Anda di halaman 1dari 35

Promosi Kesehatan

Burhannudin Ichsan
• Promosi kesehatan adalah proses
memandirikan masyarakat agar dapat
memelihara dan meningkatkan kesehatannya
Kesehatan
• Keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang dapat hidup
produktif
Tingkat Pencegahan
• Dikenal ada 4 tingkat utama pencegahan
penyakit:
1. Pencegahan tingkat awal (primordial
prevention)
2. Pencegahan tingkat pertama (primary
prevention)
3. Pencegahan tingkat kedua (secondary
prevention)
4. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary
prevention)
(Bustan, 2012; Noor, 2014)
Bentuk-bentuk upaya pencegahan yg dilakukan pd keempat
tingkat itu meliputi enam bentuk upaya pencegahan sebagai
berikut
Hubungan kedudukan riwayat perjalanan penyakit, tingkatan
pencegahan dan upaya pencegahan
Lebih lanjut pada setiap bentuk upaya pencegahan itu dapat diberikan
beberapa contoh sebagai berikut

(Bustan, 2012)
(Bustan, 2012)
Tingkat pencegahan dan kelompok targetnya menurut fase penyakit
Penyebab kematian dan penyakit
meliputi empat elemen yaitu:
• Keterbatasan sistem pelayanan kesehatan
• Faktor perilaku terhadap gaya hidup tidak
sehat
• Pengaruh buruk lingkungan
• Faktor biologi manusia
Ottawa charter yang merupakan titik
awal diterimanya promosi kesehatan
secara internasional merinci lima
tujuan khusus promosi kesehatan
yaitu:
• Membangun kebijakan masyarakat sehat
• Membangun keterampilan personal
• Memperkuat partisipasi komunitas
• Menciptakan lingkungan yang mendukung
• Reorientasi pelayanan kesehatan
Tujuan utama promosi kesehatan
• Mempengaruhi perilaku
• Mengubah perilaku terbukti efektif untuk
mengubah banyak faktor masalah kesehatan
Model dan Teori Dalam Promosi Kesehatan
berkaitan degan perubahan perilaku

• teori yaitu penjelasan umum mengapa orang


berbuat atau tidak berbuat untuk
mempertahankan atau meningkatkan kesehatan
mereka, keluarga, organisasi dan komunitas.
• Kegagalan memahami suatu teori bisa
menyebabkan inisiatif promosi kesehatan tidak
sukses karena asumsi-asumsi yang tidak akurat
terhadap kecenderungan orang dari keberhasilan
perubahan perilaku (Stevenson, 2014).
Model dan Teori Dalam Promosi Kesehatan berkaitan
degan perubahan perilaku

• Untuk memudahkan pemahaman kompleksitas dan


kerumitan teori, salah satunya dengan melalui
pemodelan.
• Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan
bahwa model adalah suatu konstruksi kerangka teoretis
yang menggambarkan hubungan antar-variabel yang
kompleks dnegan lebih sederhana agar lebih mudah
dipahami dari suatu masalah yang mewakili sejumlah
objek atau aktivitas keseluruhan Pemodelan bertujuan
memberikan gambaran yang sederhana untuk
menjelaskan teori (Sulaemana, 2016).
Beberapa model dan teori dalam promosi kesehatan
adalah sebagai berikut.

• Health Belief Model (HBM)


• Theory of Planned Behaviour (TPB)
• Social Cognitive Theory (SCT)
• Transtheoretical model of behavioral change
(TTM)
Health Belief Model (HBM)

• HBM atau model kepercayaan kesehatan


adalah salah satu model perilaku kesehatan
pertama dan tertua, tetapi masih sangat
relevan untuk membahas perilaku kesehatan
(Sulaemanb, 2016).
Konstruk dari HBM adalah:

• Perceived susceptibility (kerentanan yang dirasakan), maksudnya individu


merasakan bahwa ia berpotensi mengalami suatu peristiwa kesehatan yang negatif
(misalnya sakit).
• Perceived severity (keparahan yang dirasakan), maksudnya individu percaya bahwa
ia berpotensi terjadinya keseriusan dampak penyakit baik secara fisik maupun
sosial.
• Perceived benefits (manfaat yang dirasakan), maksudnya kepercayaan individu
bahwa perubahan perilaku akan memiliki dampak positif terhadap kesehatan.
• Perceived barriers (hambatan-hambatan yang dirasakan), maksudnya kepercayaan
individu akan dampak-dampak negatif yang mungkin dirasakan ketika perilakunya
berubah (misal biaya, kenyamanan, kenikmatan, dan lain-lain).
• Cues to action (isyarat untuk aksi), maksudnya trigger yang mendorong individu ke
arah perubahan perilaku.
• Self efficacy, maksudnya kepercayaan individu bahwa ia mampu berubah
(Stevenson, 2014).
Theory of Planned Behaviour (TPB)

• Teori ini dikembangkan dari theory of reasoned


action (TRA) yang pada dasarnya menyatakan
bahwa perilaku itu dihasilkan dari niatan.
Selanjutnya, niatan individu untuk terlibat dalam
perilaku tertentu merupakan fungsi dari : 1) sikap
individu, 2) subjective perform, yaitu tekanan
sosial untuk berbuat atau tidak berbuat suatu
perilaku. Dengan demikian, seorang individu akan
berperilaku sesuatu jika ia menilai positif
terhadap perilaku itu dan ia percaya bahwa orang
lain yang ia percayai menyetujui perilaku tersebut
(Stevenson, 2014).
Theory of Planned Behaviour (TPB)

• Ajzen dan lain-lain menambahkan konstruk


perceived control pada TRA, sehingga TPB
memiliki tiga konstruk : 1) personal attitude
(sikap), 2) subjective norm, dan 3) perceived
control. Perceived control yaitu persepsi
seseorang bahwa ia memiliki kemampuan
untuk melakukan perubahan perilaku itu
(Stevenso, 2014).
Social Cognitive Theory (SCT)

• Model ini dikembangkan oleh Bandura (1986),


yang tidak hanya memfokuskan pada aspek
psikologi tetapi juga aspek sosial.
• SCT mencakup ide bahwa individu tidak hidup
secara terisolasi, dan ia belajar serta berperilaku
tidak semata-mata berdasar proses pikirannya
saja melainkan juga dipengaruhi oleh lingkungan
yang melingkupinya baik lingkungan kelompok
(seperti lingkungan kerja) maupun lingkungan
soail yang lebih besar dari itu secara keseluruhan
(Stevenson, 2014).
SCT menjelaskan bahwa belajar dan perilaku dapat
dijelaskan dengan konstruk-konstruk berikut:

• Pengetahuan berbagai perilaku kesehatan dan


kaitannya dengan manfaat dan risikonya
terhadap kesehatan
• Perceived self efficacy
• Outcome expectations
• Personal health goals
• Perceived facilitators
• Perceived impediments (Stevenson, 2014)
Transtheoretical model of behavioral
change (TTM)
• Transtheoretical model of behavioral change
(TTM) didasarkan pada premis bahwa
perubahan perilaku terjadi melalui beberapa
tahap, yaitu melalui beberapa tingkat
persiapan untuk berubah.
Fase-fase perubahan perilaku adalah
sebagai berikut:
• Precontemplation: pada fase ini individu belum
memilki niatan untuk berubah
• Contemplation: sudah terdapat niatan untuk berubah
dala enam bulan ke depan
• Preparation: rencana aksi perubahan perilaku sudah
dibuat dalam 30 hari ke depan
• Action: individu sedang berubah perilakunya atau telah
berubah dalam periode 6 bulan
• Maintenace: perubahan perilaku sudah berjalan
minimal 6 bulan
• Termination: perubahan e;prilkau sudah permanen dan
otomatis (Stevenson, 2014).
Hubungan sikap, nilai dan perilaku
• Agar dapat menjadi perilaku maka
pengetahuan harus masuk dalam diri
seseorang sehingga mempengaruhi sikap dan
nilainya terhadap kesehatan
Pendidikan kesehatan dan promosi
kesehatan
• Pendidikan kesehatan individu merupakan
cikal bakal adanya promosi kesehatan
Dua faktor yang membuat pendidikan
tidak lagi bersifat individu
• Jumlah populasi yang semakin besar sehingga
sulit untuk dicapai sekaligus
• Karena junlah populasi besar maka pendidikan
pada individu menjadi terlalu mahal untuk
dilakukan
Peran praktisi promosi kesehatan
dalam pendidikan pasien
• Merumuskan tujuan dan kebijakan pendidikan pasien
• Merencanakan tindakan yang sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan di atas
• Menetapkan tindakan dan perilaku kesehatan pada pasien
sesuai dengan kebutuhannya
• Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dapat
diselesaikan dengan intervensi pendidikan
• Mengevaluasi dampak intervensi pendidikan terhadap
status kesehatan pasien
• Merencanakan program pengembangan staf promosi
kesehatan
• Merencanakan dan mendistribusikan materi pendidikan
yang dipakai dalam program pendidikan pasien
Advokasi dalam promosi kesehatan

• Istilah advokasi pertama kali digunakan dalam


kesehatan masyarakat oleh WHO pada tahun
1984, sebagai salah satu strategi global
promosi kesehatan. WHO merumuskan bahwa
dalam rangka mewujudkan visi dan misi
promosi kesehatan maka diperlukan 3 strategi
pokok: 1) advokasi, 2) dukungan sosial, dan 3)
pemberdayaan masyarakat (Notoatmodjo,
2007).
Advokasi dalam promosi kesehatan
• Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan
kepada orang lain yang dianggap mempunyai
pengaruh terhadap berhasilnya suatu program
atau kegiatan yang dilaksanakan. Oleh karena
itu, yang menjadi target advokasi adalah para
pemimpin organisasi, institusi baik di
pemerintahan maupun swasta (Notoatmodjo,
2007).
Tujuan advokasi

• Ada beberapa tujuan advokasi. Tujuan


advokasi yaitu:
• 1) komitmen politik,
• 2) dukungan kebijakan,
• 3) dukungan masyarakat (social acceptance),
dan
• 4) dukungan sistem (system support)
(Notoatmodjo, 2007).
Kegiatan-kegiatan advokasi

Beberapa macam aktivitas dapat dilakukan


dalam advokasi, antara lain:
• lobi politik,
• seminar,
• media, dan
• perkumpulan (asosiasi) peminat.
Pengembangan dan Permberdayaan
masyarakat dalam promosi kesehatan
• Dalam promosi kesehatan, pemberdayaan
merupakan konsep yang tidak asing. Ia
bersatu dengan konsep lain seperti
“memampukan dan memediasi” (enabling
and mediating). Praktik promosi kesehatan
sendiri memperhatikan pemberdayaan untuk
digunakan pada proses pengorganisasian
masyarakat (Sulaemana, 2016).
Kompetensi promosi kesehatan

• Perencanaan dan evaluasi kegiatan promosi


kesehatan.
• Teknik komunikasi
• Teknik menyuluh
• Pemahaman tentang pemasaran dan publikasi
• Adanya infra struktur atau fasilitas dan jaringan
• Teknik mempengaruh kebijakan (Achmadi, 2013):
Daftar pustaka
• Achmadi, U. F. 2013. Kesehatan Masyarakat, Teori dan Aplikasi. Jakarta:
rajawali Pers.
• Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
• Stevenson, M. 2014. Health behavior change theories and models,
understanding the process of behavior change dalam Snelling, A.,
Childress, J., DiRosa, L., Dombrowski, J., Hunnicutt, D., Kalicki, M., Korba,
C., Loy, M., Maroto, M., Stevenson, D., & Stevenson, M. 2014. Introduction
to Health Promotion. San Francisco: Jossey-Bass, A Wiley Brand.
• Sulaemana, E. S. 2016. Promosi Kesehatan, Teori dan Implementasi di
Indonesia. Surakarta: UNS Press.
• Bonita, R. Beaglehole, R. & KjellstrÖm, T. 2006. Basic Epidemiology.
Geneva: WHO.
• Bustan, N. 2012. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
• Noor, N.N. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai