DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. Air minum
Kurang minum atau kurang mengkonsumsi air mengakibatkan terjadinya pengendapan kalsium dalam
pelvis renal akibat ketidak seimbangan cairan yang masuk
2. Suhu
Tempar yang bersuhu panas menyebabkan banyaknya pengeluaran keringat,yang akan mempermudah
pengurangan produksi urin dan mempermudah terbentuknya batu.
3. Makanan
4. Dehidrasi
Kurangnya pemasukan cairan dalam tubuh juga ikut membantu proses pembentukan urin.
2.1.4 PATOFISIOLOGI
Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah, jaringan
yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira tiga perempat dari
batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien.peningkatan konsentrasi larutan akibat dari
intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan organic akibat infeksi saluran kemih
atau urin ststis sehingga membuat tempat untuk pembentukan batu. Ditambah dengan adanya
infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh produksi ammonium yang berakibat presipitasi
kalsium dan magnesium pospat (Jong, 1996 : 323)
2.1.5 MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri dan pegal di daerah pinggang
3. Infeksi
Lokasi nyeri tergantung dari dimana batu itu berada.
Batu dapat mengakibatkan gejala infeksi traktus
Bila pada piala ginjal rasa nyeri adalah akibat dari
urinarius maupun infeksi asistemik yang dapat
hidronefrosis yang rasanya lebih tumpul dan sifatnya
menyebabkan disfungsi ginjal yang progresif.
konstan. Terutama timbul pada costoverteral. (barbara.
4. Kencing panas dan nyeri
1996:324)
Adanya nyeri tekan pada daerah ginjal
2. Hematuria
Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu. Tetapi simtomatik berusaha untuk
menghilangkan nyeri. Selain itu dapat diberikan minum yang berlebihan/ banyak dan pemberian diuretik.
2. Litotripsi
Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk membawa tranduser melalui sonde
ke batu yang ada di ginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering
dilakukan adaah ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy).
3. Tindakan bedah
Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor tindakan bedah lain adalah operasi Kecil pengambilan
batu ginjal / PCNL (Percutaneous Nephrolithotomy).
2.1.7 KOMPLIKASI
Menurut guyton, komplikasi dari nefrolitiasis adalah :
1) Gagal ginjal
2) Infeksi
3) Hidronefrosis
Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan menumpuk diginjal dan lam-kelamaan
ginjal akan membesar karena penumpukan urin
4) Avaskuler ischemia
Terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang sehingga terjadi kematian jaringan.
2.1.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urin
3. Pemeriksaan Radiologist
• PH lebih dari 7,6
Foto Polos perut / BNO (Bladder Neck
• Sediment sel darah merah lebih dari 90% Obstruction) dan Pemeriksaan rontgen saluran
• Biakan urin Pemeriksaan kemih / IVP (Intranenous Pyelogram) untuk
melihat lokasi batu dan besar batu
• Ekskresi kalsium fosfor, asam urat
4. CT helikal tanpa kontras
2. Pemeriksaan darah
CT helical tanpa kontras adalah teknik
• Hb turun
pencitraan yang dianjurkan pada pasien yang
• Leukositosis diduga menderita nefrolitiasis.
• Urium krestinin
• Kalsium, fosfor, asam urat
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN NEFROLITIASIS
2.2.1 PENGKAJIAN
1. Identitas
• Data yang diperoleh meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal masuk MRS
dan diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
• Merupakan keluhan yang paling menggangu ketidak nyamanan dalam aktivitas atau yang menggangu saat ini.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
• Dimana mengetahui bagaimana penyakit itu timbul, penyebab dan faktor yang mempengaruhi, memperberat sehingga
mulai kapan timbul sampai di bawa ke RS.
2. Ganguan istirahat dan tidur bd Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1) Beri lingkungan yang tenang untuk
nyeri keperawatan selama 3 x 24 jam pasien
Tujuan : istirahat tidur terpenuhi. 2) Atur prosedur agar tidak mengganggu
Kriteria hasil: waktu istirahat pasien
3) Kaki penyebab gangguan tidur\
1) Nyeri menurun
2) klien tampak tenang saat tidur
3. Perubahan eliminasi Tujuan : Setelah 1) Awasi intake dan output
urin bd irirtasi ginjal, dilakukan tindakan cairan dan karakteristik
obstruksi, inflamasi keperawatan selama 3 x urin
24 jam tidak terjadi 2) Kaji pola berkemih pasien
infeksi. 3) Dorong pemasukan cairan
Kriteria hasil: agar meningkat
4) Keji keluhan kandung
tidak ada tanda-tanda
kemih
infeksi
5) Kolaborasi pemeriksaan
laboratorium
2.2.4 IMPLEMENTASI
Pada proses ini perawat merealisasikan tindakan untuk mencapai tujuan.
Kegiatan dalam implementasi meliputi pengumpulan data berkelanjutan, observasi
respon pasien, serta menilai data baru. Selain itu, perawat harus
mendokumentasikan setiap tindakan yang telah diberikan kepada pasien (Kozier B,
2010).
2.2.5 EVALUASI
• Dari intervensi yang dilakukan beberapa hasil yang kitaharapkan adalah sebagai berikut :
1. Nyeri hilang/terkontrol
3. Mencegah Komplikasi
Semoga
Bermanfaat………