Anda di halaman 1dari 20

Laporan Kasus

GASTROENTERITIS AKUT (GEA) DENGAN


DEHIDRASI RINGAN-SEDANG

Oleh:
Marlena Ayu Windasari 21801101088
Syifa Aurora Azzahra 21801101090
Risalatul Khoirotunisa 21801101115
Desy Amalia Wulandari W 22204101002

Pembimbing:
dr. Yuni, Sp. A

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN ANAK


KEPANITRAAN KLINIK MADYA
RSUD KANJURUHAN KEPANJEN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sholawat serta salam yang kami junjungkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita menuju jalan kebenaran
sehingga dalam penyelesaian tugas ini kami dapat memilah antara yang baik dan
buruk. Kami mengucapkan terima kasih kepada dokter pembimbing pada
Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak, yaitu dr. Yuni, Sp. A yang memberikan
bimbingan dalam menempuh pendidikan ini. Tak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak sehingga dalam penyusunan Laporan kasus ini
dapat terselesaikan. Laporan kasus ini membahas tentang “Gastroenteritis Akut
dengan Dehidrasi Ringan Sedang”.
Penulis menyadari Laporan kasus ini tidak sempurna dan memiliki banyak
kekurangan, maka dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Laporan kasus ini. Harapan
penulis, semoga Laporan kasus ini dapat memberikan tambahan ilmu khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Kepanjen, 9 September 2022

Penyusun
Daftar isi

COVER............................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1

Latar Belakang.................................................................................. 1

Rumusan Masalah ............................................................................ 2

Tujuan .............................................................................................. 2

Manfaat ............................................................................................ 3

BAB II LAPORAN KASUS........................................................... 3

Identitas.............................................................................................. 3

Anamnesis ....................................................................................... 3

a. Keluhan Utama...................................................................... 4

b. Riwayat Penyakit Sekarang................................................... 4

c. Riwayat Kehamilan............................................................... 4

d. Riwayat Persalinan................................................................ 5

Pemeriksaan Fisik............................................................................. 6

a. Tanda Tanda Vital................................................................. 6

b. Data Atropometri................................................................... 6

Pemeriksaan Sistematis..................................................................... 9

Diagnosa Banding............................................................................. 11

Pemeriksaan Penunjang.................................................................... 11

Diagnosis Kerja................................................................................ 13

Penatalaksanaan................................................................................ 14
a. Medikamentosa..................................................................... 14

b. Non Medikamentosa.............................................................. 14

Follow Up......................................................................................... 15

BAB III TINJAUAN PUSTAKA................................................... 18

BAB IV PEMBAHASAN............................................................... 43

BAB V PENUTUP.......................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 47
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gastroenteritis merupakan peradangan lambung, usus kecil, atau


usus besar, yang menyebabkan kombinasi gejala sakit perut, kram, mual,
muntah, dan diare. Diare adalah buang air besar yang terlalu cair atau
sering dengan kandungan air yang meningkat. Pola buang air besar
sangat bervariasi pada anak kecil yang ditandai dengan perubahan dari
normal.
Gastroentritis akut (GEA) adalah diare yang berlangsung dalam waktu
kurang dari 14 hari yang mana ditandai dengan peningkatan volume,
frekuensi, dan kandungan air pada feses yang paling sering menjadi
penyebabnya adalah infeksi yaitu berupa virus, bakteri dan parasit. Ini
berbeda dengan gastroenteritis persisten, yang berlangsung antara 14 dan
30 hari, dan gastroenteritis kronis, yang berlangsung lebih dari 30 hari.1,2
GEA merupakan penyebab umum morbiditas dan mortalitas pada
bayi dan anak. Anak di bawah 5 tahun dapat mengalami sebanyak 1-5
episode diare akut setiap tahun. Menurut Global Health Data Exchange
pada tahun 2016, diare adalah penyebab kematian kedelapan di antara
semua usia (1,65 juta kematian) dan penyebab kematian kelima di
antara anak-anak di bawah 5 tahun (446.000 kematian).3

Malnutrisi, defisiensi imun, kontaminasi air dan makanan, sanitasi


serta kontak fecal-oral menjadi faktor risiko utama untuk diare. 6
Penyebab terjadinya GEA yaitu agen infeksi (90%) dan non-infeksi
(10%).4 Hampir 80% kasus gastroenteritis akut yang terjadi pada anak
disebabkan oleh infeksi virus. Umumnya virus penyebab gastroenteritis
akut adalah Rotavirus, Adenovirus enteric, dan virus Norwalk.5

Manifestasi klinis yang berhubungan dengan patogen. Saat


menelan patogen (S. aureus) akan menimbulkan mual dan muntah yang
cepat dalam waktu 6 jam setelah pencernaan. Pasien mungkin
mengalami demam, kram, dan BAB cair dalam waktu 8 hingga 72 jam.6
Komplikasi gastroenteritis paling sering yaitu dehidrasi, yang
mungkin berhubungan dengan gangguan elektrolit dan asidosis
metabolik. Perlu dilakukan evaluasi awal untuk mengidentifikasi derajat
keparahan dehidrasi.6 Manajemen yang optimal dengan cairan oral atau
intravena (IV), pemilihan diet, suplementasi zinc meminimalkan risiko
terjadinya dehidrasi berat.6 Maka dari itu perlu dilakukan pembahasan
mengenai GEA agar dapat dengan cepat dan tepat menegakan diagnosa
dan memberi tatalaksana.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana penegakkan diagnosis Gastroenteritis Akut (GEA)
dengan Dehidrasi Ringan-Sedang pada anak?
1.2.2 Bagaimana penatalaksanaan Gastroenteritis Akut (GEA) dengan
Dehidrasi Ringan-Sedang pada anak?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui penegakkan Gastroenteritis Akut (GEA) dengan
Dehidrasi Ringan-Sedang pada anak.
1.3.2 Mengetahui penatalaksanaan Gastroenteritis Akut (GEA) dengan
Dehidrasi Ringan-Sedang pada anak

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis
dan pembaca tentang Gastroenteritis Akut (GEA) dengan
Dehidrasi Ringan-Sedang pada anak.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penulisan ini dapat menjadi bahan rujukan bagi dokter klinisi
dalam menangani pasien dengan Gastroenteritis Akut (GEA)
dengan Dehidrasi Ringan-Sedang pada anak saat praktek.
BAB II
LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien


Nama Pasien : An. JF

Usia : 8 Bulan 27 Hari

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Kepanjen

Status Perkawinan : Belum Menikah

Nama Ibu : Ny. I

Usia Ibu : 28 Tahun

Pekerjaan Ibu : Honorer

Tanggal masuk RS : 5 September 2022

2.2 Anamnesis
1. Keluhan utama : Muntah dan Diare
2. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan muntah sejak hari ini sebanyak 3x, BAB
cair >10x, demam (+) naik turun sejak 1 hari SMRS, batuk pilek (+)
sejak 2 minggu SMRS dan sudah memeriksakan batuknya ke dokter
Sp.A
3. Keluhan penyerta :
Muntah setiap kali minum susu
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
Tidak ada riwayat
5. Riwayat Penyakit Keluarga:
Hipertensi, DM disangkal
6. Riwayat Alergi:
Tidak ada alergi
7. Riwayat Sosial-Ekonomi
Cukup
8. Riwayat Kehamilan
Kehamilan dalam batas normal
9. Riwayat Persalinan
Persalinan melalui SC dengan BBL 3.1 kg
10. Riwayat Imunisasi

Usia Jenis Vaksin Keterangan


0 bulan HB-0 Posyandu

1 bulan BCG+Polio 1 Posyandu

2 bulan DPT+ HB-Hib 1+ PCV+ Posyandu


Polio 2
3 bulan DPT+HB-Hib 2+Polio 3 Posyandu

4 bulan DPT+HB-Hib 3+ PCV+ Belum


Polio 4
9 bulan Campak Belum

2.1 Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Cukup

2. GCS : 456

3. Kesadaran : Compos mentis

4. Tanda Vital

a. Nadi : 168 x/menit

b. RR : 28 x/menit

c. Suhu : 36,7ºC

d. SpO2 : 98%

5. Antropometri

a. Berat Badan : 6,1 kg

b. Panjang Badan: 66 cm
c. Lingkar Kepala : 27 cm

d. LILA : 22 cm

6. Penilaian Status Gizi

a. PB/Umur : -2 SD sampai Mean


b. BB/Umur : -2 SD sampai Mean
c. BB/PB : -1 SD sampai Mean
d. Kesan pada Pasien : Gizi Baik
7. Kepala

Bentuk normosephalic, simetris, luka (-), rambut tidak mudah dicabut,

makula (-), papula (-), nodul (-).

8. Mata

Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+), mata

cowong (-/-), pupil isokor.

9. Hidung

Nafas cuping hidung (-), secret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas (-/-)

10. Mulut

Mukosa pucat (-), gusi berdarah (-), lidah kotor (-), nyeri telan (-).

8. Telinga

Nyeri tekan mastoid (-/-), secret (-/-), pendengaran berkurang (-/-)

11. Thorax

Bentuk simetris, retraksi supraklavikula (-), retraksi subkostal (-).


a. Cor :

Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak

Palpasi : Iktus kordis tidak terangkat

Perkusi :

Batas Kanan ICS II parasternal dextra (atrium kanan)

Batas Kanan ICS IV parastetnal dextra (atrium kanan)

Batas Kiri ICS II parasternal kiri (atrium kiri)

Batas kiri ICS V midklavikula sinistra (apex jantung)

Auskultasi : S1 S2 regular, murmur (-), gallop (-)

b. Pulmo :

Inspeksi : Pergerakan dada kanan sama dengan kiri

Palpasi : Fremitus raba kanan sama dengan kiri

Perkusi : Sonor (+/+)

Auskultasi : Wheezing (-), rhonki (-)

11. Abdomen

Inspeksi : Dinding perut tampak datar

Auskultasi: Bising usus (++) meningkat

Palpasi : Soefl, nyeri tekan (-)

Perkusi : Meteorismus (+)

12. Genitourinaria: BAK normal, tidak ada infeksi saluran kencing

13. Muskuloskeletal dan kulit : Normal


14. Ekstremitas: Atas : Akral hangat (+/+), edema (-/-)

Bawah : Akral hangat (+/+), edema (-/-)

15. Neurologi: Normal

2.2 Diagnosa Banding

 Gastroenteritis Akut
 Disentri
 Kolera
 Intoleransi Laktosa

2.3 Pemeriksaan Penunjang

● Pemeriksaan laboratorium 06 September 2022

Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

HEMATOLOGI

Darah Rutin

Hemoglobin 12,1 10,3 - 12,9 g/dL

Hematokrit 37,6 32 - 44 %

Index Eritrosit

MCV 70,8 82 - 102 fl

MCH 22,8 24 - 36 pg

MCHC 32,2 25 – 37 %

Eritrosit 5.310.000 3.600.000 – 5.200.000/cmm

Leukosit 11.700 6.000 – 17.500 /cmm


Trombosit 368.000 229.000 – 553.000 /cmm

Hitung Jenis Leukosit

Eosinofil 0,1 1-5%

Basofil 1,0 0- 1 %

Neutrofil 28,9 17 - 60 %

Limfosit 61,5 20 - 70 %

Monosit 8,5 1 - 11 %

KIMIA KLINIK

Glukosa Darah 88 74 - 100 mg/dL

Sewaktu

LAIN-LAIN

Rapid Antigen SARS Negatif Negatif

COV-2

URINE

Lendir Positif Negatif

FESES

Makroskopis Feses

Bau Khas Khas

Warna Kuning Coklat


Konsistensi Cair Lembek

Darah Negatif Negatif

Mikroskopis Feses

Leukosit Positif

Eritrosit Positif

Amoeba E.coli Negatif

Kista Negatif Negatif

Bakteri Positif Negatif

Sel Ragi Negatif Negatif

Telur dan Parasit Negatif Negatif

Cacing Negatif Negatif

Sisa Makanan Negatif Negatif

2.1 Diagnosis Kerja

Gastroenteritis Akut dengan Dehidrasi Ringan-Sedang

2.2 Penatalaksanaan

 MRS
 Farmakologi:
- Infus Kaen 3B 400cc/ 3jam
- L Bio 1 x 1 sachet
- Zinc 1 x 10 ml
- Injeksi Ondanstron 3 x 0,5 mg
- Ranitidin 2 x 5mg
- Zinc syr 1x1/2 cth
- Injeksi cefotaxime 3x200 mg
- Injeksi gentamicin 1x45 mg

 Monitoring
- Pemeriksaan kondisi klinis: Vital sign
- Observasi keluhan: frekuensi diare, mual, muntah

 KIE
1. Diare dapat ditularkan melalui fekal oral, sehingga perlu
dilakukan tindakan pencegahan, seperti:
- Pemberian ASI/Susu formula yang tepat
- Persiapan & penyimpanan MPASI perlu diperbaiki
- Penggunaan air bersih dan rutin cuci tangan setelah BAB
dan sebelum memberi makan anak
- Pembuangan tinja bayi dengan benar
2. Memperbaiki daya tahan tubuh anak, seperti:
- Pemberian ASI eksklusif sampai usia 2 tahun
- Peningkatan nilai gizi makanan yang cukup

2.3 Prognosis

- Dubia ad bonam
2.4 Follow Up

1. Senin, 5 September 2022

Subjektif Objektif Assesment Planning


-Diare (+) 10x KU: lemah, rewel GEA -Infus RL 400cc/
(cair > ampas, Kesadaran: dengan 3jam  lanjut kaen
warna kuning, Compos Mentis dehidrasi 3B 350cc/ 24jam
darah (-), lendir GCS: 456 ringan- -Injeksi
(+), bau BB: 6.1 Kg sedang Ondansentron 3 x
menyengat) PB: 6.6 cm 0,6 mg
-Muntah (+) 1x -Lacto Bio 1 x 1 PO
-Batuk (+) TTV -Zinc 1 x 1/2 cth PO
-Kembung (+) Tax: 36.8˚C
-Panas (-) HR: 117 x/menit
-Pilek (-) RR: 24 x/menit

Mata cowong (-/-)


Bising usus
meningkat (+),
abdomen supel (+)
Mukosa bibir
kering (-)
Turgor kembali
cepat (+)
CRT <2detik
Akral hangat

2. Selasa, 6 September 2022

Subjektif Objektif Assesment Planning


-Mencret (+) 2x -KU: Baik GEA -Infus Kaen 3B
(ampas, -Kesadaran: dengan 500cc/ 24jam 
berwarna Compos Mentis dehidrasi 300cc/hr
kuning, darah GCS: 456 ringan- -Antrain 3 x 100mg
(-), lendir (+) BB: 6.1 Kg sedang -IV Ondan 3 x 0,5
-Muntah (-) PB: 6.6 cm -Ranitidin 2 x 5mg
-Panas (-) -PO Lacto-B 1x1
-Batuk (-) -TTV sach
-Pilek (-) Tax: 36,2˚C -Zinc sy 1x1/2 cth
HR: 124 x/menit -Rehidrasi kaen 3B
RR: 20 x/menit 400cc/3 jam
- inj cefotaxime
Mata cowong (-/-) 3x200 mg
Bising usus -inj gentamicin
meningkat (+) 1x45 mg
Mukosa bibir -nebul Ventolin
kering (-) 1/2R + NS/8 jam
Turgor kembali
cepat (+)
CRT <2detik
Akral hangat

3. Rabu, 7 April 2022

Subjektif Objektif Assesment Planning


-Mencret (-) 1x -KU: Baik GEA -Infus Kaen 3B
(ampas>cair, -Kesadaran : dengan 500cc/ 24jam 
berwarna kuning, Compos Mentis dehidrasi 300cc/hr
darah (-), lendir GCS: 456 ringan- -Antrain 3 x
(-)) Pagi BB: 7.9 Kg sedang 100mg
-Muntah (-) PB: 72 cm -IV Ondan 3 x 0,5
-Panas (-) -Ranitidin 2 x 5mg
-Batuk (-) -TTV -PO Lacto-B 1x1
-Pilek (-) Tax: 36.6˚C sach
HR: 120 x/menit -Zinc sy 1x1/2 cth
RR: 22 x/menit -Rehidrasi kaen 3B
400cc/3 jam
Mata cowong (-/-) - inj cefotaxime
Bising usus 3x200 mg
meningkat (-) -inj gentamicin
Mukosa bibir 1x45 mg
kering (-) -nebul Ventolin
Turgor kembali 1/2R + NS/8 jam
cepat (+)
CRT <2detik
Akral hangat
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Penegakkan Diagnosis


Pada kasus ini berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang, diagnosis pasien ini gastroenteritis akut dehidrasi
ringan-sedang. Beberapa hal yang mendasari pengambilan diagnosis
gastroenteritis akut dehidrasi ringan sedang yaitu berdasarkan anamnesis
pasien ini mengalami diare sejak tanggal 5 mencret >10x/hari sebelum
MRS dengan konsistensi feses cair disertai ampas, berwarna kuning,
darah (-), lendir (+) dan bau menyengat. Selain itu 2 hari sebelum MRS
pasien mual dan muntah setelah minum susu, lalu 2 minggu sebelum
MRS pasien mengalami batuk. Nafsu makan pasien menurun sejak hari
ke-2 mencret. 1 hari yang lalu pasien mengalami demam. Ketika masuk di
IGD ibu pasien mengatakan pasien rewel dan minta minum terus (haus).
Sedangkan dari pemeriksaan fisik pasien tampak agak lemah,
haus, ubun-ubun cekung, mukosa bibir tidak kering, saat auskultasi bising
usus meningkat, turgor normal, akral teraba hangat dan hiperemi perianal.
Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang darah lengkap tanggal 5
September 2022 jam 19:48 WIB didapatkan penurunan jumlah eosinophil
(0,1%), penurunan jumlah MCV (70,8 fL), penurunan jumlah MCH (22.8
pg), dan peningkatan jumlah eritrosit (5,31 jt/cmm).
Pada pasien ini mengeluhkan diare dengan konsistensi cair disertai
ampas berwarna kuning dan ditemukan adanya lendir, kondisi ini
menunjukkan bahwa diare disertai dengan infeksi tetapi tidak disertai
perdarahan yang berarti, artinya tidak disertai kerusakan pada mukosa
usus pasien. Penderita dengan diare cair akan mengalami pengeluaran
cairan dan elektrolit yang berlebihan melalui tinja sehingga dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berupa
dehidrasi. Kehilangan cairan dan elektrolit ini meningkat jika terjadi
muntah. Gejala muntah dapat muncul sebelum atau sesudah diare dan
dapat disebabkan oleh peradangan lambung atau gangguan keseimbangan
asam basa dan elektrolit.
Sedangkan dari pemeriksaan fisik pasien ini tampak agak lemas,
rewel, dan haus. Ketika penderita diare cair mengalami kehilangan
banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Tanda-
tanda tersebut termasuk tanda pasien mengalami dehidrasi ringan-sedang.

4.2 Tatalaksana
Pada pasien ini tatalaksana awal yang diberikan adalah Infus RL,
kemudian dilanjutkan Kaen 3B, injeksi ondansetron, azitromisin, L-Bio,
dan suplemen zinc.
Penatalaksanaan gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan-
sedang adalah pemberian cairan intravena yang sesuai, jika tidak segera di
terapi akan menimbulkan komplikasi yaitu dehidrasi berat yang akan
mengakibatkan syok. Terapi cairan yang diberikan kepada pasien ini
menggunakan larutan kaen 3B yang merupakan rumatan nasional untuk
memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium
cukup untuk menangani ekskresi harian, pada keadaan asupan oral
terbatas.
Jika terdapat gejala mual dan muntah pada pasien maka diberikan
terapi ondansentron. Indikasi pemberian ondansentron pada kasus ini
adalah pasien memiliki keluhan muntah. Pada pasien ini diberikan
antibiotik yaitu gentamicin dan cefotaxime. Penggunaan antibiotic untuk
pasien diare akut jika terdapat gejala dan tanda diare infeksi, seperti
demam, feses berdarah. Sebagian besar kasus diare akut tidak
memerlukan antibiotik karena penyebab tersering yaitu rotavirus yang
bersifat self-limited dan tidak dapat dibunuh dengan antibiotik. Namun,
pada kasus ini pasien mengalami demam dan diare berlendir.
Suplementasi zinc di rekomendasi oleh WHO dan UNICEF dalam
penatalaksanaan diare pada anak. Pemakaian zinc sebagai obat pada diare
didasarkan pada alasan ilmiah bahwa zine mempunyai efek pada fungsi
kekebalan saluran cerna dan berpengaruh pada fungsi dan struktur saluran
cerna serta mempercepat proses penyembuhan epitel selama diare.
Kekurangan zinc ternyata sudah pandemik pada anak-anak di negara
sedang berkembang. Zinc telah diketahui berperan dalam metallo-
enzymes, polyribosomes, membran sel, fungsi sel, dimana hal ini akan
memacu pertumbuhan sel dan meningkatkan fungsi sel dalam sistem
kekebalan. Sesuai dengan rekomendasi WHO, pemberian suplemen zinc
untuk anak berusia <6 bulan sebesar 10 mg dan anak berusia >6 bulan
sebesar 20 mg, dengan masa pemberian 10-14 hari
Pada pasien ini juga diberikan probiotik yaitu L-Bio. Probiotik
merupakan bakteri baik yang hidup dan membantu nutrisi di saluran
gastrointestinal dan memberikan pertahanan untuk melawan bakteri
patogen. Probiotik memberikan manfaat untuk mengurangi durasi diare.
Fungsi dari probiotik adalah sebagai pertahanan mukosa, fungsi proteksi
dan pertahanan imunitas saluran cerna.

Anda mungkin juga menyukai