Anda di halaman 1dari 15

PERBANDINGAN KLINIS DARI EFIKASI DAN

PENETRASI DARI MOXIFLOCACIN DAN


LEVOFLOXACIN PADA KASUS OPERASI
KATARAK

Oleh :
Putri Andriany

Pembimbing : dr. Retno Wahyuningsih,SpM


PROFIL JURNAL
PERBANDINGAN KLINIS DARI EFIKASI DAN PENETRASI
JUDUL DARI MOXIFLOCACIN DAN LEVOFLOXACIN PADA KASUS
OPERASI KATARAK

PENERBIT

TAHUN 2014

PENULIS
Pendahuluan
Menurut WHO, Katarak adalah penyebab
utama kebutaan yang dapat dicegah di seluruh
dunia

3,8 juta orang menjadi buta setiap tahun


karena katarak di India namun 2,7 juta operasi
katarak dilakukan setiap tahun

Satu-satunya yang efektif pengobatan katarak


adalah pembedahan untuk mengangkat lensa
yang keruh yang disertai IOL atau tanpa IOL
Pemilihan antibiotik profilaksis topikal dan regimen dosis merupakan
pertimbangan dalam pre operasi katarak

pertimbangan penting “apakah prosedur pre-operasi dari hasil antibiotik topikal


dalam konsentrasi obat di aqueous humor lebih besar daripada konsentrasi
hambat minimum (MIC) untuk potensi bakteri patogen”

Fluoroquinolones topikal telah terbukti bermanfaat dan


ditoleransi untuk pengobatan bakteri dan fluoroquinolon juga
bermanfaat sebagai profilaksis pada operasi mata.

Sehingga pada penelitian ini, peneliti


bermaksud ingin mencari jenis fluorokuinolon
yang terbaik dalam efikasi dan penetrasi ke
mata
Tujuan • Untuk melihat perbedaan efikasi dan penetrasi
penggunaan tetes mata topikal Moksifloksasin
dan Levofloxacin terhadap operasi katarak
penelitian
Lokasi • Rumah Sakit Vasan Eye Care, Tiruchiappalli

penelitian
• Penelitian dilakukan selama 6 bulan

Masa studi

• Prospektif, double-masked, paralel, acak,case


control study. studi kasus kontrol
Desain studi
inklusi eksklusi

• 21 tahun atau lebih tua • menggunakan obat mata lain atau


• Memiliki kemampuan untuk tetes 48 jam sebelum atau selama
memahami dan memberikan tanda masa studi
tangan informed consent • Memiliki kepekaan terhadap
senyawa kuinolon
• memiliki fungsi kelopak mata yang
abnormal
• hanya memiliki satu mata
• memerlukan penggunaan antibiotik
sistemik lain selama masa penelitian
• memiliki penyakit mata yang akan
mengganggu evaluasi studi
pengobatan
• sedang hamil atau menyusui
Metode penelitian
50 pasien yang menjalani ekstraksi katarak

Kelompok I Kelompok II
25 pasien diberi Moksifloksasin 0,5% 25 pasien diberi Levofloksasin 0,5%

3 hari sebelum operasi, konjungtiva smear tiap


pasien diambil sebagai dasar

Selanjutnya diberikan obat tetes mata dengan dosis


S4 dd gtt 1 selama 3 hari

Setelah 3 hari dari prosedur, operasi smear kedua diambil untuk menilai
jumlah bakteri untuk menemukan efikasi dari obat-obatan
adanya beta hemolisis pada agar darah dan
Tes koagulase positif pertumbuhan pada agar MacConkey, dianggap
bila : pertumbuhan staphylococcus aureus .

Tidak adanya beta hemolisis pada agar darah


Tes koagulase negatif dan tidak ada pertumbuhan pada agar
bila : MacConkey, dianggap pertumbuhan
staphylococcus aureus nrgatif
METODE PENETRASI

2 kelompok yang telah


dibagi secara acak :

REGIMEN A REGIMEN B
1 tetes empat kali sehari selama 1 tetes – 6 dosis setiap 10 menit
tiga hari (12 tetes) – 23 pasien sebelum pembedahan (6 tetes) - 15
pasien.

Selama operasi, 0,2 ml cairan aqueous diaspirasi


dengan bantuan dari jarum suntik tuberkulin

Cairan bilik mata depan ditempatkan ke dalam tabung steril cryogenic dan
disimpan pada suhu -40 0C dalam Ultra Low Freezer dan tetap dibekukan
sampai analisis dilakukan

Setiap tabung ditandai dengan nomor identifikasi pasien (yang


mengindikasikan antibiotik yang digunakan secara acak), inisial subjek,
tanggal operasi, dan mata
• Konsentrasi dari pengaplikasian
fluoroquinolones ditentukan dengan
menggunakan teknik uji kromatografi assay
fase-balik tinggi tekanan cair dengan detektor
ultraviolet pada panjang gelombang 275 nm
Hasil Penelitian
Usia rata-rata dari 50 pasien yang diteliti adalah 60,52 tahun

• Pasien laki-laki berjumlah 32 (64%)


• Pasien perempuan berjumlah 18 (36%)

Berdasarkan riwayat peyakit pasien

• pasien memiliki penyakit diabetes 22 (44%)


• Pasien memiliki penyakit Hipertensi 18 (36)
• Pasien yang memiliki ihipertensi dan diabetes adalah 9 (18%)
• pasien dengan anemia 25 (50%)

Mikroorganisme yang diisolasi

• Staphylococcus aureus berjumlah 21 (42%) pasien


• Staphylococcus epidermidis berjumlah 18 (36%) pasien
DISKUSI
Tiga hari sebelum operasi, konjungtiva smear Setelah 3 hari prosedur, smear kedua
pasien diambil untuk menemukan jumlah diambil dan tidak ada pertumbuhan di
bakteri sebagai dasar kedua grup

Jadi kedua obat efektif sebagai profilaksis


sebelum fakoemulsifikasi

Dimana dua antibiotik Levofloxacin dan


Moksifloksasin efektif dalam pemberantasan
flora bakteri dari konjungtiva setelah 3 hari
pemberian obat
Dalam regimen A, mean ± SD untuk
Moksifloksasin ditemukan 0.77 ±
0.15 (n = 15) dan Levofloxacin 0,18 ±
0,05 (n = 88). Hal ini merupakan
perbedaan 4.28 kali lipat dalam
pengukuran konsentrasi antibiotik
aqueous humor yang signifikan
secara statistik
(p <0,001).

Dalam regimen B, mean ± SD untuk


Moksifloksasin ditemukan 1.94 ± 0.06 (n = 6)
dan Levofloxacin 1,34 ± 0,33 (n = 9). Hal ini
memperlihatkan perbedaan konsentrasi
antibiotik 1,45 kali lipat yang dianggap
signifikan secara statistik (p< 0.001).
• Dalam studi ini kami telah menemukan bahwa
konsentrasi rata-rata Moxifloxacin pada
aqueous humor secara signifikan lebih besar
daripada Levofloxacin di semua kelompok
perlakuan (p < 0,0001).
KESIMPULAN
tidak ada perbedaan antara larutan tetes mata Moksifloksasin dan Levofloxacin
pada flora konjungtiva sejak kedua obat efektif dalam membasmi bakteri dari
permukaan

Penetrasi konsentrasi rata-rata dari Moksifloksasin di aqueous humor


secara signifikan lebih besar dari levofloxacin di kedua regimen A dan B

Regimen B memberikan lebih banyak obat dalam aqueous humor dari


Regimen A dengan kedua obat

operasi katarak dapat dilakukan sebagai prosedur rawat jalan tanpa komplikasi
pada pasien dengan menggunakan regimen B dan Moksifloksasin ditemukan
memiliki penetrasi yang lebih baik daripada Levofloksasin di aqueous humor

Anda mungkin juga menyukai