Anda di halaman 1dari 7

1. Konsep kepemimpinan di RS , tipe-tipe pemimpin serta aplikasi dalam organisasi RS?

Kepemimpinan menurut Stephen P. Robbins adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu


kelompok untuk mencapai tujuan.

Kepemimpinan dikemukakan oleh Ralph M. Stogdill (1994)

 Kepemimpinan sebagai suatu seni  mem-buat orang lain mengikuti serangkaian tindakan
men- capai tujuan
 Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi dan inspirasi  mempengaruhi orang lain
yang dilakukan bu- kan melalui paksaan melain- kan himbauan dan persuasi.
 Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang memiliki pe- ngaruh  sifat dan watak yang
yang menunjukkan keunggulan, se- hingga memiliki peng- aruh terhadap bawahan.
 Kepemimpinan adalah tindakan dan perilaku  perilaku yang mengarahkan kegiatan
bersama untuk tujuan ttt
 Kepemimpinan merupakan titik sentral proses kegiatan kelompok  semua kegiatan
kelompok tersebut tertuju oleh pemimpin (sebagai pembuat perubahan)
 Kepemimpinan merupakan hubungan kekuatan dan kekuasaan orang yang memimpin
lebih banyak mempengaruhi daripada yang dipengaruhi.
 Kepemimpinan sebagai sarana pencapaian tujuan  yang mendorong, memotivasi dan
mengkoor- dinasikan organisasi dalam mencapai tujuan
 Kepemimpinan merupakan hasil dari interaksi  dikatakan kepemimpinan apabila diakui
dan didukung oleh anggota kelompok.
 Kepemimpinan adalah peranan yang dibedakan  kepemimpinan adalah ketika seseorang
dipandang oleh anggota lain sebagai seseorang yang berpengaruh

Kriteria Sifat Kepemimpinan seorang pemimpin dalam suatu organisasi (George R. Terry 1992) :
 Penuh Energi
 Memiliki stabilitas emosi
 Memiliki pengetahuan tentang manusia
 Motivasi pribadi (keinginan untuk memimpin harus datang dari dorongan batin dan
pribadinya sendiri dan bukan perasaan dari luar dirinya)
 Kemahiran komunikasi
 Kecakapan mengajar (Pemimipin harus mampu memberikan petunjuk, mengoreksi
kesalahan, mengajukan saran, menerima saran)
 Kecakapan sosial (memiliki kemampuan bekerja sama)
 Kemampuan teknis

TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN (GAYA)

Secara umum gaya kepemimpinan hanya dikenal dengan 2 gaya yaitu gaya otoriter dan gaya
demokratis.

Ralph White & Ronald Lippit (1960) dimana gaya kepemimpinan terbagi atas 3 yakni gaya
kepemimpinan :
a) Gaya otokratis
 Atasan stidak memberikan kesempatan karyawan untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan
 Atasan memberikan tugas kepada karyawan (deadline disertai award dan
punishment )
 Atasan mempunyai wewenang menghukum bawahan
 Atasan mempunyai hak memberi perintah
b) Gaya Demokratis
 Atasan melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan
 Atasan bersikap obyektif dalam memberikan penghargaan ataupun kritik
 Atasan saya menjalin komunikasi yang baik dengan bawahan
c) Gaya Laissez Faire (bebas)
dengan anggapan bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk
taat pada peraturan yang berlaku (pemipin pasif)
 Atasan memberi kebebasan dalam pengambilan keputusan (tanpa ada campur
tangan atasan)
 Atasan jarang memberikan hukuman (sekalipun melakukan kesalahan)
 Atasan tidak pernah memberi pengarahan dalam menjalankan tugas atau
pengambilan keputusan.
 Atasan dan bawahan bersama-sama menentukan visi, misi, tujuan dan strategi
organisasi

d) Tipe Paternalistik 
Tipe kepemimpinan pathernalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau
kebapakan.
 Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
 Bersikap terlalu melindungi bawahan 
 Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan.
Karena itu jarang dan pelimpahan wewenang. 
 Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan inisyatif
daya kreasi. 
 Sering menganggap dirinya maha tau. 

e) Tipe Kharismatik 
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya
yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para
pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu
diikuti.

Aplikasi dalam RS :
Rumah Sakit Umum Daerah Daya Makassar SEMUA menggunakan tipe kepemimpinan demokratis

(Studi Tipe Kepemimpinan Dalam Pelaksanaan Fungsi Manajemen Di Rumah Sakit Umum Daerah
Daya Makassar Tahun 2012)

o perencanaan (planning)
o pengorganisasian (organizing)
o pelaksanaan (actuating)
o pengawasan (controlling)

2. langkah-langkah pembentukan budaya organisasi dan hubungannya dengan


kepemimpinan RS?
Budaya organisasi  keyakinan bersama dan nilai bersama yang memberikan makna bagi
anggota sebuah institusi dan menjadikan keyakinan dan nilai tersebut sebagai aturan atau
pedoman berperilaku di dalam organisasi.

Robbins (2008) menyatakan fungsi budaya organisasi  memberi batasan untuk


mendefinisikan peran sehingga memperlihatkan perbedaan yang jelas antar organisasi.

Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa budaya organisasi diturunkan dari filsafat pendiri,
kemudian budaya ini sangat mempengaruhi kriteria yang digunakan dalam merekrut/
mempekerjakan anggota organisasi. Manajemen puncak berperan dalam sosialisasi budaya
organisasi.Tingkat kesuksesan dalam mensosialisasikan budaya organisasi tergantung pada
kecocokan nilai-nilai staf baru dengan nilai-nilai organisasi.
(Robbins dan Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi Duabelas, PenerbitSalemba Empat:
Jakarta.)

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI


1) Etos Kerja Karyawan

Etos adalah kemampuan seseorang dengan keahlian yang memiliki kredibilitas dan
reputasi andal, sehingga dia mendapatkan kepercayaan penuh dari banyak orang.
Seseorang dikatakan memiliki etos dianggap terpercaya dan mampu melakukan
pekerjaannya dengan andal dan berkualitas.

Budaya organisasi (yang dicetuskan oleh pemimpin) yang kuat akan menghasilkan
sebuah etos kerja karyawan yang baik.
Misalnya dalam aturan kepemimpinan dituntut untuk disiplin waktu maka budaya
organisasi adalah kedisplinan dan dalam bekerja etos kerja karyawannya selalu
datang kantor tepat waktu

2) Team Work
Budaya yang kuat akan menyatukan individu dan kelompok dalam sebuah etos kerja
yang produktif sehingga menjadikan mereka bekerja lebih iklas dan juga mereka
patuh pada aturan dan bertanggungjawab untuk menjalankan sistem dengan
integritas.

3) Sikap
Sikap karyawan akan menentukan budaya dalam suatu organisasi, begitu pula
sebaliknya. Budaya tersebut nantinya akan menjadi suatu ciri khas dari suatu
organisasi tersebut.

4) Integritas
Nilai integritas dari seorang pemimpin dapat dituangkan dalam budaya organisasi.
Hal ini menjadikan setiap karyawan dalam organisasi akan memiliki integritas yang
sama dengan pemimpinnya  professional dan memiliki visi misi yang sama untuk
mencapai tujuan yang diinginkan dalam organisasi

3. Konsep visi-misi RS?

MISI RS : pernyataan mengenai mengapa sebuah rumah sakit didirikan, apa tugasnya, dan
untuk siapa rumah sakit tersebut melakukan kegiatan
Beberapa sifat misi adalah sebagai berikut (Ginter dan Duncan):
1) Misi merupakan pernyataan tujuan rumah sakit secara luas, tetapi jelas batasannya.
2) Pernyataan misi sebaiknya bersifat tahan lama tetapi dapat berubah
3) Misi sebuah rumah sakit sebaiknya menggarisbawahi keunikan lembaga.
4) Pernyataan misi sebaiknya mencantumkan jangkauan pelayanan, kelompok
masyarakat yang dilayani dan pasar penggunanya.

VISI RS : Visi rumah sakit adalah gambaran keadaan rumah sakit di masa mendatang dalam
menjalankan misinya. Visi merupakan gambaran mengenai keadaan lembaga di masa depan
yang berpijak dari masa sekarang.

(Aplikasi Manajemen Strategis untuk RS, BAB 6 : MISI DAN VISI RUMAH SAKIT)

4. Model manajemen perubahan RS? (Manajemen konflik)

 manajemen perubahan  strategi nyata perubahan organisasional.


 Model manajemen perubahan memberikan manfaat dalam menjelaskan penyederhanaan
proses perubahan dan mengetahui apa yang tengah terjadi pada suatu organisasi

model manajemen perubahan. Model manajemen perubahan berdasarkan Anderson and Anderson
Nine Phase Change Process Model (9 tahap) :

1) prepare to lead the change.


2) create organizational vision, commitment.
3) assess the situation to determine design.
4) design the desire state.
5) analyze the impact.
6) plan and organize for implementation.
7) implement the change.
8) celebrate and integrate the new state
9) learn and course correct.
(WHO SEA-NURS. Manajemen perubahan: materi pelatihan keterampilan manajerial SPMK.
Jakarta: WHO SEA-NURS; 2003)

Kurt Lewin pada tahun 1950  konsep force field analysis atau teori perubahan

Lewin’s three step model mengacu pada tiga konsep atau fase, yaitu  unfreezing – movement
– refreezing.

1. Unfreezing
fase ini melibatkan tiga aktivitas berikut:

o Menelaah dan memahami status quo atau keadaan perusahaan saat ini untuk
melihat jarak yang ada antara keadaan yang diharapkan dengan keadaan saat
ini.
o Meningkatkan dan menekankan faktor-faktor yang menguatkan untuk
melakukan perubahan.
o Mengurangi faktor-faktor yang bersifat resisten terhadap perubahan tersebut.

Proses perubahan ini dipimpin oleh orang yang memiliki jabatan yang tinggi, misalnya
adalah manajer. Manajer perlu memahami pentingnya perubahan tersebut terlebih
dahulu, kemudian barulah melakukan edukasi ke para anggota lainnya mengenai
perubahan tersebut, memperhatikan dan mengatasi faktor-faktor lainnya yang dapat
menghambat perubahan tersebut, membuat rencana-rencana jangka pendek dan
panjang yang berkaitan dengan perubahan tersebut.
 Movement
Menganalisa kesenjangan antara desire status dengan status quo, dan
mencermati program-program perubahan yang sesuai untuk dilakukan agar
dapat memberi solusi yang optimal
 Refreezing
Merupakan fase dimana perubahan yang terjadi distabilisasi dengan
membantu orang-orang yang terkena dampak perubahan. Sikap dan perilaku
yang sudah mapan kembali tersebut perlu dibekukan, sehingga menjadi
norma-norma baru yang diakui kebenarannya, atau dengan kata lain
membawa kembali perusahaan kepada keseimbangan baru.

Anda mungkin juga menyukai