Anda di halaman 1dari 23

KONSEP

OSTETRI DAN
GINEKOLOGI
OLEH:
Ns. ROHMAYANTI, M.KeP
ISTILAH OBSTETRI GINEKOLOGI
• Obstetri ialah ilmu yang mempelajari kehamilan, persalinan dan nifas.
• Perkataan obstetri berasal dari obsto (Bahasa Latin) yang kira–kira berarti
mendampingi.
• Obstetri sangat erat hubungan dengan ginekologi (ilmu kandungan) ialah ilmu yang
mempelajari alat kandungan di luar kehamilan, serta pediatri (ilmu kesehatan
anak).
• Kehamilan (graviditas) dimulai dengan konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan
permulaan persalinan.
• Persalinan (partus) didefinisikan sebagai proses pengeluaran bayi dan uri dari
badan ibu.
• Nifas (puerperium) ialah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
alat kandungan sampai kepada keadaan sebelum hamil
Tujuan Obstetri
• Untuk membawa ibu dan anak dengan selamat melalui masa kehamilan, persalinan,
dan nifas, dengan kerusakan yang seminimal mungkin.
• Tujuan dari obstetri ialah pengaturan dan optimalisasi reproduksi manusia.
• Demikian pula dengan ginekologi, orang mulai melihat perbedaan kelainan alat dan
fungsi reproduksi, di luar proses kehamilan, seperti gangguan haid, infeksi dan tumor.
• Sebagian besar sudah dapat dijelaskan mengapa dan bagaimana terjadinya kelainan
tersebut.
• Berbeda dengan obstetri, pada ginekologi bentuk pelayanan klinisnya tidak seragam
karena untuk tiap bentuk kelainan, patogenesisinya berbeda–beda.
• Perkembangan ini telah mampu menjelaskan patogenesis penyakit, baik obstetri
maupun ginekologi.
• Mempertajam diagnostik dan memperbaiki cara pengobatan yang pada gilirannya akan
memperbaiki prognosis.
Evaluasi Data Demografik dan Statistik
• Ada beberapa jenis evaluasi data demografik dan statistik yang diperhatikan dalam
memahami obstetrik yang meliputi :
• a. Angka kematian kasar (crude death rate) adalah jumlah kematian setahun setiap 1000
penduduk yang dihitung pada pertengahan tahun tersebut.
• b. Angka kelahiran fertilitas kasar (crude birth rate) adalah jumlah kelahiran hidup selama
setahun setiap 1000 penduduk.
• c. Angka kesuburan (fertility rate) adalah jumlah kelahiran hidup setiap 1000 wanita antar
umur 15 – 44 tahun.
• d. Angka kematian ibu (maternal mortality ratio) adalah jumlah kematian ibu akibat
langsung dari proses reproduksi setiap 100.000 kelahiran hidup.
• e. Angka kematian perinatal (perinatal mortality rate) adalah jumlah kematian bayi baru
lahir dengan kelahiran mati setiap 1000 kelahiran.
• f. Angka kematian bayi (infant mortality rate) adalah jumlah kematian bayi kurang dari 1
tahun setiap 1000 kelahiran hidup.
Lanjutan…
Untuk memahami hal tersebut ada beberapa istilah yang harus
diketahui meliputi:
• a. Kelahiran mati (stillbirth) adalah kelahiran anak tanpa tanda – tanda
hidup yang meliputi: tidak bernapas, tidak bergerak, dan tanpa
adanya bunyi jantung anak.
• b. Kematian jabang bayi (early neonatal mortality) adalah kematian
bayi yang lahir hidup yang dalam minggu pertama setelah lahir.
• c. Masa perinatal (perinatal period) adalah masa janin/bayi mulai
umur kehamilan 20 minggu/500 gram sampai hari ke 28 pasca
persalinan.
Kesakitan dan kematian ibu serta
kematian bayi baru lahir
Menurut Hoyet (2007), kematian ibu diklasifikasikan menjadi:
• a. Kematian ibu didefinisikan oleh WHO sebagai kematian wanita selama kehamilan
atau 42 hari setelah kehamilan. Kematian terkait dengan kehamilan atau diperburuk
oleh kehamilan atau penanganan kehamilan, tidak termasuk kematian akibat
kecelakaan atau cedera.
• b. Kematian obstetrik langsung adalah kematian akibat komplikasi selama kehamilan,
persalinan dan/atau nifas dari intervensi, kelalaian dalam intervensi atau tindakan
yang salah
• c. Kematian obstetrik tidak langsung adalah kematian akibat adanya penyakit
sebelumnya atau penyakit yang berkembang selama kehamilan yang tidak berakibat
langsung secara obstetric tetapi cenderung memperburuk kehamilan.
• d. Late maternal death adalah kematian yang terjadi lebih dari 42 hari setelah
terminasi kehamilan tanpa memperhatikan penyebab kematian
Lanjutan
• Kematian ibu dan kematian perinatal merupakan cermin kemampuan dalam memberikan
pelayanan kesehatan di tengah masyarakat.
• Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan ibu.
• Negara – negara di dunia memberi perhatian yang cukup besar terhadap Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB) sehingga menempatkannya dalam Millennium Development Goals
(MDGs), dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan manusia.
• Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 108 kematian per 100.000 kelahiran hidup,
sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 Angka
Kematian Ibu adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup.
• Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan dengan difasilitasi pelayanan kesehatan.
• Kematian bayi baru lahir menurut perkiraan SDKI tahun 2012 adalah 35 per 1000 kelahiran hidup.
Meskipun telah terjadi penurunan kematian bayi dan anak yang bermakna, namun kematian bayi
baru lahir masih tinggi. Hal ini mungkin erat kaitannya dengan kurang baiknya penanganan
komplikasi obstetri dan masih rendahnya status kesehatan ibu. Sebab utama kematian bayi baru
lahir adalah asfiksia, infeksi dan hipotermi
Lanjutan..
• Penyebab kematian ibu dan bayi Penyebab kematian ibu yang utama
ialah sebagai berikut :
• a. Perdarahan yang dapat terjadi sebelum maupun sesudah anak lahir.
• b. Preeklamsi dan Eklamsi, yang memiliki gejala utama berupa
hipertensi, edema dan proteinuria.
• c. Infeksi nifas karena terjadi infeksi pada luka jalan lahir.
Pencegahan Angka Kematian Ibu (AKI)
• Sebagian besar kematian ibu sebenarnya dapat dicegah, misalnya:
• 1) kematian akibat perdarahan dapat dicegah dengan pertolongan tepat dan cepat
serta persedian darah yang cukup,
• 2) preeklamsi dan eklamsi dapat dicegah dengan asuhan prenatal (asuhan dan
pengawasan sebelum melahirkan) yang teliti dan
• 3) infeksi nifas dapat dicegah dengan kebersihan badan, pertolongan aseptis dan
dengan pemberian antibiotika.
• Menurut klasifikasi penyebab langsung kematian yang menjadi pertimbangan,
walaupun penyebab predisposisi mungkin juga merupakan faktor penting, seperti
seorang ibu mengalami perdarahan yang masif, dalam kondisi lemah dapat
mengalami infeksi nifas yang pada akhirnya menyebabkan kematian. Infeksi nifas
adalah infeksi luka pada jalan lahir setelah melahirkan, yang kadang kala meluas
menyebabkan peritonitis, perawat dapat berperan aktif dalam membantu
mencegah infeksi tersebut.
Lanjutan..
• Penyebab kematian ibu tidak langsung antara lain akibat anemi karena
kekurangan gizi kronis dan dapat mengakibatkan BBLR yang merupakan
faktor risiko utama kematian bayi baru lahir.
• Ibu hamil di daerah endemis malaria seperti Papua, Maluku, dan NTT
mudah menderita panas tinggi dan meninggal karena penyakit malaria
(prevalensi ibu hamil dengan malaria).
• Selain itu isu utama yang mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi adalah
kelahiran pada remaja, rokok selama kehamilan, penyalahgunaan obat
selama kehamilan dan gangguan kesehatan. Kelahiran pada ibu remaja
juga sangat mempengaruhi anak mereka kelak.
Lanjutan..
Berbagai isu kondisi pada ibu remaja serta lingkungan adalah sebagai berikut.
• a. Kemiskinan
• b. Isu kesehatan pada ibu remaja Ibu remaja memiliki resiko tinggi terkena
penyakit menular seksual dan HIV serta memiliki resiko tinggi dengan
masalah tekanan darah tinggi selama kehamilan.
• c. Isu kesehatan pada bayi yang lahir dari ibu remaja Bayi yang lahir dari ibu
remaja beresiko tinggi memiliki masalah kesehatan premature dan/atau
berat bayi lahir rendah. Prematur dan berat bayi lahir rendah dapat
beresiko mengalami kematian, gangguan pernafasan, pendarahan
intraventrikular, gangguan penglihatan, dan gangguan saluran pencernaan
(The National Campaign to Prevent Teen Pregnancy, 2007).
Lanjutan..
• d. Pendidikan :
1) Hanya 40% ibu remaja yang lulus SMA (The National Campaign to
Prevent Teen Pregnancy, 2007).
2) Anak dari ibu remaja beresiko untuk tidak melanjutkan pendidikan.
3) Ayah remaja Remaja pria tanpa ayah beresiko tinggi untuk keluar
dari sekolah, menyalahgunakan alkohol dan/atau narkoba serta di
penjara.
Lanjutan
• e. Penggunaan rokok selama kehamilan terkait dengan meningkatnya
resiko berat bayi lahir rendah (BBLR), intrauterine growth restriction,
keguguran, abruption placenta, kelahiran premature, SIDS, dan gangguan
pernafasan pada bayi baru lahir.
• f. Penyalahgunaan obat selama kehamilan, penggunaan alkohol dan obat
terlarang selama kehamilan dapat mempengaruhi perkembangan fetus
dan kesehatan neonatus.
• g. Paparan alkohol pada kehamilan dapat menyebabkan kehamilan janin,
berat bayi lahir rendah, keterbelakangan mental, intrauterine growth
restriction dan fetal alcohol syndrome (CDC and the Health Resourses and
Service Administration, 2000).
lanjutan
Topik gangguan kesehatan mengacu pada perbedaan akses, penggunaan
jasa pelayanan kesehatan dan kesehatan yang terkait berbagai faktor
seperti usia, ras, etnik, status sosio–ekonomi dan kelompok geografis
serta status kesehatan populasi tersebut.
• a. Gangguan kesehatan paling tinggi terjadi pada orang dengan
penghasilan rendah tanpa memperhatikan ras atau etnik.
• b. Orang dengan penghasilan rendah cenderung tidak dapat menerima
pelayanan kesehatan yang komprehensif dan cenderung menolak untuk
dirawat di rumah sakit (Agency for Healthcare Research and Quality,
2007).
• c. Wanita dengan penghasilan rendah cenderung tidak mencari dan
melanjutkan perawatan prenatal. Hal ini dapat meningkatkan resiko
komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas
lanjutan
• Gangguan kesehatan ini juga dapat berhubungan dengan adanya
keterbatasan akses untuk perawatan kesehatan karena kekurangan
dana, tidak adanya alat transportasi, rendahnya kemampuan bahasa
yang umum digunakan, dan perilaku tim kesehatan.
• Hak perempuan untuk mengontrol kesuburannya masih ditentukan
oleh pihak – pihak lain, seperti suami, orang tua atau keluarga lainya.
Padahal, data membuktikan bahwa bila semua perempuan yang ingin
mengatur kesuburannya, mempunyai hak dan akses untuk mendapat
pelayanan kontrasepsi yang baik, maka angka kematian ibu dapat
diturunkan 50 %.
Lanjutan..
• Dengan memperhatikan status dan hak perempuan atau kesetaraan
gender, upaya untuk meningkat status dan Hak Asasi Perempuan,
khususnya dalam kesehatan reproduksi, hendaknya kita tetap
memperhatikan budaya bangsa yang baik, termasuk kehidupan
beragama dan hukum perkawinan agar kita tidak terperosok ke dalam
situasi lain yang sama buruknya dan sulit dikendalikan
• Faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil pelayanan kesehatan
adalah pendidikan dan status ekonomi yang rendah menyebabkan
mereka tidak tahu (ignorance) atau tidak mampu (poverty)
menggunakan sarana kesehatan yang baik secara tepat waktu
Lanjutan.
• Dengan keadaan status perempuan seperti di atas, dapat dimengerti
jika banyak perempuan hamil yang termasuk golongan resiko tinggi,
akibat adanya unmet needs dalam kebutuhan pelayanan Keluarga
Berencana.
• Akibatnya, mereka terjebak dalam situasi “Empat Terlalu”, yaitu
“Terlalu Muda”, “Terlalu Tua “, “Terlalu Sering” dan “Terlalu Banyak”.
Pada persalinan mereka kembali terjebak dalam situasi yang tidak
menyenangkan, yang terkenal dengan istilah “Tiga Terlambat” yaitu
“Terlambat mengambil keputusan”, Terlambat sampai di tempat
rujukan “, dan “Terlambat mendapat pertolongan di tempat rujukan.
lanjutan
• Semua yang diterangkan di atas berkaitan dengan masalah obstetri
dan keluarga berencana, tetapi sebenarnya status perempuan seperti
di atas akan berpengaruh juga terhadap kesehatan ginekologi,
khususnya infeksi dan onkologi reproduksi.
• Perempuan yang tidak tahu atau tidak mempunyai hak untuk
mengatur kehidupan seksualnya, jelas akan mudah kena infeksi alat
genatalianya, termasuk HIV/AIDS dan sangat rentan untuk mendapat
kanker mulur rahim.
lanjutan
• Di samping masalah status perempuan, hal – hal yang memperburuk
keadaan kesehatan reproduksi di negara kita adalah sarana
kesehatan yang masih kurang, baik jumlah, mutu, maupun
penyebarannya.
• Kurangnya mutu petugas kesehatan, bukan terletak kepada ilmu dan
keterampilan kliniknya saja, melainkan juga kepada wawasannya.
• Petugas kesehatan harus mampu memberikan pelayanan baik di
klinik maupun di masyarakat, sehingga dapat melaksanakan program
safemotherhood, Making Pregnancy Safer, Audit Maternal Perinatal,
maupun pencegahan/penanggulangan HIV/AIDS dan kanker.
lanjutan
• Kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan bayi baru lahir sangat
dipengaruhi oleh pelbagai faktor sosial budaya, antara lain kebiasaan
untuk melarang jenis makanan tertentu selama kehamilan dan masa
laktasi, pemberian makanan bayi sebelum air susu ibu keluar serta
anggapan bahwa komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas sebagai
kejadian normal.
• Ketidaktahuan wanita, suami dan keluarga tentang pentingnya
pelayanan antenatal, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
trampil, persiapan persalinan dan kegawatdaruratan merupakan faktor
yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi
baru lahir
Lanjutan..
• Obstetri, Ginekologi dan KB sangat erat berkaitan dengan keberhasilan pembangunan
bangsa dalam bidang kesehatan.
• Kemampuan untuk memberikan pelayanan obstetri yang bermutu dan menyeluruh
didasarkan atas tinggi rendahnya angka kematian ibu dan kematian perinatal dari satu
negara.
• Profesi obstetri dan ginekologi sangat berperan penting dalam upaya meningkatkan
sumber daya manusia, sejak mulai konsepsi sampai kematian seorang wanita.
• Wanita dalam masa usia reproduksi sehat harus mendapat jaminan utama sehingga
dapat melahirkan generasi tangguh dengan kemungkinan berkembang optimal untuk
menyongsong abad IPTEK.
• Meningkatkan kesehatan wanita sebelum dan selama kehamilan serta kesehatan bayi
akan memberikan efek yang panjang bagi kesehatan suatu Negara
Lanjutan..
• Dengan demikian, pelayanan obstetri yang semula bersifat kuratif dalam bentuk Intra
Partum Care (IPC) pada persalinan, ditambah dengan kegiatan preventif berupa Pre
Natal Care (PNC) pada kehamilan dan upaya rehabilitatif pada masa nifas dalam
bentuk Post Partum Care (PPC). Ketiga bentuk pelayanan ini dikenal dengan Maternity
Care, yang bersifat sekuental, dimulai dari fertilisasi, kehamilan, persalinan dan masa
nifas. Usaha untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir (newborn),
dilakukan melalui pengawasan yang sempurna yang terdiri atas 3 bagian, yaitu:
• 1) Asuhan prenatal (prenatal care) yaitu asuhan dan pengawasan terhadap ibu
sewaktu hamil. Pertolongan dalam masa ini terutama bersifat profilaksis.
• 2) Pertolongan waktu persalinan.
• 3) Asuhan pascapersalinan (postpartum care), yaitu asuhan dan pengawasan ibu dan
anak pascapersalinan yang bertujuan untuk mengekalkan hasil pertolongan kita
• selesai

Anda mungkin juga menyukai