PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anterior iskemik optik neuropathy adalah merupakan
neuropathy optik akut yang paling umum dijumpai pada pasien
berumur diatas usia 50 tahun, yang mencerminkan kerusakan optic
nerve head karna proses iskemik. Pasien mengeluhkan terjadinya
penurunan penglihatan secara mendadak dan gangguan lapang
pandang. Pada pemeriksaan fisik relative pupil afferent defect
dijumpai, oedem optic nerve (gambaran difus atau segmental atau
gambaran hiperemik atau pucat dapat dijumpai serta perdarahan peri
papilar) 1,2,3
Berdasarkan literatur yang ada insiden kejadian anterior
istemik optik neuropathy di AS 8000 penderita per tahun.4
Secara umum penyebab utama anterion iskemik neuropathy
karna proses inflamasi atau non inflamasi berdasarkan hal ini anterior
iskemik neuropathy di klasifikasikan menjadi arteritik anterior iskemik
optik neuropathy dan non- arteritik anterior iskemik neuropati.3
Prognosa penderita arteri iskemik optik neuropathy sangat
buruk karna menyebabkan kerusakan penglihatan secara permanen,
bahkan kebutaan, pada stadium lanjut dapat melibatkan mata
sebelahnya dan beberapa kasus kadang terjadi proses kekambuhan.1,2,3
1.2 Tujuan Penulisan
Untuk mempelajari penyakit anterior iskemik optik neuropati (AION).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
2.1
Definisi
Optik neuropati adalah keadaan dimana terjadi penurunan daya
penglihatan dan defek lapang pandang yang disertai pembengakakan
diskus optikus yang menjadi pucat dan kadang terdapat perdarahan pada
lapisan neuroretinal dan juga terdapat eksudat. Kehilangan penglihatan
biasanya terjadi secara mendadak dan menetap, mungkin dapat membaik
pada beberapa minggu atau bulan setelah onset. Anterior Iskemik Optik
Neuropati (AION) adalah penyebab utama akut optik neuropati pada
penderita usia lanjut..
2.2
Klasifikasi
Neuropati optik iskemik anterior (NOIA) dapat diklasifikasikan
menjadi neuropati optik iskemik anterior arteritis (NOIAA) dan neuropati
optik iskemik anterior non-arteritis (NOIANA).4 Kebanyakan kasus
NOIAA disebabkan oleh arteritis sel raksasa (giant cell arteritis),
sedangkan kasus NOIANA disebabkan penyebab lain selain arteritis sel
raksasa.6
Neuropati optik iskemik anterior berhubungan dengan arteritis sel
raksasa.4,7 Neuropati optik iskemik anterior biasanya terjadi dalam
beberapa minggu pertama dari onset awal dan jarang terjadi setelah 9
bulan arteritis sel raksasa menghilang. Arteritis sel raksasa merupakan
vaskulitis idiopatik yang umumnya menyerang pasien usia lanjut.
Vaskulitis ini biasanya menyerang arteri berukuran sedang dan besar,
terutama arteri temporalis superfisialis, arteri oftalmika, arteri siliaris
posterior, dan arteri di bagian proksimal vertebra. Derajat keparahan dan
luas keterlibatan berkaitan dengan kualitas jaringan elastin pada tunika
media dan adventitia arteri (Gambar 2.1). Oleh karena itu, arteri
intrakranial yang memiliki sedikit jaringan elastis umumnya terkena. 8
2
Gambar 2.1 Arteritis sel raksasa (giant cell arteritis). Kiri: arteri temporal yang tampak
berkelok-kelok; tengah: gambaran histologis menunjukkan distrupsi lamina elastis
internal, proliferasi tunika intima, dan beberapa sel raksasa; kanan: penampakan klinis
arteritis sel raksasa pasca biopsi arteri temporalis superfisialis.8
2.3 Epidemiologi
Berbagai
prosedur
pembedahan
yang
dapat
2.5 Patofisiologi
Berdasarkan suplai pembuluh darah, nervus optikus dibagi menjadi
2 daerah, yaitu bagian anterior nervus optikus yang terutama diperdarahi
oleh sirkulasi arteri siliaris posterior dan sisa nervus optikus diperdarahi
oleh berbagai arteri (Gambar 2.2). Kasus NOIA disebabkan oleh jejas
iskemik pada sirkulasi arteri siliaris posterior, sedangkan kasus NOIP
terjadi akibat jejas iskemik pada segmen posterior nervus optikus yang
tidak diperdarahi oleh arteri siliaris posterior.6
Gambar 2.2 Gambaran skematik pembuluh darah yang memperdarahi nervus optikus. (A
= araknoid; C = koroid; CRA = arteri retina sentral; Col. Br. = cabang-cabang kolateral;
CRV = vena retina sentral; D = duramater; LC = lamina
kribrosa; ON = nervus optikus; P = piamater; PCA = arteri siliaris posterior; PR = regio
prelaminer; R = retina, S = sklera; SAS = ruang subaraknoid)6
atau
non-perfusi
diskus
optikus
transien
ini
iskemik
dan
penyakit
jantung
lainnya,
hyperlipidemia,
arteri
lainnya
dapat
menyebabkan
dissecting
aneurysms,
inkompetensi aorta, infark miokard, stroke batang otak, dan gagal ginjal.
Arteritis sel raksasa tanpa gejala sistemik yang jelas (occult arteritis)
terjadi pada hingga 20% pasien neuropati optik iskemik anterior arteritis.4,7,8
Manifestasi awal arteritis ini adalah kebutaan unilateral.8
Gambaran klinis NOIAA berupa hilangnya penglihatan uniokuler,
tiba-tiba, dan profound yang disertai dengan nyeri periokuler dan didahului
oleh pandangan gelap dan kilatan cahaya. 8 Hilangnya penglihatan dan
kesuraman (dimming) nervus optikus pada NOIAA terjadi selama
beberapa minggu. Hilangnya penghilatan umumnya berat (tajam
penglihatan < 20/200 pada lebih dari 60% pasien). 4 Dari suatu penelitian
yang melibatkan 123 pasien NOIAA, tajam penglihatan 20/40 atau lebih
pada onset awal sekitar 21%, 20/50-20/100 pada 17% pasien, 20/100hanya dapat menghitung jari pada 24% pasien, dan hanya dapat melihat
lambaian tangan hingga tidak ada persepsi sinar pada 38% pasiem.6
Selama stadium akut NOIAA, diskus optikus tampak pucat dan
edema yang dikelilingi oleh serpihan perdarahan kecil.8 Edema diskus
optik pada NOIAA umumnya lebih pucat dibandingkan dengan
NOIANA.4 Sekitar 69% pasien NOIANA menunjukkan edema diskus
optikus berwarna putih kapur.6 Dalam 1-2 bulan, edema akan menghilang
dan keseluruhan diskus optikus atropik.8 Diskus optik menunjukkan
cupping yang sulit dibedakan dengan neuropati optik glaukomatosa,
kecuali adanya pucat di pinggir diskus.6
12
1/3
pasien
NOIAA mengalami
amaurosis
fugaks. 6
Manifestasi okuler arteritis sel raksasa lainnya adalah oklusi arteri retina
sentral, retinal cotton-wool spots, oklusi arteri oftalmika, iskemia okuler
difus, kebutaan kortikal, dan kelumpuhan saraf ekstraokuler.7,8 Pasien juga
dapat mengalami gejala dan tanda klinis lain, seperti diplopia,
oftalmoplegia, halusinosis, uveitis, dan hipotonus.1,6 Kasus NOIAA dapat
dijumpai bersamaan dengan NOIP bila terjadi iskemik retrobulbar.8
Gambar 2.4 A. Penampakan diskus optik pada NOIANA: edema segmental dengan
superimposed pallor dan flame hemorrhages ringan; B. Penampakan diskus optik pada
NOIAA: pallor tampak menonjol, pada kasus ini, iskemia koroid peripapiler
menyebabkan pembengkakan yang pucat pada koroid dan deep retina peripapiler (tanda
panah) yang berlanjut hingga tepi diskus-retina.4
Neuropati
optik
iskemik
anterior
non-arteritis
berkaitan
dengan
Diskus optikus biasanya mengalami atropi dalam 4-8 minggu. Bila edema
diskus optikus menetap, perlu dipikirkan diagnosis lainnya. Risiko keterlibatan
mata kontralateral dalam 5 tahun sekitar 14,7%. Keterlibatan klinis mata
kontralateral akan menghasilkan gambaran klinis sindrom pseudo-Foster Kennedy
di mana diskus optikus pada mata yang terkena sebelumnya atrofi dan diskus
optikus pada mata yang saat ini terkena edema. Kedua mata menunjukkan
hilangnya lapang pandang sesuai dengan karakteristik NOIAA. Hal ini berbeda
dengan sindrom Foster Kennedy yang disebabkan oleh massa intracranial di mana
salah satu diskus optikus atrofi akibat efek tekanan massa jangka panjang,
sedangkan diskus optikus lainnya edema akibat peningkatan tekanan intrakranial.
Pada sindrom Foster Kennedy, mara dengan diskus optikus edema umumnya tidak
mengalami hilangnya lapang panjang selain membesarnya bintik buta.4
Gambar 2.5 Diskus optikus pada sindrom Foster Kennedy tampak edema dan hiperemus dengan
fungsi penglihatan normal serta diskus kontralateral tidak menunjukkan pola altitudinal atrofi
diskus.4
15
Gambar 2.6 Gambaran funduskopi pada kedua mata wanita 51 tahun diabetes yang mengalami
NOIANA, pertama pada mata kanan (a,b) dan 8 bulan kemudian pada mata kiri (c,d). (a,c), Edema
diskus optikus dengan telangektasis pembuluh darah di diskus optikus, pungtat perdarahan
peripapiler multipel; (b,d) Tidak dijumpai edema, pembuluh darah abnormal pada diskus optikus
dan perdarahan retina peripapiler pada stadium resolusi6
Tabel 2.1 Perbedaan Neuropati Optik Iskemik Arteritis dan Neuropati Optik
Iskemik Non-arteritis4
Karakteristik
Neuropati Optik Iskemik Neuropati Optik Iskemik
Arteritis
Non-arteritis
Umur (rata-rata)
70 tahun
60 tahun
Jenis Kelamin
Perempuan > laki-laki
Perempuan = laki-laki
Gejala terkait
Sakit kepala, nyeri tekan Biasanya tidak ada
scalp,
klaudikasio
rahang,
hilangnya
penglihatan transien
Tajam penglihatan
< 20/200 pada > 60% > 20/200 pada > 60%
Fundus/diskus
kasus
kasus
Edema diskus pucat
Edema diskus hiperemis
Cup normal
Cup kecil
Laju endap darah (rata- Cotton-wool spots
rata)
70 mm/jam
20-40 mm/jam
Protein C-reaktif
Meningkat
Normal
Angiografi fluorescens
Disc and choroid delay
Disc delay
Perjalanan klinis
Jarang memburuk
31% memburuk
16
Pengobatan
Tabel 2.2 Distribusi dan Gambaran Klinis Neuropati Optik pada Pasien Usia
Lanjut3
17
Tabel 2.3 Perbedaan Neuropati Optik Iskemik Non-arteritis dan Neuritis Optik
Karakteristik
Neuropati Optik Iskemik Neuritis Optik
Non-arteritis
Umur
> 50 tahun
< 40 tahun
Nyeri
Umumnya tidak ada
Dengan pergerakan mata
92%
Pupil
Defek refleks pupil aferen Defek refleks pupil aferen
(+)
(+)
Defek lapang pandang Altitudinal
Sentral
Diskus optik
Edema (100%); dapat Edema (33%); hiperemis
pucat
Perdarahan retina
Umum terjadi
Umumnya tidak ada
Angiografi fluorescens Delayed disc filling
No delayed disc filling
MRI
Tidak ada penyangatan Dijumpai
adanya
(enhancement)
nervus penyangatan
optikus
(enhancement)
nervus
optikus
2.8 Diagnosis
Diagnosis NOIAA ditegakkan berdasarkan bukti adanya NOIA, nilai laju
endap darah (LED) dan protein C-reaktif (CRP) yang tinggi pada pasien usia
lanjut dengan atau tanpa gejala sistemik atau fokal. 4 Laju endap darah pada
arteritis sel raksasa sering kali sangat tinggi (lebih dari 60 mm/jam). Dalam
menginterpretasikan laju endap darah pada kasus arteritis sel raksasa, harus
ditekankan bahwa LED 40 mm/jam normal pada pasien usia lanjut. 8 Nilai LED
sendiri sangat tidak sensitif atau spesifik. Ketika dikombinasikan dengan
peningkatan kadar platelet, LED menjadi prediktor arteritis sel raksasa yang lebih
baik, namun peningkatan hanya marginal. 1 Protein C-reaktif meningkat dengan
kadar yang bervariasi dan dianjurkan diperiksa pada kasus di mana hasil LED
dianggap meragukan.8 Trombositosis meningkatan nilai prediktif kenaikan nilai
CRP.1
Peningkatan LED dan CRP memiliki spesifisitas yang sangat tinggi
mencapai 97% dalam deteksi arteritis sel raksasa.3 Walaupun demikian, kadar
LED dan CRP pada beberapa kasus dapat normal. 4,7 Sekitar 20% pasien arteritis
sel raksasa memiliki nilai laju endap darah normal. Pada beberapa kasus arteritis
sel raksasa yang terbukti melalui biopsi, pasien memiliki laju endap darah < 30
mm/jam.8
18
19
Gambar 2.7 Angiografi fluorescens menunjukkan penundaan pengisian koroidal dan bercak
pengisian koroidal pada pasien arteritis sel raksasa.1
20
Gambar 2.8Defek lapang pandang pada kasus NOIANA yang diamati dengan perimeter
Goldmann (target I-2e, I-4e, dan V-4e) (a). Defek lapang pandang altitudinal inferior pada I-2e dan
defek lapang pandang nasal inferior pada I-4e dan V-4e; (b) Defek lapang pandang altitudinal
inferior absolut pada I-2e, I-4e, dan V-4e. Tajam penglihatan pada kedua mata 20/206
Gambar 2.9 Kiri: Angiografi fluorescens menunjukkan tidak ada pengisian bagian temporal
koroid peripapiler (tanda panah atas) dan diskus optikus di dekatnya dan zona watershed koroid
(tanda panah bawah) ;Kanan: Angiografi fluorescens pada mata kanan pasien NOIANA
menunjukkan lokasi zona watershed (tanda panah, WSZ, pita hitam vertikal) terkait diskus
optikus. Zona watershed melalui bagian temporal diskus optikus dan korois peripapiler temporal
di sekitarnya 6
21
22
Literatur
lain
merekomendasikan
pemberian
injeksi
intravena
23
tidak
memberikan
manfaat
sehingga
pembedahan
tidak
24
Tabel 2.3 Modalitas agen teraupeutik yang digunakan dalam terapi atau profilaksis
NOIANA1
Agen
Terapi Fase Akut
Aspirin
Difenilhidantoin
Levodopa
Analisis
Kesimpulan
Retrospektif
Retrospektif
Retrospektif
Brimonidin
Retrospektif
Kortikosteroid
Retrospektif
Optic
nerve
sheath
decompression
Oksigen hiperbarik
Prospektif
Profilaksis
Aspirin
Prospektif
Retrospektif
2.10 Prognosis
Prognosis NOIAA sangat buruk karena hilangnya penglihatan biasanya
permanan. Meskipun awalnya mata yang sakit dapat membaik dan jarang
dijumpai keterlibatan bilateral simultan, perbaikan pada kasus NOIAA umumnya
tidak signifikan.4,8 Sekitar 65% pasien yang tidak diterapi menjadi buta total
dalam waktu beberapa minggu. Walaupun demikian, administrasi steroid sistemik
yang tepat dapat memberikan perbaikan parsial.8
Penyakit serebrovaskuler terjadi pada 3-4% pasien arteritis sel raksasa
bersamaan dengan NOIAA. Gambaran histopatologi menunjukkan penyebab
25
utama adalah vaskulitis pada bagian ekstradural arteri karotis dan vertebralis;
vaskulitis intrakranial jarang dijumpai.1
Risiko keterlibatan nervus optikus kontralateral atau rekuran pada kasus
withdrawal kortikosteroid dilaporkan mencapai 7%. Oleh karena itu, tappering off
kortikosteroid harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati. Gejala rekuren harus
direevaluasi secara tepat untuk memantau perjalanan klinis penyakit.4
Prognosis NOIANA lebih baik daripada NOIAA.8 Kasus NOIANA yang
tidak ditangani umumnya tetap stabil setelah mencapai titik terendah fungsi
penglihatan. Pada kebanyakan pasien, tidak dijumpai hilangnya penglihatan lebih
lanjut.4,8 Hanya sedikit pasien yang mengalami hilangnya penglihatan progresif
setelah 6 minggu.8 Perbaikan tajam penglihatan spontan jarang dijumpai, tapi data
dari Ischemic Optic Neuropathy Decompression Trial (IONDT) menunjukkan
bahwa perbaikan tajam penglihatan hingga 3 baris kartu Snellen di atasnya
dilaporkan pada 31% pasien setelah 2 tahun onset penyakit. 4,8 Seiring dengan
resolusi fase akut, diskus biasanya pucat tanpa disertau dengan glaucomatous
cupping.8
Episode rekuren hilangnya penglihatan pada mata yang sama setelah 3
bulan jarang dijumpai pada kasus NOIANA (6,4%) dan kebanyakan terjadi pada
pasien usia muda.1,4,7 Sepertiga pasien mengalami NOIAA pada mata kontralateral
dalam beberapa bulan atau tahun.8 Tidak sepertinya NOIAA, kasus NOIANA
bilateral jarang dijumpai; hanya terjadi pada kurang dari 20% kasus.1
26
BAB III
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
1. American Academy Of Ophthalmology, Basic and Clinical Science
Course, Neuro Ophthalmolgy, Section 5, 2008-2009.
2. Vaughan & Asburys, General Ophthalmology, Seventeenth Edition,
Chapter 14, Lange Medical books, New York, 2008, p259-272.
3. Sihota R, Tandon R, Parsons Dissease of the Eye, Twentieth Edition,
Elsevier, New Dwlhi, 2007, p 335-7.
4. Anterior
Ischemia
Optic
Neuropathy,
available
28
at
http;//en