0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan2 halaman
Jurnal ini membandingkan efikasi dan penetrasi moksifloksasin dan levofloksasin sebagai antibiotik profilaksis sebelum operasi katarak. Penelitian ini menunjukkan bahwa kedua antibiotik efektif membasmi bakteri konjungtiva, namun konsentrasi rata-rata moksifloksasin di aqueous humor lebih besar dibanding levofloksasin. Dengan demikian, moksifloksasin lebih baik untuk digunakan sebagai profilaksis se
Jurnal ini membandingkan efikasi dan penetrasi moksifloksasin dan levofloksasin sebagai antibiotik profilaksis sebelum operasi katarak. Penelitian ini menunjukkan bahwa kedua antibiotik efektif membasmi bakteri konjungtiva, namun konsentrasi rata-rata moksifloksasin di aqueous humor lebih besar dibanding levofloksasin. Dengan demikian, moksifloksasin lebih baik untuk digunakan sebagai profilaksis se
Jurnal ini membandingkan efikasi dan penetrasi moksifloksasin dan levofloksasin sebagai antibiotik profilaksis sebelum operasi katarak. Penelitian ini menunjukkan bahwa kedua antibiotik efektif membasmi bakteri konjungtiva, namun konsentrasi rata-rata moksifloksasin di aqueous humor lebih besar dibanding levofloksasin. Dengan demikian, moksifloksasin lebih baik untuk digunakan sebagai profilaksis se
Judul Jurnal Perbandingan Klinis Dari Efikasi Dan Penetrasi Dari
Moxiflocacin Dan Levofloxacin Pada Kasus Operasi
Katarak Latar Belakang Katarak adalah suatu kekeruhan atau kekaburan dari yang biasanya jelas, lensa kristalina alami mata, yang terletak di belakang iris dan pupil. Ada kira-kira 9 – 12 juta kebutaan di India, setengahnya dapat dikaitkan dengan katarak. Endophthalmitis berpotensi menimbulkan komplikasi yang mengancam dari operasi katarak. Fluroquinolones menembus vitreous lebih baik daripada antibiotik lainnya dan digunakan oleh banyak dokter, tapi belum disarankan untuk uji klinis. Tujuan Penelitian untuk membandingkan aplikasi kemampuan efikasi dan penetrasi Moksifloksasin 0,5% dan Levofloxacin solusio mata 0,5% dalam aqueous humor manusia sebelum operasi katarak rutin Metodologi Penelitian mikrobiologi dilakukan pada smear konjungtiva pasien sebelum dan setelah pemberian antibiotik. Lima puluh pasien yang menjalani ekstraksi katarak dibagi secara acak menjadi dua kelompok dengan Moksifloksasin (25 pasien) dan Levofloxacin (25 pasien). Hasil Usia rata-rata dari 50 pasien yang diteliti adalah 60,52 tahun. Pasien laki-laki berjumlah 32 (64%) dan pasien perempuan berjumlah 18 (36%). Di antara semuanya, pasien memiliki penyakit diabetes saja 22 (44%), hipertensi saja 18 (36%), baik hipertensi dan diabetes adalah 9 (18%), dan pasien dengan anemia 25 (50%). Mikroorganisme yang diisolasi adalah Staphylococcus aureus berjumlah 21 (42%) pasien, Staphylococcus epidermidis berjumlah 18 (36%) pasien. Tiga hari sebelum operasi, konjungtiva smear pasien diambil untuk menemukan jumlah bakteri sebagai dasar. Kemudian, smear kedua diambil dan tidak ada pertumbuhan di kedua group. Jadi kedua obat ditemukan efektif sebagai profilaksis sebelum fakoemulsifikasi. Dalam aspek penelitian mikrobiologis ini, dua antibiotik Levofloxacin dan Moksifloksasin efektif dalam pemberantasan flora bakteri dari konjungtiva setelah 3 hari pemberian obat. Kedua obat yang terdaftar tidak ada pertumbuhan bakteri setelah pengobatan. Berdasarkan studi penetrasi, konsentrasi rata-rata dari Moksifloksasin dalam aqueous humor secara signifikan lebih besar dari Levofloxacin pada kedua jenis regimen yaitu rezim A dan B (p < 0,0001). MIC90 nilai dari Moksifloksasin yang ditemukan lebih rendah dari Levofloxacin untuk kebanyakan kunci patogen mata Kesimpulan Tidak ada perbedaan antara larutan tetes mata Moksifloksasin dan Levofloksasin pada flora konjungtiva sejak kedua obat efektif dalam membasmi bakteri dari permukaan. Tapi, Berdasarkan penetrasi konsentrasi rata- rata dari Moksifloksasin di aqueous humor secara signifikan lebih besar dari Levofloxacin di kedua rezim A dan B. Jadi kita bisa sampai pada suatu kesimpulan berdasarkan bukti bahwa operasi katarak dapat dilakukan sebagai prosedur rawat jalan tanpa komplikasi pada pasien dengan menggunakan regimen B dan Moksifloksasin ditemukan memiliki penetrasi yang lebih baik daripada Levofloksasin di aqueous humor Hasil Pembelajaran Katarak adalah suatu kekeruhan pada lensa. Gejala yang umum adalah pandangan kabur, silau, perubahan warna penglihatan, penglihatan ganda, kebutuhan untuk sering perubahan kacamata. Satu-satunya yang efektif dalam pengobatan untuk katarak adalah pembedahan untuk mengangkat lensa yang keruh, yang biasanya disertai mengganti lensa dengan implan lensa yang jelas. Pemilihan antibiotik profilaksis topikal dan regimen dosis optimal merupakan subjek perdebatan dalam prosedur pre- operasi. Obat yang dipilih harus memiliki spektrum yang luas dari aktivitas antimikroba khususnya terhadap organisme gram positif, tidak menyebabkan toksisitas kornea, dan memiliki kelarutan yang sangat baik (bioavailabilitas) sehingga mudah menembus jaringan mata. Fluoroquinolones topikal telah terbukti bermanfaat dan ditoleransi untuk pengobatan bakteri konjungtivitis. Fluoroquinolones juga digunakan untuk profilaksis pada operasi mata. Generasi baru dari fluoroquinolones membahas munculnya masalah resistensi bakteri dengan spektrum yang lebih luas. Tidak seperti generasi sebelumnya fluoroquinolones yang dominan menghambat topoisomerase IV atau girase DNA dan oleh karena itu, hanya membutuhkan I mutasi genetik untuk bakteri untuk mengembangkan resistensi, fluoroquinolones generasi keempat yaitu moxifloxacin 0,5% bekerja pada kedua girase DNA bakteri dan topoisomerase IV. Untuk menjadi resisten terhadap obat ini, bakteri harus menjalani 2 mutasi genetik, menghasilkan penurunan signifikan dari kesempatan organisme mengembangkan resistansi.