KASUS
Nama : Ny. S Jenis kelamin : Perempuan Umur : 54 tahun Alamat : Sumur batu jakarta pusat Agama : Islam Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Status Pernikahan : Menikah
ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS)
Keluhan Utama: BAB cair sejak 2 hari yang lalu
pasien datang dengan keluhan BAB cair sejak 2 hari yang lalu.frekuensinya 6x/hari.konsistensi cair dengan sedikit ampas,darah (-),lendir().Pasien juga mengeluhkan sakit kepala yang dirasakan terus menerus seperti berdenyut, Pasien juga mengeluhkan adanya mual sejak 2 hari yang lalu, dirasakan terus-menerus dan muntah sejak 1 hari yang lalu dengan frekuensi > 4x/hari, muntahan berupa cairan, makanan (-), darah (-). Nafsu makan menurun sejak 1 SMRS. Pasien mengatakan BAK sering, frekuensi > 3x terutama pada malam hari,pasien juga mengeluh sakit pada uluhati.
Riw. TB disangkal, DM (+) dan Hipertensi (+) sejak 4 tahun SMRS TB, DM dan HT disangkal
Konsumsi obat gula rutin sehari 2x. Pasien lupa nama obatnya. Konsumsi captopril 12,5 mg, namun tidak teratur.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Tampak sakit sedang Compos Mentis
Tanda Vital
TD: 140/90 mmHg Suhu: 36,7 C HR: 104 x/menit RR: 24 x/menit
Antropometri
STATUS GENERALIS
Kepala
Mata
Hidung Mulut
Skera:ikterus (-), Konjungtiva:anemis (-) Refleks pupil (+), isokor Lensa agak keruh
Septum deviasi (-), sekret (-) Epistaksis(-) Bibir kering (-) Lidah kotor (-), tremor (-)
Leher
Paru
Inspeksi: Simetris, retraksi (-), otot bantu nafas (-) Palpasi: Fokal fremitus (+), simetris. Perkusi: Sonor, Batas paru hepar: ICS 6, parulambung: ICS 7 Auskultasi: Vesikuler +/+, Rhonki -/-, wheezing -/-
STATUS GENERALIS
Jantung
Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat Perkusi: Palpasi: Auskultasi: Redup. Batas kanan: lin. Ictus cordis Bunyi jantung I Sternalis dextra teraba pada ICS dan II normal, Batas kiri: V, linea midmurmur (-), clavicula sinistra gallop (-). Lin. Midclavicula sinistra
STATUS GENERALIS
Abdomen
Palpasi: Nyeri tekan (+), Inspeksi: Hepatomegali (Perut supel, ), Splenomegali striae (-), caput (-) medusa(-) Ballotemen (-), Asites (-) Perkusi: Timpani pada seluruh lapang abdomen Auskultasi: Bising usus (+) meningkat
LABORATORIUM
Pemeriksaan Hematologi umum Hb Leukosit Trombosit Hematokrit Hasil 11,9 15.700 438 38 Satuan g/dl Ribu/mm3 Ribu/mm3 % Nilai rujukan 11,34300-10.400 132-440 38-47
LABORATORIUM
Pemeriksaan Kimia Klinik GDS SGOT SGPT Ureum Kreatinin Hasil 197 14 16 20 1.0 Satuan mg/dL U/L U/L mg/dL mg/dL Nilai rujukan < 128 0-37 0-40 20-40 0,6-1,2
Pemeriksaan Elektrolit
Na K Cl
Hasil
132 3,5 98
Satuan
mEq/L mEq/L mEq/L
Nilai rujukan
134-146 3,4-4,6 96-108
RESUME
Seorang wanita, 54 tahun datang ke RS dengan BAB cair,mual (+),muntah (+),chefalgia (+),nyeri pada ulu hati PF: TD: 140/90 mmHg HR: 104 x/mnt RR: 24 x/mnt T: 36,7 Abdomen: nyeri tekan epigastrium, BU (+) meningkat Lab: Leukosit: 15.700 GDS: 197 mg/dL
DAFTAR MASALAH
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lab diatas maka dipikirkan:
Gastroenteritis Akut DM Hipertensi
ASSESMENT
1. GASTROENTERITIS AKUT
Berdasarkan : S ;Anamnesis: Mencret sejak 2 hari yang lalu, frekuensi 6x sehari, konsistensi cair, ampas warna kuning, darah (-), lendir (-). Mual, muntah, nafsu makan menurun sejak 2 hari SMRS. O:Pemeriksaan Fisik Abdommen: nyeri tekan epigastrium & Bising Usus meningkat Pemeriksaan Lab Leukositosis
Lanjutan
P : Rencana diagnostik: Monitoring DPL, elektrolit Analisis feses, pewarnaan gram, kultur Rencana terapi: Istirahat : tirah baring Rehidrasi Antibiotik (Metronidazol) Diit rendah serat
ASSESMENT
2. Diabetes melitus
Berdasarkan : S : Anamnesis : Poliuri, frekuensi > 3x terutama pada malam hari, Paraestesi pada ke dua kaki sejak 4 tahun yang lalu. Riwayat DM 4 tahun yang lalu. O :Pem. Fisik : Pem Lab: Ext. bawah: sensitifitas menurun GDS: 197 mg/dL A : DM TYPE II DD: DM TYPE I P :Rencana Diagnostik: HBa1C, monitoring GDS, Profil lipid, ureum-creatinin, albumin/protein urin.
Lanjutan
- Edukasi
- Latihan jasmani (3-4 kali seminggu 30 menit) pilihan o.r aerobik misal: jogging, berenang, bersepeda sepeda santai, jalan kaki.
Insulin
ASSESMENT
3. Hipertensi
Berdasarkan : S :Anamnesis : Cephalgia dirasakan terus menerus seperti berdenyut. Riwayat Hipertensi sejak 4 tahun yang lalu. O:Pem. Fisik : TD: 140/90 mmHg A : HIPERTENSI grade1 P :Rencana Diagnosis: Profil lipid, EKG, Foto thorax, ureum-creatinin Rencana Terapi: Diit rendah garam Anti-hipertensi oral (Captopril 12,5)
TINJAUAN PUSTAKA
DIARE AKUT
DEFINISI: Buang air besar(defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gr/200ml/24 jam. BAB encer lebih dari 3x per hari dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
KRITERIA
Diare akut
Diare persisten
Diare kronis
KLASIFIKASI
Diare Osmotik
Akibat peningkatan osmolaritas intraluminal Akibat meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus, namun absorbsi menurun Inflamasi dinding usus yang menyebabkan kerusakan mukosa usus Akibat infeksi baik yang invasif ataupun noninvasif
Diare Sekretorik
Diare Inflamatorik
Diare Infeksi
ETIOLOGI
Virus: Rotavirus dan norovirus. Bakteri: Campylobacter, Salmonella, Shigella, E. coli, Yersinia, Vibrio. Parasit Non-infeksi
PATHOGENESIS
DERAJAT DEHIDRASI
Pemeriksaan Keadaan umum Mata Air mata Mulut&lidah Rasa haus Tidak Dehidrasi Baik, sadar Normal Ada Basah Normal, tidak haus Dehidrasi ringan sedang Gelisah Cekung Sedikit Kering Ingin minum banyak Dehidrasi berat Lesu, tidak sadar Sangat cekung Tidak ada Sangat kering Malas minum/tidak dapat minum
Turgor kulit
Kembali cepat
REHIDRASI
Cairan diberikan 50-200 ml/KgBB/24 jam tergantung kebutuhan dan status dehidrasi Metode Pierce berdasarkan klinis:
Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan:5%xBB(Kg) Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan:8%xBB(Kg) Dehidrasi berat, kebutuhan cairan:10%xBB(Kg)
HIPERTENSI
Adalah keadaan tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mmHg sistolik dan/atau sama atau melebihi 90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak sedang makan obat antihipertensi. (PAPDI)
Normal Prehipertensi
Hipertensi derajat 1 Hipertensi derajat 2
< 80 80 - 89 90 - 99 >100
STRESS
PERUBAHAN GENETIS
OBESITAS
Reninangiotensin berlebih
hiperinsulinemia
Volume cairan
Konstriksi vena
Preload
Kontraktilitas
Konstriksi fungsionil
Hipertrofi struktural
TD = CURAH JANTUNG x TAHANAN PERIFER HIPERTENSI = PENINGKATAN CURAH JANTUNG dan/atau PENINGKATAN TAHANAN PERIFER
otoregulasi
GEJALA KLINIS
Sakit kepala Kelelahan Mual Muntah Sesak nafas Gelisah Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif.
PEM. PENUNJANG
EKG Foto thorax Pem. Laboratorium :
1.
2.
3. 4.
PENATALAKSANAAN
Tujuan terapi antihipertensi adalah menurunkan angka morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular dan ginjal.
Kardiovaskuler < 140/90 mmHg Hipertensi + DM / ginjal < 130/80 mmHg Modifikasi gaya hidup Terapi non-farmakologi dan farmakologi
NON-FARMAKOLOGIS
Diet rendah garam Penurunan berat badan Olahraga teratur Menghindarkan faktor risiko :
FARMAKOLOGIS
Jenis jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan oleh JNC 7 :
Diuretika : Thiazide atau Aldosterone antagonist Beta blocker (BB) Calcium channel blocker atau Calcium antagonist (CCB) Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist/blocker (ARB)
Kombinasi yang telah terbukti efektif dan dapat ditoleransi pasien adalah :
-
KOMPLIKASI
Payah jantung Gagal ginjal Perdarahan otak
Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. (ADA 2005)
KLASIFIKASI
TIPE 1 TIPE 2 TIPE lain Diabetes gestasional
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke def. insulin absolut Autoimun idiopatik
Bervariasi: Dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif Dominan defek sekresi insulin
Defek genetik sel beta Defek genetik kerja insulin Penyakit eksokrin pankreas Endokrinop ati Infeksi
PATOFISIOLOGI
Genetic Fetal Malnutrition Hyperglycaemia
Pancreas
Muscle
Liver
M E T A B O L I C S Y N D R O M E
Hyperinsulinaemia
Hyperinsulinemia Hyperinsulinemia
Decompensation I Decompensation II
FAKTOR RESIKO
-Riwayat keluarga diabetes (yaitu, orang tua atau saudara dengan diabetes tipe 2) -Obesitas (BMI 25 kg/m2) -Kebiasaan fisik tidak aktif -Ras / etnis (misalnya, African American, Latino, penduduk asli Amerika, Asia Amerika, Kepulauan Pasifik) -Sebelumnya diidentifikasi IFG atau IGT -Sejarah GDM atau melahirkan bayi 4 kg> (> 9 lb) -Hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg) -Kadar kolesterol HDL <35 mg / dL (0,90 mmol / L) dan / atau tingkat trigliserida > 250 mg / dL (2,82 mmol / L) -Polycystic ovary syndrome atau acanthosis nigricans -Riwayat penyakit pembuluh darah
GAMBARAN KLINIS
-Gejala Klasik: -Poliuria -Polidipsi -Polifagi - Penurunan BB yg tidak dapat dijelaskan sebabnya
-Gejala lain: -Lemah badan -Kesemutan -Gatal -Mata kabur -Disfungsi ereksi pada pria -Pruritus vulvae pada wanita
DIAGNOSIS
Diagnosis DM ditegakkan berdasarkan pemeriksaan kadar glukosa darah dari bahan darah plasma vena.
DIAGNOSIS
TERAPI
Nonmedikamentosa - Edukasi - Gizi Karbohidrat 45-65% dari kebutuhan total kalori Lemak 20-25 % dari total kalori Protein 10-20 % dari total kalori Natrium tidak lebih dari 300 mg/1 sdt garam dapur Serat 25 g/1000 kkal/ hari Kebutuhan kalori basal 25-30 Kal/kgBB ideal
Intervensi Farmakologis o pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): sulfonilurea dan glinid o penambah sensitivitas terhadap insulin: metformin, tiazolidindion o penghambat glukoneogenesis (metformin) o penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa.
Menekan produksi Diare, dyspepsia, glukosa hati dan asidosis laktat menambah sensitivitas terhadap insulin Menghambat absorbs glukosa Menambah sensitivitas terhadap insulin Flatulens, tinja lembek Edema
0, 5 1 %
1, 3%
Insulin
MONITORING JANGKA PANJANG Memonitor glukosa dalam darah (HbA1c) Pasien dan keluarga harus diberi tahu (edukasi) kapan pemberian insulin dan apa tanda-tanda hipoglikemi
PENCEGAHAN
komplikasi
Organ/jaringan yg terkena
Yang Terjadi Komplikasi
Pembuluh darah
Mata
Plak aterosklerotik terbentuk & menyumbat arteri berukuran besar Sirkulasi yg jelek atau sedang di jantung, menyebabkan otak, tungkai & penis. penyembuhan luka yg Dinding pembuluh darah jelek & bisa kecil mengalami menyebabkan penyakit kerusakan sehingga jantung, stroke, gangren pembuluh tidak dapat kaki & tangan, impoten & mentransfer oksigen infeksi secara normal & mengalami kebocoran Terjadi kerusakan pada Gangguan penglihatan & pembuluh darah kecil pada akhirnya bisa terjadi retina kebutaan Penebalan pembuluh
Saraf
Kulit
Kelemahan tungkai yg terjadi secara tiba-tiba Kerusakan saraf karena atau secara perlahan glukosa tidak dimetabolisir Berkurangnya rasa, secara normal & karena kesemutan & nyeri di aliran darah berkurang tangan & kaki Kerusakan saraf menahun Tekanan darah yg naikKerusakan pada saraf yg turun Kesulitan menelan & mengendalikan tekanan perubahan fungsi darah & saluran pencernaan disertai pencernaan serangan diare Berkurangnya aliran Luka, infeksi dalam (ulkus darah ke kulit & hilangnya diabetikum) rasa yg menyebabkan Penyembuhan luka yg cedera berulang jelek Gangguan fungsi sel darah putih Gluka tidak dimetabolisir secara normal sehingga jaringan menebal atau Mudah terkena infeksi, terutama infeksi saluran kemih & kulit Sindroma terowongan karpal Kontraktur Dupuytren
Darah
Jaringan ikat