainan pada
tulang berupa fraktur. Anak panah akan memotong jaringan yang dilewatinya. Perdarahan
dapat terjadi bila anak panah menginsisi pembuluh darah yang besar atau organ seperti
jantung. Jaringan di sekitar luka akibat anak panah relative tidak berdarah, kecuali jika
tekanan darah turun secara cepat akibat penetrasi anak panah pada jantung atau aorta
sebagai target dari pemanah. 5
9
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN
Gambar 3. Sebuah anak panah yang menancap di linea mid clavicularis interkosta 6-7.10
Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi akibat anak panah, yaitu sepsis, Acute
Respiratory Distress Syndrome (ARDS), penyembuhan luka yang lama, sindrom nyeri
kronik, cacat permanen, kontraktur, dll.10
10
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN
serak. Ahli bedah yang akan menentukan protokol pengobatan korban anak panah sesuai
dengan pengalaman dan fasilitas yang tersedia. Apabila mengenai tulang, konsultasi
dilakukan kepada Dokter Ahli Bedah Ortopedi. Terapi medikamentosa dilakukan sesuai
protokol pengobatan pada trauma secara umum11
Plan
Diagnosis: Vulnus Ictum Regio Distal Humerus Dextra + Corpus Alienum (Anak
Panah)
11
BORANG PORTOFOLIO KEGAWATDARURATAN
Terapi:
Bersihkan dan rawat sekitar luka
Fiksasi Corpus Alienum (anak panah) dengan kasa dan plester luka
IVFD RL 20 tpm
Inj. Cefoperazone 1 gram /12 jam/ IV (Skin Test)
Inj. Dexketoprofen 50 mg /8 jam/ IV
Inj. Ranitidin 50 mg /12 jam / IV
Inj. Tetanus Toxoid 0,5 mL/ IM
Cek DR, CT/BT, HbsAg, Screening dan Tes Rapid Covid-19
Konsultasi: Konsul Dokter Spesialis Ortopedi: Rencana Cito Operasi Ekstraksi Corpus
Alienum (Anak Panah).
Rujukan: Pada kasus ini, fasilitas ruang perawatan, dokter spesialis bedah ortopedi, dan
fasilitas pemeriksaan penunjang tersedia, sehingga tidak perlu dilakukan rujukan.
Kontrol: Pantau tanda-tanda vital dan tanda-tanda perdarahan.
Prognosis: Ad vitam: bonam
Ad sanationam: dubia ad bonam
Ad functionam: dubia ad bonam
Peserta, Pendamping,
12