Anda di halaman 1dari 16

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN JULI 2019

UNIVERSITAS PATTIMURA

INTOKSIKASI OPIOID

Disusun Oleh:
Revoldy Moenandar
(2016-84-032)

Pembimbing:
dr. Ony. W. Angkejaya, Sp. An

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU ANESTESI DAN REANIMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
PENDAHULUAN

• Intoksikasi (keracunan/overdosis) suatu keadaan dimana seseorang mendapatkan paparan dari


suatu obat atau zat kimia lain yang diasumsikan dalam jumah yang toksik yang menyebabkan orang
tersebut mengalami gangguan kesehatan bahkan dapat menyebabkan kematian

• Analgetik adalah suatu senyawa atau obat yang dipergunakan untuk mengurangi rasa sakit atau
nyeri. Secara umum analgetik dibagi dalam dua golongan, yaitu analgetik non narkotik dan analgetik
narkotik (opioid).
• Analgetik opioid terutama digunakan untuk meredakan atau menghilangkan nyeri meskipun juga
memperlihatkan berbagai efek farmakodinamik yang lain.

• Opioid  kelompok obat yang memiliki sifat seperti opium, yang berasal dari getah Papaver somniferum
 analgesik  morfin, kodein, tebain, dan papaverin
• Intoksikasi Opioid  intoksikasi akibat penggunaan obat golongan opiat  Kegawat daruratan karena
menyebabkan kematian  intoksikasi
DEFINISI OPIOID
Opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-
sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini
terutama digunakan untuk meredakan atau
menghilangkan rasa nyeri. Opioid disebut juga sebagai
analgesia narkotik yang sering digunakan dalam
anastesia untuk mengendalikan nyeri saat pembedahan
dan nyeri pasca pembedahan.
KLASIFIKASI OBAT GOLONGAN
OPIOID
Berdasarkan kerjanya pada reseptor, obat golongan opioid dibagi menjadi:

Campuran
Struktur dasar Agonis kuat Agonis parsial Antagonis
agonis-antagonis
Fenantren Morfin, Kodein, Nalbufin, Nalorfin,
hidromorfon, oksikodon, buprenorfin nalokson,
oksimorfon hidrokodon naltrekson
Fenilheptilamin Metadon Propoksifen
Fenilpiperidin Meperidin, Difenoksilat
fentanil
Morfinan Levorfanol Butorfanol
Benzomorfan Pentazosin
OBAT GOLONGAN OPIOD
YANG BIASA DIGUNAKAN
No Nama Sediaan Dosis
Obat
1 Morfin - Cairan injeksi 10 mg/ml Nyeri sedang hingga berat;
- Tablet 5 mg, 10 mg, 100 - Intraspinal: inisiasi 5 mg, dapat ditambahkan satu jam kemudian 1-2
mg mg (maks. 10 mg/hari)
- Intratekal: 0,2-1mg 1x1 (Pada pasien yang mengalami toleransi dapat
diberikan 1-10 mg (maks. 20 mg/hari)
- Peroral: 5-20 mg/12 jam (lepas lambat)
- Parenteral: 5-20 mg (IM/SK) yang diberikan lambat selama 4-5 menit.
1-2 mg/jam (Infus IV) (maks. 100 mg/hari atau 4 g/hari untuk kasus
kanker
Edema paru akut:
- 5–10 mg (IV) dengan kecepatan 2 mg/menit
Premedikasi preoperasi:
- 10 mg (IM/SK) diberikan 60–90 menit sebelum operasi
Anak:
- Neonatus: 0,01–0,02 mg/kgBB/jam (IV infus)
- Bayi dan anak-anak: 0,025–2,6 mg/kgBB/jam (IV), rata-rata 0,06
mg/kgBB/jam
- Pascaoperasi pada anak-anak: 0,01–0,04 mg/kgBB/jam (IV)
Lanjutan…
No Nama Sediaan Dosis
Obat
2 Kodein Tablet 10,15, 20 Nyeri ringan – sedang:
mg - 30-60 mg/4 jam (maks. 240 mg/hari)
- Anak 1-12 tahun: 3 mg/kgBB/hari
Diare akut:
- 15-60 mg/4 jam
Antitusif
- Dewasa: 10-20 mg/4 jam (maks. 120 mg/hari)
- Anak: 6-12 tahun 5-10 mg atau 0,5-1,5 mg/kg bb tiap 4-6 jam maksimal 60
mg/hari; 2-6 tahun 0,5-1 mg/kg bb/hari dalam dosis terbagi tiap 4-6 jam
maksimal 30 mg/hari
3 Hidrom Tablet lepas 4 mg tiap 24 jam, dapat dinaikkan sesuai kebutuhan (dinaikkan tiap 3-4 hari)
orfon lambat 4,8,32,64
mg
4 Oksiko Tablet lepas awal, 5 mg setiap 4-6 jam, ditingkatkan jika perlu menurut tingkat keparahan nyeri;
don lambat 5, 10, 20, maksimal 400 mg sehari
40, 80 mg
5 Petidin Tablet 50, 100 Nyeri akut
mg - oral 50-150 mg tiap 4 jam; anak: 0,5-2 mg/kg bb
Sirup 50 mg/5 - 25-100 mg (diulang setelah 4 jam) (IM/SK)
ml - 25-50 mg (diulang setelah 4 jam) (IV)
Ampul 50 mg/ml
Lanjutan…
No Nama Sediaan Dosis
Obat
6 Fentanyl Transdermal patch Premedikasi
12mcg/h, 25 mcg/h, 50 - 50-100 mcg/kali (IM/bolus IV pelan 30-60 menit sebelum operasi)
mcg/h, 75 mcg/h, 100 Anestesi Umum
mcg/h - Minor: 0,5-2 mcg/kg/dosis/IV
Ampul 0,05 mg/ml - Mayor: 2-20 mcg/kg/dosis/IV
Analgesia:
- 1-2 mcg/kg atau 25-100 mcg/kali bila nyeri
- 1-2 mcg/kg/jam dengan infus kontinyu (25-200 mcg/jam)
7 Tramadol Tablet 50 mg Oral, 50-100 mg tidak boleh lebih sering dari 4 jam; maks 400 mg per
Ampul 50 mg/ml hari
Parenteral, 50-100 mg tiap 4-6 jam (IM atau IV bolus lebih dari 2-3
menit atau infus IV)
8 Nalokson Ampul 0,4 mg/ml Dosis awal 0,4 – 2 mg dapat dinaikkan 2-3 menit
CARA KERJA OPIOID

Kerja opioid endogen dan eksogen pada reseptor opioid


Lanjutan…

Mekanisme potensial reseptor oleh obat opioid


Lanjutan…

Dugaan lokasi kerja obat analgesik opioid


EFEK SAMPING OPIOID
Depresi
ventilasi

Retensi urin Bradikardia

Vasodilasi
Miosis pembuluh
darah

Mual dan Kekakuan


muntah otot
INTOKSIKASI OPIOID
 Tanda dan gejala
Intoksikasi opioid menimbulkan toxidrome, tanda dan gejala yang umum
dan utama yang ditimbulkan yaitu :
1) Pupil bulat kecil (pinpoint pupils)
2) Deprsi pernafasan
3) Letargia
Tingkat keparahan toxidrome yang ditimbulkan
berbeda-beda tergantng dari dosis dan toleransi terhadap
opioid tersebut. Depresi nafas merupakan manifestasi
emergensi yang paling utama perlu diperhatikan.
PENANGANAN INTOKSIKASI
OPIOID
Penangnan yang bisa dilakukan berupa:
Bila pasien apnea, berikan bantuan farmakologis atau
mekanik untuk menstimulasi pernafasan.
Bila laju pernafasan ≤ 12 per menit, lakukan chin-lift, jaw-
thrust kemudian pasang ventilasi dengan bag-valve mask.

HEAD TILT/CHIN LIFT JAW TRUST


Lanjutan…
Berikan antidotum:
 Naloxone
Dosis penggunaan naloxone:
– Neonatus: dosis awal yang lazim 0,01 mg/kg bb diberikan secara IV,
IM, atau SK
– Anak: dosis awal yang lazim 0,01 mg/kg bb yang diberikan secara IV.
Apabila tidak terjadi perbaikan secara klinis, dosis selanjutnya 0,1
mg/kg bb dapat diberikan. Apabila inj IV tidak dapat diberikan, dapat
diberikan secara IM atau SK dalam dosis terbagi.
– Dewasa: dosis awal 0,4 mg-2 mg diberikan secara IV. Pemberian
diulang dengan interval 2-3 menit apabila tidak terjadi perbaikan
fungsi pernafasan. Apabila tidak terjadi perbaikan setelah pemberian
10 mg nalokson hidroklorida, perlu diwaspadai kemungkinan toksisitas
parsial maupun menyeluruh yang diinduksi oleh opioid.
Lanjutan…
Menggunakan arang aktif (activated charcoal) ->
Dilakukan dalam waktu 1 jam pertama sebagai GI
dekontaminasi jika pasien diketahui intoksikasi dengan
cara mengkonsumsi opioid secara oral
Kubah lambung (Whole-bowel irrigation) -> bisa
dipertimbangkan dilakukan untuk menghilangkan bahan
aktif yang ada pada pencernaan.

Anda mungkin juga menyukai