Anda di halaman 1dari 26

REFERAT

PEMBUSUKAN
Dosen Penguji:
dr. Wian Pisia Anggreliana, MH, Sp. KF

Residen Pembimbing:
dr. Risma Gayanti
dr. Nurul Ummi Rofiah

Disusun oleh :
Made Listiani (FK UPN)
Bianca Havika Aidi (FK UKI)
Nathaline Pepayocha Bangun (FK UKI)
Arya Bima Rendragraha (FK UKI)
Titik Fadhilah (FK UPN)
Arum Ambarsari (FK UPN)

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN DEPARTEMEN FORENSIK DAN STUDI MEDIKOLEGAL
RSUP DR. KARIADI SEMARANG
Periode 30 September – 26 Oktober 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manfaat
Post mortem
Manfaat awal
Teoritis Manfaat Praktis
T 1. Untuk mengetahui definisi dari
(algor mortis, rigor Pembusukan
pembusukan.
U 2. Untuk mengetahui proses pembusukan di udara.
mortis dan livor
JDiharapkan penulisan referatprosesDiharapkan
3. Untuk mengetahui pembusukan dengan
di air.
ini 4.
dapat
mortis)
Untuk mengetahui proses
menambah adanya penulisan
pembusukan referat ini
di tanah.
U
mengetahui perandapat
5. Untukserta
pengetahuan hewanmemberi manfaat
dalam pembusukan.
Amemperluas
6. Untukwawasan
mengetahui proses dalam praktik
modifikasi untuk
pembusukan.
Npembaca mengenai proses membantu pemecahan
pembusukan. suatu kasus pidana.
Faktor Ekstrinsik

3
AIR UDARA TANAH
Perubahan Setelah Kematian
Immediate
Early changes Late changes
changes after
after death after death

BAB II
death
Dekomposisi  disintegrasi
1. Perubahanjaringan tubuh setelah
kematian
mata

TINJAUAN
Penghentian
fungsi sistem PUSTAKA
2. Perubahan
kulit
1. Dekomposisi
saraf, sistem 3. Pendinginan
2. Adipocere
respirasi, sistem tubuh
3. Mumifikasi
sirkulasi 4. Postmortem
lividity
5. Rigor mortis
(Bardale, R. 2011. Principles of Forensic Medicine and Toxicology. Jaypee Brothers Medical Publisher)
Bardale, R. 2011. Principles of Forensic Medicine and Toxicology. Jaypee Brothers Medical Publisher
DEFINISI
Dekomposisi
Menurut Saukko tahun 2015,
Dekomposisi adalah proses campuran
mulai dari proses internal yaitu autolisis
sel-sel individual dengan pemecahan
kimia hingga autolisis jaringan dari
enzim yang dibebaskan, dan proses
Autolisis eksternal oleh bakteri dan jamur dari
Putrefikasi
usus dan lingkungan luar.

Hau T C, 2014. Decomposition Process and Post Mortem Changes: Review. Sains Malaysianan
5
Saukko P, Knight B. Knight’s Forensic Pathology Fourth Edition. CRC Press; 2015
Respirasi & sirkulasi Mekanisme
kardiovaskular glikolisis CO2+ Laktat
berhenti O2↓ anaerob

PEMBUSUKAN MAYAT DI
PROSES
sel ruptur AUTOLISIS
Enzim hidrolitik Membran Permeabilitas
+ isi sel keluar membran ↓ pH ↓↓
UDARA

Serang struktur nutrien & energi


sel & sekitar putrefikasi

Teo Chee, Noor Hazfalinda Hamzah, HIng Hiang Lian, Sri Pawita Albakri Amir Hamzah. Decomposition process and post mortem changes :
review. Fac Health Sci Univ Kebangs Malays. 2014;
24-96 jam setelah
Waktu kematian
1
2
1 2
Suhu,
sedangiklim,
kelembapan,
tidak Kecepatan CEPAT
Membusuk 3 Hancur
4
lokasi tubuhhamil/
ditemukan,
3 nifas 4
dan pakaian
PALING LAMBAT
LAMBAT 5
Tahapan
Pembusukan
Saukko P, Knight B. Knight’s Forensic Pathology Fourth Edition. CRC
Press; 2015. P.665;
Ilmu Kedokteran Forensik. Ed 1. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik
FKUI; 1997.
Saukko P, Knight B. Knight’s Forensic Pathology Fourth Edition. CRC Press; 2015. 665 p. 7
Forensic Anthropology and Medicine - Complementary Sciences From Recovery to Cause of Death | Aurore Schmitt | Springer [Internet]. [cited 2018 Sep 20]. Available from:
https://www.springer.com/gp/book/9781588298249
rigor
Fresh
(Hari 1-2)
mortis
Tahapan Pembusukan Menurut Lord dan Ghon
livor (5 tahap)
Bau (-) mortis

algor
Perubahan
Arthropoda post
: mortis
mortem awal (blow flies) dan
Calliphoridae
tache Post
Sarcophagidae
Fresh (flesh flies)
Bloating Decay Skeletal
noir decay
lubang alami untuk ovoposisi
Warna
kehijauan
pada
abdomen
Saukko P, Knight B. Knight’s Forensic Pathology Fourth Edition. CRC Press; 2015. 665 p. 8
Forensic Anthropology and Medicine - Complementary Sciences From Recovery to Cause of Death | Aurore Schmitt | Springer [Internet]. [cited 2018 Sep 20]. Available from:
Amendt J, Goff ML, Campobasso CP, Grassberger M. Current Concepts in Forensic Entomology. Springer Science & Business Media; 2010. 376 p.
https://www.springer.com/gp/book/9781588298249
Decay Bloating
Pembusukan terjadi >
(Hari 2-7)
(Hari 5-13) cepat  oviposisition/
lubang (+)  larva
Dipteran
Kulit (+) hitam, 1. Ballon-like 2. Keluar cairan dan darah
rambut rontok. appearance melalui lubang alami tubuh
Kartilago (+)
Tulang (+)
Gas (+)
Bau (+)

Amendt J, Goff ML, Campobasso CP, Grassberger M. Current Concepts in Forensic Entomology. Springer Science & Business Media; 2010. 376 p.
Amendt J, Goff ML, Campobasso CP, Grassberger M. Current Concepts in Forensic Entomology. Springer Science & Business Media; 2010. 376 p.
Post Decay Skeletal
(Hari 18-90+)
(Hari 10-23)

○ Tulang –
tulang keras.

 Tulang – tulang (+).


○ Hewan yang Kartilago (-)
berperan : Rusak material
Coleopterae tulang
 (-).
pemakan daging
 Rambut (+).
kering dan kartilago.

Amendt J, Goff ML, Campobasso CP, Grassberger M. Current Concepts in Forensic Entomology. Springer Science & Business Media; 2010. 376 p.
Faktor yang mempengaruhi
Iklim dan
pembusukan Temperatur
- suhu
dibawah 6ºC
- suhu tinggi
Serangga &
- lingkungan
Faktor Intrinsik organisme
kering
Fisik - anginKimia
- lokasi bakteri kecepatan
 Wadah.
- jamur 16 km/jam
Faktor lingkungan  KandunganPenyebab  Antiseptik dan
- karnivora
O2. - kelembaban
kematian/ lukapengawet
-arthropoda
Pakaian. - hujan
 Insektisida.
Amendt J, Goff ML, Campobasso CP, Grassberger M. Current Concepts in Forensic Entomology.
Saukko P, Knight B. Knight’s Forensic Pathology Fourth Edition. CRC Press; 2015. • Saukko P, Knight B. Knight’s Forensic Pathology Fourth Edition. CRC Press; 2015.
Ioan
TheB,chemistry
Manea cas. Amariei C, Hanganu
decomposition in humanB,corpses.
Statescu L, Solovastru
Rev Chim. 2017L,Jun
Manoilescu I. • Ioan B, Manea cas. Amariei C, Hanganu B, Statescu L, Solovastru L, Manoilescu I.
The chemistry
Hayman decomposition
J, Oxenham in human
M. Human Bodycorpses. Rev Chim.
Decomposition. 2017 Jun
2016. • The chemistry decomposition in human corpses. Rev Chim. 2017 Jun
UMUR

FAKTOR INTERNAL SEBAB KEMATIAN

Kecepatan KEADAAN MAYAT


pembusukan bervariasi
dalam keadaan PEMBUSUKAN
dan
iklim yang berbeda. MIKROORGANISME

dipengaruhi olehPEMBUSUKAN DI AIR


Proses pembusukan
SUHU
LINGKUNGAN
FAKTOR
EKSTERNAL
KELEMBABAN
UDARA

MEDIUM TEMPAT
JENAZAH
PEMBUSUKAN DI AIR
Air yang lebih dingin menghambat pembusukan.

Kandungan garam >> menghambat pembusukan.

= 1: 2: 8.
Memiliki 6
Mikroorganisme staging.
air

Caruso J. Decomposition Changes in Bodies Recovered from Water . Academic Forensic Pathology: The Official Publication Of The National Association Of Medical
Examiners. 2016
Tinjauan Pustaka – Pembusukan. Undip. 2017
Tahap pembusukan di air
Submerged Fresh Dimulai saat jenazah mulai tenggelam hingga menggembung
(2 – 3 hari) dan muncul ke permukaan.

Early Floating Akibat dorongan yang berasal dari pertambahan jumlah gas yang
(6-8 hari) diproduksi bakteri di abdomen, dan karena berat jenis gas lebih
rendah dibandingkan berat jenis air maka jenazah mengapung
dipermukaan air "drowning position".

Tinjauan Pustaka – Pembusukan . Unimus. 2016


Caruso J. Decomposition Changes in Bodies Recovered from Water . Academic Forensic Pathology: The Official Publication Of The National
Association Of Medical Examiners. 2016
 Banyak kulit terbuka.
 Keriput pada kulit (wrinkling), terutama yang
Floating Decay melibatkan tangan dan kaki. Kejadian ini
(8 atau 24 hari) disebut "Washerwoman’s hands“.
 Pengelupasan
 kulit, khususnya
Pada tahap ini jaringan melibatkan
yang terekspos di permukaan air
tangan dan akibat
telah hilang kaki, biasa terjadi
aktivitas pada
makan kondisi
larva blow fly.
Bloated tenggelam yang berkepanjangan.
Deteriation  Disartikulasi pada kaki belakang.
 Darah dan cairan lain keluar dari lubang tubuh.
(8 -12 hari)
 Ulserasi berat pada dinding abdomen.

Tinjauan Pustaka – Pembusukan . Unimus. 2016


Caruso J. Decomposition Changes in Bodies Recovered from Water . Academic Forensic Pathology: The Official Publication Of The National Association Of 15
Medical Examiners. 2016
Floating Remains
 Pada jenazah terlihat pengelupasan total jaringan.
(4 hari - 20 hari)
 Disartikulasi jari dan tulang anggota gerak.
 Beberapa organisme lain seperti amfibi, ikan dan cerpelai
Lama tahapvison)
(Mustela ini cukup
juga variatif, namun dapat
terlihat memangsa jenazah.
Sunken diidentifikasi dari penampilan yang hanya
Remains menyisakan tulang dan sedikit kulit. Pembusukan
dilanjutkan oleh bakteri dan jamur, serta ditemukan
tengkorak yang telah terdisartikulasi. Beberapa
organisme akuatik , hewan predator air juga terlihat
disekitar jenazah.

Duband S, Forest F, Clemenson A, et al. Postmortem injuries inflicted by crawfish: morphological and histological aspects. Forensic Sci Int. 2011 Mar 20; 206(1-3):e49-51. PMID:
20813472. http://dx.doi.org/10.1016/j.forsciint.2010.08.006.
TEMUAN LAIN PADA PEMBUSUKAN DI AIR

1. Penemuan jenazah di air akan 2. Pembusukan berlangsung dan gas


memiliki kemungkinan muncul terbentuk dari aktivitas bakteri  terjerat
luka lecet pada beberapa / tersangkut oleh bebatuan atau
bagian tubuh yang dikaitkan ranting pohon  postmortem
dengan penemuan jenazah abrasions and lacerations.
dalam arus yang kuat.

Laura E. Ayers, B.A. Differential decomposition in terrestrial, freshwater, and saltwater environments: a
pilot study. University-San Marcos . 2010
Caruso J. Decomposition Changes in Bodies Recovered from Water . Academic Forensic Pathology: The Official Publication Of The National
Association Of Medical Examiners. 2016
IntrinsikPEMBUSUKAN MAYAT DI
Grafik 3. Perbedaan Waktu Pembusukan Tanah dan Udara KOMPOSISI
GrafikPembusukan
Grafik 2. Pebedaan 1. Pebedaan Di
Pembusukan Berdasarkan
Dalam Tanah Jenis
Berdasarkan Tanah
Suhu
Proses Pembusukan Dalam Tanah TANAH
DALAM TANAH
Usia.
Jenis Kelamin. Bahan Organik sisa Tumbuhan
KondisiDecomposition
tubuh stage Average time
Kuman
Range
1. Early decomposition 22 days 5 – 58 days
Penyebab kematian Sistem Humus pembusuk + Mineral invasi
2. Autolisis
Moderate decomposition 93 days 8 -8.7 monthsVasodilatasi
Perlukaan
3. AdvancedLuar tubuhPertahanan
decomposition including minor ke2.8pembuluh
days 5.7 months – 10 years
 skeletalisation
Pembusukan didalam tanah
4. Skeletalisation
Faktor-faktor yang
terjadi (Kadar
Eluviasi akibat kadar Fe,
darah Al,oksigen
lempung yang minim, bakteri,
– 16.8
hewan dan(complete
serangga or predominant)
didalam aluminium
tanah, kelembaban, 12.7 years
silikat suhu8.4dan
menurun) yearslain didalam
faktor
tanah. Mempengaruhi Pembusukan
Iluvial (pengendapan)
Lempung
•Gennard Dorothy. + Mineral
Forensic Entomology : An Introduction. Textbook ; 2nd ed. 2012, hlm.34-35
Organ dalam
 Penguburan mayat pada medium tanah KulitBatuanmerupakan
kelopak+ mata, media yang Ekstrinsik
paling umum
Lapukan Mineral membusuk
ditemukan. bibir, terlepas Kedalaman hancurtanah,
Jenis tanah, Suhu,
Batuan Utuh
kelembapan, oksigen,
hewan, pakaian
Skeletonisasi
Manfaat
Fresh stage Bloathing stage Active decay Post decay

1. Post mortem interval (PMI),


 Organisme • lalat famili Tahap aktif dari • Hewan indikator • Famili
2. Rekonstruksi kejadian, dan
pertama kali Calliphoridae pembusukan, hewan terbesar tahap Nitidulidae
3. Pemecahan kasus.
yang tiba adalah • Kumbang yang termasuk ini adalah sering dapat
lalat famili kelana kumbang silphid kumbang (>>) ditemukan.
Calliphoridae. (Staphylinidae) Nicrophorus dan lalat
dan predator humator Gleditsch, (Diptera) (<<)

Peran Hewan
(Spesies) : lainnya. Histerida  Hister pada tubuh.
1. Calliphora cadaverinus,
vicina (lalat • Tahap Saprinus rotundatus,
hijau).
2. Calliphora
vomitoria (Blue
kehidupan
dalam
kumbang dapat
mempengaruhi
dan
Muscid fly
Hydidotaea
flies).
Pembusukkan
penilaian kita
terhadap larva.
capensis = Ophyra
cadaverina curtis.

•Gennard Dorothy. Forensic Entomology : An Introduction. Textbook ;


2nd ed. 2012, hlm.34-35
Lalat tidak dapat terbang  malam hari Dewasa lalat bluebottle 
Temperatur <12ºC  tidak meletakkan telur meletakkan telur pda daerah
Lebih suka mayat segar luka terbuka atau orificium
Lalat (Ordo Meletakan telur  4-5 hari
Diptera) setelah pupa muncul
Kumbang (ordo coleoptera)
Panjang 6-14mm
SIKLUS HIDUP LALAT
SIKLUS HIDUP Jenis- jenis hewan yang berperan: Famili
Silphidoe
Staphylinidae
KUMBANG Sarcophagidae Calliphoridae
( Kumbang pengelana) Muscidae
(kumbang(blow
(flesh flies) bangkai)
flies)
Necrophagus  Ordo Diptera danFirst instar (hause
Coleoptera flies)ke daerah kavitas
: penetrasi
tubuh
Predator dan parasit Necrophagus  Coleoptera, Calliphoridae,
Waktu hidup : 8-14jam
Pupa : warna coklat Hymenoptera Warna kuning  bentuk pisang uk. 1,7mm
gelap Omnivora  tawon, semut, kumbang
Jadi lalat dewasa 12 Second instar : waktu hidup 2-
hari.
Adventif  laba-laba, centipedes
3hari

Third instar : waktu hidup 6 hari 


mencari tempat sembunyi.
Joseph, Isaac et al. “The Use of Insects in Forensic Investigations: An Overview on the Scope of Forensic Entomology.” Journal
of Forensic Dental Sciences 3.2 (2011): 89–91. PMC. Web. 13 Sept. 2018.
•Gennard
Saukko P, Knight B. Knight’s Forensic
Dorothy.Pathology Fourth Edition.
Forensic Entomology CRC Press; Textbook
: An Introduction. 2015. ; 2nd ed. 2012, hlm.34-35
Jason H. Byrd, James L. Cartener. Forensic Entomology : The utility of arthropods in legal investigations. 2nd ed. United States: CRP Press;
Kapil V. Reject PMP. Assesment of postmortem interval. (PMI) from forensic entomoxicological studies of larvae and flies.
Entomology, Ornothology & Herpetology. 2013. 1(1) Hal 1-4 21
Saukko P, Knight B. Knight’s Forensic Pathology Fourth Edition. CRC Press; 2015. 665 p
Adiposera

Modifikasi
Pembusukan
Mumifikasi
3minggu – 3 bulan
ADIPOCERE
Adalah suatu keadaan dimana tubuh mayat mengalami hidrolisis
dan hidrogenisasi pada jaringan lemaknya dan terjadi pada
jenazah dalam keadaan basah atau terendam dalam air.

Pembentukan adipocere biasanya terjadi selama periode


postmortem yang agak panjang, biasanya beberapa bulan

Konversi Enzim Adipocere /


Bakteri
Lipid Netral lesitinase Saponifikasi

Schoenen D, Schoenen H. Adipocere formation—the result of insufficient microbial degradation. Forensic Sci Int. 2013 Mar 10; 226 (1-3):301.
http://dx.doi.org/10.1016/j.forsciint.2013.01.023.
Mumifikasi
SYARAT :
1). UDARA KERING
2). KELEMBABAN RENDAH
3). SUHU TINGGI
4). BAKTERI
5). MAYAT MENJADI KECIL
6). KERING
7). MENGKERUT
8). COKLAT HITAM
9). TIDAK BERBAU

24
Saukko P, Knight B. Knight’s Forensic Pathology Fourth Edition. CRC Press; 2015. 665 p.
Keterangan Udara Air Tanah
Sifat Medium 1 2 8

Tergantung iklim dan musim Lebih dingin daripada di Sebagian besar waktu lebih
Suhu
udara panas dibanding udara

Tergantung iklim dan musim,


Dekomposisi adalah Lebih proses campuran mulai
Sangatdari
tergantung oleh kadar

BAB III
Kelembapan pada umumnya kering lembab
kelembapan udara dan cuaca
(Indonesia)
proses internal yaitu autolisis sel-sel individual dengan
Blow flies, flesh flies, Serangga Udara,

Kesimpulan
pemecahan kimia
hingga autolisis jaringan dari enzim Mikroorganisme tanah, jamur,
Mikroorganisme larva Dipteran (belatung), Serangga Akuatik dan
dan serangga tanah
Coleoptera (kumbang) Hewan Predator Air
yang dibebaskan, dan proses eksternal oleh bakteri
Kadar Garam Air Laut : Lebih tinggi Tergantung dari jenis tanah yang
dan mineral dan jamur- dari usus dan
Airlingkungan
Tawar : Lebih luar.
Rendah digunakan

Lebih rendah dari udara dan air,


Kadar Oksigen aerob anaerob
semakin kecil kadar oksigen

Pembusukan lebih lambat Pembusukan lebih lambat


Kesimpulan Pembusukan paling cepat
dibanding di udara dibanding udara maupun air
Terima
kasih
26

Anda mungkin juga menyukai