Anda di halaman 1dari 21

Carcinoma Mammae Sinistra dengan Metastasis KGB

Axilla Sinistra

LAPORAN KASUS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kepaniteraan
Bagian Ilmu Bedah

Disusun oleh :
Tamara Amanda Salsabila 4151181456
Ade Ira Rahmawati Putri 4151181493

Pembimbing :
dr. Lukmana Lokarjana, Sp.B-KBD, FInaCs

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Kanker payudara disebut juga carcinoma mammae adalah sebuah tumor ganas
yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar susu,
jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. Kanker ini memang tidak
tumbuh dengan cepat namun berbahaya. Termasuk dalam catatan Word Health
Organization (WHO) dimasukkan dalam International Classification of Diseases
(ICD) dengan kode nomor 17.
Menurut Kumar dkk, kurva insidens usia pada kanker payudara bergerak naik
terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang sekali ditemukan pada wanita usia
dibawah 20 tahun. Angka tertinggi pada usia 45- 66 tahun. Di Amerika Serikat,
karsinoma payudara merupakan 28% kanker pada wanita kulit putih dan 25% pada
kulit hitam. Sedangkan presentase ketahanan hidup adalah 5 tahun 16-22%,
sedangkan ketahanan hidup sepuluh tahun adalah 1-5% apabila tidak diobati.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia
adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung
dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan
bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar
getah bening, kulit dan kanker nasofaring. Kanker payudara merupakan kanker
terbanyak diderita wanita. Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta
pada wanita. Kanker payudara merupakan penyebab kematian karena kanker tertinggi
pada wanita yaitu sekitar 19%.
Negara berkembang setiap tahunnya lebih dari 580.000 kasus kanker
payudara ditemukan. Kurang dari 372.000 pasien meninggal karena penyakit ini.
Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50
tahun ke atas. Kanker payudara merupakan ancaman bagi kaum wanita.Walaupun
kini sudah ada pengobatan yang terbaik, tetapi perjuangan melawan kanker payudara
tidak selalu berhasil. Kanker payudara merupakan kanker peringkat kedua yang

2
paling banyak diderita dan ditakuti wanita.berdasarkan laporan dari Rumah Sakit
Kanker Dharmais, 70% wanita yang datang sudah dengan kekambuhan dan pada
stadium lanjut, sisa 30% terdiagnosis pada stadium 1 atau II pasien dalam usia 25-80
tahun.

3
BAB II
ANALISIS LAPORAN KASUS

2.1 Anamnesis
Keterangan Umum
Nama Pasien : Ny. Marsiti
No. RM : 0629121
Umur : 49 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Nama Suami : Tn. Dadang
Umur Suami : 52 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Jl. Dr. Setiabudhi No 287-B RT 03/03 Isola Sukasari
Bandung
Tgl. Pemeriksaan : 4 Februari 2021
Keluhan Utama :Adanya benjolan pada payudara sebelah kiri
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RS Dustira dengan keluhan benjolan pada payudara kiri.
Benjolan dirasakan muncul sejak 2 tahun yang lalu, awalnya benjolan sebesar
kelereng, warna kulit masih sama dengan sekitarnya dan benjolan teraba keras.
Lalu sejak Bulan Desember 2020 (2 bulan lalu), benjolan tersebut semakin
membesar sampai memenuhi payudara kiri dan warna kulit menjadi seperti kulit
jeruk. Benjolan tidak terasa nyeri. Benjolan tidak ikut bergerak ketika tangan
diangkat keatas.

4
Keluhan tidak disertai dengan nyeri saat menjelang haid, bengkak ataupun
keluarnya cairan dari puting susu. Batuk berdarah (-), keringat dimalam hari(-),
penurunan berat badan(-), riwayat pengobatan paru selama 6 bulan atau lebih(-),
riwayat trauma pada payudara (-)
Keluhan tidak disertai adanya nyeri pada tulang belakang, adanya sesak nafas
dan batuk berdarah, nyeri perut kanan atas dan perut membesar. Pasien tidak sedang
hamil maupun menyusui. Pasien pertama kali 2 minggu yang lalu dan disarankan
untuk dilakukan biopsi.
Riwayat Penyakit Dahulu: tidak ada
Riwayat kehamilan dan menstruasi :
Pasien menikah usia 20 tahun dan Memiliki 4 orang anak laki-laki. Anak terakhir
berusia 21 tahun. Sejak tahun 2000 hingga 2018 pasien menggunakan KB suntik 1
bulan secara rutin. Pasien awal menarch usia 11 tahun. Saat ini Pasien mengaku
terakhir haid tanggal 21 desember tahun 2020. Saat ini pasien sudah tidak haid
selama 2 bulan.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Ibu pasien pernah menderita ca mammae.

2.2 Pemeriksaan Fisik


Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Kesan sakit : sakit sedang
Status Generalis
Kepala
Mata : Conjunctiva anemis(-), Sklera ikterik (-)
Hidung : Tidak ada kelainan
Mulut : Tidak ada kelainan

5
Leher : KGB tidak membesar

Thorax
Tampak masaa pada mammae sinistra (Lihat Status Lokalis)
Cor: BJ I & II murni regular, murmur(-)
Pulmo:
2.3 Sonor +/+,
Pemeriksaan VBS +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-
Penunjang
Darah rutin
Abdomen
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Inspeksi : Datar
Hemoglobin 14 11-16 g/dl
Auskultasi : BU (+)
Eritrosit 4.6 4.000.000 – 5.500.000 ul
Palpasi : Soepel, NT (-) Hepar dan lien: Tidak teraba
Leukosit 6.1 4.000-6.000 ul
Perkusi : Timpani
Hematokrit 39.9 36 – 48 %
Trombosit 273.000 150.000-450.000 ul
Ekstremitas
Collum femoris: Nyeri tekan (-)
Hitung jenis
Basofil kulit kembali cepat, 0.7
Turgor 0.0detik
Akral hangat, CRT <2 –1%
Eosinofil 0.8 1–4%
Tulang Belakang
Neutrofil segmen 62.7 50.0 – 80.0 %
Nyeri ketok (-)
Limfosit 26.4 25.0 – 50.0 %
Monosit 9.4 4.0 – 8.0 %
Status Lokalis a/r mammae sinistra
Waktu pembekuan
Inspeksi: Tampak massa yang memenuhi seluruh kuadran mammae, retraksi papilla
Pemeriksaan Hasil Analisis
mammae (+), peau d’orange (+), eritema (+), skin dimpling (+), discharge (-),
Waktu perdarahan 3’ 1-3 menit
ulcerasi (-).
Waktu pembekuan
Palpasi: 6’12’’
teraba massa tunggal yang memenuhi seluruh 5-15 menit
kuadran mammae, ukuran
Tes serologi
10X8X8 cm,covid – 19 konsistensi keras, permukaan tidak rata, batas tidak tegas,
terfiksir,
Pemeriksaan
nyeri tekan (-), fluktuatif (-) Hasil Analisis
Sar – Cov 2 antibody IgG Non reaktif Non reaktif
Sar – Cov 2 antibody IgG Non reaktif Non reaktif

6
Usulan Pemeriksaan
1. Mammografi
Pemeriksaan menggunakan sinar-X pada jaringan payudara. Mamografi
dikerjakan pada wanita usia >20 tahun dan sebaiknya pada hari ke 7-10
dihitung dari hari menstruasi.
2. USG
Banyak digunakan pada usia muda, dan dapat membedakan benjolan berupa
kista atau tumor padat.
• Massa payudara jinak : kontur halus, bentuk oval/bulat, echo lemah di
bag sentral dengan batas tegas
• Ca Mammae : dinding tidak beraturan tetapi dapat juga berbatas tegas
dengan peningkatan akustik.
3. Foto thoraks
4. Biopsy
Gold standard untuk mendiagnosis Ca Mammae, dapat dilakukan FNAB,
Core biopsy, dan biopsy terbuka. Pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan
potongan beku atau parafin.
5. Biomarker
6. Lab Darah Rutin
7. MRI
Dapat menentukan penyebaran dari Ca terutama Ca lobuler
8. Pet Scan
Menggambarkan anatomi dan metabolisme sel kanker

7
Analisis Data
Anamnesis Analisis
KELUHAN UTAMA : DD :
Adanya benjolan pada payudara kiri C :-
I :mastitis piogeik akut, mastitis
tuberkulosis, abses mammae
N : jinak : displasia mammae, FAM,
ganas : tumor phylloides, Ca Mammae
T : trauma pada payudara
A : implan payudara
Benjolan dirasakan muncul sejak 2 Progresifitas, kronik
tahun yang lalu, awalnya benjolan Manifestasi kliniks :
sebesar kelereng dan warna kulit Benjolan di payudara tumbuh progresif
masih sama dengan kulit sekitarnya, Pembesaran payudara asimetris
serta benjolan teraba keras pada Nipple discharge, retraksi puting
payudara sebelah kiri Eritema atau ulserasi pada kulit payudara
Kelainan kulit payudara (dimpling, peau
d’orange, ulserasi, dan eritem)
Benjolan pada ketiak
Sejak Bulan Desember 2020 (2 bulan Progresif, Mengarah ke carcinoma
lalu), benjolan tersebut membesar mammae.
sampai memenuhi payudara kiri, Kelainan kulit payudara (dimpling, peau
warna kulit menjadi seperti kulit d’orange, ulserasi, dan eritem)
jeruk, tidak terdapat luka daerah
tersebut.
Benjolan tidak ikut bergerak ketika Tidak terdapat infiltrasi
tangan diangkat keatas

Keluhan tidak disertai dengan nyeri Menyingkirkan displasia mammae 


saat menjelang haid diakibatkan karena imbalance hormonal

8
Keluhan tidak disertai bengkak, nyeri Menyingkirkan adanya abses mammae,
ataupun keluarnya cairan dari puting mastitis pyeogenik akut
susu.

Pasien tidak sedang hamil maupun Menyingkirkan mastitis piogenik akut


menyusui
Keluhan tidak disertai dengan batuk Menyingkirkan mastitis tuberkulosis
berdarah (-), keringat dimalam hari
(-), penurunan berat badan(-), riwayat
pengobatan paru selama 6 bulan atau
lebih (-)
Riwayat terbentur pada daerah Menyingkirkan trauma payudara dan
payudara (-), riwayat suntik silikon (-) implant payudara

Adanya sesak nafas dan batuk Menyingkirkan metastasis ke paru-paru


berdarah (-) dan pleura.
Nyeri perut bagian kanan atas dan Menyingkirkan metastasis ke hepar
perut membesar (-)
Menarche : 11 Tahun Faktor risiko terjadinya ca mammae, salah
satunya :
Umur ≥35 tahun
Riwayat penyakit payudara jinak/ganas
Riwayat Keluarga mengalami kanker
payudara
Riwayat menstruasi ≤12 tahun
(Paparan hormon estrogen secara
berlebihan dapat memicu pertumbuhan sel
secara tidak normal pada bagian tertentu)
Riwaat manapouse > 55 tahun
Riwayat obstetri melahirkan usia tua
menyusui sebentar.
Riwayat terapi hormon dalam waktu lama
Sering terkena radiasi
Gaya hidup tidak sehat (alkohol, merokok)
Riwayat Kehamilan : Memiliki 4 Pemakaian kontrasepsi hormonal dapat
orang anak laki-laki. Anak terakhir menyebabkan terjadinya peningkatan
berusia 21 tahun. Riwayat KB suntik paparan hormon estrogen pada tubuh.

9
kombinas lebih dari 10 tahun. Adanya peningkatan paparan hormon
estrogen dapat memicu pertumbuhan sel
secara tidak normal pada payudara.
Riwayat Penyakit Keluarga: Ibu Terdapat faktor risiko ca mammae
pasien pernah menderita ca mammae.
Pasien pertama kali berobat 2 minggu
yang lalu ke Poli Bedah Umum
Dustira dan disarankan untuk
dilakukan biopsi.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Analisis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Kesan sakit : sakit sedang
BB: 60kg, TB: 165 cm IMT Normal
Tanda Vital Dalam batas normal
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Respirasi: 18x/menit
Suhu : 36,6 °C
Status Generalis Dalam batas normal
Kepala
Mata : Conjunctiva anemis(-),
Sklera ikterik (-)
Hidung : Tidak ada kelainan
Mulut : Tidak ada kelainan
Leher : KGB tidak membesar
Thorax Tidak ada metastasis ke paru-paru dan
Tampak masaa pada mammae pleura
sinistra (Lihat Status Lokalis)
Cor: BJ I & II murni regular, murmur(-)
Pulmo: Sonor +/+, VBS +/+, wheezing
-/-, ronkhi -/-
Abdomen Dalam batas normal, tidak ada
Inspeksi : Datar metastasis ke hepar
Auskultasi : BU (+)

10
Palpasi : Soepel, NT (-)
Hepar dan lien: Tidak teraba
Perkusi : Timpani
Ekstremitas Dalam batas normal, tidak ada
Collum femoris: Nyeri tekan (-) metastasis ke tulang femur (collum
Turgor kulit kembali cepat, Akral femoris)
hangat, CRT <2 detik

Tulang Belakang Tidak terdapat metastasis ke vertebra


Nyeri ketok (-)

Status Lokalis a/r mammae sinistra Carcinoma mammae, menyingkirkan


Inspeksi: Tampak massa yang abses mammae dan mastitis
memenuhi seluruh kuadran mammae,
retraksi papilla mammae (+), peau
d’orange (+), eritema (+), skin dimpling
(+), discharge (-), ulcerasi (-).
Palpasi: teraba massa tunggal yang Carcinoma mammae, menyingkirkan
memenuhi seluruh kuadran mammae, abses mammae dan mastitis
ukuran 10X8X8 cm, terfiksir,
konsistensi keras, permukaan tidak rata,
batas tidak tegas, nyeri tekan (-),
fluktuatif (-)
a/r Axilla Sinistra Sudah terdapat metastasis ke KGB
axilla
Terdapat pembesaran KGB Axilla
ukuran 3x2 cm, konsistensi keras,
immobile, nyeri tekan (-)

2.4 Diagnosis
2.4.1 Diagnosis Banding
1. Suspek Carcinoma Mammae Sinistra dengan Metastasis KGB Axilla Sinistra, tidak
terdapat metastasis jauh
2. Suspek Tumor Phyloides Mammae Sinistra

11
2.4.2 Diagnosis Kerja
Suspek Carcinoma Mammae Sinistra dengan Metastasis KGB Axilla Sinistra, tidak
terdapat metastasis jauh

Dengan alasan:
1. Anamnesis:
Terdapat benjolan pada payudara kiri sejak 2 tahun lalu dan bersifat progresif, warna
seperti kulit jeruk, benjolan keras, tidak nyeri. riwayat keluarga ca mammae (+), early
menarch (<12 tahun). Riwayat KB suntik lebih dari 10 tahun
2. Pemeriksaan Fisik:
Status Lokalis a/r mammae sinistra
Inspeksi: Tampak massa yang memenuhi seluruh kuadran mammae, retraksi papilla
mammae (+), peau d’orange (+), eritema (+), skin dimpling (+), ulserasi (-).
Palpasi: teraba massa tunggal yang memenuhi seluruh kuadran mammae, ukuran
10X8X8 cm, terfiksir, konsistensi keras, permukaan tidak rata, batas tidak tegas,
nyeri tekan (-).
Axilla sinistra: Pembesaran KGB Axilla.

2.5 Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah
tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun
penyebaran ketempat lain.
Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor
jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan
ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA,
rontgen, USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi.

12
Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut
saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang
direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health
Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh
American Cancer Society dan American College of Surgeons).

Manfaat diketahuinya stadium


penderita kanker, antara lain mengetahui
keadaan sejauh mana tingkat
pertumbuhan kanker dan penyebaran
kanker ketika pertama kali apakah
merupakan stadium dini atau stadium
lanjut; dapat menentukan perkiraan,
prognosis, atau tingkat harapan
kesembuhan dan harapan hidup seberapa
besar. Ketika makin tinggi stadium maka
harapannya makin rendah, sebaliknya
makin dini stadium ditangani maka
13 makin tinggi harapan kesembuhannya.
Mengetahui stadium kanker juga berguna
untuk menentukan jenis pengobatan.
Klinis
jelas
jelas Ekstirpasi
jinak
jinak

Biopsi
Biopsi
Operabel
insisi/ekstirpasi
insisi/ekstirpasi
2.6 Tatalaksana

Klinis
Klinis
belum
belum
jelas
jelas
BENJOLA
BENJOLA ganas
ganas
N
N PADA
PADA
PAYUDAR
PAYUDAR Inoperabel karena insisi
Biopsi
Biopsiinsisi
A
A ukuran

14
Seperti
Sepertiyang
yangklinis belum
klinisbelum
Operabel jelas ganas
jelasganas

Klinis
Klinis belum
Seperti
Sepertiyang
yangklinis
klinisbelum
jelas
jelas ganas
jelas
jelasganas
ganas
ganas

Inoperabel
(irresektabel atau ada Biopsi insisi
Biopsiinsisi
tanda tanda indikasi)
jinak Ekstirpasi

Biopsi
Biopsi Kelenjar (+)
insisi/ekstirpas
insisi/ekstirpas Mastektomi radikal Khemeterapi adjuvant
ii Mastektomi cara (Bennadonna)
patey Kelenjar (-), dicari laktor
ganas Kuadranetomi + resiko :
diseksi Kelenjar Usia muda < 35 tahun
aksila + radiasi sisa Ukuran tumor > 2 cm
payudara Diferensiasi PA buruk
Hormonal receptor
estrogen/progesterone
jinak (-)
Ekstirpasi

Biopsi insisi
Biopsi insisi

15
Radiasi
Mastektomi
ganas
pre-operatip primer

Proses Mastektomi
Radiasi primer
lokal primer

Biopsi insisi
Biopsi insisi

ganas Metastasis :

Tulang
Kulit
Lain-lain khemoterapi
Pada Pasien Telah Dilakukan Biopsi Insisi:
Didapatkan massa ukuran 10x8x8 cm pada mammae sinistra dan pembesaran KGB
axilla sinistra ukuran 3x2 cm. Lalu di biopsy dan dilakukan pemeriksaan PA.

Post biopsi insisi :

16
Hasil biopsy insisi:

Tatalaksanan berdasarkn stadium :


Tujuan pengobatan pada prinsipnya bersifat kuratif atau paliatif. Terapi
kuratif berarti masih ada harapan sembuh, sedang paliatif hanya menekan efek tumor
terhadap penderita untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Pada stadium T1 dan
T2 dan kadang-kadang T3 dengan N0, N1 dan M0 yang dianggap tumor operable,
tujuan terapi adalah kuratif. Pada karsinoma stadium lanjut (inoperable) maupun
karsinoma dengan metastasis jauh (T0-4, N2-3, M1) adapun tujuan terapinya adalah
paliatif, terapi yang diutamakan adalah terapi sistemik yaitu kemoterapi atau
hormonal.

17
• Stadium I,II (stadium operable) : sifat pengobatannya kuratif. Radikal
mastektomi atau modified radikal mastektomi dengan atau tanpa radiasi dan
kemoterapi ajuvan
• Stadium IIIA, IIIB : kemoterapi, operatif, radioterapi
• Stadium IV : sifat pengobatan paliatif
Pada kasus : Pada pasien ini dapat dilihat bahwa tidak terdapat metastasis jauh yakni
ke paru dan tulang vertebrae, oleh karena itu pasien ini termasuk ke dalam Stadium
IIIB.

2.7 Prognosis
Survival rates untuk wanita yang didiagnosis karsinoma berdasarkan angka 5-year
survival untuk stadium I 100%, stadium IIa 92%, stadium IIb 81%, stadium IIIa
67%, stadium IIIb 54%, stadium IV 20%. Factor prognosis dan prediktif carcinoma
mammae ditentukan berdasarkan beberapa hal, seperti ukuran tumor, hasil
histopatologi, invasi ke KGB, usia, status menopause, riwayat keluarga, sebelumnya
mempunyai riwayat kanker payudara, nutrisi, gangguan imunitas atau
immunokompremais, dan lainnya. Prognosis pada pasien ini kurang baik atau dubia
ad malam baik quo ad vitam maupun quo ad functionam.

18
2.8 Pencegahan dan Deteksi Dini
Kanker payudara dapat menyebar secara signifikan dan sering tidak menimbulkan
gejala yang berarti. Pada saat terdiagnosis sebagai kanker payudara, pada 5-15%
pasien telah terjadi metastasis dan hampir 40% telah terjadi penyebaran secara
regional. Karena pengobatan terkadang memberikan hasil yang baik atau terlambat
dalam memberikan terapinya, maka pencegahan merupakan langkah yang diperlukan.
Pencegahan kanker payudara bertujuan untuk menurunkan insidensi kanker payudara
yang aman dan secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian akibat
kanker payudara itu sendiri. Pencegahan yang efektif lebih dipilih daripada menjalani
terapi dengan menggunakan radiasi dan agen sitotosik yang meskipun efektif
menimbulkan berbagai efek samping.
Deteksi dini dengan SADARI dapat menekan angka kematian sebesar 25 – 30 %.
SADARI sangat penting dianjurkan kepada masyarakat untuk menerapkannya.
Sekitar 90% kanker payudara ditemukan sendiri oleh pasien dan sekitar 5%
ditemukan selama pemeriksaan fisik untuk alasan lain. Pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) adalah pemeriksaan payudara sendiri untuk dapat menemukan adanya
benjolan abnormal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri tanpa harus pergi ke
petugas kesehatan dan tanpa harus mengeluarkan biaya. Pemeriksaan optimum
dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi karena pada masa itu
retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan lembut, tidak keras, jika
membengkak akan mudah dikenali.
American Cancer Society (ACS) merekomendasikan untuk melakukan diagnosis
dini dengan cara yaitu, SADARI, pemeriksaan ke tenaga medis setiap 3 tahun untuk
wanita 20-39 tahun, setiap tahun setelah usia 40 tahun, serta mammografi setiap
tahun untuk usia >40 tahun.

19
20
DAFTAR PUSTAKA

1. Schwartz’s Principles of Surgery, 10th ed, Mc Graw Hill education, New


York, United Stated.
2. Komite Nasional Penanggulangan Kanker (KPKN). 2015. Panduan Nasional
Penanganan Kanker Payudara. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
3. Sjamsuhidajat R, De Jong W, Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-
De Jong. Sistem Organ dan Tindak Bedahnya (1). 4th ed. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2017.

21

Anda mungkin juga menyukai