Anda di halaman 1dari 34

Oleh :

M. Dony Hermawan, S. Ked. J510185089

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT PARU

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SURAKARTA


2019
 Nama : Ny. K
 Umur : 66 tahun
 Jenis Kelamin : Wanita
 Alamat : Wonogiri
 Suku : Jawa
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Status Pernikahan : Menikah
 Tanggal Masuk RS : 3 Mei 2018
 Tanggal Pemeriksaan : 3 Mei 2018
 Diambil dari : Poli Konsulen BBKPM
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien merupakan pasien kontrol poli rawat jalan di BBKPM. Keluhan utama pasien
adalah batuk yang berulang dan terus menerus. Keluhan batuk ini sejak tahun 2016. Batuk
dirasakan setiap waktu dan keluhan diperberat ketika sedang tiduran. Dahak (+) kental,
bewarna putih dan tidak berbau. Keluhan lain sesak nafas (-), demam (-), nyeri dada (-), kaki
bengkak (-). Pasien sebelumnya berobat di Wonogiri sejak tahun 2016 namun tidak membaik,
dan sejak Desember 2018 pasien berobat di BBKPM. Nafsu makan baik, BAB dan BAK normal.
Pasien mengaku sering terpapar asap rokok.
Riwayat Penyakit Dahulu :
 Riwayat Penyakit Serupa : disangkal
 Riwayat Hipertensi : disangkal
 Riwayat DM : disangkal
 Riwayat Asma : disangkal
 Riwayat OAT : disangkal Riwayat Penyakit Kebiasaan :
 Riwayat Penyakit Lain : tifoid (+)  Riwayat sering terpapar asap rokok diakui
 Riwayat Alergi : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :


• Riwayat Penyakit Serupa : disangkal
• Riwayat Sakit Paru : diakui, suami sakit paru-paru
dengan keluhan sesak nafas
• Riwayat Hipertensi : disangkal
• Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
KEADAAN UMUM : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
(E4V5M6)

• Tekanan Darah : 130/80 mmHg


• Nadi : 88 kali/menit
• Frekuensi Napas : 20 kali/menit
• Suhu : 36,6 ̊C
• BB : 34 kg
• TB : 151 cm
KEPALA
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), dyspnea (-), sianosis (-
), pursed lips breathing (-)

HIDUNG
Bagian luar tidak ada kelainan, septum dan tulang-tulang dalam
perabaan baik, tidak ditemukan penyumbatan maupun
pendarahan, pernapasan cuping hidung (-)

LEHER
• simetris(+), peningkatan JVP (-), pembesaran KGB (-)
Thoraks : Dada simetris pada kondisi statis, bentuk normal, pada kondisi dinamis dada kanan
dan kiri tidak ada yang tertinggal, retraksi suprasternal (-)

INSPEKSI :
simetris (+), pengembangan dada kanan dan kiri sama.

PALPASI :
pergerakan dada kanan sama dengan dan kiri, fremitus melemah, dada
kanan sama dengan kiri, sela iga melebar (+)

PERKUSI :
sonor di kedua lapang paru.

AUSKULTASI :
: suara dasar vesikuler (+/+) melemah di kedua lapang paru, ronchi (-/-
), wheezing (-/-).
INSPEKSI :
Iktus kordis tidak tampak.

PALPASI :
Iktus kordis tidak kuat angkat

PERKUSI :
batas jantung dalam batas normal

AUSKULTASI :
Bunyi jantung I-II reguler, bising (-), gallop (-)
INSPEKSI :
Distended (-)

AUSKULTASI :
Bising usus (+) normal

PERKUSI :
Timpani (+) pada semua regio, pekak (+) pada hepar

PALPASI :
Supel, nyeri tekan (-)
Extremitas Atas Kiri Extremitas Atas Kanan
Edema (-), akral hangat Edema (-), akral hangat

Extremitas Bawah
Extremitas Bawah Kiri
Kanan
Edema (-), akral hangat.
Edema (-), akral hangat.

Warna sawo matang, agak kemerahan, turgor kembali cepat, ikterus pada kulit (-),
sianosis(-), scar (-), pertumbuhan rambut normal
20 Juli 2019
 Bacaan:
 Pulmo: Corakan vasculer
kasar, infiltrat di basal
paru, diafragma turun
 Cor: Normal
 Kesan:
bronchopneumonia.
 GDP: 80,47
 jam post prandial: 109

 Spirometri
 %KV: 55%
 %KVP: 55%
 %VEP 1: 57%
 VEP 1%: 79
 Uji Bronkodilator:
 %VEP 1: 63%
 Kenaikan VEP 1: 10 %
Pada Anamnesis, keluhan utama pasien adalah batuk yang berulang dan terus
menerus. Keluhan batuk ini sejak tahun 2016. Batuk dirasakan setiap waktu dan
keluhan diperberat ketika sedang tiduran. Dahak (+) kental, bewarna putih dan
tidak berbau. Keluhan lain sesak nafas (-), demam (-), nyeri dada (-), kaki bengkak (-
). Pasien memiliki riwayat sering terpapar asap rokok.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum sedang, kesadaran kompos


mentis (E4V5M6), tanda vital dalam batas normal, region kepala, leher, dan
ekstremitas tidak didapatkan kelainan. Pada pemeriksaan fisik paru ditemukan
fremitus melemah, dada kanan sama dengan kiri, sela iga melebar (+), auskultasi
suara dasar vesikuler (+/+) melemah di kedua lapang paru

Pada pemeriksaan rontgen thorax didapatkan Corakan vasculer kasar, infiltrat di


basal paru, diafragma turun. Pada pemeriksaan spirometri didapatkan %KVP: 55%
dan %VEP 1: 57%
Diagnosis Kerja :
PPOK

Diagnosis Banding :
 Bronkiektasis
 Bronkhopneumonia

Tatalaksana :
 Nonfarmakologis
 Istirahat
 Menghindari paparan asap rokok

 Farmakologis
 Salbutamol tab 4 mg 3x1
 Methyl Prednisolone tab 2x4 mg
 NAC caps 2x1
Penyakit yang dikarakterisasi oleh adanya obstruksi saluran pernafasan yang tidak
reversible sepenuhnya. Sumbatan aliran udara ini umumnya bersifat progresif dan berkaitan
dengan respon inflamasi abnormal paru-paru terhadap partikel atau gas yang
berbahaya. Dua gangguan yang terjadi pada PPOK adalah bronkitis kronis atau emfisema.

Bronkitis kronik merupakan kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik
berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut -turut,
tidak disebabkan penyakit lainnya

emfisema merupakan suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga
udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli.
Meningkat dengan meningkatnya usia.

Pria > Wanita.

WHO memperkirakan pada tahun 2020 prevalensi PPOK akan terus


meningkat dari urutan 6 menjadi peringkat ke-3 di dunia penyebab
kematian tersering.

Survei Kesehatan Rumah Tangga DepKes RI 1992 menyebutkan


bahwa PPOK bersama-sama dengan asma bronkhial menduduki
peringkat ke-6 dari penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
Faktor Paparan
Faktor Host
Lingkungan
• Merokok • Usia
• Pekerjaan • Jenis Kelamin
• Polusi Udara • Gangguan fungsi
• Infeksi paru yang sudah
terjadi
Gambar 1. Gambaran Epitel saluran nafas pada PPOK dan orang sehat
Asap rokok) -> stress oksidatif sistemik dan
EKSTRAPULMONER disfungsi endotel vaskuler perifer ->
kardiovasculer dan inflamasi sistemik

Penyempitan
Inflamasi sistemik= ↑ sitokin
saluran nafas ->
INTRAPULMONER pro inflamasi dan protein
hipoksia -> aktivasi
fase akut
TNF dan makrofag
silia dan mukus di bronkus melindungi dari inhalasi iritan

Asap rokok

inflamasi bronkiolus (bronkilolitis) dan


↓ mucociliary clearance -> menyebabkan respon
alveoli (alveolitis) -> makrofag dan neutrofil
yang berlebihan pada mekanisme pertahanan
berinfiltrasi ke epitel ->kerusakan epitel

Hiperplasia dan hipertrofi kelenjar penghasil


mukus menyebabkan hipersekresi mukus di
saluran nafas

terjadi sumbatan bronkiolus dan alveoli

↓ventilasi, perfusi tetap -> tidak seimbang


V/Q -> hipoksemia -> hipertensi pulomoner -
> decom kanan (CPCD
Emfisema melibatkan Asinus: respiratory
bronkiolus, duktus alveolus dan kantong alveolar

Mekanisme terjadinya emfisema


Anamnesis

• Riwayat merokok
• Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja.
• Riwayat penyakit emfisema pada keluarga.
• Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, ex: BBLR, infeksi saluran napas berulang, batuk
berulang dengan atau tanpa dahak, sesak dengan atau tanpa bunyi mengi.
Inspeksi Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu).
• Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding).
• Penggunaan otot bantu napas.
• Hipertropi otot bantu napas.
• Pelebaran sela iga.
• Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis di leher dan edema tungkai.

Palpasi Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar.


Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak
Perkusi diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah.

Auskultasi Suara napas vesikuler normal, atau melemah.


• Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa.
• Ekspirasi memanjang.
• Bunyi jantung terdengar jauh.
Radiologi
Pada emfisema terlihat
Pada bronkitis kronik: Spirometri
gambaran:
• Hiperinflasi • Normal • VEP 1 <80%
• Hiperlusen • Corakan (obstruktif)
• Ruang retrosternal bronkovaskuler • Uji bronkodilator
melebar bertambah pada 21 % <20%
• Diafragma mendatar kasus
• Jantung menggantung
(jantung pendulum /
tear drop / eye drop
appearance)
Non Farmakologis
• Berhenti merokok

Farmakologis
• Bronkodilator: Antikolinergik, Simpatomimetik, Kombinasi antikolinergik
dan simpatomimetik, Metilxantin
• Kortikosteroid
• Terapi oksigen jangka Panjang
• Antibiotik
• Mukolitik
Tingkat Keparahan PPOK Berdasarkan Nilai FEV1 dan Gejala Menurut GOLD 2010

Tingkat Nila FEV1 dan Gejala


I FEV1/FVC < 70% FEV1 ≥ 80% dan umumnya, tapi tidak selalu, ada gejala
Ringan batuk kronis dan produksi sputum. Pada tahap ini, pasien biasanya bahkan
belum merasa bahwa paru-parunya bermasalah.

II FEV1/FVC < 70%; 50%< FEV1 < 80%, gejala biasanya mulai
Sedang progresif/memburuk, dengan nafas pendek-pendek.
III FEV1/FVC < 70%; 30%< FEV1 < 50%. Terjadi eksaserbasi berulang yang
Berat mulai mempengaruhi kualitas hidup pasien. Pada tahap ini pasien mulai
mencari pengobatan karena mulai dirasakan sesak nafas atau serangan
penyakit.
IV FEV1/FVC < 70%; FEV1 < 30% atau < 50% plus kegagalan respirasi kronis.
Sangat Berat Pasien bisa digolongkan masuk tahap IV jika walaupun FEV1 < 30%, tapi
pasien mengalami kegagalan pernafasan atau gagal jantung kanan atau cor
pulmonale . Pada tahap ini, kualitas hidup sangat terganggu dan serangan
mungkin mengancam jiwa.
Indikator kunci untuk mempertimbangkan diagnosis PPOK adalah sebagai berikut:

 1.Batuk kronis: terjadi berselang atau setiap hari, dan


seringkali terjadi sepanjang hari.
 2. Produksi sputum secara kronis
 3. Bronkitis akut: terjadi secara berulang.
 4. Sesak nafas (dispnea): bersifat progresif sepanjang
waktu, terjadi setiap hari, memburuk jika berolahraga, dan
memburuk jika terkena infeksi pernafasan.
 5. Riwayat paparan terhadap faktor risiko: merokok,
partikel dan senyawa kimia, asap dapur.
Asma PPOK SOPT
Timbul pada usia muda ++ - +
Sakit mendadak ++ - -
Riwayat merokok + +++ -
Riwayat atopi +++ - -
Sesak dan mengi berulang +++ + +
Batuk kronik berdahak + ++ +
Hiperaktiviti bronkus +++ + +/-
Reversibiliti obstruksi ++ - -
Eosinofil sputum + - ?
Netrofil sputum - + ?
Makrofag sputum + - ?
PPOK Asma
Riwayat Klinis Onset biasanya pada usia tua. Onset biasanya pada umur yang lebih muda
Riwayat paparan rokok. Paparan allergen.
Tidak ada riwayat atopik pada keluarga. Riwayat atopi atau asma pada keluarga.
Variasi diurnal tidak begitu jelas. Berkaitan dengan pola nokturnal dan
memberat pada pagi hari.

Tes Diagnostik
Spirometri Obstruksi tidak reversible sepenuhnyaObstruction dapat reversible sepenuhnya
Kapasitas Berkurang (dengan emphysema)Biasanya normal
Radiology Hiperinflasi cenderung lebih persisten.Hiperinflasi hanya pada eksaserbasi, namun
Penyakit bullous dapat ditemukan normal di luar serangan

Patologi Metaplasia kelenjar mucusHyperplasia kelenjar mucus


Kerusakan jaringan alveolar (emphysema) Struktur alveolar utuh
Inflamasi Makrofag dan neutrofil mendominasi Sel Mast dan eosinophils mendominasi
Limfosit CD8+ Limfosit CD4+
Penatalaksanaan
Kortikosteroid InhalasiUntuk kasus sedang hingga berat Untuk kasus ringan hingga berat persisten
Leukotriene modifierTidak direkomendasikan Digunakan sebagai medikasi pengontrol
Anticholinergic inhalasi Digunakan untuk maintenance dan selamaHanya digunakan pada eksaserbasi. Tidak
eksaserbasi diindikasikan untuk maintenance

Anda mungkin juga menyukai