Pembimbing
Dr. E. Surya D. Pohan, Sp.B-KBO.Mkes
Oleh
I Made Raditya Mahardika
0561050012
KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT BEDAH RS UKI 2014
ANATOMI
ANATOMI
Keterangan
(1). Rektum dilapisi mukosa usus
(2). Lapisan otot sirkuler dinding
rectum
(3). Lapisan otot longitudinal dinding
rektum
( 4). Tulang panggul
(5). m.obturator internus
(6). m.levator anus
(7). m.pubo-rektal
(8). m.sfingter internus
(9). m.sfingter externus
(10). Garis atas-sfingter (dari hilton )
merupakan perbatasan antara sfingter
intern dan ekstern yang dapat diraba
(11). Tonjolan rektum atau kolumna
morgagni dengan muara kelenjar
rektum diantaranya di dalam kripta
(12). Garis mokokuktan atau linea
pektinata merupakan perbatasan
antara selaput lendir (mukosa)
rektum dan kutis (kulit) anus
(13). Kanalis analis dengan epitel
gepeng
DEFINISI
Hubungan abnormal antara epitel dari kanalis
anal dan epidermis dari kulit perianal
EPIDEMIOLOGI
Fistula perianal sering terjadi pada laki laki
berumur 20 40 tahun, berkisar 1-3 kasus tiap
10.000 orang
Sebagian besar fistula terbentuk dari sebuah
abses (tapi tidak semua abses menjadi fistula).
Sekitar 40% pasien dengan abses akan
terbentuk fistula
ETIOLOGI
tuberkulosis
kanker atau cedera anus maupun rektum,
Kadang-kadang fistula merupakan akibat dari
pengeluaran nanah pada abses
dari terapi sinat x
Escherichia coli, Enterococcus sp dan
Bacteroides sp
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
Fistula diklasifikasikan berdasarkan hubungannya dengan kompleks anal
sphincter sebagai berikut:
Fistula intersphincteric berawal dalam ruang diantara M. Sfingter
Eksterna dan Interna dan bermuara berdekatan dengan lubang anus.
Fistula transsphincteric kemudian melewati M. Sfingter Eksterna dan
bermuara sepanjang inchi di luar lubang anus.
Fistula suprasphincteric membelah ke atas M. Puborektalis lalu turun
diantara puborektal dan M. Levator ani lalu muncul inchi di luar anus.
Fistula extrasphincteric berawal dari rektum/colon sigmoid dan
memanjang ke bawah, ,melewati M. Levator ani dan berakhir di sekitar
anus..
PENEGAKAN DIAGNOSA
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Fistulografi
Ultrasound endoanal / endorektal
MRI
CT- Scan
Barium Enema
Anal Manometri
PENATALAKSANAAN
Terapi pembedahan
Fistulotomi
Seton
Advancement
Fibrin Glue
Pasca Operasi
KOMPLIKASI
PROGNOSIS
Fistel dapat kambuh bila lubang dalam tidak turut dibuka atau
dikeluarkan, cabang fistel tidak turut dibuka, atau kulit sudah
menutup luka sebelum jaringan granulasi menempel
permukaan.
Sebagian besar fistula ani memerlukan operasi karena fistula
ani jarang sembuh spontan. Setelah operasi risiko kekambuhan
fistula termasuk cukup tinggi yaitu sekitar 21% (satu dari lima
pasien dengan fistula post operasi akan mengalami
kekambuhan).