Anda di halaman 1dari 2

ETIOPATOGENESIS

Ada tiga jalur utama dalam pembentukan batu empedu:

 Supersaturasi kolesterol: Empedu


normalnya dapat melarutkan
kolesterol yang dikeluarkan oleh
hati. Tetapi jika hati memproduksi
lebih banyak kolesterol daripada
yang bisa dilarutkan oleh empedu,
kelebihan kolesterol bisa
mengendap sebagai kristal. Kristal
terjebak dalam mukus. Seiring
waktu, kristal akan menebak dan
dapat tumbuh membentuk batu dan
menyumbat saluran yang akhirnya
menghasilkan penyakit batu
empedu.
 Kelebihan bilirubin: Bilirubin,
pigmen kuning yang berasal dari
pemecahan sel darah merah,
dikeluarkan ke dalam empedu oleh
sel-sel hati. Kondisi hematologis
tertentu menyebabkan hati
membuat terlalu banyak bilirubin melalui proses pemecahan hemoglobin. Bilirubin
berlebih ini juga dapat menyebabkan pembentukan batu empedu.
 Hipomotilitas kandung empedu / gangguan kontraktilitas: Jika kandung empedu
tidak kosong secara efektif, empedu dapat menjadi pekat dan membentuk batu
empedu.

Bergantung pada etiologinya, batu empedu memiliki komposisi yang berbeda. Tiga jenis
yang paling umum adalah :

 batu empedu kolesterol (90%)


o Faktor resiko : obesitas, usia, jenis kelamin wanita, kehamilan, genetika,
nutrisi parenteral total, penurunan berat badan yang cepat, dan obat-obatan
tertentu (kontrasepsi oral, clofibrate, dan analog somatostatin)
 batu empedu pigmen hitam
o Faktor resiko : Pasien dengan sirosis, penyakit ileum, anemia sel sabit, dan
fibrosis kistik
 batu empedu pigmen coklat
o Faktor resiko : populasi Asia Tenggara, pasien dengan stasis intraductal dan
kolonisasi kronis empedu dengan bakteri
Faktor resiko lainnya : pasien dengan penyakit Crohn dan mereka yang memiliki penyakit
ileum (atau reseksi) tidak dapat menyerap kembali garam empedu dan ini meningkatkan
risiko batu empedu.

PATOFISIOLOGI

Batu empedu kolesterol terbentuk terutama karena sekresi kolesterol berlebihan oleh sel-sel
hati dan hipomotilitas atau gangguan pengosongan kantong empedu. Pada batu empedu
berpigmen, kondisi dengan pemecahan hemoglobin yang cepat akan menyebabkan
konsentrasi bilirubin dalam empedu lebih tinggi dari normal. Bilirubin kemudian dapat
mengkristal dan akhirnya membentuk batu.

Gejala dan komplikasi akibat Cholelithiasis terjadi ketika batu menghalangi saluran kistik,
saluran empedu atau keduanya. Obstruksi sementara duktus kistik (seperti ketika batu masuk
dalam duktus kistik sebelum duktus melebar dan batu kembali ke kandung empedu)
menghasilkan nyeri empedu. Obstruksi saluran kistik persisten (seperti ketika batu besar
tersangkut secara permanen di leher kantong empedu) dapat menyebabkan kolesistitis akut.
Kadang-kadang batu empedu bisa melewati saluran kistik dan mempengaruhi duktus
choledochus , dan menyebabkan obstruksi dan jaundice. Komplikasi ini dikenal sebagai
choledocholithiasis.

Jika batu empedu melewati duktus sistikus, duktus choledochus, dan ampula distal duktus,
pankreatitis batu empedu akut dapat terjadi akibat menampung cairan dan meningkatkan
tekanan pada duktus pankreas dan aktivasi enzim pankreas. Kadang-kadang, batu empedu
besar melubangi dinding kantong empedu dan membuat fistula antara kantong empedu dan
usus kecil atau besar, menghasilkan penyumbatan usus atau ileus.

SUMBER :

 Chung AY, Duke MC. Acute Biliary Disease. Surg. Clin. North Am. 2018
Oct;98(5):877-894. [PubMed]
 Yoo KS. [Management of Gallstone]. Korean J Gastroenterol. 2018 May
25;71(5):253-259. [PubMed].
 Rebholz C, Krawczyk M, Lammert F. Genetics of gallstone disease. Eur. J. Clin.
Invest. 2018 Jul;48(7):e12935. [PubMed]
 Ibrahim M, Sarvepalli S, Morris-Stiff G, Rizk M, Bhatt A, Walsh RM, Hayat U,
Garber A, Vargo J, Burke CA. Gallstones: Watch and wait, or intervene? Cleve Clin J
Med. 2018 Apr;85(4):323-331. [PubMed]

Anda mungkin juga menyukai