Anda di halaman 1dari 19

REFERAT PAROTITIS

PADA ANAK
Pembimbing:
drg. Nurhaerani, Sp. KGA, PhD

Disusun Oleh:
Naulia Kusuma Wardani

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT GIGI & MULUT


RSD K. M. R. T WONGSONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WAHID HASYIM
DEFINISI PAROTITIS

Parotitis (gondongan atau mumps) adalah


penyakit infeksi akut yang disebabkan
oleh paramyxovirus yang menyerang
kelenjar ludah terutama kelenjar parotis.
EPIDEMIOLOGI

• Parotitis dapat ditemukan di seluruh dunia dan dapat menyerang jenis kelamin
perempuan dan laki-laki secara seimbang.
• Parotitis menyerang anak berumur antara 5–10 tahun, 85% ditemukan pada
anak-anak yang berumur < 15 tahun.
• Sebelum era vaksinasi, parotitis merupakan penyakit endemik hampir diseluruh
daerah di dunia dengan puncak insiden terjadi pada usia 5-9 tahun.
• Namun, setelah era vaksinasi insiden parotitis bergeser ke usia dewasa muda.
ETIOLOGI PAROTITIS

• Virus Mumps merupakan virus RNA tunggal dari


genus Rubulavirus, sub-famili paramyxovirinae,
famili paramyxovirus.
• Virus mumps mempunyai 2 glikoprotein yaitu
hamaglutinin-neuramidase dan perpaduan
protein.
• Virus ini juga memiliki dua komponen yang
sanggup memfiksasi, yaitu : antigen S atau yang
dapat larut (soluble) yang berasal dari
nukleokapsid dan antigen V yang berasal dari
hemaglutinin permukaan.
ETIOLOGI PAROTITIS

• Virus ini aktif dalam lingkungan yang kering tapi


virus ini hanya dapat bertahan selama 4 hari pada
suhu ruangan.
• Paramyxovirus dapat hancur pada suhu <4 C, oleh
formalin, eter, serta pemaparan cahaya ultraviolet
selama 30 detik.
• Penyebarannya melalui droplet atau penyebaran
langsung dari sekret orofaringeal yang
mengandung paramyxovirus.
MANIFESTASI KLINIS

 Masa inkubasi selama 14-24 hari, 30-40% penderita tidak menunjukkan gejala
klinik dan sisanya 60-70% akan menunjukkan gejala klinik dengan berbagai
tingkatan.
 Masa prodormal ditandai perasaan lesu, nyeri pada otot terutama daerah
leher, sakit kepala, nafsu makan menurun diikuti pembesaran cepat satu atau
dua kelenjar parotis serta kelenjar ludah yang lain.
 Gejala klasik yang timbul dalam 24 jam adalah anak akan mengeluh sakit
telinga dan diperberat jika mengunyah makanan.
 Dalam beberapa hari kelenjar parotis dapat terlihat dan membesar dengan
cepat serta mencapai ukuran maksimal dalam 1-3 hari sehingga aurikula akan
terangkat dan terdorong ke lateral.
MANIFESTASI KLINIS

 Selama masa pembesaran kelenjar, rasa nyeri dan nyeri tekan sangat hebat.
 Daerah yang mengalami pembengkakan terasa lunak dan nyeri. Kulit kemerahan
dan pembengkakan sering terjadi pada muara duktus Stensoni.
PATOFISIOLOGI

 Virus masuk ke dalam tubuh melalui hidung atau mulut.


 Virus bereplikasi pada mukosa saluran nafas atas kemudian menyebar ke
kelenjar limfe lokal dan diikuti viremia umum setelah 12-25 hari yang
berlangsung selama 3-5 hari.
 Selanjutnya lokasi yang dituju virus adalah kelenjar parotis, ovarium, pancreas,
tiroid, ginjal, jantung atau otak.
 Parotitis menyebabkan peningkatan IgG dan IgM yang dapat terdeteksi dengan
ELISA (enzyme linked immunosorbent assay).
 IgM meningkat pada stadium awal infeksi (hari kedua sakit), mencapai
puncaknya dalam minggu pertama dan bertahan selama 5-6 bulan.
 IgG muncul pada akhir minggu pertama, mencapai puncak pada 3 minggu
kemudian dan bertahan seumur hidup.
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS BANDING
PAROTITIS VIRUS AKUT (MUMPS):
 Mumps atau gondongan, terjadi pada masa anak-anak.
 Disebarkan memalui droplet atau langsung dari sekret
orofaringeal yang mengandung paramyxovirus.
 Penyakit ini ditandai dengan kelenjar parotis yang lunak.
 Stimulasi parotis menyebabkan nyeri pada kelenjar dan
telinga.
KLASIFIKASI PAROTITIS

PAROTITIS BERULANG MASA ANAK-ANAK:


 Episode dimulai pada usia 5 tahun, dan hampir semua
pasien menjadi asimptomatik pada usia 10-15 tahun.
 Durasi serangan rata-rata 3-7 hari tetapi dapat
berlangsung 2-3 minggu pada beberapa individu.
 Selama serangan, kelenjar parotis membesar, agak
merah, & lunak.
 Saat memijat kelenjar dari belakang ke depan
menghasilkan air liur bening dengan banyak ”kepingan
salju” atau dadih putih kecil dari saluran Stensen.
 Paling sering unilateral, dan jika bilateral cenderung
asimetris.
PENEGAKAN DIAGNOSA

ANAMNESA:
Keluhan pembengkakan pada bagian pipi yang terasa nyeri, sakit waktu menelan.

PEMERIKSAAN FISIK:
• Demam (38,5–39,5)°C
• Nyeri didaerah parotis satu atau di kedua belah pihak disertai pembesaran
• Keluhan nyeri otot terutama leher, sakit kepala, muntah, anoreksia dan rasa
malas.
• Kontak dengan penderita kuranglebih 2-3 minggu sebelumnya (masainkubasi 14-
24 hari).
• Keadaan umum anak bervariasi dari tampak aktif sampai sakit berat.
• Pembengkakan parotis (daerah zygoma belakang mandibula di depan mastoid)
PENEGAKAN DIAGNOSA

PEMERIKSAAN PENUNJANG:
 Pemeriksaan darah rutin
 Pemeriksaan c-reactive protein (CRP)
 Tes serologi, dimana didapatkan kenaikan antibody spesifik terhadap parotitis
seperti complement fixation test (CF), hemagglutinationinhibition (HI), enzim
linked immunosorbent assay (ELISA) dan virus neutralization.
 Isolasi virus penyebab dari saliva dan urin selama masa akut penyakit dan dari
CSF saat dini dari meningoensefalitis. Virus masih dapat ditemukan dalam urin 2
minggu setelah onset penyakit
 Pemeriksaan amylase serum.
PENATALAKSANAAN

 Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup


 Istirahat/bedrest
 Medikamentosa (simtomatik)
Analgetik-antipiretik untuk meredakan demam dan nyeri.
Parasetamol : 7,5 – 10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
Antibiotik (jika disebabkan oleh bakteri)  Amoksisilin
KOMPLIKASI

a) Meningoencephalitis b) Ketulian

Penderita mulamula menunjukan gejala  Tuli dapatterjadi unilateral, jarang


nyerikepala ringan, yang kemudian bilateral walaupun insidennya 1:15.000,
disusul oleh muntah-muntah, gelisah dan parotitis adalah penyeab umum tuli saraf
suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksia). unilateral, kehilangan pendengaran
mungkin semenara atau permanen.
KOMPLIKASI

c) Miokarditis d) Nefritis

Miokarditis ringan dapat teerjadi dna Kadang-kadang kelainan fungsi ginjal


muncul 5-10 hari pada parotitis. terjadi pada setiap penderita dan viruria
Gambaran: elektrokardiografi gelombang terdeteksi pada 75%. Frekuensi
T dapat disertai dengan takikardia, keterlibatan ginjal pada anak-anak belum
pembesaran jantung dan bising sistolik. diketahui.
PROGNOSIS

Prognosis baik apabila cepat dan tepat dilakukan tatalaksana

Ad Vitam : Dubia ad bonam


Ad Fuctionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
1) Rolfes MA, Millman AJ, Talley P, et al. Influenza-Associated Parotitis During the
2014-2015 Influenza Season in the United States. Clin Infect Dis. 2018 Mar 30.
2) Hidalgo-Santos AD, Gaston-Tellez R, Ferrer-Lorente B, Pina-Perez R, Oltra-
Benavent M. Immune disorders associated with juvenile recurrent chronic
parotitis. An Pediatr (Engl Ed). 2021 Oct. 95 (4):260-6.
3) Benaim E, Fan T, Dash A, Gillespie MB, McLevy-Bazzanella J. Common
Characteristics and Clinical Management Recommendations for Juvenile
Recurrent Parotitis: A 10-Year Tertiary Center Experience. OTO Open. 2022 Jan-
Mar. 6 (1)
4) Jokela J, Haapaniemi A, Mäkitie A, Saarinen R. Sialendoscopy in treatment of
adult chronic recurrent parotitis without sialolithiasis. Eur Arch
Otorhinolaryngol. 2018 Mar. 275 (3):775-81.
5) Jerry W. Templer. Parotitis. Medscape. 11 April 2022.

Anda mungkin juga menyukai