Anda di halaman 1dari 15

PRESENTASI KASUS OBSTETRI

G1P0A0 21 Tahun Usia Kehamilan 37 Minggu 6 Hari In-Partu Janin Tunggal


Hidup Intrauterin Presentasi Kepala dengan Hipertensi Gestasional

Oleh:
Yochananta Wira Satya P G1A019105
Adelia Khairunnisa G1A019106
Insan Nurrohim G1A019107
Fathya Puspa Riani G1A019108
Adibah Thifal Pratama G1A019109

Pembimbing
dr. Edy Priyan
to, Sp. OG-KFER

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipresentasikan dan disetujui presentasi kasus dengan judul:


“G1P0A0 21 Tahun Usia Kehamilan 37 Minggu 6 Hari In-Partu Janin Tunggal Hidup
Intrauterin Presentasi Kepala dengan Hipertensi Gestasional”

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian di Bagian Obstetri dan
Ginekologi Program Profesi Dokter di RSUD Prof. Margono Soekarjo, Purwokerto

Disusun oleh :
Yochananta Wira Satya P G1A019105
Adelia Khairunnisa G1A019106
Insan Nurrohim G1A019107
Fathya Puspa Riani G1A019108
Adibah Thifal Pratama G1A019109

Banyumas, November 2022


Mengetahui,
Pembimbing

dr. Edy Priyanto, Sp. OG-KFER


I. LEMBAR STATUS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. F
Usia : 21 tahun
Alamat : Kaliwangi 001/001, Purwojati
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMK
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
No. CM : 002219XXX
Tanggal Masuk : 6 November 2022
Ruang Rawat : Kamar Bersalin (VK)
B. Anamnesis
1. Teknik Anamnesis : Autoanamnesis
2. Tanggal Anamnesis : 7 November 2022
3. Keluhan Utama : Tekanan darah tinggi
4. Keluhan Tambahan : Mulas-mulas yang semakin sering dan bertambah
kuat sejak 3 jam SMRS
5. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien G1P0A0 usia 21 tahun merasa hamil 9 bulan datang dirujuk
dari puskesmas purwojati dengan diagnosis G1P0A0 parturien 37 minggu
6 hari dengan hipertensi gestasional. Pasien dirujuk dengan keluhan
tekanan darah tinggi yang diketahui saat pemeriksaan di puskesmas
purwojati dengan tekanan darah 140/100 mmHg. Nyeri kepala hebat,
pandangan kabur, nyeri ulu hati disangkal. Keluhan mulas-mulas yang
semakin sering dan bertambah kuat sejak 3 jam SMRS. Keluhan lendir
darah diakui pasien. keluhan keluar air dari jalan lahir disangkal. gerakan
janin masih dirasakan oleh ibu. Pasien mengetahui memiliki tekanan darah
tinggi pada usia kehamilan 28 minggu. pasien rutin mengkonsumsi aspilet
1 x 80 mg, kalk 3 x 500 mg. Penyakit kronik seperti asma, tekanan darah
tinggi, penyakit jantung, DM disangkal. Riwayat covid (-), vaksin covid-
19 sudah 2 kali.
6. Riwayat Menstruasi
Pasien pertama kali menstruasi pada usia 10 tahun. Siklus haid
teratur, ganti pembalut 4x sehari dengan durasi menstruasi 4-5 hari
7. Riwayat Pernikahan
Pasien menikah 1x pada usia 20 tahun. Pernikahan saat ini
berlangsung selama 1 tahun
8. Riwayat Obstetri
Gravida 1 Para 0 Abortus 0
- HPHT : 15/02/2022
- Usia Kehamilan : 37 minggu 6 hari
- Riw. ANC : Pasien konsultasi ke bidan 2x, ke dokter SpOG
1x.
9. Riwayat Kontrasepsi
Pasien belum pernah menggunakan kontrasepsi jenis apapun
10. Riwayat Penyakit Dahulu
- Keluhan serupa (-)
- Riwayat tekanan darah tinggi sebelum hamil (-)
- Riwayat alergi (-)
- Riwayat penyakit jantung (-)
- Riwayat penyakit ginjal (-)
- Riwayat penyakit hati (-)
- Riwayat infeksi saluran kemih (-)
11. Riwayat Penyakit Keluarga
- Keluhan serupa (-)
- Riwayat keganasan (-)
- Riwayat tekanan darah tinggi (-)
- Riwayat alergi (-)
- Riwayat penyakit jantung (-)
- Riwayat DM
12. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga, asupan gizi tercukupi


C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Tampak merasa kesakitan
Kesadaran : E4V5M6 (Compos Mentis)
2. Antropometri
● BB Sebelum Hamil : 54 Kg
● BB Setelah Hamil : 69 Kg
● Kenaikan BB Selama Kehamilan : 15 Kg
● Tinggi Badan : 154 cm
● IMT Sebelum Hamil : 22,76
● IMT Setelah Hamil : 29,09
3. Tanda-tanda vital
- TD : 147/85 mmHg
- HR : 94 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Suhu : 36.6 C
- SpO2 : 98%
4. Status generalis
- Kepala : Mesochepal
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
bulat isokor 3mm/ 3mm, refleks cahaya (+/+)
- Hidung : Simetris, deviasi septum (-), sekret (-/-), discharge
(-/-)
- Telinga : Simetris, sekret (-/-)
- Mulut : Sianosis(-), mukosa mulut basah (+),
- Leher : Pembesaran tiroid (-), nyeri tekan (-), pembesaran
KGB (-), deviasi trakea (-)
- Thorax-Pulmo
- Inspeksi : Bentuk dada normal, gerak simetris (+),
retraksi (-)
- Palpasi : Pengembangan dinding dada simetris, vokal
fremitus simetris (+)
- Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
- Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-/-)
- Cor
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea
midclavicula sinistra, kuat angkat, tidak ada thrill
- Perkusi : Batas kanan atas SIC II linea parasternal dextra
Batas kiri atas SIC II linea parasternal sinistra
Batas kanan bawah SIC IV linea parasternal dextra
Batas kiri bawah SIC V linea midclavicula sinistra
- Auskultasi : S1>S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
- Abdomen
- Inspeksi : Cembung gravida (+), linea nigra (+),
striae gravidarum, spider navi, scar (-)
- Auskultasi : Bising usus (+) normal
- Palpasi : Nyeri tekan (-), defans muskular

- Ekstremitas
CRT <2 detik, akral hangat (+/+/+/+), edema (-/-//-/-)
5. Status obstetri
● Leopold 1 : teraba bagian besar bulat lunak
● Leopold 2 : teraba tahanan memanjang di sebelah kiri dan teraba
bagian kecil-kecil janin di sebelah kanan
● Leopold 3 : teraba bagian bulat dan keras, ⅖
● Leopold 4 : divergen → sudah memasuki pintu atas panggul
● His : 2x/10’/20”
● DJJ : 134x/menit

D. Pemeriksaan Penunjang
● USG Obstetri
● Lab. darah rutin
● Urinalisis
E. Diagnosis
● Diagnosis Kerja
G1P0A0 21 tahun usia kehamilan 37 minggu 6 hari in-partu janin tunggal
hidup intrauterin presentasi kepala dengan hipertensi gestasional
● Diagnosis Banding
Pre-Eklamsia; Hipertensi kronis
F. Planning
G. Tatalaksana
- Rencana Terminasi kehamilan
- Oxytocin drip
- Methyldopa 3x500mg PO (jika TD > 140/90 mmHg)
- Nifedipin 3x10mg PO (jika TD >160/110mmHg)
- Observasi keadaan umum, tanda vital, kontraksi, BJA, kemajuan
persalinan
H. Prognosis
● Ad vitam : ad bonam
● Ad sanationam : ad bonam
● Ad functionam : ad bonam
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hipertensi gestasional didefinisikan sebagai keadaan tekanan darah
sistolik pasien mencapai 140 mmHg atau tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih,
atau keduanya setidaknya terjadi lebih dari satu kali dengan jarak pengukuran
minimal 4 jam. Kondisi ini terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu tanpa ada
riwayat tekanan darah tinggi sebelum kehamilan. Selain itu tekanan darah juga
akan kembali normal dalam 12 minggu pasca salin. Hipertensi gestasional terjadi
tanpa diikuti adanya proteinuria atau gejala kerusakan berat (ACOG, 2020).
Kondisi ketika tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau, atau tekanan
diastolik 90 mmHg atau lebih, atau keduanya setidaknya terjadi lebih dari satu
kali dengan jarak waktu antar pengukuran minimal selama 4 jam. Kondisi ini
muncul setelah usia kehamilan 20 minggu pada wanita yang sebelum
kehamilannya memiliki tekanan darah normal dan akan kembali ke tekanan darah
normal dalam 12 minggu pasca persalinan. Hipertensi gestasional terjadi tanpa
adanya proteinuria atau gejala kerusakan yang berat (ACOG, 2020)

B. Epidemiologi

Gangguan tekanan darah pada masa kehamilan menjadi masalah penting


yang terus-menerus diwaspadai dalam kesehatan maternal. Hipertensi menjadi
komplikasi diantara 5% hingga 10% kehamilan dengan Pre-Eklamsia (PE)
menyumbang sebagai komplikasi kehamilan dengan persentase 2-8% pada
seluruh kehamilan di dunia. Insidensi hipertensi dalam kesehatan maternal
meningkat dikarenakan faktor perubahan demografi maternal, contohnya usia
maternal dan peningkatan berat badan sebelum kehamilan. Eklamsia di satu sisi
terpantau mengalami penurunan kejadian dikarenakan peningkatan kualitas
Prenatal Care (PNC) dan peningkatan penggunaan pendekatan-pendekatan
Antenatal Care (ANC), yang melibatkan kontrol dan pemantauan tekanan darah,
pemberian profilaksis magnesium apabila terjadi kejang dan begitu pula untuk
induksi partus atau dilakukannya sectio caesaria (SC) sebagai pendekatan kuratif
pasien dengan Pre-Eklamsia atau Eklamsia (Timpka et al., 2018; Catov, 2018).

Indonesia menduduki peringkat tiga tertinggi di kawasan Asia Selatan dan


Asia Tenggara untuk Angka Kematian Ibu (AKI) saat persalinan. Tren AKI di
Indonesia menurun sejak tahun 1991 hingga 2007 dengan angka kejadian 390
menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Millenium Development Goal (MDG)
menargetkan penurunan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015, namun pada tahun 2012 berdasarkan data Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI), didapatkan AKI di Indonesia meraih 359 per
100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) meraih 32 per 1000
kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015; Bappenas, 2010). Kemenkes RI pada tahun
2014 dalam Profil Kesehatan Indonesia menyatakan bahwa terdapat lima etiologi
kematian ibu dengan peringkat tertinggi di Indonesia, yaitu perdarahan, hipertensi
dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/ macet dan abortus. Kemenkes RI
(2015) menyatakan bahwa terdapat tiga penyebab utama kematian ibu, yaitu
perdarahan (30%), hipertensi dalam kehamilan (25%) dan infeksi (12%).
Hipertensi dalam kehamilan terpantau menjadi penyebab kematian ibu yang
proporsinya semakin meningkat diantara yang lain. Terdata lebih dari 30%
kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010 disebabkan oleh hipertensi dalam
kehamilan.

Umesawa dan Kobashi (2017) menyatakan bahwa hipertensi selama


kehamilan berkaitan dengan kemunculan penyakit kronis di masa mendatang.
Hipertensi kehamilan dapat beresiko menimbulkan penyakit jantung koroner,
gagal jantung, gangguan irama jantung (disaritmia), stroke, hipertensi, diabetes
mellitus II, kardiomiopati, dan disfungsi renal hingga gagal ginjal.

C. Penegakan Diagnosis
Penegakkan diagnosis hipertensi gestasional dapat
dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Diagnosis hipertensi gestasional
ditegakkan apabila pengukuran tekanan darah terukur ≥
140/90 mmHg pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu
dengan tekanan darah sebelum usia kehamilan tidak lebih
dari 140/90 mmHg. Penegakkan diagnosis hipertensi
gestasional didukung dengan pemeriksaan penunjang
urinalisis yang menunjukkan hasil proteinuria negatif
(Brown et al., 2018) .

D. Faktor Risiko
1. Usia ibu

Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur, hal ini


disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar sehingga
lumen menjadi sempit dan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku,
sebagai akibatnya adalah meningkatnya tekanan darah sistolik (Malka et
al., 2022).

2. Riwayat hipertensi

Ibu hamil yang mempunyai riwayat penyakit, pada saat hamil mempunyai
peluang resiko lebih besar mengalami hipertensi dalam kehamilan di
bandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai riwayat penyakit. Selain itu
Cincotta menyatakan ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi maka
kemungkinan pada primigravida akan meningkat empat kali (Fahrudin,
2018). Behrens (2017) menyatakan bahwa ibu hamil dengan riwayat
hipertensi pada kehamilan pertama , dua kali hingga 6 kali lipat terjadi
hipertensi gestasional pada kehamilan selanjutnya.

3. Obesitas
Kegemukan berdampak negatif pada ibu dan janin yang di kandungnya,
baik saat hamil, persalinan maupun pasca persalinan. Salah satu dampak
ibu beresiko mengalami hipertensi, karena kegemukan yang membuat
beban jantung terlalu berat dan tekanan pada pembuluh darah meninggi
akibat tebalnya lemak (Isnaniar et al., 2019). Ibu hamil yang
memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 30 memiliki
resiko lima kali lebih besar untuk menderita
preeklampsia saat hamil di bandingkan denga ibu
hamil yang mempunyai (IMT) underweight (IMT) ≤ 18,5
dan normal IMT18,5 – 24,9 (Marniyati et al., 2016).

4. Kunjungan ANC

Pelayanan antenatal merupakan suatu program yang terdiri dari :


Pemeriksaan kesehatan, pengamatan, dan pendidikan kepada ibu hamil
secara terstruktur dan terencana untuk memberikan pelayanan yang aman
dan memuaskan pada proses kehamilan hingga persalinan ibu. Selain itu
dengan pelayanan antenatal membantu meningkatkan derajat kesehatan
ibu hamil serta janin yang di kandungnya, jika di lakukan secara teratur
dan komprehensif oleh tenaga kesehatan yang profesional dapat
mendeteksi secara dini kelainan dan resiko yang mungkin timbul selama
kehamilan, sehingga kelainan dan resiko yang mungkin terjadi dapat di
atasi dengan cepat dan tepat tentunya (Marniyati et al., 2016).

E. Patogenesis
F. Komplikasi

Hipertensi pada kehamilan dapat berkembang menjadi pre-eklampsia, eklampsia


dan sindrom HELLP (Haemolysis Elevates Liver Enzym Low Platelet Count).
Kemudian dapat bermanifestasi dengan kejadian serebral iskemik atau hemoragik
pada pra, peri, dan postpartum menjadi penyakit stroke. Gejala
pre-eklampsia/eklampsia adalah sakit kepala, gangguan penglihatan (kabur atau
kebutaan) dan kejang. Hal ini dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian
bagi ibu dan janin bila tidak segera dilakukan penanganan (Alatas, 2019)

G. Tatalaksana
1) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu dalam
keadaan hipertensi dalam kehamilan. Meskipun demikian, terpantau
bahwa janin dalam keadaan yang baik.
2) Menjelaskan kepada ibu dan keluarga (wali yang menemani) bahwa
terdapat beberapa macam posisi berbaring untuk kenyamanan ibu dan
memungkinkan untuk luaran kehamilan yang baik. Disarankan untuk tidur
berbaring menghadap ke kiri. Hal tersebut ditujukan pada peningkatan
cardiac output maternal, mencegah hipotensi dan meningkatkan
oksigenasi fetal (Kauppila, 1980; Milsom, 1984; Cluver, 2010).
3) Dikarenakan his indaekuat, diberikan tatalaksana augmentasi persalinan
dengan pemberian oksitosin drip.
4) Tekanan darah >140/90 mmHg diberikan methyldopa 3x500mg PO.
Apabila tekanan darah >160/110 mmHg diberikan nifedipin
5) Melakukan observasi kemajuan persalinan setiap empat (4) jam
H. Prognosis

Ad vitam : ad bonam

Ad sanationam : ad bonam

Ad functionam : ad bonam

I. Kesimpulan

Hipertensi gestasional merupakan suatu keadaan dimana


tekanan darah dari seorang ibu hamil terukur mencapai
angka ≥ 140/90 mmHg tanpa adanya riwayat tekanan darah
tinggi sebelum kehamilan serta tekanan darah tinggi
sebelum usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Penegakkan
diagnosis hipertensi gestasional didasarkan pada
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis pasti hipertensi gestasional ditegakkan apabila
didapatkan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada usia
kehamilan lebih dari 20 minggu tanpa adanya hasil
proteinuria positif dari urinalisis. Hipertensi gestasional
perlu penanganan dan pemantauan untuk mencegah
terjadinya preeklampsia maupun eklampsia. Pada pasien
ditegakkan diagnosis hipertensi gestasional karena
tekanan darah tinggi pernah terukur pada kehamilan 28
minggu dan keluhan yang mengarah ke gejala eklampsia
disangkal.
DAFTAR PUSTAKA

Alatas, H., 2019. Hipertensi pada Kehamilan. Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah
Herbal, Kedokteran dan Kesehatan. 2(2):27-51.

Brown, M. A., Magee, L. A., Kenny, L. C., et al. 2018. Hypertensive disorders of pregnancy:
ISSHP classification, diagnosis, and management recommendations for international
practice. Hypertension, Vol. 72(1), 24-43.

Timpka S, Markovitz A, Schyman T, Mogren I, Fraser A, Franks PW, et al. 201Midlife


development of type 2 diabetes and hypertension in women by history of hypertensive
disorders of pregnancy. Cardiovasc Diabetol.Vol. 17(1):124.

Catov JM, Countouris M, Hauspurg A. 2018. Hypertensive Disorders of Pregnancy and CVD
Prediction: Accounting for Risk Accrual During the Reproductive Years. J Am Coll
Cardiol. Vol. 72(11):1264-1266.

Kemenkes RI. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes RI. 2014 Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.

Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional. 2010. Report on The Achievement of Millenium
Development Goals Indonesia. Jakarta : Bappenas.

Kauppila A, Koskinen M, Puolakka J, Tuimala R, Kuikka J. Decreased intervillous and unchanged


myometrial blood flow in supine recumbency. Obstet Gynecol 1980;55:203–5.
Milsom I, Forssman L. Factors influencing aortocaval compression in late pregnancy. Am J Obstet
Gynecol 1984;148:764–71.

Cluver C, Novikova N, Hofmeyr GJ, Hall DR. Maternal position during caesarean section for
preventing maternal and neonatal complications. The Cochrane Database of Systematic
Reviews 2010, Issue 6. Art. No.: CD007623. DOI: 10.1002/14651858.CD007623.pub3.

Fahruddin, E.P., 2018. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Ibu Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Suli Kabupaten Luwu. Universitas Hasanuddin.

Malka., Mutmainnah., Musni., Muliani. 2022. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi
Gestasional. Palu. Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan. 15(4):333-339.

Behrens I, Basit S, Melbye M, Lykke JA, Wohlfahrt J, Bundgaard H, et al. 2017. Risk of post-pregnancy
hypertension in women with a history of hypertensive disorders of pregnancy: Nationwide cohort
study.

Isnaniar I, Norlita W, Safitri N. Pengaruh Obesitas Terhadap Kejadian Hipertensi Dalam Masa
Kehamilan Di Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru. 2019. Phot J Sain dan Kesehatan.
9(2):75–87.

Marniyati L, Saleh I, Soebyakto, B B. Pelayanan Antenatal Berkualitas dalam Meningkatkan


Deteksi Risiko Tinggi pada Ibu Hamil oleh Tenaga Kesehatan di Puskesmas Sako , Sosial
, Sei Baung dan Sei Selincah di Kota Palembang Pendahuluan menjadi peserta Jaminan
Kesehatan Nasional Pemerintah Propi. 2016. J Kedokteran dan Kesehatan. 3(1):355–62.

Anda mungkin juga menyukai