Perseptor :
Danurrendra, dr., Sp.B
Disusun Oleh :
Lintang Pitarani
Novia Kumala Beatrice
Putri Larasati
Terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dan atau tulang rawan yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa.
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia :
• Kecelakaan mobil, motor,
• Fraktur femur 39%
• Fraktur humerus 15% atau kendaraan rekreasi
Mayoritas adalah pria 63,8%
• Fraktur tibia dan fibula 62,6%
• Jatuh 37.3%
11%
02 Kalus Fibrotik
03 Kalus Tulang
Berdasarkan ada/tidaknya
Berdasarkan garis fraktur 01 03
pergeseran
Which type
Which group-subgroup
Berdasarkan Garis Fraktur
Fraktur komplit Fraktur inkomplit
Garis patah melalui seluruh penampang Garis patah tidak melalui seluruh
tulang atau melalui kedua korteks penampang tulang, seperti :
tulang • Hailine fracture
• Buckle fracture atau Torus fracture
• Greenstick fracture
Berdasarkan Bentuk Garis Fraktur
Berdasarkan ada/tidaknya pergeseran
Fraktur undisplaced
Fraktur displaced
Derajat 1 Fraktur disertai dengan abrasi superfisial atau luka memar pada kulit dan jaringan
subkutan
Derajat 2 Fraktur yang lebih berat disbanding derajat 1 yang disertai dengan kontusio dan
pembengkakan jaringan lunak
Derajat 3 Fraktur berat yang disertai dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan terdapat
ancaman terjadinya sindroma kompartemen
Derajat Fraktur Terbuka menurut
Klasifikasi Gustilo and Anderson
Fracture Type
Feature
I II IIIA IIIB IIIC
Wound size (cm) <1 >1 >1 >1 >1
Energy Low Moderate High High High
Contamination Minimal Moderate Severe Severe Severe
Deep soft tissue
Minimal Moderate Severe Severe Severe
damage
Fracture comminution Severe / Severe / Severe /
Minimal Moderate segmental segmental segmental
fractures fractures fractures
Periosteal stripping No No Yes Yes Yes
Local coverage Adequate Adequate Adequate Inadequate Adequate
Neurovascular injury No No No No Yes
Infection rate 0%-2% 2%-7% 7% 10%-50% 25%-50%
Derajat Fraktur Terbuku menurut
Klasifikasi Gustilo and Anderson
• Type I - A transverse fracture through the growth plate (also
referred to as the "physis") : 6% incidence
o Luka pada daerah yang terkena membengkak dan disertai rasa sakit
o Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
diimobilisasi, hematoma, dan edema
o Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah
o Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot
o yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur
o Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya
o Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan roentgen : untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur
2. Scan tulang, tomogram, CT- scan/ MRI : memperlihatkan fraktur dan
mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak
3. Pemeriksaan darah lengkap : Ht mungkkin meningkat (hemokonsentrasi) atau
menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma
multiple). Peningkatan sel darah putih adalah respon stress normal setelah trauma.
4. Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal.
5. Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfuse multiple,
atau cedera hepar
PUBLIC’S FAVOURITES
Primary Survey Secondary Survey
• Realignment
• Evaluasi neurovascular
• Pasang 2 buah bidai melalui 2 sendi
• Fiksasi dengan elastis verban
• Evaluasi neurovascular
BERBAGAI JENIS TERAPI FRAKTUR
2
7
Hippocrates Maneuver Milch Maneuver
PHARMACOLOGICAL
TREATMENTS
• Anti Nyeri
• Anti Biotik: terutama pada fraktur terbuka
• Anti Tetanus: tanyakan riwayat imunisasi dan
pemberian ATS
Komplikasi
Komplikasi dalam waktu
Komplikasi awal
lama
o Syok
o Malunion
o Sindrom emboli
o Delayed union
lemak
o Nonunion
o Sindroma
o Nekrosis avaskuler
Kompartemen
o Kerusakan arteri tulang
o Kekakuan sendi
o Infeksi
o Gangguan saraf perifer
o Avaskuler nekrosis
SPECIFIC TYPE OF FRACTURE
Calvaria-Vertebral-Pelvic-Upper Limb- Lower Limb
FRAKTUR CALVARIA
Linier Fracture
Stellate Fracture
Decompression
Fracture
Compound Fracture
LE FORT CLASSIFICATION
Le Fort I Tooth bearing maxilla
Le Fort III Maxilla, nasal bones, vomer, ethmoid, and small bones of skull base. The face is separated
from the skull base.
FRAKTUR VERTEBRA
Hangman Fracture
Burst Fracture
Wedge Fracture
Compression Fracture
FRAKTUR PELVIC
• Avulsion • Malgaigne
• Duverney • Straddle
• Sacral • Bucket hand
Stable Pelvic Fractures
Unstable Pelvic Fractures
FRAKTUR EKSTREMITAS
SUPERIOR
Montegia Fracture Galeazzi Fracture
Anterior dislocation of the radial head with a Fracture of the radius with shortening and
Description
fracture of the ulna, usually angulated dorsally dislocation of the distal ulna
Isolated fracture at the junction of the distal and
Dislocation at the head Radius
middle third
Subluxation or dislocation of the distal radio-
Fracture of the proximal third Ulna
ulnar joint
Bennet Fracture
Rolando Fracture
FRAKTUR EKSTREMITAS
INFERIOR
Hip Fracture Patella Fracture
FRAKTUR EKSTREMITAS
INFERIOR
Schatzker Classification Lauge Hansen
FRAKTUR EKSTREMITAS
INFERIOR
Aviator Fracture Cuboid Fracture
COMPARTEMEN SYNDROME
DEFINISI
Suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan
intestitial didalam ruangan yang terbatas, yaitu
didalam kompartemen osteofascia yang tertutup.
5P
● Kontriksi kompartemen • Pain
● Cairan intrakompartemen • Parestesi
• Pale/Pallor
meningkat
● Kompresi eksternal • Paralysis
• Pulselessness
Penyebab Gejala
Tatalaksana
• Prinsipnya adalah dekompresi segera
• Lepaskan semua gips atau bebat
• Letakkan ekstremitas secara mendatar (jangan melakukan elevasi
ekstremitas karena elevasi akan menyebabkan perfusi ke perifer makin
berkurang)
• Konfirmasi tekanan intrakompartemen. Jika perbedaan antara tekanan
diastolic dan tekanan kompartemen < 30 mmHg, lakukan fasciotomy
segera
Tatalaksana
• Jika tidak ada fasilitas untuk mengukur tekanan intrakompartemen,
diagnosa harus ditegakkan berdasarkan gejala klinis, jika ada tiga atau lebih
tanda, diagnosis hampir pasti
• Jika masih ragu, lakukan evaluasi tiap 30 menit
• Jika tidak ada perbaikan gejala setelah 2 jam, lakukan fasciotomi segera
DAFTAR PUSTAKA
1. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 (diunduh 9 Agustus 2020). Tersedia dari: http://www.
depkes.go.id/resources/download/general/ HasilRiskesdas 2013.
2. Brunicardi CF,et.al. Schwartz’s principle of surgery. 11th edition. San Francisco: McGraw-Hill Education.
2019.p.1879-1960
3. Storheim K, Zwart JA. Musculoskeletal disorders and the Global Burden of Disease study. Ann Rheum Dis.
2014 Jun 1;73(6):949–50.
4. Gross, J. Fetto, J. & Rosen, E. (2009). Musculoskeletal examination. Chichester: Wiley-Blackwell.
TERIMAKASIH