Anda di halaman 1dari 28

FISTULA ANI

OLEH
M M RIZKY RACHMADI

BAB I
Pendahuluan
Fistula

perianal
merupakan
sebuah
hubungan yang abnormal antara epitel dari
kanalis anal dan epidermis dari kulit
perianal.
Fistula perianal adalah bentuk kronik dari
abses anorektal yang tidak sembuh yang
membentuk traktus akibat inflamasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi & Fisiologi


Normalnya,

kelenjar
rektum yang terdapat di
kripta
antar
kolumna
rektum berfungsi sebagai
barrier terhadap lewatnya
mikroorganisme penyebab
infeksi yang berasal dari
lumen usus ke daerah
perirektal.
Kelenjar ini mengeluarkan
semacam lendir, berguna
sebagai pelicin/ lubrikasi.
Saluran ini memiliki klep
satu arah agar produksi
bisa keluar tapi feses tidak
bisa masuk.

Terhalangnya jalan keluar produksi dari kelenjar

ini akibat stasis menyebabkan kuman dan


cairan feses masuk ke dalam kelenjar. Feses
yang banyak kumannya berkembang biak ke
dalam kelenjar, membentuk peradangan yang
jadi abses.
Abses
akan mencari jalan keluar dan
membentuk semacam pipa yang menembus
kulit. Akibatnya, kulit jadi tampak seperti bisul
lalu pecah. Pecahan ini tidak bisa menutup
karena nanah selalu keluar dan tidak bisa
kering karena berhubungan dengan feses.

Insiden & Epidemiologi


Fistula perianal sering terjadi pada laki laki

berumur 20 40 tahun, berkisar 1-3 kasus tiap


10.000 orang. Sebagian besar fistula terbentuk
dari sebuah abses (tapi tidak semua abses
menjadi fistula). Sekitar 40% pasien dengan
abses akan terbentuk fistula.

ETIOLOGI
Nonspecific :

Cryptoglandular in origin.

Specific :

Crohns
Ulcerative colitis
TB
Actinomycosis
Carcinoma
Trauma
Radiation
Foreign body
Lymphoma
Pelvic inflammation
Leukemia

Patofisiologi
Hipotesa kriptoglandular menyatakan bahwa

infeksi yang pada awalnya masuk melalui


kelenjar anal akan menyebar ke dinding otot
sphingter anal menyebabkan abses anorektal.
Abses
yang
pecah
spontan,
akhirnya
meninggalkan bekas berupa jaringan granulasi
di sepanjang saluran, sehingga menyebabkan
gejala yang berulang.

Klasifikasi Fistula Perianal


Berdasarkan lokasi internal opening
(2):
- Fistula letak rendah dimana
internal opening fistel ke anus
terdapat di bawah cincin anorektal.
Fistula letak rendah dapat dibuka
tanpa
takut
adanya
resiko
inkontinensia
permanen
akibat
kerusakan bundle anorektal.
- Fistula letak tinggi dimana internal
opening fistel ke anus terdapat di
atas cincin anorektal. Pada fistula
letak
tinggi
dilakukan
koreksi
bertahap dengan prosedur operasi
yang lebih sulit.

Klasifikasi Fistula Perianal


Menurut Klasifikasi Parks(4):
Interspingterika merupakan bentuk fistula yang sering

terjadi. Saluran fistel berada di daerah intersphingterika.


Transphingterika, biasanya disebabkan oleh abses
isiorektal. Fistula menghubungkan intersphingtrerika
dengan fosa isiorektal oleh adanya perforasi di
sphingter eksternal dan kemudian ke kulit.
Suprapshingterika, biasanya merupakan hasil dari abses
supralevator. Seperti Transphingterika tapi saluran
berada di atas sphingter eksternal dan ada perforasi di
muskulus levator ani.
Ekstrasphingterika. Saluran melewati rektum ke lapisan
kulit perineum, fossa isiorektal melalui m. levator ani
dan akhirnya ke dalam anus.

Intersphincteric fistula

Transsphincteric fistula

Suprasphincteric fistula

Extrasphincteric fistula

Penegakan Diagnosis
Anamnesis:
Gejala berulang dengan selang waktu diantaranya mengeluarkan nanah sedikit

sedikit
Nyeri pada saat bergerak, defekasi dan batuk
Ulkus
Keluar cairan purulen
Benjolan (Massa fluktuasi)
Pruritus ani
Demam
Kemerahan dan iritasi kulit di sekitar anus
General malaise
Fistula kompleks adalah sebagai berikut:
Radang usus
Divertikulitis
Sebelumnya terapi radiasi untuk kanker prostat atau dubur
Tuberkulosis
Terapi steroid
Infeksi HIV

Pemerikasaan Fisik:
Pada pemeriksaan fisik di daerah anus (dengan
pemeriksaan digital/rectal toucher) ditemukan
satu atau lebih eksternal opening fistula atau
teraba adanya fistula di bawah permukaan kulit.
Eksternal opening fistula tampak sebagai bisul
(bila abses belum pecah) atau tampak sebagai
saluran yang dikelilingi oleh jaringan granulasi.
Internal opening fistula dapat dirasakan sebagai
daerah indurasi/ nodul di dinding anus setinggi
garis dentata. Terlepas dari jumlah eksternal
opening, terdapat hampir selalu hanya satu
internal opening.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada studi laboratorium khusus yang

diperlukan; studi pra operasi normal dilakukan


berdasarkan usia dan komorbiditas.
Pemeriksaan Radiologi
Fistulograf
Ultrasound endoanal / endorektal
MRI Barium Enema
Anal Manometri

Penatalaksanaan
Medikamentosa
Terapi bedah

Penatalaksanaan
The principles are:
1.
2.
3.
4.
5.

Identification of the primary opening.


Relationship to puborectalis
Least amount of muscles should be divided.
Side tracts should be sought,
Presence of underlying disease.

Terapi Konservatif Medikamentosa dengan pemberian analgetik,

antipiretik serta profilaksis antibiotik jangka panjang untuk


mencegah fistula rekuren.
Terapi pembedahan:
Fistulotomi: Fistel di insisi dari lubang asalnya sampai ke lubang
kulit, dibiarkan terbuka,sembuh per sekundam intentionem.
Dianjurkan sedapat mungkin dilakukan fistulotomi.
Fistulektomi:Jaringan granulasi harus di eksisi keseluruhannya
untuk menyembuhkan fistula. Terapi terbaik pada fistula ani adalah
membiarkannya terbuka.
Seton: benang atau karet diikatkan malalui saluran fistula.
Terdapat dua macam Seton, cutting Seton, dimana benang Seton
ditarik secara gradual untuk memotong otot sphincter secara
bertahap, dan loose Seton, dimana benang Seton ditinggalkan
supaya terbentuk granulasi dan benang akan ditolak oleh tubuh dan
terlepas sendiri setelah beberapa bulan.
Advancement Flap: Menutup lubang dengan dinding usus,
tetapi keberhasilannya tidak terlalu besar.
Fibrin Glue: Menyuntikkan perekat khusus (Anal Fistula
Plug/AFP) ke dalam saluran fistula yang merangsang jaringan
alamiah dan diserap oleh tubuh. Penggunaan fibrin glue memang
tampak menarik karena sederhana, tidak sakit, dan aman, namun
keberhasilan jangka panjangnya tidak tinggi, hanya 16%.

Setons in the Management of


Difficult Fistulas

Pasca operasi
Setelah operasi mungkin akan terdapat sedikit

darah ataupun cairan dari luka operasi untuk


beberapa hari, terutama sewaktu buang air
besar.
Perawatan luka pasca operasi meliputi sitz bath
(merendam daerah pantat dengan cairan
antiseptik), dan penggantian balutan secara
rutin.
Obat obatan yang diberikan untuk rawat jalan
antara lain antibiotika, analgetik dan laksatif.
Aktivitas sehari hari umumnya tidak terganggu
dan pasien dapat kembali bekerja setelah
beberapa hari.

Komplikasi
Komplikasi dini pasca operasi, sebagai berikut :
Retensi urin
Pendarahan
Impaksi tinja
Thrombosed wasir
Komplikasi tertunda pascaoperasi, sebagai

berikut :
Kambuh
Inkontinensia
stenosis Anal: Proses penyembuhan
menyebabkan fibrosis dari lubang anus. Bulking
agen untuk membantu mencegah bangku sempit.

Prognosis
Fistel dapat kambuh bila lubang dalam tidak turut

dibuka atau dikeluarkan, cabang fistel tidak turut


dibuka, atau kulit sudah menutup luka sebelum
jaringan granulasi menempel permukaan.
Setelah fistulotomy, tingkat kekambuhan dilaporkan
adalah 0-18% dan tingkat dari setiap inkontinensia
tinja adalah 3-7%.
Setelah menggunakan Seton, melaporkan tingkat
kekambuhan adalah 0-17% dan tingkat dari setiap
inkontinensia feses adalah 0-17%.
Setelah flap mukosa, tingkat kekambuhan dilaporkan
adalah 1-17% dan tingkat dari setiap inkontinensia
feses adalah 6-8%.

BAB III
Kesimpulan
Fistula perianal yang merupakan sebuah

hubungan yang abnormal antara epitel dari


kanalis anal dan epidermis dari kulit perianal.
Fistula perianal adalah bentuk kronik dari abses
anorektal yang tidak sembuh yang membentuk
traktus akibat inflamasi.
Hampir semua fistel perianal disebabkan oleh
perforasi atau penyaliran abses anorektum
Sebagian besar fistula ani memerlukan operasi
karena fistula ani jarang sembuh spontan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai