Anda di halaman 1dari 21

OBAT-OBAT SISTEM

INDRA DAN
RESPIRATORI

Devi Usdiana Rosyidah, dr.


Department of Pharmacology
Faculty of Medicine UMS
Formularium nasional
• Mata : manitol, tetrakain, amfoterisin B, asam fusidat, asiklovir,
gentamisin, kloramfenikol, levofloksasin, moksifloksasin, natamisin,
siprofloksasin, tobramisin, betametason, fluorometolon, natrium
diklofenak, olopatadin, prednisolon, atropin, tropikamid, asetazolamid,
betaksolol, brinzolamid, gliserin, latanoprost, pilokarpin, timolol,
travoprost, dinatrium edetat, karboksimetil selulosa, natrium
fluoresein, natrium hialuronat
• THT : flutikason furoat, hidrogen peroksida, karbogliserin, kloralhidrat,
kloramfenikol, lidokain, oksimetazolin, ofloksasin, triamsinolon
asetonid,
• Respiratori :
• Antiasma : aminofilin, budesonid, deksametason, epinefrin, fenoterol
HBr, flutikason propionat, ipratropium bromide, kombinasi,
metilprednisolon, prokaterol, salbutamol, teofilin, terbutalin,
• Antitusif : kodein
• Ekspektoran : n asetil sistein
• PPOK : indakaterol, ipratropium bromide, kombinasi, tiopropium,
LO
• Nama obat, sediaan, dosis, lama pemberian
• Mekanisme kerja, indikasi dan kontraindikasi
• Interaksi obat (untuk obat-obat tertentu)
Mata
• manitol, asetazolamid
- Sediaan : Infus 20 %
- Mek. Kerja : Miotikum dan antiglaukomadiuretik
- Indikasi : glaukoma
• Tetrakain
- Sediaan : Tetes mata 0,5 %
- MK : Anestesi topikal mata
• amfoterisin B, asam fusidat, gentamisin, kloramfenikol,
levofloksasin, moksifloksasin, natamisin, siprofloksasin,
tobramisin
- Sediaan : tetes mata
- MK : Antibiotik topikal mata
Mata
• betametason, fluorometolon, prednisolon, natrium
diklofenak, olopatadin
- Sediaan :
- MK : Anti inflamasi topikal mata
- Catatan : ES steroid : peningkatan TIO hati2 pemberian >
2 minggu
- Steroid : tidak untuk konjungtivitis bakteri masking efek,
tidak untuk herpes simplek mata (dendritis
keratitis)kekeruhan kornea menetap, tidak untuk
glaukoma sudut sempit
Mata
• atropin
- Sediaan : Tetes mata 0,5% dan 1 %
- MK : Midriatikum mata
THT
• flutikason furoat, triamsinolon asetonid,
- Sediaan : Semprot hidung 0,025%
- Dosis : 1 x/hari pagi hari
- MK : Anti inflamasi topikal, mengurangi jumlah sel
mastosit mukosa hidung
- Indikasi : rinitis
• hidrogen peroksida
- Sediaan : cairan 3 %
- Pada OE : cukup dibersihkan dengan kapas dibasahi
H2O2
- Pada OMA std perforasi 3x4 tetes pd telinga sakit,
diamkan 2-5 menit
THT
• karbogliserin
- Sediaan : tetes telinga 10 %
- Dosis : 2 kali/hari selama 3 hari atau beberapa hari
- MK : Pengencer /pelunak serumen
• kloramfenikol, ofloksasin,
- Sediaan : Tetes telinga 3 %
- dosis : 2 x 4 tetes/hari
- Lama pemberian : Evaluasi selama 7 hari pemberian
- MK : antibiotik topikal
- Catatan : Hati2 pada perforasi membran
tympaniototoksik
THT
• Lidokain
- Sediaan : Spray oral 10%
- MK : anestesi topikal
• Oksimetazolin
- Sediaan : Tetes hidung 0,025% ; 0,050%
- Dosis : Hanya boleh beberapa harimenghindari tjdnya
rinitis medikamentosa
- MK : Simpatomimetik kuat
- Indikasi : Dekongestan nasal topikal pada rinitis
- Catatan : Hati-hati efek robound
Respiratori
• Aminofilin
- Sediaan : Tab 150 mg, 200 mg ; Injeksi 24 mg/mL
- iv harus disuntikkan perlahan-lahan selama 20-40
menitES
- Lama pemberian : Lihat tata laksana asma berdasar
beratnya keluhan, atau alur tata laksana asma
- MK : Antagonisme reseptor adenosin+inhibisi PDE,
Reaksasi otot polos bronkus, ada efek diuretik
- Indikasi : Asma, PPOK
- Catatan : Hati2 aritmia dan kejang
Respiratori
• salbutamol (albuterol)
- Sediaan : Tab 2 mg, 4 mg; Inhaler 1 mg/mL; MDI/aerosol
100 mcg/mL
- MK : Agonis selektif reseptor β2 adrenergik kerja
singkatbronkodilator
- Indikasi : MDI hanya untuk serangan asma akut dan atau
bronkhospasme yg menyertai PPOK, SOPT
- Catatan : Reseptor β2 banyak dijantunghati2 takikardia
Respiratori
• Teofilin
- Sediaan : Tab 100 mg, 150 mg, tab lepas lambat 300 mg
- MK : Antagonisme reseptor adenosin+inhibisi PDE,
Reaksasi otot polos bronkus, ada efek diuretik
- Indikasi : asma, PPOK
• Terbutalin
- Sediaan : Tab 2,5 mg; Syrup 1,5 mg/5 mL; Injeksi 0,5
mg/mL (sc, iv)
- Indikasi : Hanya untuk serangan asma dan atau PPOK
akut
Respiratori
• Budesonid
- Sediaan : Inhaler 100mcg, 200 mcg; Vial inhaler 0,25
mg/mL
- MK : Anti inflamasi (steroid) topikal
- Indikasi : Mengatasi secara cepat asma akut maupun
kronik
• Dexametason, metylprednisolon
- Sediaan : Tab 0,5 mg; Injeksi 5 mg/mL (iv); Tab 4 mg, 8
mg, 16 mg; Injeksi 125 mg
- MK : Anti inflamasi (steroid) sistemik
- Indikasi : Mengatasi secara cepat asma akut maupun
kronik (iv)
- Catatan : KI relatif : DM, tukak peptik, infeksi berat, ggn
kardiovaskuler
Respiratori
• efedrin, pseudoefedrin, fenilpropanolamin (PPA)
- Sediaan : Tablet 25 mg; Efedrin kombinasi obat flu 5 mg;
Pseudoefedrinkombinasi dengan obat flu 7,5 mg
- MK : Bronkorelaksasi, PPA : bronkorelaksasi > lemah dari
efedrin
• epinefrin (adrenalin)
- Sediaan : Injeksi 0,1 %
- MK : Vasokonstriktor dan bronkodilator cepat
Respiratori
• fenoterol HBr
- Sediaan : Aerosol 100 mcg/puff; Cairan inhaler 0,1%
- MK : Agonis selektif reseptor β2
adrenergikbronkodilator; Aerosol respon terapi lebih
cepat
- Catatan : ES disritmia
• flutikason propionat
- Sediaan : Cairan inhaler 0,5 mcg/dosis
- MK : Anti inflamasi (steroid) topikal
- Indikasi : Mengatasi secara cepat asma akut maupun
kronik
Respiratori
• ipratropium bromide
- Sediaan : Inhaler 20 mcg/puff
- MK : Antikolinergik topikal
- Indikasi : Untuk PPOK eksaserbasi akut, tidak untuk
jangka panjang
• kombinasi : budesonid dan formoterol
- Sediaan : inhaler
- MK : Budesonid : steroid; Formoterol : Agonis selektif
reseptor β2 adrenergik kerja lama dan ada efek
antiinflamasi
- Indikasi : Untuk rumatan asma/PPOK, pencegahan
bronkospasme akibat kegiatan fisik, kombinasi dg
steroidmonoterapi formoterol meningkatkan risiko
kematian
- Catatan : Tidak untuk kondisi bronkospasme akut,
Respiratori
• prokaterol
- Sediaan : inhaler
- Indikasi : Hanya untuk nocturnal asma yg tidak respon thd
salbutamol
• Kodein
- Sediaan : Tab 10mg, 15 mg, 20 mg
- MK : Menekan reflek batuk di SSP
- Catatan : Obat golongan opioid
Respiratori
• amonium klorida
- Sediaan : suspensi
- dosis : dewasa 300 mg (5mL) tiap 2-4 jam
- MK : stimulasi mukosa lambung, merangsang sekresi klj
sal.nafas, menurunkan viskositasdahak mudah keluar
- Catatan : amonium hati2 pd insufisiensi hati, ginjal,
parudosis besar asidosis metabolik
• gliseril guaiyakolat (GG)
- Sediaan : Tablet 100 mg, syrup 100mg/5mL
- Dosis : dewasa : 200-400 mg/hari
- MK : stimulasi mukosa lambung, merangsang sekresi klj
sal.nafas, menurunkan viskositasdahak mudah keluar
Respiratori
• Bromheksin
- Sediaan : tablet 8 mg, syrup 4 mg/ml
- Dosis : 3 kali 4-8 mg sehari
- MK : mukolitik
- Catatan : Bromheksin hati2 pada pasien dg tukak
lambung
• Ambroksol
- Sediaan : Tablet 30 mg, syrup 15 mg/mL
- Dosis : 2-3 kali/hari 30 mg
- MK : Metabolit bromheksin
Respiratori
• N-asetil sistein
- Sediaan : Inhaler 100 mg/mL, Capsul 200 mg,
- MK : Menurunkan viskositas sekret paru
- Indikasi : nebulisasi, tetes hidung
- Catatan : Asetilsistein bisa menyebabkan spasme
bronkus, stomatitis, terbentuk sekret berlebihan
• Surfaktan
- Sediaan : Suspensi 25 mg/mL (intratekal)
- Indikasi : Hanya untuk IRDS (idiopathic respiratory
dystress syndrom) pd neonatus
Sumber pustaka
• Formularium nasional tahun 2015
• FK UI, 2016. Farmakologi dan terapi. Jakarta :
departemen farmakologi dan terapi FK UI
• Keputusanmenteri kesehatan republik indonesia Nomor
hk.02.02/menkes/514/2015 Tentang Panduan praktik
klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan Kesehatan tingkat
pertama
• Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala & Leher Edisi Ketujuh Editor : Efiaty Soepardi,
Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashiruddin, Ratna Dwi Restuti,
2012
• MOH Clinical Practice Guidelines. 2010. Management of
Rhinosinusitis and Allergic Rhinitis. Singapore

Anda mungkin juga menyukai