hidung. Epistaksis banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik pada anak-anak maupun
usia lanjut. Biasanya epistaksis terjadi pada salah satu lubang hidung.
Apakah epistaksis berbahaya?
Kebanyakan kejadian epistaksis tidak berbahaya, ringan dan dapat sembuh sendiri.
Epistaksis berat, jarang terjadi tetapi jika terjadi merupakan masalah yang serius dan
perlu mendapatkan pertolongan medis segera. Epistaksis dapat juga menjadi suatu
tanda adanya kelainan tertentu.
Apa penyebab terjadinya epistaksis?
Perdarahan rongga hidung berasal dari pembuluh-pembuluh (pipa-pipa saluran) darah
kecil yang memperdarahi bagian rongga hidung. Berdasarkan sumber perdar ahannya,
epistaksis dibagi menjadi epistaksis anterior (bagian depan) dan posterior (bagian
belakang). Kebanyakan epistaksis yang terjadi yaitu epistaksis anterior. Epistaksis
anterior biasanya ringan berkaitan dengan kebiasaan mengorek hidung. Epistaksis
anterior biasanya terjadi pada anak-anak, biasanya berulang tetapi dapat berhenti
sendiri. Epistaksis yang berasal dari pembuluh darah bagian belakang biasanya terjadi
pada usia lanjut.
1. Cedera ringan
Mengorek hidung
Hidung yang terbentur ringan
Bersin
Mengeluarkan ingus terlalu keras
2. Cedera berat (terpukul, jatuh, atau kecelakaan lalu lintas)
3. Benda asing
5. Infeksi lokal
Bawaan
Pipa saluran darah lebih tipis, lebih lebar dan komponen penyusunnya lebih sedikit
sehingga lebih mudah robek atau bocor.
8. Obat semprot hidung (antiradang dan antialergi)
Kebanyakan epistaksis terjadi spontan, tidak diketahui penyebabnya, tetapi kadang ditemukan
penyebab yang jelas seperti cedera ringan atau iritasi ringan. Iritasi ringan tersebut terutama
berkaitan dengan kekeringan dari permukaan rongga hidung. Udara yang kering dapat
mengiritasi permukaan rongga hidung sehingga terbentuk kerak. Ketika kerak teriritasi (seperti:
gesekan, korekan, udara sangat dingin dan udara kering) dapat memicu perdarahan. Risiko
perdarahan akan lebih besar pada seseorang yang memiliki kelainan pipa saluran darah bawaan
(saluran yang tipis dan rapuh). Oleh karena itu, epistaksis biasanya sering terjadi pada keadaan
udara lebih kering dan musim dingin serta pada anak-anak yang biasanya terjadi karena cedera di
daerah rongga hidung akibat mengorek-ngorek hidung terlalu dalam atau terlalu kuat.
Faktor sistemik atau penyebab epistaksis yang berkaitan dengan penyakit lain, yaitu:
1. Tenang, duduk dan hentikan perdarahan, dapat dilakukan dengan menjepit hidung
menggunakan jempol dan jari dengan satu tangan pada bagian hidung yang lunak selama
10-15 menit. Selama hidung ditutup, bernapas tenang dan rileks melalui mulut (lihat
gambar 2).
2. Posisi badan agak menunduk (lihat gambar 2). Tidak disarankan menengadahkan kepala
atau berbaring ketika sedang epistaksis (kecuali tenaga medis atau dokter dengan
pertimbangan tertentu). Hal tersebut agar tidak terjadi masuknya darah ke saluran
pernapasan. Jika darah masuk kedalam saluran pernapasan dikhawatirkan akan
memberikan dampak yang serius seperti infeksi jalan napas, iritasi jalan napas atau
tersumbatnya jalan napas.
3. Pastikan waktu yang cukup dalam menghentikan perdarahan (10-15 menit), jika sudah
cukup, cek apakah masih berdarah atau tidak.