HIDUNG
Bagian luar tidak ada kelainan, septum dan tulang-tulang dalam
perabaan baik, tidak ditemukan penyumbatan maupun
pendarahan, pernapasan cuping hidung (-)
LEHER
• simetris(+), peningkatan JVP (-), pembesaran KGB (-)
Thoraks : Dada simetris pada kondisi statis, bentuk normal, pada kondisi dinamis dada kanan
dan kiri tidak ada yang tertinggal, retraksi suprasternal (-)
INSPEKSI :
simetris (+), pengembangan dada kanan dan kiri sama.
PALPASI :
pergerakan dada kanan sama dengan dan kiri, fremitus melemah, dada
kanan sama dengan kiri, sela iga melebar (+)
PERKUSI :
sonor di kedua lapang paru.
AUSKULTASI :
: suara dasar vesikuler (+/+) melemah di kedua lapang paru, ronchi (-/-
), wheezing (-/-).
INSPEKSI :
Iktus kordis tidak tampak.
PALPASI :
Iktus kordis tidak kuat angkat
PERKUSI :
batas jantung dalam batas normal
AUSKULTASI :
Bunyi jantung I-II reguler, bising (-), gallop (-)
INSPEKSI :
Distended (-)
AUSKULTASI :
Bising usus (+) normal
PERKUSI :
Timpani (+) pada semua regio, pekak (+) pada hepar
PALPASI :
Supel, nyeri tekan (-)
Extremitas Atas Kiri Extremitas Atas Kanan
Edema (-), akral hangat Edema (-), akral hangat
Extremitas Bawah
Extremitas Bawah Kiri
Kanan
Edema (-), akral hangat.
Edema (-), akral hangat.
Warna sawo matang, agak kemerahan, turgor kembali cepat, ikterus pada kulit (-),
sianosis(-), scar (-), pertumbuhan rambut normal
20 Juli 2019
Bacaan:
Pulmo: Corakan vasculer
kasar, infiltrat di basal
paru, diafragma turun
Cor: Normal
Kesan:
bronchopneumonia.
GDP: 80,47
jam post prandial: 109
Spirometri
%KV: 55%
%KVP: 55%
%VEP 1: 57%
VEP 1%: 79
Uji Bronkodilator:
%VEP 1: 63%
Kenaikan VEP 1: 10 %
Pada Anamnesis, keluhan utama pasien adalah batuk yang berulang dan terus
menerus. Keluhan batuk ini sejak tahun 2016. Batuk dirasakan setiap waktu dan
keluhan diperberat ketika sedang tiduran. Dahak (+) kental, bewarna putih dan
tidak berbau. Keluhan lain sesak nafas (-), demam (-), nyeri dada (-), kaki bengkak (-
). Pasien memiliki riwayat sering terpapar asap rokok.
Diagnosis Banding :
Bronkiektasis
Bronkhopneumonia
Tatalaksana :
Nonfarmakologis
Istirahat
Menghindari paparan asap rokok
Farmakologis
Salbutamol tab 4 mg 3x1
Methyl Prednisolone tab 2x4 mg
NAC caps 2x1
Penyakit yang dikarakterisasi oleh adanya obstruksi saluran pernafasan yang tidak
reversible sepenuhnya. Sumbatan aliran udara ini umumnya bersifat progresif dan berkaitan
dengan respon inflamasi abnormal paru-paru terhadap partikel atau gas yang
berbahaya. Dua gangguan yang terjadi pada PPOK adalah bronkitis kronis atau emfisema.
Bronkitis kronik merupakan kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik
berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut -turut,
tidak disebabkan penyakit lainnya
emfisema merupakan suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga
udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli.
Meningkat dengan meningkatnya usia.
Penyempitan
Inflamasi sistemik= ↑ sitokin
saluran nafas ->
INTRAPULMONER pro inflamasi dan protein
hipoksia -> aktivasi
fase akut
TNF dan makrofag
silia dan mukus di bronkus melindungi dari inhalasi iritan
Asap rokok
• Riwayat merokok
• Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja.
• Riwayat penyakit emfisema pada keluarga.
• Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, ex: BBLR, infeksi saluran napas berulang, batuk
berulang dengan atau tanpa dahak, sesak dengan atau tanpa bunyi mengi.
Inspeksi Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu).
• Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding).
• Penggunaan otot bantu napas.
• Hipertropi otot bantu napas.
• Pelebaran sela iga.
• Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis di leher dan edema tungkai.
Farmakologis
• Bronkodilator: Antikolinergik, Simpatomimetik, Kombinasi antikolinergik
dan simpatomimetik, Metilxantin
• Kortikosteroid
• Terapi oksigen jangka Panjang
• Antibiotik
• Mukolitik
Tingkat Keparahan PPOK Berdasarkan Nilai FEV1 dan Gejala Menurut GOLD 2010
II FEV1/FVC < 70%; 50%< FEV1 < 80%, gejala biasanya mulai
Sedang progresif/memburuk, dengan nafas pendek-pendek.
III FEV1/FVC < 70%; 30%< FEV1 < 50%. Terjadi eksaserbasi berulang yang
Berat mulai mempengaruhi kualitas hidup pasien. Pada tahap ini pasien mulai
mencari pengobatan karena mulai dirasakan sesak nafas atau serangan
penyakit.
IV FEV1/FVC < 70%; FEV1 < 30% atau < 50% plus kegagalan respirasi kronis.
Sangat Berat Pasien bisa digolongkan masuk tahap IV jika walaupun FEV1 < 30%, tapi
pasien mengalami kegagalan pernafasan atau gagal jantung kanan atau cor
pulmonale . Pada tahap ini, kualitas hidup sangat terganggu dan serangan
mungkin mengancam jiwa.
Indikator kunci untuk mempertimbangkan diagnosis PPOK adalah sebagai berikut:
Tes Diagnostik
Spirometri Obstruksi tidak reversible sepenuhnyaObstruction dapat reversible sepenuhnya
Kapasitas Berkurang (dengan emphysema)Biasanya normal
Radiology Hiperinflasi cenderung lebih persisten.Hiperinflasi hanya pada eksaserbasi, namun
Penyakit bullous dapat ditemukan normal di luar serangan