Anda di halaman 1dari 5

PERDARAHAN VITREUS

I. Definisi
Perdarahan vitreus adalah ekstravasasi darah ke salah satu dari beberapa ruang potensial
yang terbentuk di dalam dan di sekitar korpus vitreus. Kondisi ini dapat diakibatkan langsung
oleh robekan retina atau neovaskularisasi retina, atau dapat berhubungan dengan perdarahan
dari pembuluh darah yang sudah ada sebelumnya.1,2
Perdarahan vitreus dapat terjadi akibat dari retinitis proliferans, oklusi vena sentral,
oklusi vena cabang, ablasio retina, kolaps posterior vitreus akut tanpa harus ada robekan.
Perdarahan tersebut terletak pada belakang gel vitreus atau dengan sineretic kavitas.3
II. Etiologi

Etiologi terjadinya perdarahan vitreus menjadi tiga kategori utama yaitu :

1. Pembuluh darah retina abnormal

Pembuluh darah retina abnormal biasanya akibat iskemia pada penyakit seperti diabetik
retinopati, sickle cell retinopati, oklusi vena retina, retinopati prematuritas atau sindrom
iskemik okular. Retina mengalami pasokan oksigen yang tidak memadai, Vascular Endotel
Growth Factor (VEGF) dan faktor kemotaktik lainnya menginduksi neovaskularisasi.
Pembuluh darah baru ini terbentuk karena kurangnya endotel tight junction yang merupakan
faktor predisposisi terjadinya perdarahan spontan. Selain itu, komponen berserat yang sering
menempatkan tekanan tambahan pada pembuluh darah yang sudah rapuh serta traksi vitreus
normal dengan gerakan mata dapat menyebabkan pecahnya pembuluh tersebut.4

2. Pecahnya pembuluh darah normal

Pecahnya pembuluh darah normal dapat diakibatkan kekuatan mekanik yang tinggi.
Selama PVD, traksi vitreus pada pembuluh darah retina dapat membahayakan pembuluh
darah. Hal ini bisa terjadi dengan robekan retina atau ablasio. Namun, perdarahan vitreus
dalam bentuk sebuah PVD akut harus diwaspadai dokter karena risiko robeknya retina
bercukup tinggi (70-95 %). Trauma tumpul atau perforasi bisa melukai pembuluh darah
utuh secara langsung dan merupakan penyebab utama perdarahan vitreus pada orang muda
terutama umur kurang dari 40 tahun. Penyebab yang jarang dari perdarahan vitreus adalah
sindrom Terson, yang berasal dari ekstravasasi darah ke dalam vitreus karena perdarahan
subaraknoid. Sebaliknya peningkatan tekanan intrakranial dapat menyebabkan venula
retina pecah.4

3. Darah dari sumber lainnya

Darah dari sumber lainnya, keadaan patologi yang berdekatan dengan vitreus juga dapat
menyebabkan perdarahan vitreus seperti pada perdarahan dari makroaneurisma retina,
tumor dan neovaskularisasi koroidal, semua dapat memperpanjang melalui membran batas
dalam vitreus dan menyebabkan perdarahan.4

III. Patofisiologi

1 Pembuluh darah Abnormal


. Diabetik retinopati (31-54 % perdarahan vitreus disebabkan oleh
diabetes)
Neovaskularisasi dari cabang atau pusat oklusi vena retina (4-16 %)
Retinopati sickle sel (0,2-6 %)

2 Pecahnya Pembuluh darah normal


. Robekan retina (11-44 %)
Trauma (12-19 %)
Posterior Vitreous Detachement (PVD) dengan robekan pembuluh
darah retina (4-12 %)
Ablasio retina (7-10 %)
Sindrom Terson (0,5-1 %)

3 Darah Dari Sumber Lain


. Makroaneurisma (0,6-7 %)
Age Related Macula Degeneration (0,6-4 %)
Mekanisme Perdarahan Vitreus3

Pasien dengan perdarahan vitreus sering datang dengan keluhan mata kabur atau
berasap, ada helai rambut atau garis (floaters), fotopsia, seperti ada bayangan dan jaring laba-
laba. Gejala subyektif yang paling sering ialah fotopsia, floaters. Fotopsia ialah keluhan berupa
kilatan cahaya yang dilihat penderita seperti kedipan lampu neon di lapangan. Kilatan cahaya
tersebut jarang lebih dari satu detik, tetapi sering kembali dalam waktu beberapa menit.
Kilatan cahaya tersebut dilihat dalam suasana redup atau dalam suasana gelap. Fotopsia diduga
oleh karena rangsangan abnormal vitreus terhadap retina.2

Floaters adalah kekeruhan vitreus yang sangat halus, dilihat penderita sebagai bayangan
kecil yang berwarna gelap dan turut bergerak bila mata digerakkan. Bayangan kecil tersebut
dapat berupa titik hitam, benang halus, cincin, lalat kecil dan sebagainya. Floaters tidak
memberikan arti klinik yang luar biasa, kecuali bila floaters ini datangnya tiba-tiba dan hebat,
maka keluhan tersebut patut mendapat perhatian yang serius, karena keluhan floaters ini dapat
menggambarkan latar belakang penyakit yang serius pula, misalnya ablasio retina atau
perdarahan di vitreus.5
IV. Faktor Resiko
a. Retinopati Diabetika Proliferatif (RDP)
Retinopati diabetika proliferatif ditandai dengan terbentuknya pembuluh darah baru
(Neovaskularisasi).17Dinding pembuluh darah baru tersebut hanya terdiri dari satu lapis sel
endotel tanpa sel perisit dan membrana basalis sehinggasangat rapuh dan mudah mengalami
perdarahan.3Pembentukan pembuluh darah baru tersebut sangat berbahaya karena
dapattumbuhmenyebar keluar retina sampai ke vitreus sehingga menyebabkan perdarahan di
vitreus yang mengakibatkan kebutaan.4
b. mengonsumsi obat, seperti :
Aspirin, clopidogrel, atau warfarin lebih mungkin menimbulkan perdarahan vitreus.4

DAFTAR PUSTAKA
1. Phillpotts BA, Blair NP, Gieser JP et al. Vitreous hemorrage. Diunduh dari
www.emedicine.com, 29 maret 2020.
2. Charles S, Edward WO. Vitreus. Dalam: Susanto D, ed.Oftalmologi umum. Edisi-17. Jakarta;
EGC 2009; 178-184.
3. Lang GK.Vitreous body. Dalam: Ophtalmology a short textbook; 2009; 287-290.
4. Berdahl JP, Mruthyunjaya P, Scott IU et al. Vitreous hemorrage: diagnosis and treatment.
Diunduh dari www.americanacademyofophtalmology.com, 29 maret 2020.
5. Phillpotts BA, Blair NP, Gieser JP et al. Vitreous hemorrage. Diunduh dari
www.emedicine.com, 29 maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai