Anda di halaman 1dari 29

Pembimbing dr. Kadek Dwi Pramana Sp.PD M.

Biomed
DM Sulatun Hidayati (013.06.0058)

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD TANJUNG KLU/ FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL AZHAR MATARAM
2018
Abses hepar adalah rongga patologis
berisi jaringan nekrotik yang timbul
dalam jaringan hepar akibat infeksi
amuba, bakteri, parasit, atau jamur.

Abses dibagi menjadi 2:


1. Abses Hepar Amoebik (AHA)
2. Absess Hepar Piogenik (AHP).
Di negara-negara yang sudah berkembang, AHA didapatkan secara endemik
dan jauh lebih sering dibandingkan AHP. AHP tersebar di seluruh dunia, dan
terbanyak di daerah tropis dengan kondisi sanitasi yang kurang.

AHA paling sering dijumpai di daerah tropik/subtropik, termasuk Indonesia.


AHP merupakan kasus yang relatif jarang.

AHP lebih sering terjadi pada pria dibandingkan perempuan, dengan rentang
usia berkisar lebih dari 40 tahun.
Infeksi sekunder

Komplikasi sistem biliaris, kandung empedu/


saluran empedu seperti kolesistitis

Pilefelblitis (tormbosis suuratif vena porta) muncul


dari adanya infeksi pada pelvis maupun dari
cavitas peritoneal

Menjadi sumber awal berkembangnya bakteri di


hepar
Keluhan Utama :

• Nyeri perut kanan atas

Riwayat Penyakit Sekarang :

• Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan sejak ± 7


hari yang lalu. Nyeri diraskan hilang timbul, rasa sakit di
perut atas yang sifatnya seperti ditekan atau ditusuk, nyeri
dikatakan terkadang menetap pada perut kanan atas, dan
terkadang dirasakan menjalar sampai ke bahu kanan. Awal
sebelum nyeri perut kanan atas pasien diketahui merasa
lemas, pegal, pusing, dan nafsu makan menurun sejak 10
hari SMRS. Keluhan nyeri perut akan bertambah bila pasien
berubah posisi atau batuk. Pasien merasa lebih enak bila
berbaring sebelah kiri untuk mengurangi rasa sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang

• Keluhan disertai mual (+), muntah (+),


demam (+), mata tampak kuning (+/+), BAK
(+) tampak seperti teh (+), BAB (+) normal,
sesak (-), batuk (-), nyeri ulu hati (-). Keluhan
mual muntah dirasakan sejak 5 hari yang lalu,
pasien mengaku sempat muntah 2x/ sehari,
warna kekuningan, konsistensi cair disertai
ampas makanan, lendir (-), darah (-).
Riwayat Penyakit Sekarang
• Keluhan demam dirasakan sejak 6 hari SMRS, demam
dikatakan hilang timbul, demam naik turun, demam
terkadang disertai menggigil pada malam hari, demam
dirasakan hilang timbul. Keluhan mata kuning (+/+) sejak 5
hari SMRS, awalnya pasien mersa mata tampak pucat
namun lama kelamaan setelah diperhatikan oleh keluarga,
kedua mata pasien dikatakan tampak kekuningan, namun
tidak dirasa sakit pada kedua mata, penglihatan dirasakan
normal. Keluhan BAK (+) tampak seperti air teh dirasakan
sejak 5 hari SMRS, awalnya pasien BAK normal namun
semakin hari tampak semakin pekat dari kuning menjaadi
coklat kemerahan seperti air teh, volume sekitar 100-150cc
setiap BAK.
Riwayat Penyakit Dahulu.

• Paisen mengatakan sebelumnya pernah mengalami keluhan yang


sama seperti ini, sekitar 3 bulan yang lalu, namun tidak mendapat
pengobatan
• Riwayat penyakit hepatitis (-)
• Riwayat penyakit ISK (-)
• Riwayat penyakit ginjal (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama dalam keluarga


disangkal, riwayat penyakit hepattis disangkal, dan riwayat
penyakit ginjal disangkal.

Riwayat Sosial Ekonomi

• Pasien diketahui sudah menikah, sehari-hari bekerja sebagai


pegawai swasta. Riwayat merokok (+) 2-3 batang sehari sejak usia
30 tahun dan minum alkohol (+) pasien mengatakan kadang-
kadnag dan tidak tentu, bisa 2-3 kali dalam waktu satu bulan.
Keadaan umum : tampak sakit sedang

Kesadran : compos mentis

GCS : E4 V5 M6

Tekanan Darah : 120/90 mmHg

Nadi : 94 kali per menit

Pernafasan : 20 kali per menit

Suhu : 36,9o C

Berat Badan : 60 kg

Tinggi Badan : 160 cm

IMT : 24
Kepala

• Normochepali, simetris, rambut hitam, deformitas (-).

Mata

• Edema palpebra (-/-), konjungtiva palpebra anemis (-/-),


sklera ikterik (+/+), pupil isokor, reflek cahaya (+/+),
pergerakan mata ke segala arah baik

Hidung

• Bagian luar hidung tak ada kelainan, deviasi septum (-) dan
tulang-tulang dalam perabaan baik, selaput lendir dalam
batas normal, epistaksis (-/-).
Telinga

• Normotia, pendengaran baik.

Mulut

• Pembesaran tonsil (-), gusi berdarah (-), lidah kotor (-),


lidah tremor (-), atrofi papil(-)

Leher

• Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar thyroid (-),


JVP (5+2) cmH2O, kaku kuduk(-).
Pulmo

• Inspeksi :statis dinamis simetris dextra dan sinistra, tidak ada


yang tertinggal
• Palpasi :stemfremitus dextra sama dengan sinistra
• Perkusi :sonor di kedua lapangan paru, peka pada peralihan
paru-hepar di ICS IV-V dextra
• Auskultasi :vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-).

Cor

• Inspeksi :ictus cordis tidak terlihat, respiration rate 20x/ menit


• Palpasi :ictus cordis teraba linea midclavicula sinistra ICS V
• Perkusi :batas atas linea parasternalis sinistra ICS II, batas
kanan linea parasternalis dextra, batas kiri linea
midclavicula sinistra ICS V
• Auskultasi :S1 S2 tunggal reguler. murmur (-), gallop (-)
Abdomen

• Inspeksi :datar
• Palpasi :nyeri tekan (+/-) kudaran kanan atas, hepar teraba 2
cm dibawah arcus costae, hepatomegali,
permukaan licin, tumpul, berdungkul (-), konsistensi
kenyal, lien tidak teraba.
• Perkusi :timpani pada ke tiga kuadran abdomen dan
pekak pada kuadran kanan atas, shifting dullness (-)
• Auskultasi : bising usus (+) 8x/ menit normal

Genital : tidak dievaluasi

Ekstremitas

• Ekstremitas atas : edema (-/-), sianosis (-/-).


• Ekstremitas bawah : edema (-/-), sianosis (-/-).
- Obs Cholestatic Jaudice ec Suspect Hematoma

- Abses Hepar ec Suspect Piogenik dd Amoeba


Non Farmakologis :
• Istirahat
• O2 2 lpm nasal canul
• Diet lunak TKTP

Farmakologis :

• IVFD NS : Aminoleban 1:1 15 tpm


• Ceftriaxone 2x1 gr (iv)
• Omeprazole 1x40 mg (iv)
• Ondancentron 1x4 mg (iv)
• Paracetamol 3x500 mg (po)
• Deolit 2x1 caps (po)
• Curcuma 2x1 caps (po)
• Channa 2x1 tab (po)
Rencana Pemeriksaan:

• USG Abdomen, Kultur darah

Prognosis

• Quo ad vitam : dubia ad bonam


• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
FOLLOW UP 30 Agustus 2018
S O A P

Demam (+), Tampak sakit -Obs cholestastic IVFD NS : Aminoleban


menggigil (+), sedang jaudice ec susp 1:1 15 tpm
nyeri perut Compos mentis hepatoma Ceftriaxone 2x1 gr (iv)
kanan atas T : 100/60 mmHg -Susp abses hepar Paracetamol 3x500 mg
(+), mual (-), N : 80 x/menit ec epiogenik dd (po)
muntah (-), P : 20 x/menit amoeba Omeprazole 1x40 mg
BAK (+) S : 37,80C (iv)
seperti teh Ondancentron 1x4 mg
Abdomen (iv)
I : datar Deolit 2x1 caps (po)
P : nyeri perut Curcuma 2x1 caps (po)
kanan atas (+), Channa 2x1 tab (po)
hepar teraba 2 jari
di bawah arcus Pdx : Pemeriksaan USG
coatae, lien tidak Abdomen
teraba.
P : thympani, pekak
pada kuadran
kanan atas
A : bising usus (+)
normal
Hepar

• ukuran 11 cm, tampak lesi hiperchoic batas tegas


ukuran 5 cm x 5 cm di lobus dextra dengan doppler
vaskular (-), sistem bilier tidak tampak melebar, vena
porta normal. Pada hepar sesuai dengan gambaran
abses hepar lobus dextra.

Galdbladder

• penebalan dinding galdbladddder (0,3 cm), batu


galdbladder (-), kesan gambaran cholesistitis
FOLLOW UP 31 Agustus 2018
S O A P

Demam (+), Tampak sakit Abses hepar ec IVFD NS : Aminoleban


menggigil (-), sedang epiogenik dd 1:1 15 tpm
nyeri perut Compos mentis amoeba Ceftriaxone 2x1 gr (iv)
kanan atas T : 110/70 mmHg Metronidazole 4x500
(+), N : 72 x/menit mg (iv)
mual (-), P : 20 x/menit Paracetamol 3x500 mg
muntah (-), S : 37,20C (po)
BAK seperti Omeprazole 1x40 mg
teh Abdomen (iv)
I : datar Ondancentron 1x4 mg
P : nyeri perut (iv)
kanan atas (+), Deolit 2x1 caps (po)
hepar teraba 2 jari Curcuma 2x1 caps (po)
di bawah arcus Channa 2x1 tab (po)
coatae, lien tidak
teraba.
P : thympani,
pekak pada
kuadran kanan atas
A : bising usus (+)
normal
FOLLOW UP 1 September 2018
S O A P
Demam (-), Tampak sakit Abses hepar ec IVFD NS : Aminoleban
menggigil (-), sedang epiogenik dd 1:1 15 tpm
nyeri perut Compos mentis amoeba Ceftriaxone 2x1 gr (iv)
kanan atas T : 120/80 mmHg Metronidazole 4x500
(+) minimal, N : 76 x/menit mg (iv)
mual (-), P : 20 x/menit Paracetamol 3x500 mg
muntah (-), S : 36,80C (po)
BAK normal Omeprazole 1x40 mg
Abdomen (iv)
I : datar Ondancentron 1x4 mg
P : nyeri perut (iv)
kanan atas (-), Deolit 2x1 caps (po)
hepar teraba 2 jari Curcuma 2x1 caps (po)
di bawah arcus Channa 2x1 tab (po)
coatae, lien tidak
teraba.
P : thympani,
pekak pada
kuadran kanan atas
A : bising usus (+)
normal
Anamnesis

• Dari kasus kali ini diagnosis Abses hepar sesuai dengan


manifestasi klinis pada AHP. Dari anamnesis adanya keluhan
nyeri perut kanan atas, seperti ditusuk hingga pasien
menunduk saat berjalan, dan menjalar ke bahu hingga terasa
sesak, oleh karena abses terletak dekat diafragma. Nyeri akan
bertambah bila penderita berubah posisi atau batuk.
Penderita merasa lebih enak bila berbaring sebelah kiri untuk
mengurangi rasa sakit.

Manifestasi klinis

• Keluhan disertai demam, anoreksia yang menyebabkan berat


badan menurun, mual, muntah, perasaan lemas, badan pegal,
warna BAK yang menggelap seperti teh.
Pada pemeriksaan fisik

• didapatkan mata tampak ikterus +/+, palpasi nyeri tekan


pada kuadran kanan atas abdomen, nyeri tekan hepar (+),
perkusi batas paru-hepar di ICS IV-V dekstra terdengar
suara peka, dan perkusi pada ke empat kuadran abdomen,
suara pekak (+) di kuadran kanan atas, palpasi abdomen
teraba adanya hepatomegali.

Pada pemeriksaan penunjang

• laboratorium menunjukkan adanya leukositosis,


peningkatan bilirubin, peningkatan enzim transaminase,
menunjukkan bahwa terdapat kegagalan fungsi hepar yang
disebabkan AHP.
Pada pemeriksaan penunjang

• USG Abdomen yang memiliki sensitivitas


80-90% ditemukan, hepatomegali ukuran
11 cm, tampak lesi hiperchoic batas tegas
ukuran 5 cm x 5 cm di lobus dextra dengan
doppler vaskular (-), sistem bilier tidak
tampak melebar, vena porta normal. Pada
hepar sesuai dengan gambaran abses hepar
lobus dextra, disertai gambaran cholesistitis

Anda mungkin juga menyukai