Anda di halaman 1dari 28

POLIP ANTROKOANAL

Pembimbing : dr. Nuch Sabunga, Sp.THT-KL

Oleh
Devina Aulia Aziza
Nugraha Iwan Setiawan

SMF ILMU TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA DAN LEHER


LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Anatomi HidungPASIEN
Luar
• Nama : Tn S
• Umur : 50 tahun
• Tanggal lahir : 29 Mei 1968
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Muara Teweh
• Tanggal Pemeriksaan : 10 September 2018
ANAMNESIS
Anatomi Hidung Luar
• Keluhan utama: Hidung tersumbat
• Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang dengan keluhan hidung tersumbat yang dirasakan
sejak 1 tahun yang lalu dan dirasakan semakin memberat, dirasakan
pada kedua hidung, namun lebih berat pada hidung sebelah kanan
dan tidak hilang timbul. Sering disertai keluhan pusing, batuk, pilek
serta penciuman berkurang. Gejala pilek dengan sekret yang agak
kental, berwarna putih transparan, tidak berbau dan tidak disertai
cairan berwarna merah atau darah. Keluhan sering pilek ini terutama
dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Selain itu, pasien juga mengeluhkan
adanya benjolan pada rongga hidung sebelah kanan yang
menyebabkan keluhan hidung tersumbat semakin memberat, sehingga
pasien sering bernafas melalui mulut dan mendengkur saat tidur.
Pasien tidak tahu pasti kapan benjolan tersebut mulai muncul.
Benjolan nyeri (-), riwayat epistaksis dan keluhan nyeri saat pasien
menunduk (-), riwayat demam (-), mual ataupun muntah (-). Pasien
juga mengeluhkan adanya rasa mengganjal bila menelan disertai suara
berubah seperti bergumam sejak 2 bulan.
RIWAYAT PENYAKIT
• Riwayat penyakit dahulu  Riwayat DM,
hipertensi, serta asma disangkal oleh pasien.
• Riwayat penyakit keluarga/ sosial Tidak ada
keluarga yang memiliki gejala seperti pasien.
• Riwayat pengobatan  Pasien belum pernah
minum obat untuk kasus ini
• Riwayat alergi  Pasien mengaku tidak memiliki
riwayat alergi
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda vital :
–Tensi : 110/80 mmHg
–Nadi : 72 x/ menit, reguler, isi cukup, kuat angkat
–Respirasi : 18 x/ menit
–Suhu : 36,60C
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Telinga
• Inspeksi : Kedua daun telinga dalam batas normal
• Palpasi : Tidak nyeri
• Otoskopi : Kedua liang telinga tidak tampak serumen, kedua
membran timpani intak

Pemeriksaan Hidung
• Inspeksi : Bentuk hidung luar kesan normal
• Rhinoskopi anterior : Vestibulum nasi dextra dan sinistra hiperemis,
cavum nasi dextra dan sinistra kesan menyempit, tampak sekret pada
meatus nasi medius kanan disertai massa putih mengkilap berbatas
tegas dan tidak bertangkai. Fenomena pallatum molle (-)

Pemeriksaan Tenggorokan
• Tonsil dextra dan sinistra tenang, mukosa mulut dan orofaring tidak
hiperemis, tampak massa menggantung dan dapat digerakkan di
orofaring sisi kanan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter Nilai Nilai Normal

Darah Lengkap HGB 13,6 L : 11,5-16,5 g/dL


RBC 4,5 L : 4,0 – 5,0 [10^6/µL]
WBC 6.500 4,0 – 11,0 [10^3/ µL]
LED 14 <10mm
Eosinofil 1 0-1 %
Basofil 0 0-1 %
Neutrofil 45 50-76 %
Limfosit 45 25-33 %
Monosit 6 3-8 %
HCT 39 L : 37-45 [%]
PLT 218 150-400 [10^3/ µL]
GDS 129 <160
Creatinin 0,82 0,6-1,1 mg/dL
Ureum 14 6-26 mg/dL
BT 4’00” 1-6 menit
CT 2’00” <15 Menit
SGOT 31 <37 U/L
SGPT 19 <42U/L
HbsAg Negatif Negatif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Roentgen Thorax
• Paru corak normal, hillus normal, tidak tampak
bercak infiltrat.
• Jantung CTR <50%, aorta normal trachea di tengah.
• Diafragma dan sinus baik
• Jaringan lunak dan tulang dada baik
Kesan : Jantung dan Paru normal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Nasoendoskopi
• Tampak massa putih
bening mengkilap dari
meatus nasi media
yang memenuhi
rongga hidung bagian
bawah sampai ke
koana
DIAGNOSA
Diagnosis Kerja
• Polip Antrokoanal Dextra + Sinusitis
Maksilaris Kronis Dextra

Diagnosis Banding
• Disfungsi Konka
• Chronic Hypertropic Polypoid Rhinosinusitis
• Tumor ganas nasofaring
LAPORAN OPERASI
Rencana Terapi
• Rencana Tindakan Polipektomi Endoskopi Rabu (12/09/2018)

Prognosis
• Ad Bonam

Laporan Operasi
Diagnosa Pra Bedah : Polip Antrokoanal Dextra
Diagnosa Pasca Bedah : Polip Antrokoanal Dextra + Sinusitis Kronik (D)
Nama Prosedur : Polipektomi Endoskopi
Jaringan dikirim ke PA : Ya
Komplikasi Operasi : Perdarahan
Jumlah Perdarahan : 100 cc
FOLLOW-UP
• Tanggal 10 dan 11 September 2018
S O A P
Pasien masuk dengan keluhan KU : TSS, CM Polip Advis
hidung tersumbat sisi kanan TTV : Antrokoana  Rencana Tindakan Polipektomi
dan kiri, nyeri hidung (-), suara - TD : 120/80 mmHg, dextra Endoskopi Rabu (12/09/2018)
bergumam - N : 80x/m  Pasang IV Line Catheter (Ttransfusi
- RR : 18x/m set)
- T : 36,6o  Puasa Jam 24.00 WIB tanggal 11
Kep : CA -/-, SI -/- September 2018
Hidung : Massa dalam rongga hidung kanan  Pemberian obat 1 jam pre operasi :
sampai ke rongga hidung kiri, dapat Ceftriaxone 1g vial/ IV/ ST dan
digerakkan. Crome (Carbazochrome sodium
Colli : >>KBG (-), sulfonate) 10 cc/IV
Tho : Simetris, retraksi (-),
P : Ves +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
C : S1-S2 tunggal, reg, m(-), g(-)
Abd : datar, supel, BU (+) n
Eks : AH, CRT <2”, edema (-)/(-)
FOLLOW-UP
• Tanggal 12 September 2018
S O A P
Follow Up Post OP H0 KU : TSS, CM Post Operasi Advis
Nyeri hidung (+), tampon TTV : Polipektomi  IVFD RL + drip Carbazochrome Na
terpasang baik, perdarahan (-), - TD : 110/80 mmHg, Endoskopi Sulfonate 10 cc : D5% = 2:1  24 tpm
hidung bengkak (-), sesak napas - N : 76x/m H0  Inj : Ceftriaxone 1 gr/ 12jam/ IV/
(-). - RR : 19x/m  Inj : Asam Tranexamat 500 mg/ 8 jam/
- T : 36,6o IV/ amp
Kep : CA -/-, SI -/-  Inj : Ranitidin 50 mg/ 12 jam/ IV/ amp
Hidung : Terpasang tampon di cavum nasi  Inj : Ketorolac 30 mg/ 8 jam/ IV/ amp
(D).  Sadar baik, boleh minum sedikit-
Colli : >>KBG (-), sedikit.
Tho : Simetris, retraksi (-),  Diit biasa.
P : Ves +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-  Hasil PA 14 hari
C : S1-S2 tunggal, reg, m(-), g(-)
Abd : datar, supel, BU (+) n
Eks : AH, CRT <2”, edema (-)/(-)
FOLLOW-UP
• Tanggal 13 September 2018
S O A P
Follow Up Post OP H1 KU : TSS, CM Post Operasi Advis
Nyeri hidung (+), nyeri tekan TTV : Polipektomi  IVFD RL + drip Carbazochrome Na
sekitar hidung (+), perdarahan - TD : 130/80 mmHg, Endoskopi H1 Sulfonate 10 cc : D5% = 2:1  24
di lubang hidung (-)/(-), hidung - N : 81x/m tpm
bengkak (-), demam (-), - RR : 16x/m  Inj : Ceftriaxone 1 gr/ 12jam/ IV/
tampak sesak (-), tampon - T : 36,6o  Inj : Asam Tranexamat 500 mg/ 8
terpasang baik. Kep : CA -/-, SI -/- jam/ IV/ amp
Hidung : Terpasang tampon di cavum nasi (D).  Inj : Ranitidin 50 mg/ 12 jam/ IV/
Colli : >>KBG (-), amp
Tho : Simetris, retraksi (-),  Inj : Ketorolac 30 mg/ 8 jam/ IV/
P : Ves +/+, ronkhi -/-, wheezing -/- amp
C : S1-S2 tunggal, reg, m(-), g(-)  Diit biasa.
Abd : datar, supel, BU (+) n
Eks : AH, CRT <2”, edema (-)/(-)
FOLLOW-UP
• Tanggal 13 September 2018
S O A P
Follow Up Post OP H2 KU : TSR, CM Post Operasi Advis
Nyeri hidung (-), nyeri tekan TTV : Polipektomi  Lepas tampon cavum nasi dextra
sekitar hidung (+), perdarahan - TD : 110/80 mmHg, Endoskopi H2  Ciprofloxacin tab 2x500mg oral
di lubang hidung (-)/(-),hidung - N : 72x/m  Rhinoped 2x1
bengkak (-), demam (-), - RR : 19x/m  Cetirizine tab 1x10mg oral
tampak sesak (-), rasa - T : 36,6o  Asam Tranexamat tab 3x500mg oral
mengganjal bila menelan (-), Kep : CA -/-, SI -/-  Boleh rawat jalan
suara bergumam (-) Hidung : Cavum nasi dextra sinistra kesan
longgar, perdarahan (-)
Colli : >>KBG (-),
Tho : Simetris, retraksi (-),
P : Ves +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
C : S1-S2 tunggal, reg, m(-), g(-)
Abd : datar, supel, BU (+) n
Eks : AH, CRT <2”, edema (-)/(-)
ANATOMI
Anatomi HidungHIDUNG
Luar

Bagian Keras

Bagian Lunak
ANATOMI
Cavum NasiHIDUNG

Meatus Superior

Meatus Medius

Meatus Inferior
POLIP ANTROKOANAL
Pertumbuhan polipoid jinak yang berasal dari
mukosa antrum sinus maksilaris dengan
pertumbuhannya kedalam ostium sinus maksilaris
hingga mencapai koana posterior dan polip terlihat di
nasofaring yang makin lama akan membesar.
EPIDEMIOLOGI
Lebih sering muncul pada pria dibanding wanita

Onset usia rata-rata umur 27 dan 50 tahun walaupun


mungkin juga ditemukan pada semua umur
Angka kejadiannya 22,3% dari semua pasien polip
hidung dan 85% terjadi pada orang dewasa. Walaupun
polip antro koanal sering ditemukan pada anak-anak

Sinusitis kronis (65%) dan alergi seperti rinitis alergi (70%)


ditemukan mempunyai hubungan dengan terjadinya polip
antrokoanal
PATOFISIOLOGI
• Vaskularisasi yang buruk → Vaskular
Ketidak terganggu → permeabilitas pembuluh darah
seimbangan meningkat → edema dan pembentukan polip.
vasomotor

• Penurunan tekanan yang menyebabkan


vasokonstriksi → menginduksi mukosa yang
Fenomena
Bernoulli meradang →pembentukan polip

• Alergi atau infeksi → Rupturnya mukosa →


prolaps mukosa lamina propria → polip
Teori Ruptur
Epitel terbentuk
ANAMNESA
Gejala klinis n (%)
Berdasarkan anamnesa, keluhan
utama pasien adalah hidung
Sumbatan hidung 37 (92.5)
tersumbat yang semakin
Rinorrea 18 (45) memberat, sering disertai
Postnasal drip 14 (35) keluhan pusing, batuk, pilek serta
Mendengkur 9 (22.5) penciuman berkurang. Sehingga
Nyeri kepala 5 (12.5) pasien sering bernafas melalui
Hiposmia 4 (10) mulut dan mendengkur saat
Gumpalan dalam tenggorokan 4 (10) tidur. Pasien juga mengeluhkan
Rasa tidak nyaman pada hidung 4 (10
adanya rasa mengganjal bila
menelan disertai suara berubah
seperti bergumam sejak 2 bulan.
PEMERIKSAAN FISIK
Pada rinoskopi anterior, dilihat adanya massa berwarna
pucat, berasal dari meatus medius dan mudah digerakkan

TEORI

Tampak massa putih pada meatus nasi medius


kanan, mengkilap berbatas tegas

PASIEN
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Naso- • Memberikan gambaran yang baik dari polip


yang kadang tidak terlihat pada
endoskopi pemeriksaan rinoskopi anterior

• Foto polos sinus paranasal (AP, caldwell,


Pemeriksaan dan lateral)  penebalan mukosa, adanya
batas udara dan cairan di dalam sinus,
Radiologi • Kurang bermanfaat pada pada kasus polip.

• Sangat bermanfaat untuk melihat dengan


jelas keadaan di hidung dan sinus paranasal
CT scan apakah ada kelainan anatomi, polip, atau
sumbatan pada komplek osteomeatal
STADIUM POLIP
Stadium 2
Stadium 1 Polip sudah keluar dari Stadium 3
Stadium 0 Polip meatus medius, tampak Polip
Tidak ada masih di rongga hidung tapi yang
terbatas belum memenuhi massif/
polip obstruksi
di meatus rongga hidung dan tidak
medius menyebabkan obstruksi total
total

Pada pemeriksaan Nasoendoskopi


tampak massa putih bening
mengkilap dari meatus nasi media
yang memenuhi rongga hidung
bagian bawah sampai ke koana
TATALAKSANA
Medika Non-Medika
Terapi bedah yang dipilih Mentosa Mentosa
tergantung dari luasnya
penyakit (besarnya polip dan
adanya sinusitis yang Kortikosteroid Polipektomi
menyertainya), fasilitas alat
yang tersedia dan
kemampuan dokter yang
menangani. Antibiotik Etmoidektomi

Pada stadium 3 polip menghalangi saluran nafas 


obstruksi  pasien kesulitan bernafas terutama saat Operasi
Caldwell-Luc
tidur  menurunkan kualitas hidup pasien dan resiko
terjadinya sleep apnea sehingga dipertimbangkan untuk
terapi bedah. Selain itu, polip biasanya Bedah Sinus
menghalangi drainase dari sinus sehingga sering terjadi Endoskopi
infeksi sinus. Fungsional
KESIMPULAN
Dilaporkan satu pasien laki-laki umur 50 tahun dengan keluhan hidung
tersumbat yang semakin memberat sejak 1 th yll, sering disertai keluhan
pusing, batuk, pilek serta penciuman berkurang. Sehingga pasien sering
bernafas melalui mulut dan mendengkur saat tidur. Pasien juga
mengeluhkan adanya rasa mengganjal bila menelan disertai suara
berubah seperti bergumam sejak 2 bulan.

Pasien didiagnosis dengan polip antrokoana dextra yang ditegakkan dari


anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Pada pasien ini didapatkan adanya massa putih bening mengkilap dari
meatus nasi media yang memenuhi rongga hidung bagian bawah sampai
ke koana, sehingga menunjang ke arah diagnosis polip antrokoana.
Pasien datang dengan ukuran polip yang grade 3 sehingga dilakukan
tindakan polipektomi operatif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai