Disusun oleh :
Dokter Pendamping :
PUSKESMAS JAMBLANG
CIREBON
2022
1
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. G
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Alamat : Orimalang
RM : 06-1130
II. Anamnesis
Pasien dengan G1P0A0 hamil 37-38 minggu datang ke poli KIA puskesmas
jamblang dengan keluhan gerakan janin sudah mulai tidak terasa sejak tadi pagi. Pasien tidak
mengeluhkan keluhan apapun, awalnya pasien merasa janin dalam kandungannya baik-baik
saja dan tidak menyadari bahwa janinnya sudah tidak bergerak lagi bahkan 3 hari sebelumnya
pasien sudah merencenakan ingin memeriksakan kandungannya ke puskesmas untuk di USG.
Kemudian setelah di puskesmas pasien di periksa ANC secara menyeluruh dan didapatkan djj
menghilang dan pasienpun baru menyadari bahwa gerakan janinnya sudah berkurang sejak tadi
pagi sebelum sampai di puskesmas. Pasien tidak mengeluhkan nyeri perut, riwayat perdarahan
pervaginam di sangkal, riwayat trauma selama hamil di sangkal. Pasien rajin melakukan
pemeriksaan ANC ke bidan desa dan ke dokter spesialis kandungan 1x saat usia kehamilan 33-
34 minggu (13-06-2022)
Hipertensi (-)
Asma (-)
2
Riwayat Penyakit Keluarga :
Hipertensi (-)
Asma (-)
Riwayat Obstetri
Riwayat ANC
Pasien melakukan pemeriksaan rutin di bidan desa dan pernah sekali kontrol kehamilan
ke dokter spesialis kandungan pasa usia kehamilan 32-33 minggu.
Riwayat KB
Pasien tinggal satu rumah bersama dengan suami dan orang tuanya dengan lingkungan
yang tidak padat penduduk dengan sumber air dari sumur.
Perilaku Kesehatan
Alkohol : Disangkal
- HPHT : 28-10-2021
- TP : 05-08-2022
- UK : 37-38 minggu
- Riwayat obstetri : -
3
c. Kesadaran : Composmentis
d. Tanda Vital :
- Nadi : 80 x/menit
- Pernapasan : 20 x/menit
- suhu : 36,30C
- TB : 160 cm
- Lila : 31 cm
- Kepala : Normocephal
- Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, mata cekung -/-
f. Thoraks :
- Cor dan Pulmo
- Inspeksi : Simetris kanan dan kiri
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler, ronki -/- basal, wheezing -/-,
BJ I > II reguler, murmur (-) , gallop (-)
g. Abdomen :
- Inspeksi : Cembung gravidarum (+), striae gravidarum (+)
- Palpasi : TFU : 32 cm
Leopold I : Bokong
Leopold II : Puka ibu
Leopold III : Kepala
Leopold IV : Divergen
- Perkusi :-
- Auskultasi: Bising usus normal
h. Ekstremitas : Edema atas -/-
Edema bawah +/+
4
IV. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Radiologi
Tanggal 14 juli 2022
Foto USG : janin tunggal intra uterine, preskep, ketuban cukup, DJJ (-)
V. Diagnosis kerja
VI. PENATALAKSANAAN
VII. PROGNOSIS
AD SANATIONAM : DUBIA
5
TINJAUAN PUSTAKA
IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan
baik pada kehamilan yang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu. Kematian janin
dalam kehamilan adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum proses persalinan
berlangsung pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau berat janin 1000 gram ke atas.1
B. Etiologi1
1. Faktor plasenta
a. Insufisiensi plasenta
b. Infark plasenta
c. Solusio plasenta
d. Plasenta previa
2. Faktor ibu
a. Diabetes mellitus
c. Nefritis kronis
e. Shipilis
f. Penyakit jantung
g. Hipertensi
i. Inkompatability rhesus
j. Obesitas
6
C. Faktor Resiko1
D. Klasifikasi2
fetaldeath)
di atas
E. Patofisiologi2
1. Rigor mostis (tegang mati) Berlangsung 2,5 jam setelah mati, kemudian lemas
kembali.
jernih tapi kemudian menjadi merah. Stadium ini berlangsung 48 jam setelah
mati.
7
4. Stadium maserasi III Terjadi kira-kira 3 minggu setelah anak mati. Badan
janin sangat lemas, hubungan antara tulang-tulang sangat longgar dan terdapat
Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin atau
kelainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak
diobati.3
Nilai DJJ.
Bila ibu mendapatkan sedatif, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang.
Bila DJJ tidak terdengar, pastikan adanya kematian janin dengan stetoskop ( Doppler)
Rangsang janin dengan rangsangan suara (bel) atau dengan menggoyangkan perut ibu
sehingga ibu merasakan gerakan janin. Bila DJJ meningkat frekuensinya sesuai
Bila DJJ cenderung turun saat janin bergerak, maka dapat disimpulkan adanya gawat
janin.
Gejala dan tanda selalu ada dan tanda kadang – kadang ada. Diagnosis
kemungkinan gerakan janin berkurang atau hilang, nyeri perut hilang timbul atau
Perdarahan
8
Nyeri perut hebat Syok
Abdomen nyeri
Gawat janin
F. Manifestasi Klinik4
1. Anamnesis
a. Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari atau gerakan janin
sangat berkurang.
c. Ibu belakangan ini merasa perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
9
ii. Terhentinya perubahan payudara
b. Palpasi
iii. Dengan palpasi yang teliti dapat dirasakan adanya krepitasi pada
c. Auskultasi
jantung janin.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan Radiologi
i. USG
10
G. Diagnosis Banding4
Gejala dan tanda yang selalu ada gejala dan tanda yang kadang-kadang ada Kemungkinan Diagnosis
Syok, uterus tegang/kaku, gawat janin atau Solutio Plasenta
Gerakan janin berkurang atau DJJ tidak terdengar
hilang, nyeri perut hilang timbul
atau menetap, perdarahan
pervagina sesudah hamil 22
minggu
gerakan janin dan DJJ tidak ada, Syok, perut kembung/cairan bebas intra Ruptur Uteri
perdarahan dan nyeri hebat. abdominal, kontur uterus abnormal,
abdomen nyeri, bagian-bagian janin
teraba, denyut nadi ibu cepat.
H. Penatalaksanaan4
2. Ambil darah untuk pemeriksaan darah perifer, fungsi pembekuan darah, golongan
3. Jelaskan seluruh prosedur pemeriksaan dan hasilnya serta rencana tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien dan keluarganya. Bila belum ada kepastian sebab kematian,
4. Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien selalu
didampingi oleh orang terdekanya. Yakinkan bahwa besar kemungkinan dapat lahir
pervaginam.
6. Bila pilihan adalah pada ekspektatif : Tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu,
11
7. Bila pilihan adalah manajemen aktif : induksi persalinan menggunakan oksitosin atau
5% mulai 20 tetes permenit sampai maksimal 60 tetes per menit. Seksio sesarea
8. Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan
infeksi.
12
DAFTAR PUSTAKA
2. Silver, Robert. 2007. Fetal Death. Obstetrics & Gynecology. Vol 109. American College
3. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
4. Saifuddin A.B. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
13