Anda di halaman 1dari 38

Laporan Kasus

Kehamilan Letak Sungsang

Pembimbing :
dr. Prahadi Rahardjo, Sp.OG

Indra Fransis Liong


112017039
Identitas Pasien

Nama Pasien: Ny. EL Nama Suami : Tn. AS


Umur : 32 tahun Umur : 37 tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda
Alamat : Jl. Kebon Jahe, Alamat : Jl. Kebon Jahe,
Kapuk, Cengkareng, Jakarta Kapuk, Cengkareng, Jakarta
Barat Barat
Anamnesis

Autoanamnesis : tanggal: 26 Juni 2018, Jam 10.00 WIB

Keluhan Utama :
Mules-mules
Riwayat Penyakit Sekarang

Pada hari senin tanggal 25 Juni 2018,


Pada hari selasa tanggal 26 Juni 2018,
pasien G3P2A0 hamil 36 minggu
pasien datang ke Poli Kebidanan
berusia 32 tahun datang ke Puskesmas
RSUD Cengkareng untuk melakukan
Cengkareng karena merasa mules-
USG. Pasien datang dengan keluhan
mules seperti ingin melahirkan.
mules-mules, dan nyeri pinggang.
Perdarahan pervaginam disangkal
Perdarahan pervaginam disangkal
oleh pasien. Riwayat keluarnya cairan,
oleh pasien. Riwayat keluarnya cairan,
lendir, dan gumpalan darah juga
lendir, dan gumpalan darah juga
disangkal. Keluhan muntah dan
disangkal. Keluhan muntah dan
demam juga disangkal oleh pasien.
demam juga disangkal oleh pasien.
Oleh pihak Puskesmas, pasien di rujuk
Oleh dokter, pasien diindikasikan
ke RSUD Cengkareng untuk
untuk menjalani operasi atas indikasi
melakukan USG atas dasar
letak sungsang.
kemungkinan letak sungsang.
Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat alergi, hipertensi, DM, jantung, penyakit infeksi, dan


trauma disangkal. Pasien juga tidak merokok dan tidak minum
minuman beralkohol. Riwayat menstruasi teratur. Pasien tidak
ingat hari pertama haid terakir. Taksiran persalinan adalah 1
Juli 2018.
Riwayat Haid:
Menarche : 12 thn
Siklus Haid : Teratur Riwayat Obstetri
(30 hari) Pasien dengan G3P2A0 hamil 36 minggu,
anak pertama laki-laki lahir aterm tahun
Lama Haid : 7 hari 2008 dengan persalinan normal dengan
Banyaknya : 2-3 berat lahir 2700 g, dan panjang badan lahir
pembalut per hari 50 cm. Anak kedua laki-laki lahir aterm
Dismenorrhea : (-) tahun 2015 dengan persalinan normal
Leukorrhea : (-) dengan berat lahir 2500 g, dan panjang
Menopause : (-) badan lahir 48 cm.
HPHT : (-)
Riwayat Keluarga Berencana
Setelah melahirkan anak pertama, pasien
Riwayat Perkawinan: menggunakan KB dalam bentuk suntik.
Status : Sudah
Menikah
Lama Perkawinan : 11 tahun
Riwayat Penyakit Dahulu

(-) Cacar (-) Malaria (-) BatuGinjal / Saluran


Kemih
(-) Cacar air (-) Disentri (-) Burut (Hernia)
(-) Difteri (-) Hepatitis (-) Batuk Rejan
(-) Tifus Abdominalis (+) Wasir (-) Campak
(-) Diabetes (-) Sifilis (-) Alergi (asma)
(-) Tonsilitis (-) Gonore (-) Tumor
(-) Hipertensi (-) Penyakit Pembuluh (-)Demam Rematik Akut
(-) Ulkus Ventrikuli (-) Perdarahan Otak (-) Pneumonia
(-) Ulkus Duodeni (-) Psikosis (-) Gastritis
(-) Neurosis (-) Tuberkulosis (-) Batu Empedu
Lain-lain : (-) Operasi : SC (-) Kecelakaan

Riwayat Penyakit keluarga


Darah tinggi (-), kencing manis (-), jantung (-), asma (-), alergi (-), maag (-).
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
- Tekanan Darah : 120/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Suhu : 36,5oC
- Pernapasan : 20 x/menit
Berat Badan : 56 Kg
Tinggi Badan : 160 cm
Keadaan Gizi : Normal
 Kepala : Normocepali, tidak teraba benjolan, distribusi rambut
merata, warna hitam, rambut tidak mudah dicabut
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema
Palpebra (-/-)
 Telinga : Normotia (+/+), nyeri tekan tragus (-/-)
 Mulut : Sianosis (-)
 Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening maupun
kelenjar tiroid
 Thorax
- Cor : dalam batas normal
- Pulmo : dalam batas normal
 Ektremitas atas : Akral hangat (+/+), edema (-/-). varises (-/-), luka (-/-)
 Ektremitas bawah : Akral hangat (+/+), edema (-/-). varises (-/-), luka (-/-)
Status Obstetri

Pemeriksaan Luar
Inspeksi
 Wajah : Chloasma gravidarum (-)
 Payudara : Pembesaran payudara (+), hiperpigmentasi areola mammae (+), putting
susu menonjol (+), pengeluaran ASI (-)
 Abdomen:
-Inspeksi : Tampak membuncit sesuai masa kehamilan, memanjang, bekas operasi (-),
linea nigra (+), striae gravidarum (+)
- Auskultasi : BU (+) normal
- Palpasi : nyeri tekan (-)
- Perkusi : (-)

Palpasi
Abdomen :
 Leopold 1 teraba bulat, keras, dan dapat digerakkan. Kesan kepala
 Leopold 2 teraba bagian memanjang dan keras di sebelah kiri (punggung kiri) dan
 Leopold 3 teraba bagian bulat, besar lunak, tidak dapat digerakkan. Kesan bokong

Denyut jantung janin (+) :142 x/menit


Status Ginekologi
Inspekulo : Tidak dilakukan

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG :
Janin tunggal hidup, presentasi bokong, ICA cukup, tidak ada lilitan tali pusat.

Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi Hemostasis
 Golongan darah Masa Perdarahan
 Rhesus APTT
Hema I PT/INR
 Hemoglobin Kimia Darah
 Hematokrit Glukosa Darah Sewaktu
 Leukosit
 Trombosit
Resume

Pasien G3P2A0 hamil 36 minggu datang ke Poli Kebidanan


RSUD Cengkareng untuk melakukan USG. Pasien datang
dengan keluhan mules-mules, dan nyeri pinggang. Oleh
dokter, pasien diindikasikan untuk menjalani operasi atas
indikasi letak sungsang.
Riwayat alergi, hipertensi, DM, jantung, penyakit infeksi,
dan trauma disangkal. Pasien juga tidak merokok dan tidak
minum minuman beralkohol. Riwayat menstruasi teratur.
Pasien tidak ingat hari pertama haid terakir. Taksiran
persalinan adalah 1 Juli 2018.
Pada pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Pemeriksaan laboratorium sedang menunggu hasil dan
pemeriksaan USG didapatkan hasil : janin tunggal hidup,
presentasi bokong, ICA cukup, tidak ada lilitan tali pusat
Deskripsi Umum
Working Prognosis
Penatalaksanaan
Diagnosis
Ad vitam : Dubia ad
Working diagnosis: Persiapan SC bonam
G3P2A0 hamil 36
minggu presentasi Ad functionam:
bokong Dubia ad Bonam

Ad sanationam:
Dubia ad bonam
Tinjauan
Pustaka
Kehamilan Letak Sungsang

DEFINISI

Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya


bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Ketika bokong janin memasuki pelvis
lebih dalu sebelum kepalanya, presentasi ini disebut breech (sungsang).
Presentasi bokong biasanya didapati belum cukup bulan karena kemiripan antara
bagian terbesar pada tiap kutub janin. Namun, seringkali janin berbalik menjadi
presentasi kepala secara spontan karena bokong yang membesar bergerak menuju
fundus yang lebih luas.
Klasifikasi
Prevalensi

Dengan insidensi 3-4 % dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan
cukup bulan (≥ 37 minggu), presentasi bokong merupakan malpresentasi yang
paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi
bokong berkisar antara 25-30 %, dan sebagian besar akan berubah menjadi
presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu.

Sebagai contoh, angka tahunan kelahiran presentasi bokong pada hampir


270.000 bayi tunggal di Rumah Skit Parkland bervariasi dari hanya 3,3 % hingga
3,9 % selama 20 tahun terakhir.
ETIOLOGI DAN FAKTOR
DIAGNOSIS
RESIKO

• Abnormalitas struktural uterus


• Polihidramnion
• Plasenta previa
• Multiparitas • Anamnesis
• Mioma uteri • Pemeriksaan Fisik
• Kehamilan multipel • Pemeriksaan Penunjang
• Hidrosefalus
• Riwayat presentasi bokong
sebelumnya
Penatalaksanaan

Rekomendasi Untuk Pelahiran


Pelahiran Caesar lazim dilakukan, tetapi tidak semata-mata, dilakukan pada
keadaan-keadaan berikut ini :
 Janin berukuran besar
 Setiap derajat kontraksi atau bentuk pelvis tidak wajar
 Kepala janin hiperekstensi
 Disfungsi uterus
 Presentasi bokong inkomplet atau kaki
 Riwayat kematian perinatal atau anak mengalami trauma pelahiran
 Permintaan untuk sterilisasi
 Kurangnya operator yang berpengalaman
Metode Pelahiran Per Vagina
Terdapat tiga metode umum pelahiran sungsang melalui vagina :
 Pelahiran bokong spontan. Janin dikeluarkan seluruhnya secara
spontan tanpa traksi atau manipulasi selain dorongan bayi.

 Ekstraksi bokong parsial. Janin dilahirkan spontan hingga umbilikus,


tetapi bagian tubuh selanjutnya diekstraksi atau dilahirkan dengan
traksi operator dan dibantu oleh maneuver-manuver, dengan atau
tanpa usaha ekspulsif dari ibu.

 Ekstraksi bokong total. Seluruh tubuh janin diekstraksi oleh dokter


Mekanisme Persalinan

Bokong akan memasuki panggul (engagement dan descent) dengan diameter


bitrokanter dalam posisi oblik. Pinggul janin bagian depan mengalami penurunan
lebih cepat dibanding pinggul belakangnya. Kombinasi antara tahanan dinding
panggul dan kekuatan yang mendorong ke bawah akan menghasilkan putaran
paksi dalam yang membawa sacrum kearah transversal (pukul 3 atau 9), sehingga
posisi diameter bitrokanter di pintu bawah panggul menjadi anteroposterior.
Penurunan bokong berlangsung terus setelah terjadinya putaran paksi
dalam. Perineum akan meregang, vulva membuka, dan pinggul depan
akan lahir terlebih dahulu. Pada saat itu, tubuh janin mengalami putaran
paksi dalam dan penurunan, sehingga mendorong pinggul bawah
menekan perineum. Dengan demikian, lahirlah bokong dengan posisi
diameter bitrokanter anteroposterior, diikuti putaran paksi luar. Putaran
paksi luar akan membuat posisi diameter bitrokanter dari anteroposterior
menjadi transversal. Kelahiran bagian tubuh lain akan terjadi kemudian
baik secara spontan maupun dengan bantuan (manual aid).
Prosedur Melahirkan Bokong dan Kaki
(dan Kepala Secara Spontan)

 Biarkan persalinan berlangsung dengan sendirinya (tanpa intervensi apapun)


hingga bokong tampak di vulva.
 Pastikan bahwa pembukaan sudah benar-benar lengkap sebelum
memperkenankan ibu jari.
 Perhatikan hingga bokong membuka vulva.
 Lakukan episiotomi bila perlu (pada perineum yang cukup elastik dengan
introitus yang sudah lebar, episiotomi mungkin tidak diperlukan). Gunakan
anestesi local sebelumya.
 Biarkan bokong lahir, bila tali pusat sudah tampak kendorkan. Perhatikan
hingga tampak tulang belikat (scapula) janin mulai tampak di vulva. Awas:
Jangan melakukan tarikan atau tindakan apapun pada tahap ini.
 Dengan lembut peganglah bokong dengan cara kedua ibu jari penolong sejajar
sumbu panggul, sedang jari-jari yang lain memegang belakang pinggul janin.
 Tanpa melakukan tarikan, angkatlah kaki dan bokong, dan badan janin
dengan kedua tangan penolong disesuaikan dengan sumbu panggul ibu
(melengkung ventrokranial ke arah perut ibu) sehingga berturut-turut lahir
perut, dada, bahu, dan lengan, dagu, mulut, dan seluruh kepala.
 Bila pada langkah no. 7 tidak ada kemajuan dan atau tungkai tidak lahir
secara spontan, maka lahirkan kaki satu persatu dengan cara berikut :
 Dengan jari telunjuk dan jari tengah di belakang paha sebagai bidai
lakukan eksorotasi paha sampai tungkai lahir.
 Tentukan posisi lengan janin dengan cara merabanya di depan dada, di
atas kepala, atau di belakang leher.
 Selanjutnya lakukan langkah melahirkan lengan dan kepala spontan.
Prosedur Melahirkan Lengan di Depan
Dada

 Biarkan bahu dan lengan anterior lahir sendirinya dengan cara bokong ditarik
ke arah berlawanan (posterior). Bila tidak bisa lahir spontan, keluarkan lengan
dengan cara mengusap lengan atas janin dengan 2 jari penolong berfungsi
sebagai bidai. Awas: perhatikan cara melakukan yang benar untuk
menghindari fraktur lengan atas.
 Angkatlah bokong janin ke arah perut ibu untuk melahirkan bahu dan lengan
posterior. Teknik yang serupa dengan melahirkan bahu dan lengan anterior
dapat dipakai bila bahu dan lengan posterior tidak dapat lahir secara spontan.
Apabila kesulitan dalam melahirkan bahu dan lengan anterior, maka dilahirkan
dahulu bahu dan lengan posteriornya.
Prosedur Melahirkan Lengan di Atas Kepala
atau di Belakang Leher (Manuver Lovset)

 Pegang janin pada pinggulnya (perhatikan cara pegang yang benar)


 Putarlah badan bayi setengah lingkaran dengan arah putaran mengupayakan
punggung yang berada di atas (anterior)
 Sambil melakukan gerakan memutar, lakukan traksi ke bawah sehingga lengan
posterior berubah menjadi anterior, dan melahirkannya dengan menggunakan
dua jari penolong di lengan atas bayi.
 Putar kembali badan janin ke arah berlawanan (punggung tetap berada di atas)
sambil melakukan traksi ke arah bawah. Dengan demikian, lengan yang
awalnya adalah anterior kembali lagi ke posisi anterior untuk dilahirkan
dengan cara yang sama.
Prosedur Melahirkan Kepala (Manuver
Mauriceau - Smellie – Veit)

Pastikan tidak ada lilitan tali pusat di leher janin. Kalau ada, tali pusat
dipotong dulu didekat pusar janin.
 Janin dalam posisi telungkup menghadap ke bawah, letakkan tubuhnya
di tangan dan lengan penolong sehingga janin berada di kiri kanan
tangan tersebut (atau bila janin belum dalam posisi telungkup,
gunakan tangan yang menghadap wajah janin)
 Tempatkan jari telunjuk dan jari manis di tulang pipi janin.
 Gunakan tangan yang lain untuk memgang bahu dari arah punggung
dan dipergunakan untuk melakukan traksi.
 Buatlah kepala janin fleksi dengan cara menekan tulang pipi janin ke
arah dadanya.
 Bila belum terjadi putar paksi dalam, penolong melakukan gerakan
putar paksi dengan tetap menjaga kepala tetap fleksi dan traksi pada
bahu mengikuti arah sumbu panggul.
 Bila sudah terjadi putar paksi dalam, lakukan traksi ke bawah dengan
mempertahankan fleksi kepala janin, dan mintalah asisten untuk
menekan daerah suprasimfisis.
 Setelah suboksiput lahir di bawah simfisis, badan janin sedikit demi
sedikit dielevasi ke atas (kea rah perut ibu) dengan suboksiput sebagai
hipomoklion. Berturut-turut akan lahir dagu, mulut, dan seluruh
kepala.
Prosedur Setelah Bayi Lahir (Kala III dan
Pascaprosedur)

 Manajemen aktif kala III untuk melahirkan plasenta


(oksitosin 10 unit I.M, traksis terkendali tali pusat, dan
massage uterus setelah plasenta lahir)
 Periksa robekan pada jalan lahir dan penjahitan luka
episiotomy
 Sebelum melepas sarung tangan, buang semua sampah
terkontaminasi di tempat khusus yang tidak bocor.
 Cuci tangan
 Buat laporan tindakan di catatan medik pasien
 Lakukan pengamatan pasca persalinan.
Version
Pada prosedur ini, presentasi janin diubah dengan manipulasi fisik. Baik
menggantikan satu kutub presentasi longitudinal untuk yang lain, atau
mengubah posisi obliq atau melintang menjadi sebuah presentasi
longitudinal. Dengan versi eksternal, manipulasi dilakukan secara
eksklusif melalui dinding perut.

American College of Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan


bahwa versi tersebut harus ditawarkan kepada ibu dan dicoba bila
memungkinkan. Tingkat keberhasilannya berkisar dari 35 – 86%, dengan
rata-rata 58%.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan versi eksternal :

Meningkatkan keberhasilan :
 Multiparitas
 Cairan amnion yang banyak
 Janin belum engage

Menurunkan keberhasilan :
 Janin engage
 Uterus tegang
 Tidak dapat mempalpasi kepala
 Obesitas
Kesimpulan

Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya


bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Diagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik
yaitu palpasi Leopold I didapatkan kepala/Ballotement di fundus, Leopold II
teraba punggung di satu sisi dan bagian kecil di sisi lain, Leopold III-IV bokong
terba dibagian bawah rahim dan dilakukan pemeriksaan dalam. Pemeriksaan
penunjang dengan ultrasonografi. Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak
diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor resiko selain prematuritas,
Abnormalitas struktural uterus, Polihidramnion, Plasenta previa, multiparitas,
mioma uteri, kehamilan multipel, anomaly janin, dan riwayat presentasi bokong
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai