Anda di halaman 1dari 25

FISTULA PERIANAL

Preseptor: Krishna Pradananta, dr., Sp. B., FInaCS.


Anisya Nur Aulia – 12100118617
Heriansyah - 12100118575

SMF Ilmu Bedah


Program Studi Pendidikan Dokter Tahap Profesi
RSUD Al-Ihsan
2020
ANATOMI & FISIOLOGI

• Normalnya,  kelenjar rektum yang terdapat di


kripta antar kolumna rektum berfungsi sebagai
barrier terhadap lewatnya mikroorganisme
penyebab infeksi yang berasal dari lumen usus ke
daerah perirektal.
• Kelenjar ini mengeluarkan semacam lendir,
berguna sebagai pelicin/ lubrikasi.  Saluran ini
memiliki klep satu arah agar produksi bisa keluar
tapi feses tidak bisa masuk.
• Terhalangnya jalan keluar produksi dari kelenjar
ini akibat stasis menyebabkan  kuman dan cairan
feses masuk ke dalam kelenjar. Feses yang banyak
kumannya berkembang biak ke dalam kelenjar,
membentuk peradangan yang jadi abses.
• Abses akan  mencari jalan keluar dan  membentuk
semacam pipa yang menembus kulit. Akibatnya,
kulit jadi tampak seperti bisul lalu pecah. Pecahan
ini tidak bisa menutup karena nanah selalu keluar
dan tidak bisa kering karena berhubungan dengan
feses.
DEFINISI

• Fistula perianal merupakan sebuah hubungan yang abnormal antara epitel dari
kanalis anal dan epidermis dari kulit perianal.
• Fistula perianal adalah bentuk kronik dari abses anorektal yang tidak sembuh
yang membentuk traktus akibat inflamasi.
INSIDEN & EPIDEMIOLOGI

• Fistula perianal sering terjadi pada laki laki berumur 20 –


40 tahun, berkisar 1-3 kasus tiap 10.000 orang. Sebagian
besar fistula terbentuk dari sebuah abses (tapi tidak semua
abses menjadi fistula). Sekitar 40% pasien dengan abses
akan terbentuk fistula.
ETIOLOGI

• Nonspecific :
Cryptoglandular in origin.

• Specific :
Crohn’s
Ulcerative colitis
TB
Actinomycosis
Carcinoma
Trauma
Radiation
Foreign body
Lymphoma
Pelvic inflammation
Leukemia
PATOFISIOLOGI

• Hipotesa kriptoglandular menyatakan bahwa infeksi yang


pada awalnya masuk melalui kelenjar anal akan menyebar
ke dinding otot sphingter anal menyebabkan abses
anorektal. Abses yang pecah spontan, akhirnya
meninggalkan bekas berupa jaringan granulasi di sepanjang
saluran, sehingga menyebabkan gejala yang berulang.
KLASIFIKASI FISTULA PERIANAL

Berdasarkan lokasi  internal opening (2):


- Fistula letak rendah dimana internal opening
fistel ke anus terdapat  di bawah cincin
anorektal. Fistula letak rendah dapat dibuka
tanpa takut adanya resiko inkontinensia
permanen akibat kerusakan bundle anorektal.
- Fistula letak tinggi dimana internal opening
fistel ke anus terdapat di atas cincin
anorektal. Pada fistula letak tinggi dilakukan
koreksi bertahap dengan prosedur operasi
yang lebih sulit.
KLASIFIKASI FISTULA PERIANAL

• Menurut Klasifikasi Parks(4):


• Interspingterika merupakan bentuk fistula yang sering terjadi. Saluran fistel berada di daerah
intersphingterika.
• Transphingterika, biasanya disebabkan oleh abses isiorektal. Fistula menghubungkan
intersphingtrerika dengan fosa isiorektal oleh adanya perforasi di sphingter eksternal dan
kemudian ke kulit.
• Suprapshingterika, biasanya merupakan hasil dari abses supralevator. Seperti Transphingterika
tapi saluran berada di atas sphingter eksternal dan ada perforasi di muskulus levator ani.
• Ekstrasphingterika. Saluran melewati rektum ke lapisan kulit perineum, fossa isiorektal
melalui m. levator ani dan akhirnya ke dalam anus.
INTERSPHINCTERIC FISTULA
TRANSSPHINCTERIC FISTULA
SUPRASPHINCTERIC FISTULA
EXTRASPHINCTERIC FISTULA
PENEGAKAN DIAGNOSIS

Anamnesis:
• Gejala berulang dengan selang waktu diantaranya mengeluarkan nanah sedikit-sedikit

• Nyeri pada saat bergerak, defekasi dan batuk

• Ulkus

• Keluar cairan purulen

• Benjolan (Massa fluktuasi)

• Pruritus ani

• Demam

• Kemerahan dan iritasi kulit di sekitar anus

• General malaise

• Fistula kompleks adalah sebagai berikut:

• Radang usus

• Divertikulitis

• Sebelumnya terapi radiasi untuk kanker prostat atau dubur

• Tuberkulosis

• Terapi steroid

• Infeksi HIV
Pemerikasaan Fisik:
Pada pemeriksaan fisik  di daerah anus (dengan pemeriksaan
digital/rectal toucher) ditemukan satu atau lebih eksternal
opening  fistula atau teraba adanya fistula di bawah permukaan
kulit.
Eksternal opening fistula tampak sebagai bisul (bila abses
belum pecah)  atau tampak sebagai saluran yang dikelilingi
oleh jaringan granulasi.
Internal opening fistula dapat dirasakan sebagai daerah
indurasi/ nodul di dinding anus setinggi garis dentata. Terlepas
dari jumlah eksternal opening, terdapat hampir selalu hanya
satu internal opening.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan Laboratorium
• Tidak ada studi laboratorium khusus yang diperlukan; studi pra
operasi normal dilakukan berdasarkan usia dan komorbiditas.
• Pemeriksaan Radiologi
• Fistulografi
• Ultrasound endoanal / endorektal
• MRI Barium Enema
• Anal Manometri
PENATALAKSANAAN

• Medikamentosa
• Terapi bedah
PENATALAKSANAAN

• The principles are:

1. Identification of the primary opening.


2. Relationship to puborectalis
3. Least amount of muscles should be divided.
4. Side tracts should be sought,
5. Presence of underlying disease.
• Terapi Konservatif Medikamentosa dengan pemberian anal­getik, antipiretik serta
profilaksis antibiotik jangka panjang untuk mencegah fistula rekuren.
• Terapi pembedahan:
• ·   Fistulotomi: Fistel di insisi dari lubang asalnya sampai ke lubang kulit, dibiarkan
terbuka, sembuh per sekundam intentionem. Dianjurkan sedapat mungkin dilakukan
fistulotomi.
• ·   Fistulektomi:Jaringan granulasi harus di eksisi keseluruhannya untuk menyembuhkan
fistula. Terapi terbaik pada fistula ani adalah membiarkannya terbuka.
• ·   Seton: benang atau karet diikatkan malalui saluran fistula. Terdapat dua macam Seton,
cutting Seton, dimana benang Seton ditarik secara gradual untuk memotong otot sphincter
secara bertahap, dan loose Seton, dimana benang Seton ditinggalkan supaya terbentuk
granulasi dan benang akan ditolak oleh tubuh dan terlepas sendiri setelah beberapa bulan.
• ·   Advancement Flap: Menutup lubang dengan dinding usus, tetapi keberhasilannya
tidak terlalu besar.
• ·   Fibrin Glue: Menyuntikkan perekat khusus (Anal Fistula Plug/AFP) ke dalam saluran
fistula yang merangsang jaringan alamiah dan diserap oleh tubuh. Penggunaan fibrin glue
memang tampak menarik karena sederhana, tidak sakit, dan aman, namun keberhasilan 
jangka panjangnya tidak tinggi, hanya 16%.
SETONS IN THE MANAGEMENT OF
DIFFICULT FISTULAS
PASCA OPERASI

• Setelah operasi mungkin akan terdapat sedikit darah ataupun cairan dari
luka operasi untuk beberapa hari, ter­utama sewaktu buang air besar.
• Perawatan luka pasca ope­rasi meliputi sitz bath (merendam daerah pantat
dengan cairan antiseptik), dan penggantian balutan secara rutin.
• Obat obatan yang diberikan untuk rawat jalan antara lain antibiotika,
analgetik dan laksatif.
• Aktivitas sehari hari umumnya tidak terganggu dan pasien dapat kembali
bekerja setelah beberapa hari.
KOMPLIKASI

• Komplikasi dini pasca operasi, sebagai berikut :


• Retensi urin
• Pendarahan
• Impaksi tinja
• Thrombosed wasir
• Komplikasi tertunda pascaoperasi, sebagai berikut :
• Kambuh
• Inkontinensia
• stenosis Anal: Proses penyembuhan menyebabkan fibrosis dari lubang anus. Bulking agen untuk
membantu mencegah bangku sempit.
PROGNOSIS

• Fistel dapat kambuh bila lubang dalam tidak turut dibuka atau
dikeluarkan, cabang fistel tidak turut dibuka, atau kulit sudah menutup
luka sebelum jaringan granulasi menempel permukaan.
• Setelah fistulotomy, tingkat kekambuhan dilaporkan adalah 0-18% dan
tingkat dari setiap inkontinensia tinja adalah 3-7%.
• Setelah menggunakan Seton, melaporkan tingkat kekambuhan adalah 0-
17% dan tingkat dari setiap inkontinensia feses adalah 0-17%.
• Setelah flap mukosa, tingkat kekambuhan dilaporkan adalah 1-17% dan
tingkat dari setiap inkontinensia feses adalah 6-8%.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai