PADA ANAK
Pembimbing:
drg. Nurhaerani, Sp. KGA, PhD
Disusun Oleh:
Naulia Kusuma Wardani
• Parotitis dapat ditemukan di seluruh dunia dan dapat menyerang jenis kelamin
perempuan dan laki-laki secara seimbang.
• Parotitis menyerang anak berumur antara 5–10 tahun, 85% ditemukan pada
anak-anak yang berumur < 15 tahun.
• Sebelum era vaksinasi, parotitis merupakan penyakit endemik hampir diseluruh
daerah di dunia dengan puncak insiden terjadi pada usia 5-9 tahun.
• Namun, setelah era vaksinasi insiden parotitis bergeser ke usia dewasa muda.
ETIOLOGI PAROTITIS
Masa inkubasi selama 14-24 hari, 30-40% penderita tidak menunjukkan gejala
klinik dan sisanya 60-70% akan menunjukkan gejala klinik dengan berbagai
tingkatan.
Masa prodormal ditandai perasaan lesu, nyeri pada otot terutama daerah
leher, sakit kepala, nafsu makan menurun diikuti pembesaran cepat satu atau
dua kelenjar parotis serta kelenjar ludah yang lain.
Gejala klasik yang timbul dalam 24 jam adalah anak akan mengeluh sakit
telinga dan diperberat jika mengunyah makanan.
Dalam beberapa hari kelenjar parotis dapat terlihat dan membesar dengan
cepat serta mencapai ukuran maksimal dalam 1-3 hari sehingga aurikula akan
terangkat dan terdorong ke lateral.
MANIFESTASI KLINIS
Selama masa pembesaran kelenjar, rasa nyeri dan nyeri tekan sangat hebat.
Daerah yang mengalami pembengkakan terasa lunak dan nyeri. Kulit kemerahan
dan pembengkakan sering terjadi pada muara duktus Stensoni.
PATOFISIOLOGI
ANAMNESA:
Keluhan pembengkakan pada bagian pipi yang terasa nyeri, sakit waktu menelan.
PEMERIKSAAN FISIK:
• Demam (38,5–39,5)°C
• Nyeri didaerah parotis satu atau di kedua belah pihak disertai pembesaran
• Keluhan nyeri otot terutama leher, sakit kepala, muntah, anoreksia dan rasa
malas.
• Kontak dengan penderita kuranglebih 2-3 minggu sebelumnya (masainkubasi 14-
24 hari).
• Keadaan umum anak bervariasi dari tampak aktif sampai sakit berat.
• Pembengkakan parotis (daerah zygoma belakang mandibula di depan mastoid)
PENEGAKAN DIAGNOSA
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan c-reactive protein (CRP)
Tes serologi, dimana didapatkan kenaikan antibody spesifik terhadap parotitis
seperti complement fixation test (CF), hemagglutinationinhibition (HI), enzim
linked immunosorbent assay (ELISA) dan virus neutralization.
Isolasi virus penyebab dari saliva dan urin selama masa akut penyakit dan dari
CSF saat dini dari meningoensefalitis. Virus masih dapat ditemukan dalam urin 2
minggu setelah onset penyakit
Pemeriksaan amylase serum.
PENATALAKSANAAN
a) Meningoencephalitis b) Ketulian
c) Miokarditis d) Nefritis