Anda di halaman 1dari 22

BEDAH JANTUNG

Oleh Kelompok 4 :
Tito Sri Rahmansyah (175070209111050)
Kharisma Hadi (185070209111014)
Jaya Dwiputranto (185070209111019)
Eni Yustianingsih (185070209111020)
Rizki Taufikur Rahman (185070209111028)
Ghita Rahayu Apriliana (185070209111034)
Ratih Arum Vatmasari (185070209111035)
Eka Nurul Siam (185070209111048)
DEFINISI BEDAH JANTUNG

Suatu upaya yg dilakukan mengoreksi kelainan anatomi atau fungsi jtg.

Kelainan
anatomi
Operasi Koreksi atau
fungsi
jantung
KATEGORI PEMBEDAHAN

• Berdasarkan cara
• Berdasarkan tujuan pembedahan
• Kesegeraan prosedur.
• Lokasi anatomis.
KATEGORI PEMBEDAHAN

Berdasarkan cara :
• Operasi jantung tertutup
• Tanpa mesin jantung-paru (tanpa mesin extracorporal).
• Jantung tetap berfungsi
• tanpa membuka rongga jantung
Contoh : ligasi PDA, reparasi Koarktasio aorta,
BT shunt, BCPS (bidirectional cavopulmonary shunt)

• Operasi jantung terbuka


• Menggunakan mesin jantung-paru ( dengan mesin extracorporal).
• Setelah diambil alih mesin, kerja jantung dihentikan
• Membuka rongga jantung
• Ex. CABG (Coronary Arteri Bypass Graft)
OPERASI JANTUNG TERBUKA
Operasi jantung tertutup
KATEGORI PEMBEDAHAN

1. Berdasarkan tujuan
Operasi jantung paliatif
• Mempersiapkan utk operasi korektif (bertahap)
• Juga pada kondisi kritis, bersifat darurat (life saving)
• Pd keadaan tertentu bersifat definitif, krn tak mungkin
korektif

2. Operasi jantung korektif


• Bersifat definitif, memperbaiki anatomis misal ASD, VSD,
AVSD, dan TOF
• Pada yang rumit, memperbaiki fisiologis walau anatomis
tak normal, misal Fontan, BCPS
KATEGORI PEMBEDAHAN

3. Berdasarkan kesegeraan/kegawatan
emergensi yaitu operasi yang sifatnya sangat perlu untuk
menyelamatkan jiwa penderita. Untuk bypass coroner hal ini
dilakukan kapan saja tergantung persiapan yang diperlukan.
Semi Elektif yaitu operasi yang bisa ditunda 2 - 3 hari atau untuk
koroner dilakukan 3 x 24 jam setelah dilakukan kateterisasi
jantung.
Elektif yaitu operasi yang direncanakan dengan matang atas
indikasi tertentu, waktunya lebih dari 3 hari.
KATEGORI PEMBEDAHAN

4. Berdasarkan lokasi pembedahan


1. Mid Sternotomi
insisi di tengah tulang dada
Torakotomi posterolateral sternum
Insisi mulai dari garis aksila tengah ke posterior kira-kira 2 cm di bawah angulus
inferior skapula dan prosesus spinosus vertebra
Torakotomi Anterolateral
Insisi ICS ke V. Pendekatan ini untuk emergensi karena luka tusuk
jantung dengan tamponade atau perikardiotomi
MID STERNOTOMI
TORAKOTOMI POSTEROLATERAL
TORAKOTOMI ANTEROLATERAL
INDIKASI BEDAH JANTUNG
1. Kelainan anatomi pembuluh darah besar dan koroner
2. PDA (Patent Ductus Arteriosus)
3. Obstruktif (Stenosis katup paru dan aorta)
4. ASD (Atrium Septal Defect)
5. TOF (Tetralogi Of Falot)
6. “Cyanotic heart disease”.
7. Angina pektoris kelas III dan IV menurut Canadian Cardiology Society (CCS).
8. “Unstable angina pectoris”.
9. Endokarditis
10. Arterosklerosis
11. Aneurisma
12. Perikarditis
13. Komplikasi akibat infark miokardium akut seperti VSD dan mitral regurgitasi yang berat karena ruptur otot papilaris.
14. “Arrhytmia” jantung misalnya WPW syndrom.
15. Stenosis katub yang berat (symtomatik).
16. Regurgitasi katub yang berat (symtomatik)
17. Tumor dalam rongga jantung yang menyebabkan obstruksi pada katub misalnya myxoma.
18. Trauma jantung dengan tamponade atau perdarahan.
INDIKASI BEDAH JANTUNG

• Aneurisma dinding ventrikel kiri akibat suatu infark miokardium


akut.
• Komplikasi akibat infark miokardium akut seperti VSD dan mitral
regurgitasi yang berat karena ruptur otot papilaris.
• “Arrhytmia” jantung misalnya WPW syndrom.
• Endokarditis atau infeksi katub jantung.
• Tumor dalam rongga jantung yang menyebabkan obstruksi pada
katub misalnya myxoma.
• Trauma jantung dengan tamponade atau perdarahan.
PEMERIKSAAN SEBELUM BEDAH JANTUNG

• Mengetahui irama jantung


EKG

Chest • Melihat anatomi paru dan jantung


X-Ray

Kateter • Melihat adakah sumbatan atau kelainan di jantung


isasi

Echoca • Melihat ukuran jantung, curah jantung, gerakan jantung.


rdiogra
fi
Pemeri • Darah lengkap, koagulasi, elektrolit, urium, kreatinin, BUN, Hb.
ksaan
Lab
KOMPLIKASI

1. Pendarahan : Medikal dan Surgikal 9. Kegagalan ginjal


2. Tamponade jantung 10. Infeksi luka dan mediastinitis
3. Hemolisis 11. Sepsis
4. Kegagalan pernafasan 12. Gangguan neurologi
5. Gangguan irama jantung
13. Pendarahan traktus digestivus
Henti jantung
14. Gangguan fungsi hati
7.Gangguan asam basa
15. Dekubitus
8. Curah jantung rendah
PENGKAJIAN

• Identitas
• Riwayat kesehatan : keluhan utama > eluhannya sesak nafas, nyeri
dada, syanosis, kelemahan, palpitasi dan nafas cepat
• Riwayat penyakit sekarang : Sesak nafas, nyeri dada, syanosis,
kelemahan, nafas cepat, palpitasi
• Riwayat penyakit dahulu : Pasien sebelumnya pernah merasa sesak
dan nyeri pada dada tapi hilang dengan obat warung
• Riwayat penyakit keluarga :
PEMERIKSAAN FISIK

• Kesadaran : compos mentis


• KU : biasanya dalam keadaan lemas
• Tanda-tanda vital :
• Kepala dan Leher
• Rambut : Keriting, ada lesi, distribusi merata.
• Wajah : Normal, konjungtiva pucat
• Hidung : Pernapasan cuping hidung,Tidak ada polip
• Mulut : Bersih
• Leher : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar thyroid
PEMERIKSAAN FISIK

Thorax dan Jantung


• Inspeksi : tampak ictus cordis
• Palpasi : ictus cordis kuat angkat
• Perkusi : batas jantung melebar
• Auskultasi : BJ 1 dan 2 melemah, BJ S3 dan S4, disritmia, gallop
Paru
• Inspeksi : pengembangan paru kanan-kiri simetris
• Palpasi : ada otot bantu pernafasan
• Perkusi : sonor
• Auskultasi : weezing
PEMERIKSAAN FISIK

• Abdomen
• Inspeksi : Bulat datar
• Palpasi : tidak ada nyeri tekan
• Perkusi :-
• Auskultasi : Bising usus (+)
Ekstremitas
• Eks. Atas : Ada clubbing fingers, terdapat oedema
• Eks. Bawah :Ada clubbing fingers, terdapat oedema
• Sistem Integumen : kulit kering dan turgor kulit juga jelek
• Genetalia : bersih, normal, tidak ada penyakit kelamin, tidak ada
hemoroid
DX. KEPERAWATAN

• Pre OP
1. Ansietas b.d ancaman kematian
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara supply dan kebutuhan
oksigen
• Post OP
1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik (prosedur pembedahan)
2. Resiko infeksi
3. Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas
4. Hambatan pertukaran gas b.d trauma akibat pembedahan dada ekstensi

Anda mungkin juga menyukai