Anda di halaman 1dari 30

Referat

PENANGANAN FRAKTUR
OLEH

Z U W I NA Z U L I A
NIMP : 16174262

PEMBIMBING :

D R . T. A D I T YA K E M A L , S P. O T

B A G I A N / S M F I L M U B E DA H
F K U N AYA / R S U D M E U R A X A
TA H U N 2 0 1 8
Pendahuluan

Trauma adalah kata lain untuk cedera atau rudapaksa yang


dapat mencederai fisik maupun psikis

Fraktur merupakan istilah dari hilangnya kontinuitas tulang,


tulang rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian,
biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik

Insiden fraktur secara keseluruhan adalah 11,3 dalam 1.000 per


tahun.
• laki-laki 11,67 dalam 1.000 / tahun
• Perempuan  10,65 dalam 1.000 /tahun

Prinsip penanggulangan cedera musculoskeletal adalah


rekognisi (mengenali), reduksi (mengembalikan), retaining
(mempertahankan), dan rehabilitasi
3/17/2018 2
TINJAUAN PUSTAKA

3/17/2018 3
Fraktur merupakan istilah dari hilangnya
Definisi kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang
bersifat total maupun sebagian, biasanya
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik

3/17/2018 4
ANATOMI DAN FISIOLOGI TULANG

• Terdapat 206 tulang  panjang, pendek, datar, dan tak beraturan


• Periosteum  permukaan tulang yang keras mengandung pembuluh darah

3/17/2018 5
Proses Pembentukan Tulang:

• Osteoblast
• Osteosit
• Osteoklast

3/17/2018 6
kk
E
p Insiden fraktur secara keseluruhan adalah 11,3
dalam 1.000 per tahun.
I
• laki-laki 11,67 dalam 1.000 / tahun
D
• Perempuan  10,65 dalam 1.000 /tahun
E
M
I
O
• Amerika Serikat  5,6 juta kejadian patah
L tulang terjadi setiap tahunnya
O • Patah tulang pada tibia  kejadian tersering
G dari seluruh patah tulang panjang
I

3/17/2018 7
Etiologi

Trauma Tidak Trauma akibat


Trauma langsung
Langsung Penarikan Otot

3/17/2018 8
Klasifikasi

1. Menurut ada-tidaknya hubungan patahan tulang dengan dunia luar


• Fraktur Terbuka (Open Fracture)
• Fraktur Tertutup (Close Fracture)

3/17/2018 9
Derajat fraktur terbuka menurut klasifikasi Gustilo dan
Anderson :
• Derajat I
• Derajat II
• Derajat III
• Derajat IIIA
• Derajat IIIB
• Derajat IIIC

3/17/2018 10
frakur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan
keadaan jaringan lunak sekitar trauma (menurut Tscherne),
yaitu :

• Tingkat 0 : fraktur sedikit, tanpa cedera jaringan lunak sekitar


• Tingkat 1 : fraktur dengan abrasi dangkal, memar kulit dan jaringan subkutan
• Tingkat 2 : fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian
dalam dan pembengkakan
• Tingkat 3 : cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata 
sindrom kampartement

3/17/2018 11
2. Fraktur Komplit dan Inkomplit
• Fraktur komplit  garis patah melalui seluruh penampang tulang atau
melalui kedua korteks tulang

• Fraktur inkomplit  garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang


• Hairline fracture
• Buckle fracture
• Greenstick fracture

3/17/2018 12
3. Berdasarkan bentuk garis fraktur, dibagi
menjadi :
• Fraktur transversal
• Fraktur oblik
• Fraktur butterfly
• Fraktur spiral
• Fraktur kominutif
• Fraktur segmental

3/17/2018 13
4. Berdasarkan ada-tidaknya pergeseran (displacement) :

• Translation/Shift
• Angulasi
• Rotasi
• Shortening

3/17/2018 14
5. Fraktur pada lempeng epifisis yang
oleh Salter-Harris , yaitu :
• Tipe I 6. Berdasarkan posisi fraktur
• Tipe II • 1/3 proksimal
• Tipe III • 1/3 medial
• Tipe IV • 1/3 distal
• Tipe V

3/17/2018 15
DIAGNOSIS

Anamnesa

Pemeriksaan
fisik

Pemeriksaan
Pemeriksaan Lokal : penunjang
1. Look
2. Feel
3. move

3/17/2018 16
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Radiologi
• Rontgen
• Ct-Scan

2. Pemeriksaan Laboratorium

3. Pemeriksaan Lainnya
• Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan tes sensitivitas
• Biopsi tulang
• Elektromiografi
• Atroskopi
• Indium imaging
• MRI

3/17/2018 17
Penatalaksanaan

Pengelolaan fraktur secara umum mengikuti prinsip penatalaksanaan


“4R”, yaitu :
1. Rekognisi  mengenali
2. Reduksi  mengembalikan
3. Retensi  mempertahankan
4. Rehabilitasi

3/17/2018 18
Recognize (Rekognisi)

Anamnesa

Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan
Penunjang

3/17/2018 19
Reduction (Reduksi/Reposisi/Manipulasi)

Reduksi TertutupReduksi Tertutup


Traksi TraksiReduksi Terbuka

3/17/2018 20
Retention (Retensi/Imobilisasi)

1. Proteksi saja tanpa reposisi dan imobilisasi


2. Imibolisasi luar tanpa reposisi
3. Reposisi dengan cara manipulasi yang diikuti dengan imobilisasi
4. Reposisi dengan traksi yang terus menerus selama masa tertentu
5. Reposisi yang diikuti dengan imobilisasi dengan fiksasi luar.
6. Reposisi secara non-operatif diikuti dengan pemasangan fiksator tulang secara
operatif
7. Reposisi secara operatif diikuti dengan fiksasi interna  Open Reduction Internal
Fixation (ORIF)
8. Eksisi fragmen patahan tulang dan menggantinya dengan prosthesis

3/17/2018 21
Proteksi saja tanpa reposisi dan imobilisasi  Penggunaan Mitela

3/17/2018 22
Reposisi dengan traksi yang terus menerus selama masa
tertentu  pemasangan gips

3/17/2018 23
Reposisi yang diikuti dengan imobilisasi dengan fiksasi luar  pemasangan
fiksator eksterna

3/17/2018 24
Reposisi secara operatif diikuti dengan fiksasi interna  Open Reduction Internal
Fixation (ORIF)

3/17/2018 25
Rehabilitation (Rehabilitasi)

Mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin untuk


menghindari atropi atau kontraktur.

3/17/2018 26
Penanganan Fraktur Terbuka

1. Perlu diperhatikan bahaya terjadinya infeksi

2. Pencegahan infeksi :
• debrideman yang adekuat
• Antibiotik profilaksis
• Imunisasi tetanus

3. Fraktur terbuka  Fiksasi eksterna

4. Kehilangan jaringan  dapat ditunda sampai keadaan luka aman dan bebas
infeksi  penjahitan sederhana

3/17/2018 27
Komplikasi segera

Komplikasi Komplikasi dini

Komplikasi lambat

3/17/2018 28
Kesimpulan

 Fraktur merupakan istilah dari hilangnya kontinuitas tulang,


tulang rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian,
biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik

 Penegakan diagnosis fraktur berdasarkan anamnesis,


pemeriksaan fisik, pemeriksaan lokalis (look, feel, move), dan
pemeriksaan penunjang.

 Pengelolaan fraktur secara umum mengikuti prinsip


penatalaksanaan “4R” yaitu rekognisi, reduksi, retensi, dan
rehabilitasi

 Frakur terbuka  pencegahan infeksi : debrideman yang


adekuat, antibiotik profilaksis, dan imunisasi tetanus

3/17/2018 29
Terima Kasih 

3/17/2018 30

Anda mungkin juga menyukai