Oleh:
Yochananta Wira Satya P G1A019105
Adelia Khairunnisa G1A019106
Insan Nurrohim G1A019107
Fathya Puspa Riani G1A019108
Adibah Thifal Pratama G1A019109
Pembimbing
dr. Edy Priyan
to, Sp. OG-KFER
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian di Bagian Obstetri dan
Ginekologi Program Profesi Dokter di RSUD Prof. Margono Soekarjo, Purwokerto
Disusun oleh :
Yochananta Wira Satya P G1A019105
Adelia Khairunnisa G1A019106
Insan Nurrohim G1A019107
Fathya Puspa Riani G1A019108
Adibah Thifal Pratama G1A019109
- Ekstremitas
CRT <2 detik, akral hangat (+/+/+/+), edema (-/-//-/-)
5. Status obstetri
● Leopold 1 : teraba bagian besar bulat lunak
● Leopold 2 : teraba tahanan memanjang di sebelah kiri dan teraba
bagian kecil-kecil janin di sebelah kanan
● Leopold 3 : teraba bagian bulat dan keras, ⅖
● Leopold 4 : divergen → sudah memasuki pintu atas panggul
● His : 2x/10’/20”
● DJJ : 134x/menit
D. Pemeriksaan Penunjang
● USG Obstetri
● Lab. darah rutin
● Urinalisis
E. Diagnosis
● Diagnosis Kerja
G1P0A0 21 tahun usia kehamilan 37 minggu 6 hari in-partu janin tunggal
hidup intrauterin presentasi kepala dengan hipertensi gestasional
● Diagnosis Banding
Pre-Eklamsia; Hipertensi kronis
F. Planning
G. Tatalaksana
- Rencana Terminasi kehamilan
- Oxytocin drip
- Methyldopa 3x500mg PO (jika TD > 140/90 mmHg)
- Nifedipin 3x10mg PO (jika TD >160/110mmHg)
- Observasi keadaan umum, tanda vital, kontraksi, BJA, kemajuan
persalinan
H. Prognosis
● Ad vitam : ad bonam
● Ad sanationam : ad bonam
● Ad functionam : ad bonam
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hipertensi gestasional didefinisikan sebagai keadaan tekanan darah
sistolik pasien mencapai 140 mmHg atau tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih,
atau keduanya setidaknya terjadi lebih dari satu kali dengan jarak pengukuran
minimal 4 jam. Kondisi ini terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu tanpa ada
riwayat tekanan darah tinggi sebelum kehamilan. Selain itu tekanan darah juga
akan kembali normal dalam 12 minggu pasca salin. Hipertensi gestasional terjadi
tanpa diikuti adanya proteinuria atau gejala kerusakan berat (ACOG, 2020).
Kondisi ketika tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau, atau tekanan
diastolik 90 mmHg atau lebih, atau keduanya setidaknya terjadi lebih dari satu
kali dengan jarak waktu antar pengukuran minimal selama 4 jam. Kondisi ini
muncul setelah usia kehamilan 20 minggu pada wanita yang sebelum
kehamilannya memiliki tekanan darah normal dan akan kembali ke tekanan darah
normal dalam 12 minggu pasca persalinan. Hipertensi gestasional terjadi tanpa
adanya proteinuria atau gejala kerusakan yang berat (ACOG, 2020)
B. Epidemiologi
C. Penegakan Diagnosis
Penegakkan diagnosis hipertensi gestasional dapat
dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Diagnosis hipertensi gestasional
ditegakkan apabila pengukuran tekanan darah terukur ≥
140/90 mmHg pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu
dengan tekanan darah sebelum usia kehamilan tidak lebih
dari 140/90 mmHg. Penegakkan diagnosis hipertensi
gestasional didukung dengan pemeriksaan penunjang
urinalisis yang menunjukkan hasil proteinuria negatif
(Brown et al., 2018) .
D. Faktor Risiko
1. Usia ibu
2. Riwayat hipertensi
Ibu hamil yang mempunyai riwayat penyakit, pada saat hamil mempunyai
peluang resiko lebih besar mengalami hipertensi dalam kehamilan di
bandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai riwayat penyakit. Selain itu
Cincotta menyatakan ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi maka
kemungkinan pada primigravida akan meningkat empat kali (Fahrudin,
2018). Behrens (2017) menyatakan bahwa ibu hamil dengan riwayat
hipertensi pada kehamilan pertama , dua kali hingga 6 kali lipat terjadi
hipertensi gestasional pada kehamilan selanjutnya.
3. Obesitas
Kegemukan berdampak negatif pada ibu dan janin yang di kandungnya,
baik saat hamil, persalinan maupun pasca persalinan. Salah satu dampak
ibu beresiko mengalami hipertensi, karena kegemukan yang membuat
beban jantung terlalu berat dan tekanan pada pembuluh darah meninggi
akibat tebalnya lemak (Isnaniar et al., 2019). Ibu hamil yang
memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥ 30 memiliki
resiko lima kali lebih besar untuk menderita
preeklampsia saat hamil di bandingkan denga ibu
hamil yang mempunyai (IMT) underweight (IMT) ≤ 18,5
dan normal IMT18,5 – 24,9 (Marniyati et al., 2016).
4. Kunjungan ANC
E. Patogenesis
F. Komplikasi
G. Tatalaksana
1) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu dalam
keadaan hipertensi dalam kehamilan. Meskipun demikian, terpantau
bahwa janin dalam keadaan yang baik.
2) Menjelaskan kepada ibu dan keluarga (wali yang menemani) bahwa
terdapat beberapa macam posisi berbaring untuk kenyamanan ibu dan
memungkinkan untuk luaran kehamilan yang baik. Disarankan untuk tidur
berbaring menghadap ke kiri. Hal tersebut ditujukan pada peningkatan
cardiac output maternal, mencegah hipotensi dan meningkatkan
oksigenasi fetal (Kauppila, 1980; Milsom, 1984; Cluver, 2010).
3) Dikarenakan his indaekuat, diberikan tatalaksana augmentasi persalinan
dengan pemberian oksitosin drip.
4) Tekanan darah >140/90 mmHg diberikan methyldopa 3x500mg PO.
Apabila tekanan darah >160/110 mmHg diberikan nifedipin
5) Melakukan observasi kemajuan persalinan setiap empat (4) jam
H. Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
I. Kesimpulan
Alatas, H., 2019. Hipertensi pada Kehamilan. Herb-Medicine Journal: Terbitan Berkala Ilmiah
Herbal, Kedokteran dan Kesehatan. 2(2):27-51.
Brown, M. A., Magee, L. A., Kenny, L. C., et al. 2018. Hypertensive disorders of pregnancy:
ISSHP classification, diagnosis, and management recommendations for international
practice. Hypertension, Vol. 72(1), 24-43.
Catov JM, Countouris M, Hauspurg A. 2018. Hypertensive Disorders of Pregnancy and CVD
Prediction: Accounting for Risk Accrual During the Reproductive Years. J Am Coll
Cardiol. Vol. 72(11):1264-1266.
Kemenkes RI. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. 2014 Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional. 2010. Report on The Achievement of Millenium
Development Goals Indonesia. Jakarta : Bappenas.
Cluver C, Novikova N, Hofmeyr GJ, Hall DR. Maternal position during caesarean section for
preventing maternal and neonatal complications. The Cochrane Database of Systematic
Reviews 2010, Issue 6. Art. No.: CD007623. DOI: 10.1002/14651858.CD007623.pub3.
Fahruddin, E.P., 2018. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Ibu Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Suli Kabupaten Luwu. Universitas Hasanuddin.
Malka., Mutmainnah., Musni., Muliani. 2022. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi
Gestasional. Palu. Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan. 15(4):333-339.
Behrens I, Basit S, Melbye M, Lykke JA, Wohlfahrt J, Bundgaard H, et al. 2017. Risk of post-pregnancy
hypertension in women with a history of hypertensive disorders of pregnancy: Nationwide cohort
study.
Isnaniar I, Norlita W, Safitri N. Pengaruh Obesitas Terhadap Kejadian Hipertensi Dalam Masa
Kehamilan Di Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru. 2019. Phot J Sain dan Kesehatan.
9(2):75–87.