Disusun Oleh:
Naulia Kusuma Wardani
Fauzi Chandra Hermawan
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT GIGI & MULUT
RSD K. M. R. T WONGSONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WAHID HASYIM
IDENTITAS JURNAL
PENDAHULUAN
• Infeksi odontogenik yang parah dianggap menurun dalam kejadian yang
dikaitkan dengan ketersediaan antimikroba, kemajuan dalam pemberian
layanan kesehatan, dan perbaikan kebersihan mulut.
• Namun, apabila tidak dikendalikan, bisa menyebar ke dalam ruang daerah
maksilofasial dan servikal, secara hematogen bisa menyebar ke organ yang
jauh, hingga menyebabkan kematian.
• Infeksi odontogen disebabkan oleh bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut,
yaitu bakteri dalam plak, sulkus gingiva, dan mukosa mulut.
• Bakteri utama ditemukan adalah bakteri kokus aerob gram positif, kokus anaerob gram
positif dan batang anaerob gram negatif.
• Infeksi odontogen biasanya disebabkan oleh bakteri endogen. Organisme penyebab yang
sering ditemukan: alpha-hemolytic Streptococcus, Peptostreptococcus, Peptococcus,
Eubacterium, Bacteroides (Prevotella) melaninogenicus, dan Fusobacterium.
• Bakteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan karies, gingivitis, dan periodontitis jika
mencapai jaringan yang lebih dalam melalui nekrosis pulpa dan pocket periodontal yang
dalam sehingga akan terjadi infeksi odontogen.
PATOFISIOLOGI
ABSES PERIODONTAL
Peradangan purulen akut atau kronis, yang berkembang di
kantong periodontal yang ada.
Manifestasi klinis :
Edema yang terletak ditengah gigi
Nyeri
Kemerahan pada gingiva
Treatment :
Dilakukan insisi melalui sulkus gingiva dengan pisau bedah.
Insisi ini juga dapat dilakukan pada gingiva khususnya pada
bagian yang paling banyak tonjolan pembengkakan atau
fluktuasinya besar.
MANIFESTASI KLINIS
ABSES SUBPERIOSTEAL
Abses subperiosteal terletak di antara tulang dan
periosteum, di daerah bukal, palatal, atau lingual, relatif
terhadap gigi penyebab infeksi.
Manifestasi Klinis :
Edema ringan
Nyeri hebat karena ketegangan periosteum
Sensitivitas saat palpasi
Treatment:
Pada kasus ini dilakukan insisi dan drainase intraoral. Posisi
pisau skalpel menembus mencapai tulang, untuk
memastikan drainase nanah yang lebih luas.
MANIFESTASI KLINIS
ABSES SUBCUTANEUS
Abses ini terlokalisasi di berbagai area wajah di bawah kulit,
dengan karakteristik pembengkakan.
Manifestasi Klinis:
Edema
Tonjolan berwarna kemerahan
Terdapat cekungan jika ditekan
Treatment:
Dilakukan inisisi untuk mengeluarkan pus hingga bersih,
kemudian memasukkan drainase karet kedalam rongga yang
distabilkan dengan jahitan selama 2-3 hari sampai luka
mengering.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis:
Pembengkakan pada pipi
Kulit tampang kencang dan merah dengan atau tanpa
fluktuasi abses
MANIFESTASI KLINIS
Treatment:
ABSES SUBMENTAL
Abses pada bagian superior dibatasi oleh otot mylohyoid ,
lateral dan di kedua sisi dibatasi oleh anterior otot digastrik,
inferior oleh lapisan superfisial fasia servikal dalam yang
berada di atas tulang hyoid.
Manifestasi Klinis:
Terjadi edema pada submental dan nyeri, yang kemudian
dapat berfluktuasi atau bahkan dapat menyebar sampai
ke tulang hyoid.
Treatment :
Dilakukan insisi pada kulit di bawah dagu, dengan arah
horizontal dan sejajar dengan batas anterior dagu.
MANIFESTASI KLINIS
ABSES SUBLINGUAL
Ada dua ruang sublingual di atas otot mylohyoid. Abses
yang terbentuk di ruang ini dikenal sebagai abses sublingual.
Manifestasi Klinis:
Pembengkakan khas pada mukosa dasar mulut
Sulkus lingual mandibula mengalami obliterasi dan
mukosa tampak kebiruan.
Pasien mengalami kesulitan bicara
Lidah sakit saat digerakkan
Treatment:
Insisi untuk drainase dilakukan secara intraoral, setelah
drainase selesai kemudian dipasangkan karet drainase.
MANIFESTASI KLINIS
ABSES SUBMANDIBULAR
Manifestasi Klinis:
Pembengkakan sedang di daerah submandibular yang
menyebar
Kemerahan pada kulit.
Treatment:
Insisi untuk drainase kira-kira 1 cm di bawah dan sejajar
dengan batas inferior mandibula. Diseksi tumpul harus
dilakukan sepanjang permukaan medial tulang mandibula
juga,karena pus juga sering berada di area ini. Setelah
dilakukan drainase kemudian memasang karet drainase.
MANIFESTASI KLINIS
ABSES PARATIROID
Abses ini terletak di daerah ramus mandibula dan ebih
khusus lagi di antara lapisan fasia yang melapisi kelenjar
parotid.
Manifestasi Klinis:
Edema pada regio retromandibular dan parotis
Kesulitan menelan dan nyeri terutama saat mengunyah
yang menjalar ke telinga dan regio temporal.
Dalam kasus tertentu ada kemerahan pada kulit dan
fluktuasi subkutan.
MANIFESTASI KLINIS
ABSES PARATIROID
Treatment:
Melakukan insisi ergantung pada daerah edema, terapi memerlukan
insisi luas di belakang sudut mandibula. Drainase pus dilakukan
setelah diseksi tumpul menggunakan hemostat untuk mengeksplorasi
kumpulan purulent.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Infeksi odontogenik hampir selalu dapat didiagnosis hanya dari anamnesis dengan pemeriksaan klinis
dan radiografi dan memperoleh sampel yang sesuai untuk kultur bila diperlukan.
• Nyeri (plus atau minus bengkak) adalah umumnya keluhan utama. Gigi yang menyinggung terasa
lunak pada kebanyakan kasus akut infeksi.
• Fokus dari anamnesis dan pemeriksaan harus lokasi dan jenis nyeri; frekuensi, durasi, dan onset; dan
eksaserbasi dan remisi (misalnya, respon menjadi panas atau dingin).
• Pasien dengan infeksi odontogenik superfisial mungkin mengeluhkan nyeri yang terlokalisir pada satu
atau lebih gigi dan kepekaan terhadap tekanan, perkusi, dan suhu.
• Pasien dengan infeksi dalam atau abses yang telah menyebar ke bidang fasia mungkin memiliki
demam, trismus, dan keluhan sulit menelan dan gangguan bernafas.
TATALAKSANA
ANTIBIOTIK
• Antibiotik dapat diberikan secara empiris atau antibiotik spesifik yang diberikan berdasarkan tes
kultur dan sensitivitas.
• Penisilin memiliki potensi menjadi agen lini pertama pengobatan infeksi odontogenik.
• Amoksisilin adalah obat spektrum luas yang berguna dalam konteks ini.
ANALGESIK
• Antiinflamasi nonsteroid digunakan pada nyeri ringan sampai sedang. Analgesik opioid, seperti
dihidrokodein dan petidin, digunakan untuk rasa sakit yang parah. Parasetamol, ibuprofen dan
aspirin cukup untuk sebagian besar nyeri ringan akibat infeksi gigi.
EDUKASI