Anda di halaman 1dari 25

Public Health

Intra Uterine Fetal Death


(IUFD)

OLEH :
Yudistira Putri Pertiwi
10119200021

PEMBIMBING :
Dr. Rabiatul Adawiah Sidi Umar

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN IKM-IKK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
PUSKESMAS GAMBESI
TAHUN 2022
Identitas Pasien
Nama : Ny. NS
Umur : 32 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ngade
Pendidikan : SMA
Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
Problem
Anamnesis
Keluhan Utama : gerakan janin tidak terasa
Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan gerakan janin sudah tidak terasa lagi sejak
2 hari yang lalu. Pasien tidak mengelukan keluhan apapun, awalnya pasien
merasa gerakan janin dalam perutmya berkurang kemudian pasien datang
untuk memeriksakan kandungan ke bidan dan masih didapatkan djj pasien.
Kemudian keesokan harinya pasien merasa gerakan tidak bertambah namun
malah menghilang. Pasien tidak mengeluhkan nyeri perut, riwayat perdarahan
dari vagnam disangkal, riwayat trauma selama kehamilan disangkal. BAB dan
BAK dalam batas normal.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Keluhan yang sama (-), hipertensi (-), DM (-) disangkal,alergi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

• Keluhan yang sama (-), Hipertensi (-), DM (-)

Riwayat Pengobatan

• Pasien rutin melakukan pemeriksaan ANC di puskesmas dan


sudah mendapat imunisasi TT 2x
Riwayat Psikososial

• Pasien merupakan ibu rumah tangga yang tinggal bersama suami dan
anaknya.
• Keseharian pasien melakukan aktivitas seperti biasanya namun
mengurangi pekerjaan berat.
• Jarak rumah pasien ke puskesmas berjarak ± 1000 m.
• Pasien merupakan anggota BPJS sehingga biaya pengobatannya
ditanggung asuransi kesehatan
Riwayat Obstetri Ginekologi
● G2P1A0
● HPHT : 27 Mei 2021
● HPL : 03 Maret 2022
● Umur kehamilan : 28-29 minggu
● Riwayat menarche : Umur 15 tahun
● Jumlah anak :1
● Kontrasepsi : KB suntik selama 1 Tahun
● Riwayat haid : siklus teratur durasi 5-7 hari, nyeri haid (-)
● Riwayat penyakit selama hamil : disangkal
● Riwayat persalinan yang lalu : disangkal
● Riwayat pernikahan : 5 Tahun
Pemeriksaan Fisik
●Keadaan Umum : Sakit sedang

●Kesadaran : E4M6V5 (compos mentis)


●Tanda Vital :TD :110/70 mmHg
Nadi: 80x/menit

Suhu : 36,6 C RR: 20x/menit

Status Gizi
●Berat Badan : 70 kg
●Tinggi Badan : 157 cm
●IMT : 28 Kg/m2
Pemeriksaan Fisik

• Thorax
• Kepala : Normochepali
• Jantung :
Mata :
BJ I-II murni reguler (+), Murmur (-), Gallop (-)
conjungtiva anemis (-), sklera ikterus (-)
• Paru :
Telinga : Otore (-)
• BND vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing
Hidung : rhinore (-), polip (-)
• Mulut : sianosis (-), tonsilitis (-) (-/-)
• Abdomen : BU normal, nyeri tekan (-)
• Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik
Status Obstetri

Inspeksi
perut tampak membesar

Palpasi
 Leopold I : teraba 1 bagian besar, lunak, kesan bokong, TFU :
22 cm
 Leopold II : teraba 1 tahanan keras memanjang di sisi kanan ibu
dan teraba bagin-bagian kecil janin di sisi kiri ibu
 Leopold III : teraba 1 bagian bulat, keras, kesan kepala
 Leopold IV : konvergen
 His : (-)
 DJJ : (-)
Hipotesis
• Intra-Uterine Fetal Death (IUFD)
Mecanism
More Info
Definisi IUFD
ICD 10 - International Statistical Classificationof
Disease and Related Health Problems
• Usia kehamilan ≥22 minggu

ACOG - American College of Obstetricians and


Gynecologist (1995)
• Berat janin ≥ 500 gram
• Usia kehamilan ≥20minggu

● US  National Center for Health Statistics

• Berat janin ≥350 gram


• Usia kehamilan ≥20minggu
Etiologi
Maternal (5-10%)
Plasental (25-30%) Fetal (24-40%)
1. Diabetes
1. Ketuban pecah dini 1. Anomali kromosom
2. Penyakit hipertensi
2. Solusio 2. Defek lahir non-
3. Obesitas
3. Perdarahan fetomaternal kromosomal
4. Usia > 35 tahun
4. Gangguan tali pusat 3. Hidrops non imun
5. Penyakit tiroid
5. Insufisiensi plasenta 4. Infeksi – virus,bakteri,
6. Penyakit ginjal
6. Asfiksia intrapartum protozoa
7. Antibodi antifosfolipid
7. Previa
8. Thrombofilia
8. Twin-twin transufusion
9. Merokok
9. Korioamnionitis
10. Obat terlarang dan alkohol
11. Infeksi dan sepsis
12. Persalinan kurang bulan
13. Persalinan abnormal
14. Ruptur uterine
15. Kelahiran post-term
Klasifikasi
Menurut United States National Center for Health Statistic

Golongan I (<20 minggu)

Golongan II (20-28 minggu)

Golongan III (>28 minggu)

Golongan IV : tidak dapat digolongkan pada ketiga


golongan diatas
Langkah- langkah diagnosis
Anamnesis

•Pasien mengaku tidak lagi merasakan gerakan janinnya


•Perut tidak bertambah besar, bahkan mungkin mengecil
•Penurunan berat badan

Pemeriksaan Fisik

• Tinggi fundus uteri menurun, atau lebih rendah dari usia kehamilan
• Tidak terlihat gerakan-gerakan janin yang biasanya dapat terlihat pada ibu yang kurus
•Tidak teraba gerakan-gerakan janin
• Berat badan ibu menurun
•Dengan Doppler tidak dapat didengar adanya bunyi jantung janin.

Pemeriksaan Penunjang

• USG Abdomen
DON’T KNOW
1. Kapan diagnosis IUFD ditegakkan ?

2. Jelaskan bagaimanakah mempersiapkan kehamilan selanjutnya !

3. Bagaimanakah alur penanganan IUFD ?

4. Bagaimanakah mencegah agar tidak terjadi IUFD ?

5. Bagaimanakah Prognosis dari IUFD ?


Kapan diagnosis IUFD ditegakkan ?

Diagnosis IUFD ditegakan dengan anamnesis dimana pasien mengatakan


sudah tidak merasakan gerakan janin, pada pemeriksaan fisik, jika IUFD sudah
berlangsung lama maka TFU tidak sesuai dengan usia kehamilan. IUFD bias
ditegaskan dengan pemeriksaan Ultrasonografi dimana gerakan janin sudah
tidak ada dan DJJ sudah tidak terdengar.
Jelaskan bagaimanakah mempersiapkan kehamilan selanjutnya !

Pada ibu hamil dengan riwayat IUDF masih mempunyai kesempatan untuk hamil kembali dan bias memulai
program tersebut kapan saja, namun sebaiknya penyebab IUFD terdahulu sudah diketahui sebelum menjalani
kehamilan berikutnya sehingga hal-hal yang menjadi permasalahan dapat dicegah. Jika masalah medis tertentu
teridentifikasi pada ibu, maka harus ditangani sebelum pembuahan. Misalnya :

 Kontrol ketat glukosa darah sebelum konsepsi

 Konseling prakonsepsi untuk membantu jika ditemukan kelainan kongenital atau genetiK

 Skrining genetic dan USG rinci untuk mengevaluasi kehamilan

 Melakukan ANC rutin untuk mengetahuai perkembangan janin dan mendeteksi jika ada kelainan.
Bagaimanakah alur penatalaksanaan IUFD
Bagaimanakah mencegah agar tidak terjadi IUFD ?

Upaya mencegah kematian janin, khususnya yang sudah atau mendekati


aterm adalah bila ibu merasa gerakan janin menurun, tidak bergerak atau
gerakan janin terlalu keras, perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi.
Perhatikan adanya solusio plasenta. Pada gemeli dengan TT (twin to twin
transfusion) pencegahan dilakukan dengan koagulasi pembuluh anastomosis.2
Bagaimanakah Prognosis dari IUFD ?

Sekitar 20-25% dari ibu yang mempertahankan janin yang telah mati
selama lebih dari 3 minggu maka akan mengalami koagulopati intravaskuler
diseminata (Disseminated Intravascular Coagulopathy atau DIC) akibat adanya
konsumsi faktor-faktor pembekuan darah secara berlebihan.4
Problem Solving
tindak lanjut yang dilakukan oleh
Puskesmas Gambesi adalah dengan
merujuk pasien ke Rumah Sakit untuk
pemeriksaan yang lebih lengkap dan
penanganan lebih oleh ahli medis.
DAFTAR PUSTAKA

1. ACOG. Diagnosis and Management of Stillbirth. ACOG Practice Bulletin: 2009; 102.

2. Saifuddin A.B, Rachimhadhi T, Wiknjosastro H.G Buku Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2016.
3. Cunningham F. Garry, Leveno J.K, Bloom L Steven, dkk Williams Obstetrics 24 th Edition.
New York : Mc Graw-Hill Education.2014
4. Nugroho, T. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2012.

5. Norwitz, E. R dan Schorge, J. O. 2007. At a Glance Obstetri dan Ginekologi. Jakarta.


6. Late Intrauterine Fetal Death and Stillbirth. 2010 Royal College of Obstetricians and
Gynaecologists. Green–top Guideline No. 55.October;2010
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai