Anda di halaman 1dari 32

Oleh : Sulatun Hidayati

013.06.0058

SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSU BANGLI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL AZHAR MATARAM
2018
Sedangkan Kehamilan
Kehamilan ektopik Ektopik tergangu
ialah kehamilan, (KET) merupakan
dengan ovum yang kehamilan ektopik
dibuahi, berimplantasi yang disertai dengan
dan tumbuh tidak di gejala akut abdomen,
tempat yang normal dengan trias
yakni dalam gambaran klasik yaitu
endometrium kavum amenore, nyeri
uteri. abdomen akut dan
perdarahan
pervaginam
Amerika Serikat sekitar 2% dari seluruh kehamilan
pada trimester pertama dan menyumbang sekitar 6
persen untuk semua kematian dalam kehamilan,
berumur antara 35-44 tahun, wanita kulit hitam
memiliki resiko 1,6 kali lebih tinggi dibandingkan
wanita kulit putih

Di Indonesia angka kejadian KE yang dihitung


berdasar kejadian salfingitis yaitu sekitar 5-6/1000
kehamilan.
 Faktor Mekanis  Faktor Fungsional

1. Salpingitis 1. Berubahnya motilitas tuba


2. Adhesi peritubal 2. Perubahan jumlah dan
3. Kelainan pertumbuhan tuba afinitas reseptor adrenergik
4. Kehamilan ektopik 3. Penggunaan preparat
sebelumnya kontrasepsi oral yang hanya
mengandung progestin
5. Pembedahan sebelumnya
pada tuba
6. Abortus induksi
7. Tumor
8. Penggunaan alat
kontrasepsi dalam rahim
9. Merokok
 Menurut lokasinya
Hasil
konsepsi
mati dini
dan
diresorpsi

Ruptur Abortus ke
dinding dalam
tuba lumen tuba
Nyeri
abdomen

Bercak
darah Amenorea
(spotting)
ANAMNESIS PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK
PENUNJANG

Tanda-tanda syok Lab

Gejala akut USG

Pemeriksaan
Kuldosintesis
ginekologi

Laparoskopi

Laparotomi
Infeksi pelvik

Abortus iminen / insipien

Ruptur korpus luteum

Torsi kista ovarium dan


apendisitis
Kematian karena kehamilan ektopik terganggu
cenderung turun dengan diagnosis dini dan persediaan
darah yang cukup. Pada umumnya, kelainan yang
menyebabkan kehamilan ektopik bersifat bilateral.
Sebagian wanita menjadi steril setelah mengalami
kehamilan ektopik atau dapat mengalami kehamilan
ektopik lagi pada tuba yang lain. Angka kehamilan ektopik
yang berulang dilaporkan antara 0-4,6 %. Untuk wanita
dengan anak yang sudah cukup, sebaiknya pada operasi
dilakukan salpingektomi bilateralis.
Setelah mengalami kehamilan ektopik, kemungkinan
untuk mengandung dan melahirkan anak sebesar 85% pada
kehamilan berikutnya. Setelah 2 kali mengalami kehamilan
ektopik, risiko kehamilan ektopik berikutnya meningkat
menjadi 10 kali lipat, dan harus dipertimbangkan dalam
memberikan IVF.
Nama : NKSW
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 25 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Hindu
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Dusun Buahan Kintamani
Nama suami : KMS
Pekerjaan Suami : Pegawai Kantor Desa
MRS : 22 November 2017
Keluhan Utama
Nyeri perut
Anamnesis
Pasien datang dengan kuluhan nyeri pada perut sejak 18
hari SMRS. Pasien mengaku pada tanggal 4 November 2017 nyeri
sudah mulai dirasakan dan muncul flek yang keluar dai kemaluan.
Pada tanggal 7 November 2017 pasien memeriksakan diri ke bidan
dan hanya diberikan obat pelancar haid. Pada tanggal 10
November pasien akhirnya memutuskan untuk memeriksakan diri
ke dokter dan dilakukan USG saat itu dikatakan kondisi rahim
pasien bersih, saat itu pasien hanya diberikan obat antiobiotik
dan antinyeri. Setelah itu, pasien mengaku keluar darah merah
kecoklatan dan berupa gumpalan-gumpalan dari kemaluannya.
Pasien mengaku tidak mengetahui sedang hamil dan mengira itu
hanya haid biasa. Akhirnya pasien mengaku tidak kuat menahan
sakit di perutnya dan akhirnya dilarikan ke VK Ponek RSU Bangli
pada 22 November 2017 pukul 11.00 WITA.
Nyeri dirasakan di seluruh perut bagian bawah, dirasakan
seperti tertusuk dan terjadi terus menerus hingga pasien masuk
rumah sakit.Pasien mengatakan nyeri perut langsung dirasakan
pada perut bagian bawah, riwayat nyeri yang berasal dari ulu hati
disangkal. Nyeri tidak menghilang meskipun pasien mengganti
posisi tubuhnya dan mengakibatkan pasien tidak dapat berjalan.
Keluhan nyeri seperti ini belum pernah dirasakan sebelumnya
oleh pasien. Pasien juga mengeluh merasa sangat lemas sejak 1
hari SMRS hingga pasien tidak dapat beraktivitas seperti biasa.
Kepala dirasakan sedikit pusing dan pandangan kadang-kadang
berkunang-kunang. Tidak ada keluhan BAK dan BAB, riwayat
pingsan, panas badan, dan keputihan disangkal oleh pasien.
Riwayat Menstruasi
Menarche pada umur 14 tahun, haid dikatakan teratur
setiap bulannya dengan siklus setiap 28 hari, lamanya 4 – 5 hari
tiap kali haid
 Hari Pertama Haid Terakhir : 15 Oktober 2017
 TaksiranPartus : 22 Juli 2018
Riwayat Obstetri
 2010, laki-laki, 3600 gr, pervaginam, bidan desa
 2013, abortus
 Hamil ini
Riwayat Pernikahan
Pasien mengatakan sudah menikah 1 kali bersama suaminya
yang sekarang sejak umur 18 tahun dan sudah menjalani
pernikahan selama 7 tahun
Riwayat Ante Natal Care (ANC)
Pasien tidak pernah memeriksakan kandungannya karena
pasien tidak mengetahui dalam kondisi hamil
Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
IUD sejak melahirkan anak pertama pada tahun 2010.
Pasien melepas IUD tahun 2013 karena pasien ternyata hamil
walaupun sudah menggunakan IUD yang menyebabkan pasien
mengalami abortus, selanjutnya pasien tidak menggunakan alat
kontrasepsi apapun lagi
Riwayat Penyakit Terdahulu
Penderita mengaku mengalami nyeri perut serupa saat
kehamilan anak pertama yang berakhir abortus namun nyeri perut
yang dirasakan saat ini lebih keras dirasakan. Selain itu, penyakit
yang berhubungan dengan kehamilan saat ini (seperti penyakit
asma, penyakit jantung, kencing manis, tekanan darah tinggi,
riwayat keputihan) juga disangkal. Pasien juga menyangkal
adanya alergi terhadap makanan maupun obat tertentu.
Riwayat Keluarga dan Sosial
Riwayat penyakit kencing manis, darah tinggi, penyakit
jantung, asma, dan penyakit sistemik lain disangkal pada
keluarga pasien. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang
tidak merokok maupun mengkonsumsi minuman beralkohol.
Suami pasien merupakan perokok dan pasien terpapar asap rokok
selama kehamilannya sehingga pasien merupakan perokok pasif.
Status Present Status General :
Kondisi Umum : Lemah Kepala : Normocephali
Kesadaran : E4V5M6 Mata : Anemia -/-, Ikterus -/-
(Compos Mentis) THT : Kesan tenang
Tekanan Darah : 120/90 mmHg Thoraks : Cor : S1S2 tunggal, reg,
Nadi : 96 x/menit murmur (-)
Respirasi : 20 x/menit Po : Ves +/+, Rh -/-, Wh
Temperatur axilla : 36oC -/-
Abdomen : ~ status ginekologi
Mamae : bentuk
simetris (+), pengeluaaran (-
). Kebersihan (+) cukup
Ekstremitas : Akral hangat:
ekstremitas atas +/+
ekstremitas bawah +/+
Oedem ekstremitas atas -/-
ekstremitas bawah -/-
Status Ginekologi : Anogenital
Abdomen: Inspeksi:
Inspeksi: Pengeluaran pervaginam: (+) flek
Luka bekas operasi : (-) darah
Kelainan : (-) Perinium : utuh
Auskultasi: Jahitan : tidak ada
Bising usus (+), DJJ (-) Inspekulo vagina:
Palpasi: Vagina : kelainan
(-)
Tinggi fundus uteri :tdk teraba
Hymen : robek
Nyeri teka : (+)
Portio : utuh
Distensi (+), BU (+) N, nyeri (+)
Cavum Douglas : menonjol
Defance musculare (+)
Vaginal Toucher : v/v normal, portio
Tanda cairan bebas (-)
mencucu, nyeri goyang portio (+),
Shifting dullness (-)
perdarahan aktif (-)
Kesan panggul : normal
 USG
Kesan : tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri.
DIAGNOSA
 G3P1011 UK 5-6 minggu + suspect hematokel ( KET)

TERAPI
 Pasang lingkar abdomen

 DL serial @ 2 jam

 IVFD RL 500 ml 20 tpm

 Cefatoxine 2 x 1 gr iv

 Metronidazole 3 x 1 gr iv

 Observasi ketat keluhan, tanda vital, tanda pendarahan

KIE : Pasien dan suami tentang kondisi pasien termasuk


diagnosa, tentang rencana tindakan segera yang akan
dilakukan.
22 November 2017 Pukul 13.30 WITA
S: Sesak (-), Nyeri pada simpisis (+), sakit Anogenital
kepala (-), pusing (-), lemah (+) Inspeksi:
O: Status Present : Pengeluaran pervaginam : ada (+)
TekananDarah : 108/70 mmHg flek darah
Nadi : 88 x/menit Perinium : utuh
Laju pernapasan : 20 x/menit Jahitan : tidak ada
Suhu aksila : 36,7oC DL : (14.22 WITA)
Status Ginekologi : WBC : 13,05 x 109/L (tinggi)
Abdomen: RBC : 4.10x 109/L
Inspeksi: HGB : 12.3 g/dL
Luka bekas operasi : tidak ada HCT : 34,8% (rendah)
Kelainan : tidak ada PLT: 241x 109 /L
Auskultasi : Bising usus (+), DJJ (-) A: G3P1011 UK 5-6 minggu + suspect
Palpasi: hematokel ( KET)

Tinggi fundus uteri: tidak teraba P: Pasang lingkar abdomen

Nyeri tekan : (+) Pasang dower cateter

Distensi (+), BU (+) N, nyeri (+) IVFD RL 500 ml 20 tpm

Defance musculare (+) Cefatoxine 2 x 1 gr iv

Tanda cairan bebas (-) Shifting dullness (-) Metronidazole 3 x 1 gr iv


Observasi ketat
KIE: Pasien dan suami tentang kondisi pasien
termasuk diagnosa, tentang rencana
tindakan segera yang akan dilakukan.
23 November 2017 Pukul 06.00 WITA

S: Sesak (-), Nyeri pada simpisis (+), Distensi (+), BU (+) N, nyeri (+)
sakit kepala (-), pusing (-), lemah Defance musculare (+)
(+)
Tanda cairan bebas (-) Shifting
O: Status Present : dullness(-)
TekananDarah : 90/60 mmHg Anogenital
Nadi : 98 x/menit Inspeksi:
Lajupernapasan : 20 x/menit Pengeluaran pervaginam: ada (+)
Suhuaksila : 36oC flekdarah
Status Ginekologi : Perinium : utuh
Abdomen: Jahitan : tidak ada
Inspeksi: A: G3P1011 UK 5-6 minggu + KET
Luka bekas operasi: tidak ada P: dr. Wedagama Sp.OG
Kelainan : tidak ada Siapkan laparotomi
Auskultasi: Bising usus (+), DJJ (-) KIE: Pasien dan suami tentang kondisi
Palpasi: pasien termasuk diagnosa, tentang
rencana tindakan segera yang akan
Tinggi fundus uteri: tidak teraba
dilakukan.
Nyeri tekan shimpisis: (+)
Pukul 11.00 WITA telah dilakukan Pdx : DL, PA
salpingoovoectomi sinistra et causa P : rawat HCU ~ TS anestesi
kehamilan ektopik terganggu
IVFD + analgetik ~ TS Anestesi
Status present
IVFD RL 20 tpm
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Puasa 6 jam
Nadi : 84 x/menit
Cek DL 2 jam post op
Respirasi : 18 x/menit
Cetriaxone 2 x 1gr iv
Suhu aksila : 36.4oC
Mx: keluhan, vital sign, balance cairan
Status ginekologi
DL : (23/12/2017 )
Abdomen : distensi (-), BU (+)
normal luka operasi terawat WBC : 9.4 x 109/L

Vagina: perdarahan aktif (-) RBC : 4.10x 109/L


terpasang DC HGB : 11.1 g/dL (rendah)
Assesment : P1021 post laparotomi HCT : 31,4% (rendah)
salpingoovoectomi sinistra et causa PLT : 2101x 109 /L
kehamilan ektopik tergangguhari
ke-0
24 November 2017 Pukul 08.00
WITA
S: mual (+), lemas, Nyeri luka A: P1021 post laparotomi
operasi (+) berkurang, salpingectomy sinistra et causa
mobilisasi(-) flatus (+), BAB(-), kehamilan ektopik terganggu
BAK (+) (DC) hari I
O: Status Present : P: IVFD RL 500 cc
TekananDarah : 110/60 mmHg Cetriaxone 2 x 1gr iv
Nadi : 88 x/menit Paracetamil 3 x 500 mg
Lajupernapasan : 20 Vit B complex 3x1 po
x/menit
Mx: Keluhan, Vital sign, up DC
Suhuaksila : 36,6oC
KIE: Kondisi pasien
Status ginekologi
Abdomen : distensi (-), BU
(+) normal luka operasi terawat
Vagina :perdarahan (-)
25 November 2017 pukul 08.00 A: P1021 laparotomi salpingectomy
WITA sinistra et causa kehamilan
S: mual (+), lemas, Nyeri luka ektopik terganggu hari II
operasi (+) berkurang, mobilisasi(- P: BPL
) flatus (+), BAB (-), BAK (+) Amoxicillin 3 x 500 mg
O: Status Present : Cetriaxone 2 x 1gr iv
TekananDarah : 100/60 mmHg Paracetamil 3 x 500 mg
Nadi : 78 x/menit Vit B complex 3x1 po
Laju pernapasan: 20 x/menit KIE: Kondisi pasien
Suhu aksila : 36,4oC
Status ginekologi
Abdomen : distensi (-), BU
(+) normal, luka operasi terawat
Vagina : perdarahan (-)
Diagnosis pada pasien tersebut ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Pada pasien ini terdapat trias klasik dari Kehamilan Ektopik Terganggu
(KET) yaitu nyeri perut, amenorea dan perdarahan vagina

Pada (VT) didapatkan nyeri goyang portio cervix, hal ini mendukung adanya rangsangan
(iritasi) oleh darah pada peritoneum. Ditemukan kavum doglas tidak dalam keadaan menonjol,
hal ini menunjukan tidak ada atau belum adanya perdesakan oleh cairan dalam rongga pelvis,
cairan tersebut dapat berupa darah akibat ruptur tuba. Pada pemeriksaan laboratorium
terdapat kenaikan leukosit (15,02 x 109/L) yang kemungkina terjadi karena adanya infeksi.

Setelah dilakukan observasi ditemukan adanya penurunan kondisi pasien dan hasil lab
menunjukkan HB yang menurun, nyeri perut dirasakan memberat kemungkinan sudah terjadi
adanya ruptur dari tuba uteri. Dari uraian diatas awalnya pasien didiagnosis dengan kehamilan
ektopik kemudian karena kondisi pasien yang semakin buruk maka diagnosis KET dapat
ditegakkan, sehingga pasien dan suaminya di beri penjelasan mengenai keadaan pasien dan
perlunya dilakukan tindakan operasi segera pada tanggal 23 November 2017, oleh karena
bahaya yang dapat mengancam nyawa pasien akibat perdarahan oleh ruptur tuba.
Kehamilan ektopik terganggu adalah kehamilan dimana sel
telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar
endometrium kavum uterus dan menimbulkan keadaan gawat.
Angka kejadiannya dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Untuk menegakkan diagnosis kehamilan ektopik terganggu
selain berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
ginekologis kita juga perlu membedakannya dengan keadaan
patologi lainnya yang memberikan gambaran yang hampir sama.
Jika diagnosis sudah ditegakkan maka harus dioperasi.
Operasi dilakukan sesuai dengan lokasi dari kehamilan ektopik
terganggu. Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh kehamilan
ektopik terganggu adalah terjadi syok irreversibel, perlekatan
dan obstruk. Untuk wanita dengan anak cukup sebaiknya pada
operasi dilakukan salpingectomy bilateral untuk mencegah
kehamilan ektopik berulang. si usus
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai