Anda di halaman 1dari 71

Laporan Pengambilan kasus di RSUD

Dr.Dorys Silvanus palangka Raya

‘’Diare Akut,Vomitus,Dehidrasi’’

Diet BB.Rendah sisa

Disusun oleh :

Nama : Hestie Delukmiatie

NIM : PO.62.31.3.17.408

POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat sang hyang widhi wasa, yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga laporan pengambila kasus di Rumah sakit dr.Dorys Silvanus palangka Raya Jurusan
DIV gizi institusi poltekes kemenkes palangka raya ini dapat diselesaikan dengan sebaik-
baiknya.

Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Dietetik penyakit tidak
menular’’Jurusan DIV gizi institusi poltekes kemenkes palangka raya.Laporan ini
diharapkan dapat membantu mahasiswa/i dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktek
dengan lebih baik, terarah, dan terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan
pelaksanaan materi dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa.

Penulis menyakini bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaanlaporan materi ini dimasa yang akan datang.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Palangka Raya,oktober,2019

Penulis

2
DAFTAR ISIHALAMAN

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..1

KATA PENGANTAR....................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang..................................................................................................................5

Tujuan...............................................................................................................................8

BAB II GAMBARAN UMUM PASIEN

Narasi Kasus.....................................................................................................................9

Pemberian Terapi dari Rumah sakit ..............................................................................16

BAB III PELAKSANAAN ASUHAN GIZI RAWAT INAP

I. PERENCANAAN

A.Skrining........................................................................................................................17

B.Assesment Gizi............................................................................................................18

C.Diagnosa Gizi...............................................................................................................22

D.Intervensi......................................................................................................................23

E.Monev ……………………………………………………………………………......30

II. IMPLEMENTASI

A.Assesment ..............................................................................................................32

B.Diagnosa Gizi..........................................................................................................36

C.Intervensi.................................................................................................................37

D.Monev.....................................................................................................................44

BAB IV TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………..45

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………..64

BAB VI PENUTUP

A.Kesimpulan................................................................................................................68

3
B.Saran...........................................................................................................................68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Leflet

Foto pasien

Foto pemorsian

Skrining gizi

Assesment gizi

4
BAB I

Pendahuluan

A.Latar Belakang

1.1 Pengertian Diare

a. Diare

Diare merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia.Karenanya tidak mengherankan
jika bahan-bahan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit tersebut menempati tempat
yang khusus dalam sejarah kedokteran.Dokter Sumeria pada tahun 3000 SM telah
menggunakan sediaan antidiare dari opium.Penyakit diare atau juga disebut gastroenteritis
masih merupakan salah satu masalah utama negara perkembang termasuk Indonesia
(Goodman dan Gilman, 2003).

Dua penyakit yang menonjol sebagai penyebab utama kematian pada anak kelompok umur 1
sampai 4 tahun adalah diare dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu
campak, batuk rejan dan tetanus (Anggarini, 2004).

Gastroenteritis atau diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan tau tanpa
darah pada tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi mendadak pada orang yang sebelunya
sehat dan berlangsung kurang dari 2 minggu (Noerasid dkk., 1988) Angka kesakitan penyakit
diare adalah sekitar 200 – 400 kejadian di antara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan
demikian di Indonesia dapat ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap
tahunnya, dengan sebagian besar (70% - 80%) penderita ini adalah anak dibawah umur lima
tahun, yang disebabkan karena dehidrasi. Hal inilah yang menyebabkan sejumlah 350.000 -
500.000 anak di bawah umur 5 tahun meninggal setiap tahunnya (Noerasid dkk., 1988) Diare
sebenarnya bukan merupakan hal asing bagi masyarakat, karena sebagian besar dari anggota
masyarakat pernah menderita penyakit ini. Namun, angka kematian yang tinggi akibat diare
terutama pada bayi dan anak-anak yaitu sebesar 23,2% di wilayah Surabaya (Zeinb , 2004).

Pada banyak pasien, onset diare terjadi secara tiba-tiba tetapi tidak terlalu parah dan dapat
sembuh sendiri tanpa memerlukan pengobatan.Pada kasus yang parah, resiko terbesar adalah
dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit terutama pada bayi, anak-anak dan manula yang
lemah. Oleh karena itu, terapi rehidrasi oral merupakan kunci utama penanganan untuk
pasien sakit diare akut (Zeina , 2004).

Kematian akibat diare biasanya bukan karena adanya infeksi dari bakteri atau virus, tetapi
terjadinya dehidrasi pada diare hebat yang serius disertai dengan muntah–muntah, sehingga
tubuh akan kehilangan banyak cairan tubuh. Sehingga bisa berakibat dehidrasi, asidosis,
hipokalemia yang tidak jarang akan berakhir dengan kejang dan kematian. Pada bayi dan
anak-anak kondisi ini lebih berbahaya karena cadangan intrasel dalam tubuh mereka kecil
dan cairan ekstrasel lebih mudah dilepaskan jika dibandingkan orang dewasa.Pada pasien

5
diare akut yang parah harus segera masuk rumah sakit untuk rawat inap, selanjutnya
dilakukan upaya pengobatan (Setiawan, 2005).

1.2 .Vomitus

A.pengertian vomitus

Muntah  pada anak merupakan keadaan yang cukup merisaukan orang tua dan mendorong
mereka sesegera mungkin mencari pertolongan untuk mengatasinya. Secara medis muntah
dapat merupakan manifestasi berbagai penyakit yang berbahaya, baik gastrointestinal
maupun di luar gastrointestinal, juga dapat menimbulkan berbagai akibat yang serius seperti
perdarahan lambung, dehidrasi, gangguan ingesti makanan, gangguan keseimbangan
elektrolit seperti hipokalemia, hiponatremia, alkalosis dan hipokloremia, gagal tumbuh
kembang dan bila muntah terus berulang dapat menimbulkan komplikasi Mallory-Weiss tear
of the gastro-esophageal epithelial junction dan robekan esophagus (sindroma Boerhave).

Muntah  harus dibedakan dari posseting, ruminasi, regurgitasi dan refluks


gastroesofageal. Muntah berulang atau muntah siklik juga sering dipengaruhi oleh faktor
psikologis dan biasanya didahului oleh faktor yang menggelisahkan atau menggembirakan
yang berlebihan, misalnya saat marah, sesudah dihukum di sekolah, saat hari libur, pesta
ulang tahun, dan sebagainya. Muntah adalah keadaan yang kompleks, terkoodinir di bawah
kontrol syaraf dan yang terpenting adalah mengetahui keadaan muntah yang bagaimana yang
memerlukan penilaian dan pemeriksaan yang seksama.Muntah akut merupakan gejala yang
sering terjadi pada kasus abdomen akut dan infeksi intra maupun ekstra
gastrointestinal.Berlainan dengan muntah akut, muntah kronis atau berulang sering
merupakan faktor yang penting dari gambaran klinik suatu penyakit. Karena penyakit yang
mendasari muntah kronik atau berulang sering tidak jelas, maka muntah kronik atau berulang
sering disebut unexplained chronic vomiting.

Pada bayi kecil dan sangat muda atau mengalami keterlambatan mental, muntah dapat
membahayakan karena terjadinya aspirasi, oleh karena adanya koordinasi neuromuskuler
yang belum sempurna.Untuk mencegah hal tersebut posisi bayi dapat dimiringkan atau
tengkurap dan bukannya terlentang.Umur merupakan hal penting yang berkaitan dengan
muntah.Pada periode neonatal terjadinya spitting atau regurgitasi sejumlah kecil isi lambung
masih dalam batas kewajaran dan bukan merupakan keadaan yang patologis di mana masih
terjadi kenaikan berat yang normal.

6
1.3 Dehidrasi

Air memiliki manfaat penting bagi kesehatan seperti meningkatkan kemampuan kognitif,
pencegahan batu dan infeksi kandung kemih hingga mencegah obesitas.Cegah gangguan
kesehatan dengan minur air yang cukup.Air adalah komponen terbesar di dalam tubuh
manusia. Kandungannya bervariasi sesuai usia, misalnya pada bayi terdapat 80 persen air,
pada orang dewasa sebesar 60 persen dan pada usia lanjut atau di atas 65 tahun sebesar 50
persen.Jumlah cairan tubuh manusia selalu di atur tepat, Cairan tubuh total : 36 literDi dalam
sel : 24 liter Di luar sel : 12 liter Air Interstisial : 8 literKita semua pasti tahu dan sadar bahwa
air merupakan urat nadi kehidupan manusia. Semua sistem dalam tubuh bergantung pada
air.Bahkan lebih baik kekurangan makanan daripada kekurangan air.Kurangnya air dalam
tubuh dapat menyebabkan dehidrasi.Dehidrasi sendiri terjadi saat air dalam tubuh tidak
mencukupi untuk melakukan fungsi kerja tubuh secara normal.

Dehidrasi adalah gangguan pengeluaran cairan pada tubuh yang tidak seimbang dengan
pemasukan cairan (misalnya minum). Ini bukan penyakit, tetapi gejala yang ditimbulkan oleh
penyakit lain. Biasanya dehidrasi terjadi karena infeksi yang menyebabkan muntah dan
diare.Penyebab lainnya adalah kekurangan gizi. Kira-kira satu dari sepuluh anak yang lahir di
negara berkembang meninggal karena diare sebelum mencapai umur 5 tahun

Karena dehidrasi dapat disebabkan oleh beberapa jenis penyakit, cara merawatnya sangat
perlu diketahui. Dengan pengetahuan ini kita bisa memberitahukan ibu-ibu yang mempunyai
anak kecil petunjuk untuk mencegah masalah serius ini.Kombinasi diare dan muntah bisa
meningkatkan bahaya dehidrasi.Dulu dehidrasi pada umumnya dirawat secara suntikan infus.
Pengobatan dengan cara ini memerlukan alat infus, jadi selalu ada kemungkinan penyebaran
penyakit (kontaminasi).Pada tahun 60an di suatu tempat pengungsian telah ditemukan bahwa
meminum campuran garam dan gula sempat menyelamatkan banyak jiwa dari bahaya maut
akibat dehidrasi. Terbukti bahwa cara ini lebih efektif daripada infus pada kasus dehidrasi
yang ringan atau menengah.Sekarang para pekerja kesehatan rata-rata sudah mengetahui
keefektifan merawat dan mencegah dehidrasi dengan Oralit (Garam Dehidrasi Oral).

B.TUJUAN

7
1.Tujuan umum

 Mampu melakukan proses asuhan gizi terstandar pada pasien di RSUD dr.Dorys
Silvanus Palangka Raya.

2.Tujuan Khusus

 Mampu melakukan skrining gizi pada pasien


 Mampu melakukan pengukuran antropometri pada pasien
 Mampu melakukan pengkajian data rekam medic pada pasien
 Mampu melakukan assessment pada pasien
 Mampu menetapkan diagnose gizi pada pasien
 Mampu melakukan edukasi pada pasien

BAB II

8
Gambaran Umum Pasien

A.Narasi kasus

By.Ny DA ,BB 7,3 Kg PB 73,5 cm, masuk rumah sakit pada tanggal 17 oktober 2019
dengan keluhan muntah-muntah(+) ±7x ,Dehidrasi ringan-sedang dan diare ±10 x sehari
bercampur kuning kehijauan (+) lendir (+) darah (+) Demam pada tanggal 14 oktober
2019.Anak tampak lemas dan wajah pucat.Diagnosa : Diare akut,Vomitus,Dehidrasi

TTV Tekanan Nadi Suhu (°c) Respirasi


Darah (x/menit ) (x/menit)
(mmHg)
17 oktober 2019 - 120 37,4 32
18 oktober 2019 - 100 36,1 24
19 oktober 2019 - 101 36,6 30
20 oktober 2019 - 110 36,8 28
(Sumber : Buku Rekam medic 2019)

Hasil pemeriksaan Laboratorium :Glukosa Sewaktu 83 mg/dl (N:<200mg/dl)WBC 16,17 X


10 ul

1.1 ulasan kasus

Nama : By.Ny DA

No RM : 31 51 20

Ruang/kelas : flamboyant F8

Jenis kelamin : laki-laki

Umur : 8 bulan

Tgl MRS : 17 oktober 2019

Diagnosa : Diare akut,vomitus,Dehidrasi

Sosial ekonomi : cukup

Alamat : jalan galaxy 2

Suku : Banjar

Agama : Islam

(Sumber : Data Rekam Medik 2019 dan wawancara)

1. Anamnesa

9
keluhan utama : muntah-muntah

Penyakit dahulu :-

Penyakit sekarang : Hasil diagnosa yaitu Diare akut+vomitus+Dehidrasi

Riwayat Gizi :By.Ny.DA memiliki alergi pada ayam ras,telur ayam ras dan
ikan laut.

Kebiasaan makan sebelum masuk sakit : yaitu 3x/hari(pagi,siang dan sore) dan susu
formula >5kali/sehari.

Diet yang diberikan yaitu : BB Rendah sisa.

(Sumber : Data Rekam medic 2019 dan wawancara)

Hasil Recall asupan makan pasien sebelum masuk Rumah Sakit(17 oktober 2019)

Waktu makan Menu Bahan Berat Energy Protein Lemak KH Serat


makanan (kkal) (gram) (gram) (gram) (gram)
Sore 17.00 bubur Bubur nasi 50 36,4 0,6 0,1 8,0 0,1
16 0ktober 2019 nasi
wortel Wortel 25 6,5 0,2 0,1 1,2 0,9

Jam 13.00 Susu Susu bubuk 25 125,0 2,7 6,1 15,2 0

Jam 15.00 Susu Susuk 25 125,0 2,7 6,1 15,2 0


bubuk
Siang Susu Susu bubuk 25 125,0 2,7 6,1 15,2 0
Jam 11.00
Jam 10.00 Bubur Bubur nasi 50 36,4 0,6 0,1 8,0 0,1
nasi Wortel
wortel 25 6,5 0,2 0,1 1,2 0,9
Pagi Susu Susu Bubuk 25 125,0 2,7 6,1 15,2 0
09.00
Pagi Susu Susu Bubuk 25 125,0 2,7 6,1 15,2 0
07.00
Total 710,8 15,3 30,8 94,4 2,0

2. 1 Data Objektif

10
BBI

2.1 Antropometri

Rumus Nelson

(Usia +9)/2

=8+9

BBI =8,5 kg

PB = 73,5 Cm

2,2 status gizi

BB/PB

7,3 – 8,9 = -1.6 = -2 (Normal)

8,9 – 8,1 =0,8

BB/U

7,3 – 7.9 = - 0,6 = -0,6(Normal)

7.9 – 7.0 =0,9

PB/U

73,5 – 68.7 = 4,8 = 2 (Normal)

71.1 – 68.7 = 2.4

2.2 Data Fisik Klinis

Kesadaran :Composmentis/ sadar penuh

Keadaan umun : pasien tampak lemah

Data Klinis :

Waktu pemeriksaan Pemeriksaan Hasil Nilai normal


17 oktober 2019 Nadi 120x/menit 120x/menit
18 oktober 2019 100x/menit
19 0ktober 2019 101x/menit
20 oktober 2019 110x/menit
17 oktober 2019 Suhu °C 37,4 34,7-37,3
18 oktober 2019 (Ketiak) 36,1

11
19 oktober 2019 36,6
20 oktober 2019 36,8
17 oktober 2019 Respirasi 32x/menit 23x/menit
18 oktober 2019 24x/menit
19 oktober 2019 30x/menit
20 oktober 2019 28x/menit

(Sumber : Data Rekam Medik 2019)

(sumber : Data nilai pembanding outbook edisi ke 2 2019)

2.3 Data Biokimia

Sampel ID : CS 05

Jam : 15,00

Tgl : 17 oktober 2019

Hasil pemeriksaan Laboratorium

Tanggal Pemeriksaaan Hasil Nilai normal standar Rs


pemeriksaan
17 oktober 2019 Gula sewaktu 83 <200
17 oktober 2019 WBC 16,17 ul 4000-10.000/ul

2.4 obat yangdigunakan/ diberikan

 Cefrtiaxone
 Ondasentron
 Omeprazole
 Paracetamol
 Ciprofloxacin

B.TERAPI DIET DARI RUMAH SAKIT

Pasien di berikan terapi diet BB Rendah Sisa.

BAB III

12
Pelaksanaan Asuhan Gizi Rawat Inap

I. Perencanaan

A.Skiring Gizi

FORMULIR SKRINING GIZI-ANAK

( STRONG – KIDS)

Nama :By.Ny.DA Tanggal pemeriksaan : 18 oktober 2019


No.RM :31.51.20 Umur : 8 bulan
Ruang/kelas :R8 Berat badan : 7,3 kg
Jenis kelamin :Laki-laki PB : 73,5 Kg
Status gizi : Normal

No Parameter
1 Apakah pasien tampak kurus atau dalam
kondisi status gizi buruk berdasarkan 
pemeriksaan klinis secara subjektif. Tidak 0

1
Ya
2. Apakah terdapat penurunan BB atau 0
tidak adanya penambahan BB (bayi<1
thn )selama beberapa minggu /bulan Tidak
terakhir? Ya 1

3. Apakah terdapat salah satu dari kondisi Tidak 0
berikut :
Diare >5 kali/hari atau muntah
>3kali/hari dalam seminggu terakhir
Asupan makanan berkurang selama Ya 1 
beberapa hari terakhir
4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan
yang mengakibatkan pasien beresiko Tidak 0
malnutrisi?
5. *)penyakit yang beresiko terjadi
gangguan gizi diantarannya dirawat di
HCU/ICU,Diare kronik(lebih dari 2 Ya 2
minggu),PJB,HIV,Kanker,penyakit hati
kronik,penyakit ginjal kronik,TB
paru,luka bakar luas,kelainan anatomi
daerah mulut yang menyebabkan
kesulitan makan,trauma,kelainan
metabolic bawaan,retardasi
mental,keterlambatan
perkembangan,rencana bedah
mayor(laparatomi,torakotom),terpasang
stoma.

13
Total Skor 2
Skrining
Kesimpulan Risiko rendah
(Dicentang ) 
Risiko sedang

Risiko tinggi
Risiko sedang, perlu dilakukan assesment lanjut oleh ahli gizi dan kembali di assesment
setelah 2 hari.

B.Assesment Gizi Tanggal 18 oktober 2019

Assesment Gizi

Riwayat personal (CH)

CH 1.1 Riwayat Personal

Nama pasien : By.Ny.DA

CH.1.1.1 Umur : 8 bulan

CH.1.1.2 Jenis Kelamin : laki-laki

CH.1.1.3 Suku : Banjar

CH.1.1.7 Peran dalam keluarga : Anak Ketiga

CH 1.1.10 Mobilitas : Baik

CH 2.1 Riwayat medis/kesehatan terkait gizi dari pasien/klien/keluarga

CH 2.1.1 Keluhan pasien/klien terkait gizi : pasien muntah-muntah dan diare

CH.3.1 Riwayat sosial

CH 3.1.1 Faktor sosial ekonomi : pasien termasuk dalam keluarga dengan status
ekonomi cukup.

CH.3.1.7 Agama : Pasien beragama islam

Antropometri(AD)

AD.1.1 Komposisi/pertumbuhan tubuh/riwayat berat makan

AD.1.1.1 PB : 73,5 Cm

14
AD.1.1.2 BB : 7,3 Kg

status gizi

BB/PB

7,3 – 8,9 = -1.6 = -2 (Normal)

8,9 – 8,1 =0,8

BB/U

7,3 – 7.9 = - 0,6= -0,6(gizi baik)

7.9 – 7.0 =0,9

PB/U

73,5 – 68.7 = 4,8 = 2 (Normal)

71.1 – 68.7 = 2.4

Interpretasi : By.Ny.DA(L) Memiliki PB 73,5 cm dan BB 7,3 kg dan memiliki status gizi
baik.

Riwayt Gizi(FH)

FH 1.1 Asupan Energi

FH 1.1.1 Asupan energy total

Asupan energy total pasien saat dilakukan recall 1 yaitu 710,08 kkal (116%) dari kebutuhan
total energy 607,06 kkal.

Interpretasi : asupan energy pasien normal

FH.1.2.2 Asupan Makanan

FH.1.2.2.1 Jumlah makanan

Hasil recall 1,yaitu :

a. Makanan pokok :

bubur nasi : 100 gr

b. lauk hewani : -

c. sayuran

Wortel : 50 gr

15
d.minyak : -

e. susu : 150 gr

FH.1.2.2.2.2 Jenis Makanan

Bentuk makanan yang pasien konsumsi bentuk bubur

FH.1.2.2.2.3 Pola makan

Pola makan teratur 3x makan utama

FH.1.2.2.5 Variasi makanan

Bentuk makanan pasien konsumsi bervariasi

Interpretasi : pasien makan teratur sesuai dengan pola di RS dan pasien biasanya makan
dengan menu bervariasi.

FH.1.3.2 Parenteral

FH.1.3.2.2 Cairan Intravena (IV)

Pasien diberikan :

FH.1.5.1 Asupan zat gizi makro

FH.1.5.1.1 Lemak total

16
Asupan lemak total pasien saat dilakukan recall 30,08(148%) Dari kebutuhan lemak 20,23
gram

Interpretasi : asupan lemak pasien diatas kebutuhan.

FH.1.5.2 Asupan protein total

FH.1.5.2.1 Protein total

Asupan protein pasien recall I 15,3(67,22%) dari kebutuhan 22,76 gr

Interpretasi : asupan protein deficit berat

FH.1.5.3 Asupan karbohidrat

FH.1.5.3.1 Karbohidrat total

Asupan karbohidrat pasien recal 1 yaitu 94,9 (113%) dari kebutuhan 83,47gram

Interpretasi : asupan karbohidrat pasien termasuk kategori normal

FH.3.1.1 Supleman obat dan jamu

Pasien diberikan obat Ciprofolaxim,ondasentro,omeperazo,paracetamol

FH.4.1.1.1 Area dan tingkat pengetahuan

Orangutan pasien tidak mengetahui makanan yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi

Interpretasi : orangutan pasien belum mengetahui makanan yang boleh dikonsumsi.

Asupan Serat

Asupan serat setelah dilakukan recall 1 yaitu 2 gr(23,31%)dari kebutuhan total 8,58.

Interpretasi : asupan serat by.ny.DA Defisit berat.

Asupan Cairan

Asupan cairan : pada saat wawancara tanggal 18 oktober 2019 pasien hanya konsumsi air
putin 1 gelas (100 cc).

DATA BIOKIMIA (BD)

GLukosa sewaktu : 83 mg.dl

WBC 16,76 X 10 3/IU

Berikut table hasil laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Keterangan

17
Glukosa sewaktu 83 <200 mg/dl Normal
WBC 16,76 ul 4000-10.000 ul Tinggi

Data Fisik Klinis (Awal masuk Rs)

PD.1.1 Nutrition Focus pada fisik/klinis

PD.1.1.1 Penampilan keseluruhan

Kesadaran : compos mentis atau sadar penuh

PD.1.1.9 Tanda-tanda vital

Keadaan umun : pasien tampak lemah

Data Klinis :

Waktu pemeriksaan Pemeriksaan Hasil Nilai normsl Keterangan


18 oktober 2019 Nadi 100x/menit 120/menit
Rendah

18 oktober 2019 Suhu °C 36,1 34,7-37,3 Normal


(Ketiak)

18 oktober 2019 Respirasi 24x/menit 23x/menit Cepat

(Sumber : Data Rekam Medik 2019)

(sumber : Data nilai pembanding otbook edisi ke 2 2019)

C.DIAGNOSA GIZI

1).Domain Intake

Asupan protein tidak adekuat N1 5.7.1 (P) Berkaitan dengan penyakit utama pasien yaitu
diare akut+muntah-muntah+dehidrasi(E) Dibuktikan dengan hasil recall makanan di Rs pada
tanggal 18 oktober 2019 asupan protein %(deficit berat)(S/S)

Kelebihan asupan lemak NI.5.6.2 (P) berkaitan dengan pasien lebih mengkonsumsi susu
formula >5x/sehari (E)Dibuktikan dengan hasil recall di Rs pada tanggal 18 oktober 2019
asupan lemak %(diatas kebutuhan).(S/S)

2)Data Klinis (NC)

18
NC.8.2 (P) suhu meningkat berkaitan dengan pasien mengalami demam(E) dibuktikan
dengan hasil pemeriksaan klinis suhu 37.4°C (S/S)

NC 1.4 (P) Perubahan Gastrointestinal berkaitan dengan pemberian susu intorelan (E)
dibuktikan dengan pasien muntah-muntah 7x/hari,diare akut 10x/hari dan dehidrasi(S/S)

Domain Perilaku dan Lingkungan (NB)


NB.1.1.1 (P) Kurang pengetahuan orangtua terkait makanan dan zat gizi dan tidak pernah
pasien tidak pernah mendapatkan konseling gizi (E) dibuktikan dengan kebiasaan pasien
yang lebih banyak mengkonsumsi susu formula dibandingkan konsumsi sayuran.
Prioritas diagnose gizi

Domain intake

Saya memprioritaskan asupan protein tidak adekuat dan kelebihan asupan lemak agar menuju
angka normal.

D.INTERVENSI GIZI

1).Tujuan Diet

Jangka pendek :

 meningkatkan asupan By.Ny.DA sebesar 100% selama 2 hari


 memenuhi kebutuhan cairan agar terhindar dari dehidrasi
 mengurangi rasa mual
 mengurangi frekuensi diare
 Mempertahankan status gizi normal

Jangka panjang :

 memenuhi kebutuhan energy,protein,lemak dan zat gizi lainnya serta mencegah


kerusakan jaringan.

2). Jenis diet

Diet BB.Rendah sisa

3).Perhitungan zat gizi makro dan mikro

Perhitungan zat gizi makro dan cairan :

Diketahui :

19
BB : 7,3 Kg

PB : 73,5 Cm

BBI :

Rumus Nelson

(Usia +9)/2

=8+9

BBI =8,5 kg

PB = 73,5 Cm

2,2 status gizi

BB/PB

7,3 – 8,9 = -1.6 = -2 (Normal)

8,9 – 8,1 =0,8

BB/U

7,3 – 7.9 = - 0,6 = -0,6(Normal)

7.9 – 7.0 =0,9

PB/U

73,5 – 68.7 = 4,8 = 2 (Normal)

71.1 – 68.7 = 2.4

PERHITUNGAN ZAT GIZI MAKRO

Perhitungan infus

Ka en 3b

= 0,875 x 4 = 3,5 kal

10 tpm = 10 x 60 x 24 = 240 ml

60

Kalori infus = 240 ml = 54

20
500 ml

= 25,92

Kalori KH = 25,92 = 6,48 Kalori

Energi :

Rumus Nelson

Metabolisme basal : 50 x BBA(7,3) = 365

Kenaikan suhu : 10% x 3,65 = 36,5

= 401,5

Pertumbuhan : 12% x 401,5 = 48,18

= 449,68

Aktifitas Fisik : 25% x 449,68 = 112,42

=562,1

SDA : 8% x 562,1 = 44,968

=607,068

Feses : 10% x 607,068 = 60,7068

= 667,77 AKG = 725 Kkal

=667,77 – 6,48(infus)

= 661,29 kalori

` Range 5% = 628,23- 649,35 kalori

Protein

15 % x 661,29 = 24,79 gram

Range 5 % = 23,56– 26,02 gram

Lemak

30 % x 661,29 = 22,04 gram

21
9

Range 5% = 20,94-23,14 gram

Karbohidrat

55 % x 661,29 =90,92 gram

Range 5% = 86,38-95,46 gram

Kebutuhan Cairan

Kebutuhan zat gizi mikro

Vitamin A = 7,3 X 400 = 343 mcg

8,5

Vitamin C = 7,3 X 50 = 42 mg

8,5

Vitamin K = 7,3 X 10 = 8,5 mcg

8,5

Kalsium = 7,3 X 250 =214 mg

8,5

Fosfor = 7,3 X 250 = 214 mg

8,5

Zat besi = 7,3 X 8 = 6,87 mg

8,5

Serat = 7,3 X 10 = 8,58 gram

8,5

Natrium = 7,3 X 200 =12,41 mg

8,5

22
Kalium = 7,3 X 700 = 601 mg

8,5

 Prinsip Diet
 Energy cukup
 Protein cukup
 Lemak tinggi
 Karbohidrat tinggi
 Cairan cukup
 Serat rendah

 Syarat Diet
 Energy di berikan 661,29 kalori digunakan tubuh untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh,tumbuh kembang bergerak,mempertahankan suhu tubuh.
 Protein diberikan 24,79 gram digunakan untuk pembentukan sel-sel pada jaringan
tubuh,pembangun tubuh,pengganti sel-sel yang rusak.
 Lemak diberikan 22,04 gram sebagai sumber cadangan energy dan membantu
penyerapan vitamin A,D,E dan K.
 Karbohidrat dberikan 90,92 gram sebagai sumber kebutuhan energy utama
 Mudah dicerna,tidak meransang saluran pencernaan
 Porsi kecil tapi sering diberikan.
 Bentuk makanan disesuaikan dengan penyakit pasien dan kemampuan pasien yaitu
secara bertahap mulai dari bubur sampai tim.

 Bentuk makanan
o Bentuk Makanan Bubur dan biasa

 Frekuensi
o Frekuensi pemberian makan yaitu 3 kali(sore,pagi dan siang) 1 x selingan

 Rute : Makanan diberikan secara oral


 Edukasi awal pada tanggal 18 oktober 2019
o Sasaran : orangtua pasien yang menunggu
o Waktu : waktu diberikan 2-3 menit
o Tempat : ruang flamboyan F8
o Alat bantu :-

23
o Materi : edukasi yang diberikan berupa konesling dan memberikan informasi
tentang antropometri dan pemerian makan yang akan diberikan selama di Rs dan
memberikan motivasi kepada orangtua pasien.

Koordinasi Gizi :
1. Dokter
Berperan dalam memberikan diagnosis dan pengobatan.
2. Perawat
Berperan dalam memberikan asuhan keperawatan
3. Farmasi
Berperan dalam mengatur pemberian obat agar tidak terjadi interaksi obat dan
makanan yang tidak diinginkan.
4. Analis kesehatan
Berperan dalam pemeriksaan laboratorium

ASUPAN TANGGAL 18-19 OKTOBER 2019 SIKLUS KE VIII DAN IX PEMORSIAN


KEDUA

WAKTU MENU BAHAN PENIMBANGAN SISA ASUPAN


MAKANAN MAKANAN (gram) (gram)
Sore Bubur nasi Bubur nasi 150 116 34
18 oktober 2019 Patin saos Patin 164 130 34
16.00 wib kecap BDD(131,2)
Kecap 1 - 1
Minyak 2 5 1,5
Tumis tahu Tahu 56 39 17
Minyak 2 0,88 1,12
Asem Wortel 25 10 15
sayuran Mentimun 21 8 13
Tomat 5 - 5
Pagi Bubur nasi Bubur nasi 150 59 91
19 oktober 2019
06.00 wib Bistik ikan Ikan haruan 28 12 16
BDD(22,4)
Sambal Tempe 34 - 34
goreng
tempe
Minyak 2 0,92 1,08

Cah waortel Wortel 20 17 3


Kacang 25 11 14
panjang

24
Daun 2 - 2
bawang
Siang Bubur nasi Bubur nasi 150 51 99
19 oktober 2019
Ikan nila Ikan nila 44 33 11
11.00 wib
masak BDD(35,2)
kuning Minyak 2 1,12 0,70

Tahu Tahu 39 20 19
BB.serai
Minyak 3 0,83 1,17
Sayur asam Kacang 21 - 21
banjar tanpa panjang
kol Ketimun 16 - 16
Wortel 0 0 0
Pisang Pisang 61 16 (45)
Ambon BDD(45) (Kulit)

ANALISIS ASUPAN ZAT GIZI PERENCANAAN MENU TANGGAL 18-19


OKTOBER 2019SIKLUS KE VIII DAN IX

Sore tanggal 18 oktober 2019

Siklus ke VIII

Menu makanan Bahan Asupan Energy Protein Lemak KH Serat


makanan (gram) (kkal) (gram) (gram) (gram) (gram)

Bubur nasi Bubur nasi 34 24,8 0,4 0,0 5,4 0,1


Patin saos kecap Ikan patin 34 33,3 6,2 0,8 0 0
Minyak 1,5 12,9 0 1,5 0 0
Kecap 1 0,6 0,1 0 0,1 0,
Tahu 17 12,9 1,4 0,8 0,3 0,2
Tumis tahu Minyak 1,12 9,7 0 1,1 0 0

Asem sayuran Wortel 15 3,9 0,1 0,0 0,7 0,5


Mentimun 13 1,7 0,1 0,0 0,4 0,1
Tomat 5 1,1 0,0 0,0 0,2 0,1

Pagi tanggal 19 oktober 2019

Siklus ke IX

Bubur nasi Bubur nasi 91 66,3 1,2 0,1 14,6 0,2

25
Bistik ikan Ikan haruan 16 15,7 2,9 0,4 0,0 0
Sambal goreng Tempe 34 67,7 6,5 2,6 5,8 0,5
tempe
Minyak 1,08 9,3 0 1,1 0 0
Cah waortel Wortel 3 0,8 0,0 0,0 0,1 0,1
Kac.panjang 14 4,9 0,3 0,0 1,1 0,4
Daun bawang 2 0,4 0,0 0,0 0,1 0
Siang tanggal 19 oktober 2019

Siklus ke IX

Bubur nasi Bubur nasi 99 72,2 1,3 0,1 15,8 0,2


Ikan nila masak Ikan nila 11 10,8 2,0 0,3 0,0 0
kuning
Minyak 0,70 6,0 0 0,7 0 0
Tahu BB.Serai Tahu 19 14,4 1,5 0,9 0,4 0,2
Minyak 3 25,9 0,0 3,0 0,0 0
Sayur asam Kacang panjang 21 7,3 0,4 0,1 1,7 0,7
banjar tanpa kol Ketimun 16 2,1 0,1 0,0 0,4 0,1

Pisang ambon Pisang 45 41,4 0,4 0,2 10,5 0,1

Total asupan 446,0 25,0 13,9 57,7 4,6

Kebutuhan perencanaan 661,29 24,79 22,04 90,92 8,58

% Tingkat konsumsi 67,44 100 63,06 63,46 53,61

Inrerpretasi Defisit Normal Defisit Defisit Defisit


berat berat berat berat

26
E.MONITORING EVALUASI

Tgl 17 oktober 2019 Tanggal 18 oktober 2019 Monev


Assessment
A.Antropo BB : 7,3 Kg BBI: 7,3 kg Tidak Terjadi kenaikan BB
metri PB : 73,5 Cm
BBI : 8,5 kg

B. Biokimia Tidak ada data Tidak ada pemeriksaan


Glukosa 83mg/dl laboratorium lebih lanjut
sewaktu 16,76 x 10 3/IU (Tinggi)
WBC

C. Nadi 120x/menit Nadi 100x/menit Pada pemeriksaan akhir


Fisik/Klinis nadi melambat

Suhu 37,4 C Suhu normal


Suhu 36,1 C

Respirasi 32x/menit Respirasi cepat


Respirasi 24x/menit

D.Recall Recall I (awal masuk RS) RecalI (18-19 Oktober 2019) Asupan zat gizi pasien pada
Energy: recal termasuk deficit
ringan-Berat dan perlu
dimonitoring lebih lanjut.

27
II.IMPLEMENTASI

A.Assesment Hari ke II (19 Oktober 2019)

Riwayat personal (CH)

CH 1.1 Riwayat Personal

Nama pasien : By.Ny.DA

CH.1.1.1 Umur : 8 bulan

CH.1.1.2 Jenis Kelamin : laki-laki

CH.1.1.3 Suku : Banjar

CH.1.1.7 Peran dalam keluarga : Anak Ketiga

CH 1.1.10 Mobilitas : Baik

CH 2.1 Riwayat medis/kesehatan terkait gizi dari pasien/klien/keluarga

CH 2.1.1 Keluhan pasien/klien terkait gizi : muntah dan diare sudah mulai berukurang
1x/hari

CH.3.1 Riwayat sosial

28
CH 3.1.1 Faktor sosial ekonomi : pasien termasuk dalam keluarga dengan status
ekonomi cukup.

CH.3.1.7 Agama : Pasien beragama islam

Antropometri(AD)

AD.1.1 Komposisi/pertumbuhan tubuh/riwayat berat makan

AD.1.1.1 PB : 73,5 Cm

AD.1.1.2 BB : 7,3 Kg

status gizi

BB/PB

7,3 – 8,9 = -1.6 = -2 (Normal)

8,9 – 8,1 =0,8

BB/U

7,3 – 7.9 = - 0,6 = -0,6(Normal)

7.9 – 7.0 =0,9

PB/U

73,5 – 68.7 = 4,8 = 2 (Normal)

71.1 – 68.7 = 2.4

Interpretasi : By.Ny.DA (L) Memiliki PB 73,5 cm dan BB 7,3 kg dan memiliki

status gizi baik.

Riwayt Gizi(FH)

FH 1.1 Asupan Energi

FH 1.1.1 Asupan energy total

Asupan energy total pasien saat dilakukan recall 1 yaitu (%)dari kebutuhan 661,29 kkal

29
Interpretasi : asupan energy pasien

FH.1.2.2 Asupan Makanan

FH.1.2.2.1 Jumlah makanan

Hasil yaitu :

a. Makanan pokok :

Nasi : 450 gram

b. lauk hewani :236 gram

c.lauk nabati

Tahu : 95 gram

Tempe : 34 gram

d. sayuran

Wortel : 45 gram

Ketimun : 37 gram

Kacang panjang : 46 gram

d.minyak : 11 gram

e. buah

Pisang : 61 gram

FH.1.2.2.2.2 Jenis Makanan

Bentuk makanan yang pasien konsumsi bentuk bubur

FH.1.2.2.2.3 Pola makan

Pola makan teratur 3x makan utama,1x selingan.

FH.1.2.2.5 Variasi makanan

Bentuk makanan pasien konsumsi bervariasi

Interpretasi : pasien makan teratur sesuai dengan pola di RS dan pasien biasanya makan
dengan menu bervariasi.

FH.1.3.2 Parenteral

30
FH.1.3.2.2 Cairan Intravena (IV)

Pasien diberikan :

FH.1.5.1 Asupan zat gizi makro

FH.1.5.1.1 Lemak total

Asupan lemak total pasien saat dilakukan recall Dari kebutuhan lemak (%) dari kebutuhan
gram

Interpretasi : asupan lemak pasien

FH.1.5.2 Asupan protein total

FH.1.5.2.1 Protein total

Asupan protein pasien recall (% ) dari kebutuhan gram

Interpretasi : asupan protein normal

FH.1.5.3 Asupan karbohidrat

FH.1.5.3.1 Karbohidrat total

Asupan karbohidrat pasien recal yaitu dari kebutuhan 90,92 gram (%)

Interpretasi : asupan karbohidrat pasien termasuk kategori

31
FH.3.1.1 Supleman obat dan jamu

Pasien diberikan obat Ciprofolaxim,ondasentro,omeperazo,paracetamol

FH.4.1.1.1 Area dan tingkat pengetahuan

Oranguta pasien tidak mengetahui makanan yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi

Interpretasi : orangutan pasien belum mengetahui makanan yang boleh dikonsumsi.

DATA BIOKIMIA (BD)

tidak ada data biokimia .

Data Fisik Klinis

PD.1.1 Nutrition Focus pada fisik/klinis

PD.1.1.1 Penampilan keseluruhan

Kesadaran : composmentis atau sadar penuh

PD.1.1.9 Tanda-tanda vital

Keadaan umun : pasien tampak mulai membaik

Data Klinis :

Waktu pemeriksaan Pemeriksaan Hasil Nilai normsl Keterangan


19 0ktober 2019 Nadi 101x/menit 120/menit Rendah

19 oktober 2019 Suhu ®C 36,6 34,7-37,3 Normal


(Ketiak)

19 oktober 2019 Respirasi 30x/menit 23x/menit Cepat

(Sumber : Data Rekam Medik 2019)

(sumber : Data nilai pembanding otbook edisi ke 2 2019)

B.Diagnosa Gizi

NI.1.

(NB).Domain perilaku dan Lingkungan

32
NB.1.1.1 kurangnya pengetahuan orangtua terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan
orangtua pasien tidak pernah mendapatkan konseling gizi dibuktikan dengan pasien jarang
konsumsi buah dan sayur.

NC 1.4 (P) Perubahan Gastrointestinal berkaitan dengan pemberian Obat ondasentron dan
Asupan pasien (E) dibuktikan dengan berkurangnya frekuensi muntah- muntah dan diare
pada pasien 1x/hari dan pasien tampak mulai membaik (S/S)

Prioritas Diagnosa Gizi

C. INTERVENSI GIZI

1). Tujuan diet

 Memenuhi kebutuhan gizi tanpa memberatkan kerja saluran cerna dan mengurangi
resiko dehidrasi dan mencegah malnutrisi
 Mempertahankan status gizi normal
 Mengurangi muntah-muntah
 Mengurangi frekuensi diare

2).Jenis diet

Diet : BB.Rendah sisa

3).perhitungan zat gizi makro dan cairan

Diketahui :

BB : 7,3 Kg

PB : 73,5 Cm

BBI :

33
Rumus Nelson

(Usia +9)/2

=8+9

BBI =8,5 kg

PB = 73,5 Cm

2,2 status gizi

BB/PB

7,3 – 8,9 = -1.6 = -2 (Normal)

8,9 – 8,1 =0,8

BB/U

7,3 – 7.9 = - 0,6 = -0,6(Normal)

7.9 – 7.0 =0,9

PB/U

73,5 – 68.7 = 4,8 = 2 (Normal)

71.1 – 68.7 = 2.4

Perhitungan zat gizi makro :

Perhitungan infus :

Ka En 3B

= 0,875 x 4 = 3,5 kal

10 tpm = 10 x 60 x 24 = 240 ml

60

Kalori infus = 240 ml = 54

500 ml

= 25,92

34
Kalori KH = 25,92 = 6,48 Kalori

Rumus nelson

Metabolisme basal : 50 x BBA(7,3) = 365

Kenaikan suhu : 0% x 365 =0

=365

Pertumbuhan : 12% x 365 = 43,8

408,8

Aktifitas Fisik : 25% x 408,8 = 102.2

=511

SDA : 8% x 511 = 40,88

=551,88

Feses : 10% x 551,88 = 51,188

= 603,06 – 6,48 9(infus) = 596,58 kal

Range 5 % = 572,87- 633,21 kkal

Protein = 15% x 596,58 = 22,37gram

5%=21,26- 23,48 gram

Lemak = 30 % x 596,58 = 19,88 gram

5% = 18,89 – 20,87 gram

Karbohidrat = 55% x 596,58 = 82,02 gram

5%= 77,92 - – 86,12 gram

Kebutuhan zat gizi mikro

35
Kebutuhan Cairan

Rumus IWL( Insensible water loss)

Kebutuhan zat gizi mikro

Vitamin A = 7,3 X 400 = 343 mch

8,5

Vitamin C = 7,3 X 50 = 42 mg

8,5

Vitamin K = 7,3 X 10 = 8,5 mcg

8,5

Kalsium = 7,3 X 250=214 mg

8,5

Fosfor = 7,3 X 250 = 214 mg

8,5

Zat besi = 7,3 X 8 = 6,87 mg

8,5

36
Serat = 7,3 X 10 = 8,58 gram

8,5

Natrium = 7,3 X 200 =12,41 mg

8,5

Kalium = 7,3 X 700 = 601 mg

4. Prinsip diet

 Energy cukup
 Protein cukup
 Lemak tinggi
 KH cukup
 Serat rendah
 Cairan cukup

5. Syarat diet

 Energy cukup diberikan bertahap sebesar 596,58 gram untuk memenuhi kebutuhan
tubuh metabolism tubuh dan sumber energy
 Protein diberikan cukup sebesar 22,37 gram untuk pembentukan sel-sel pada jaringan
tubuh,pembangun tubuh.
 Lemak 19,88 gram diberikan cukup sebagai sumber cadangan energy dan membantu
penyerapan vitamin A,D,E dan K.
 Karbohidrat dberikan 82,02 gram sebagai sumber kebutuhan energy utama
 Mudah dicerna,tidak meransang saluran pencernaan
 Porsi kecil tapi sering diberikan.
 Bentuk makanan disesuaikan dengan penyakit pasien dan kemampuan pasien yaitu
secara bertahap mulai dari bubur sampai tim.

6. Bentuk makanan

Bentuk Makanan Bubur dan biasa

7. Frekuensi

37
Frekuensi pemberian makan yaitu 3 kali(sore,pagi dan siang)1x selingan

8. Rute

Makanan diberikan secara oral

9. Edukasi

Edukasi akhir pada tanggal 21 oktober 2019

 Sasaran : orangtua pasien


 Waktu : edukasi diberikan dalam waktu ±5 menit
 Tempat : rumah pasien
 Alat bantu : leaflet
 Materi : edukasi diberikan berupa penjelasan status gizi pasien ,
tentang pemberian diet Rendah  Sisa,tujuan pemberian dietrendah sisa,syarat
diet,bahan makanan yang dianjurkan dan  tidak dianjurkan pada diet rendah sisa dan
contoh menu sehari.

Perencanaan menu tanggal 19-20 oktober 2019 ,SIKLUS MENU ke IX dan X

Waktu Menu makanan Bahan makanan Penimbangan Sisa Asupan


(gram) (gram)
Sore Bubur nasi Bubur nasi 100 35 65
19 oktober
Pepes ikan haruan Ikan haruan 48 43 5
2019
Bacem tempe kukus Tempe 52 52 0

Kecap 2 - 2
Minyak 3 - 3

Bening kacang Kacang panjang 21 21 0


panjang
Pagi Bubur nasi Bubur nasi 100 45 55
20 oktober Ikan haruan asam Ikan haruan 32 15 17
2019 manis
Tomat - - -
Tahu goreng Tahu 46 - 46
BB.Kemangi Kemangi - - -

38
Minyak 2 - 2

Cah labu air Labu air 21 7 14


Wortel - - -
Siang Bubur nasi Bubur nasi 100 - 100
20 oktober Ikan teriyaki Ikan haruan 48 26 22
2019
Minyak 3 - 3

Tempe goring BB saos Tempe 43 28 15


Minyak 2 - 2

Sup sayuran Wortel 20 - 20


Daun bawang 5 - 5

Pisang mauli Pisang mauli 37 - 37

ANALISIS ASUPAN ZAT GIZI PADA PERENCANAAN MENU TANGGAL 19-20


OKTOBER 2019

Waktu Menu makanan Bahan makanan Asupan Energi Protein Lemak KH Serat
Kkal gram Gram Gram Gram
Sore Bubur nasi Bubur nasi 65 47,4 0,8 0,1 10,4
19 oktober
Pepes ikan Ikan haruan 5 4,9 0,9 0,1 0,0
2019
haruan
Bacem tempe Tempe 0 0 0 0 0
kukus
Kecap 2 1,2 0,2 0,0 0,1
Minyak 3 25,9 0,0 3,0 0,0

Bening kacang Kacang panjang 0 0 0 0 0


panjang
Pagi Bubur nasi Bubur nasi 55 40,1 0,7 0,1 8,8
20 oktober Ikan haruan Ikan haruan 17 16,7 3,1 0,4 0,0
2019 asam manis
Tomat - - - - -
Tahu goreng Tahu 46 35,0 3,7 2,2 0,9
BB.Kemangi Kemangi - - - -

39
Minyak 2 17,2 0,0 2,0 0,0

Cah labu air Labu air 14 2,8 0,1 0,0 0,6


Wortel - - - - -
Siang Bubur nasi Bubur nasi 100 72,9 1,3 0,1 16,0
20 oktober Ikan teriyaki Ikan haruan 22 21,6 4,0 0,5 0,0
2019
Minyak 3 25,9 0,0 3,0 0,0
Tempe goring Tempe 15 29,9 2,8 1,2 2,5
BB saos
Minyak 2 17,2 0,0 2,0 0,0

Sup sayuran Wortel 20 5,2 0,2 0,0 1,0


Daun bawang 5 1,1 0,1 0,0 0,3
Pisang mauli Pisang mauli 37 34,0 0,4 0,2 8,7

Total asupan 398,8 18,4 14,9 49,2

Kebutuhan perencanaan 512,44 19,21 14,23 57,42


% Tingkat konsumsi 77,82 95,78 104,70 85,68
Interpretasi Deficit Normal Norma Defici
sedang l t
ringa
n

C.MONITORING EVALUASI

Assesment Tanggal 17-10- 18-10-2019 19-10-2019 20-10-2019 Monev


2019
A.antropometri BB : 7,3 Kg Tidak ada data Tidak ada BB : 8 Kg Berat badan pasien
BB = 7,3 kg data setelah melakukan
PB = 73,5 cm recall awal dan akhir
Status gizi : naik menjadi 8 kg
Normal yang walnya 7,3 kg
dan penimbangan
akhir bertambah 0,7
kg
B.Biokimia Taka da data Tidak ada
Glukosa 83 mg/dl Tidak ada data Tidak ada pemeriksaan lebih
sewaktu 16,17 IU data lanjut
WBC

40
C.Fisik/Klinis Terjadi perubah TTV
Nadi x/menit 120x/ 100x/menit 101x/menit 110x/menit pada pasien.nadi
menit(Nnormal) (Rendah) (Rendah) (rendah ) pasien semakin
rendah,suhu normal
dan respirasi cepat
Suhu ®C 37,4 (Tinggi) 36,1 (normal) 36,6 36,8(normal)
(normal)
Respirasi 32x/menit 24x/menit 30x/menit 28x/menit
x/menit (Cepat) (Cepat) (cepat) (cepat)

D.recall II RecalI (18-19 Recallpemorsia Asupan zat gizi


Oktober 2019) n II(19-20 pasien pada
E=649,1(73,19%) Oktober 2019 pemorsian ke 2
=Defisit sedang E=512,44(77,82 Pada protein dan
P=24,34(103,94% ) lemak termasuk
=Normal =deficit sedang normal dan pada
L=18,08(85,73%) P=19,21(95,78) energy deficit sedang
=deficit ringan =Normal dan Kh deficit ringan.
KH=97,36(63,16) L=14,25(104,70
=Defisit berat %)
=Normal
KH=57,42(85,6
8)
=Defisit ringan

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

4.1 Diare

A. Pengertian diare

Diare adalah Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja , yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak
lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 1 hari).

Diare seringkali disertai kejang perut dan muntah-muntah, diare disebut juga muntahber
(muntah berak) ,muntah menceret atau muntah bocor. Diare menyebabkan cairan tubuh
terkuras keluar melalui tinja.Jika tinja atau kotoran tersebut mengandung lendir dan darah,
penderita telah mengalami fase yang disebut disentri. Diare dapat terjadi dalam kadar yang

41
ringan maupun berat. Biasanya terjadi secara mendadak, bersifat akut, dan berlangsung dalam
waktu lama.Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai hal dan kadang diperlukan
pengobatan khusus.Namun sebagian besar diare dapat diobati sendiri di rumah, meskipun kita
tidak yakin penyebab yang menimbulkannya. Diare tak pernah pandang bulu, ia dapat
menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita, baik orang tua maupun muda. Diare
seringkali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta
menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia
setiap tahun, sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu
penyebab kematian kedua terbesar pada balita.

B. Faktor pencetus diare

Tangan yang kotor

Makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan bakteri

Ditularkan oleh binatang peliharaan

Kontak langsung dengan feses atau material yang menyebabkan diare ( cara membersihkan
diri yang tidak benar setelah ke luar dari toilet)

C. Penyebab Diare

Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan.Faktor lingkungan
dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus penyebab diare.Makanan yang tidak
cocok atau belum dapat dicerna dan diterima dengan baik oleh anak dan keracunan makanan
juga dapat menyebabkan diare.

Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab diare.Diare dapat disebabkan oleh infeksi pada
perut atau usus. Peradangan atau infeksi  usus oleh agen penyebab :

1. Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa).

Virus (penyebab diare tersering – dan umumnya karena Rotavirus) gejala : Berak-berak air
(watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam.Virus penyebab diare Viral
gastroenteritis atau yang dikenal sebagai "stomach virus", virus perut.

Bakteri -  Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut. Memerlukan antibioka sebagai terapi


pengobatan.

Parasite(Giardiasis) - Berak darah+/- dan lendir, sakit perut. Perlu


antiparasite. Parasit cryptosporidium atau microsporidium menyebabkan diare yang terjadi
pada banyak Odha.Kejadian infeksi parasit ini sudah menurun di AS sejak terapi
antiretroviral (ART) dipakai.

Macam-macam bakteri dan parasit yang biasa menyerang perut :

o Coli bacteria
o Salmonella enteritidis bacteria

42
o Compylobacter bacteria
o Shigella bacteria
o Giardo parasite
o Cryptosporidium parasite

2. Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia.Contoh


Obat ARV

Obat ARV: Beberapa jenis obat yang dipakai oleh Odha dapat menyebabkan diare. Hal ini
sering berlaku dengan nelfinavir, ritonavir, Kaletra, ddI, foskarnet, tipranavir dan interferon
alfa.

Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka – Bila diare terjadi saat anak sedang
dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.

Terlalu banyak makan buah mentah atau makanan berlemak

3. kekurangan gizi misalnya : kelaparan, kekurangan zat putih telur

·         Gizi yang buruk. Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh penderita, sehingga
timbulnya diare akibat penyakit lain menjadi sering dan semakin parah

4. Tidak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya : Alergi terhadap susu , si anak tidak
tahan meminum susu yang mengandung lemak atau laktosa

Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut ,
biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.

Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat diterima oleh jaringan tubuh akan
menyebabkan penyakit sampingan berupa diare

5. Immuno defesiensi

6. Reaksi Obat Contoh antibiotik, obat-obat tekanan darah dan antasida yang mengandung
magnesium.

7. Penyakit Intestinal Penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominal. Gangguan fungsi
usus, seperti sindroma iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja secara normal

Gejala Penyakit Diare

Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam
sehari, yang kadang disertai :1.      Muntah2.      Badan lesu atau lemah3.      Panas4.      Tidak
nafsu makan.Darah dan lendir dalam kotoranRasa mual dan muntah-muntah dapat
mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus.Infeksi bisa secara tiba-tiba
menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.
Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti
43
flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan
parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi

D. Jenis- Jenis Diare

1.      Diare akut : merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotavirus yang
ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya
biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare rotavirus
ini merupakan virus usus patogen yang menduduki urutan pertama sebagai penyebab diare
akut pada anak

2.      Diare bermasalah: merupakan diare yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit,
intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal- oral, kontak dari orang ke
orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. diare ini umumnya diawali oleh diare cair
kemudian pada hari kedua atau ketiga bar muncul darah, dengan maupun tanpa lendir, sakit
perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai hilangnya nafsu makan dan badan
terasa lemah.

3.      Diare persisten: merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis
diare persisten adalah kerusakan mukosa usus. penyebab diare persisten sama dengan diare
akut.(Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare edisi ke 3 depkes RI Direktorat Jenderal
PPM& PL tahun 2007)

Masa Inkubasi

Masa dari masuknya kuman ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala atau yang disebut masa
inkubasi bervariasi tergantung pada jenis kuman penyebabnya. Shigella misalnya, memiliki
masa inkubasi 16 sampai 72 jam, sedangkan masa inkubasi virus berkisar antara 4 sampai 48
jam.Sedangakan parasit umumnya memiliki masa inkubasi yang lebih panjang, seperti
Giardia misalanya, memiliki masa inkubasi antara 1 sampai 3 minggu.

Lama Sakit

Lama sakit juga tergantung pada jenis kuman penyebabnya. Pada diare ringan akibat virus
umumnya berlangsung selama beberapa hari dimana anak hanya memerlukan perawatan
ringan seperti istirahat dan pemberian cairan yang adekuat.Tidak diperlukan obata-obat
seperti antibiotik untuk perawatan diare seperti ini. Sedangkan diare akibat bakteri atau
parasit lain umumnya selain pemberian cairan pada kasus-kasus tertentu seperti pada anak
kurang gizi diperlukan perawatan dengan antibiotika untuk mencegah penyebaran kuman ke
seluruh tubuh.

Penularan

Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :

Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga
atau kontaminasi oleh tangan yang kotor

44
Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan tangan/
mainan / apapun kedalam mulut.  Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai
beberapa hari. 

Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar

Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih

  Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja
anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.

Pengobatan Terhadap Penyakit Diare

Karena bahaya diare terletak pada dehidrasi maka penanggulangannya dengan cara mencegah
timbulnya dehidrasi dan rehidrasi intensif bila telah terjadi dehidrasi. Cairan rehidrasi oral
yang dipakai oleh masyarakat adalah air kelapa, air tajin, ASI, air teh encer, sup wortel, air
perasan buah, dan larutan gula garam    (LGG). pemakaian cairan ini lebih dititik beratkan
pada pencegahan timbulnya dehidrasi, sedangkan bila terjadi dehidrasi sedang atau berat
sebaiknya diberi minum oralit.Oralit merupakan salah satu cairan pilihan untuk mencegah
dan mengatasi dehidrasi. Oralit sudah dilengkapi dengan elektrolit, sehingga dapat
menggantikan elektrolityang ikut hilang bersama cairan

Perawatan

Anak yang mengalami diare berat dan lama yang disertai dengan demam, muntah, atau nyeri
perut atau yang kotorannya terdapat darah atau lendir harus segera dibawa ke dokter.

Walaupun anak tidak menunjukkan gejala-gejala di atas tetapi anak tampak mengalami
dehidrasi dengan tanda-tanda mulut dan lidah kering, kulit yang kering dan pucat, mata
cowong, penurunan aktivitas (tampak mengantuk atau lelah), dan menurunnya jumlah
kencing dari biasanya juga harus segera dibawa ke dokter.

Perawatan utama terhadap anak yang mengalami diare adalah pemberian cairan yang adekuat
dengan cairan yang sesuai.Cairan ini dapat diberikan baik melalui mulut ataupun melalui
infus bila anak mengalami dehidrasi sedang sampai berat.Bayi dan anak kecil sebaiknya tidak
diberi cairan berupa air saja karena air tidak mengandung garam dan mineral serta zat gizi
yang diperlukan.

Prinsip utama perawatan diare adalah penggantian cairan serta garam dan mineral yang
hilang melalui kotoran, muntah dan demamnya. Perkiraan jumlah cairan yang hilang dan
beratnya muntah serta diare akan menentukan jenis terapi yang akan diberikan oleh dokter.

4.2 vomitus

A. pengertian vomitus

Muntah adalah suatau refleks kompleks yang diperantarai oleh pusat muntah di medulla
oblongata otak.

45
Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara eksklusif melalui mulut dengan bantuan
kontraksi otot- otot perut.Perlu dibedakan antara regurgitasi, ruminasi, ataupun
refluesophagus.Regurgitasi adalah makanan yang dikeluarkan kembali kemulut akibat
gerakan peristaltic esophagus, ruminasi adalah pengeluaran makanan secra sadar untuk
dikunyah kemudian ditelan kembali. Sedangkan refluesophagus merupakan kembalinya isi
lambung kedalam esophagus dengan cara pasif yang dapat disebabkan oleh hipotoni spingter
eshopagus bagian bawah, posisi abnormal sambungan esophagus dengan kardial atau
pengosongan isi lambung yang lambat.

  B. Etiologi

Pembahasan etiologi muntah pada bayi dan anak berdasarkan usia adalah sebagai berikut

Usia 0 – 2 Bulan :

1.         Kolitis Alergika

Alergi terhadap susu sapi atau susu formula berbahan dasar kedelai. Biasanya diikuti dengan
diare, perdarahan rektum, dan rewel.

2.         Kelainan anatomis dari saluran gastrointestinal

Kelainan kongenital, termasuk stenosis atau atresia.Manifestasinya berupa intoleransi


terhadap makanan pada beberapa hari pertama kehidupan.

3.         Refluks Esofageal

Regurgitasi yang sering terjadi segera setelah pemberian susu. Sangat sering terjadi pada
neonatus; secara klinis penting bila keadaan ini menyebabkan gagal tumbuh kembang, apneu,
atau bronkospasme.

4.         Peningkatan tekanan intrakranial

Rewel atau letargi disertai dengan distensi abdomen, trauma lahir dan shaken baby syndrome.

5.         Malrotasi dengan volvulus

80% dari kasus ini ditemukan pada bulan pertama kehidupan, kebanyakan disertai emesis
biliaris.

6.         Ileus mekonium

Inspissated meconium pada kolon distal; dapat dipikirkan diagnosis cystic fibrosis.

7.         Necrotizing Enterocolitis

Sering terjadi khususnya pada bayi prematur terutama jika mengalami hipoksia saat
lahir.Dapat disertai dengan iritabilitas atau rewel, distensi abdomen dan hematokezia.

8.         Overfeeding

46
Regurgitasi dari susu yang tidak dapat dicerna, wet-burps sering pada bayi dengan kelebihan
berat badan yang diberi air susu secara berlebihan.

9.         Stenosis pylorus

Puncaknya pada usia 3-6 minggu kehidupan. Rasio laki-laki banding wanita adalah 5:1 dan
keadaan ini sering terjadi pada anak laki-laki pertama. Manifestasi klinisnya secara progresif
akan semakin memburuk, proyektil, dan emesis nonbiliaris.

Usia 2 bulan-5 tahun

1.         Tumor otak

Pikirkan terutama jika ditemukan sakit kepala yang progresif, muntah-muntah, ataksia, dan
tanpa nyeri perut.

2.      Ketoasidosis diabetikum

Dehidrasi sedang hingga berat, riwayat polidipsi, poliuri dan polifagi.

3.      Korpus alienum

Dihubungkan dengan kejadian tersedak berulang, batuk terjadi tiba-tiba atau air liur yang
menetes.

4.      Gastroenteritis

Sangat sering terjadi; sering adanya riwayat kontak dengan orang yang sakit, biasanya diikuti
oleh diare dan demam.

5.      Trauma kepala

Muntah sering atau progresif menandakan konkusi atau perdarahan intrakranial.

6.      Hernia inkarserasi

Onset dari menangis, anoreksia dan pembengkakan skrotum yang terjadi tiba-tiba.

7.      Intussusepsi

Puncaknya terjadi pada bulan ke 6-18 kehidupan; pasien jarang mengalami diare atau demam
dibandingkan dengan anak yang mengidap gastroenteritis.

8.      Posttusive

Seringkali, anak-anak akan muntah setelah batuk berulang atau batuk yang dipaksakan.

9.      Pielonefritis

Demam tinggi, tampak sakit, disuria atau polakisuria. Pasien mungkin mempunyai riwayat
infeksi traktus urinarius sebelumnya

47
Usia 6 tahun ke atas

1.      Adhesi

Terutama setelah operasi abdominal atau peritonitis.

2.      Appendisitis

Manifestasi klinis dan lokasi nyeri bervariasi.Gejala sering terjadi termasuk nyeri yang
semakin meningkat, menjalar ke kuadran kanan bawah, muntah didahului oleh nyeri,
anoreksia, demam subfebril, dan konstipasi.

3.. Kolesistitis

Lebih sering terjadi pada perempuan, terutama dengan penyakit hemolitik (contohnya,
anemia sel sabit).Ditandai dengan nyeri epigastrium atau kuadran kanan atas yang terjadi
secara tiba-tiba setelah makan.

4.      Hepatitis

Terutama disebabkan oleh infeksi virus atau akibat obat; pasien mungkin mempunyai riwayat
buang air besar berwarna seperti dempul atau urin berwarna seperti teh pekat.

5.      Inflammatory bowel disease

Berkaitan dengan diare, hematokezia, dan nyeri perut.Striktura bisa menyebabkan terjadinya
obstruksi.

6.      Intoksikasi

Lebih sering terjadi pada anak yang sedang belajar berjalan dan remaja.Dicurigai jika
mempunyai riwayat depresi.Bisa juga disertai oleh gangguan status mental.

7.      Migrain

Nyeri kepala yang berat; sering terdapatnya aura sebelum serangan seperti skotoma.Pasien
mungkin mempunyai riwayat nyeri kepala kronis atau riwayat keluarga dengan migrain.

8.      Pankreatitis

Faktor resiko termasuk trauma perut bagian atas, riwayat infeksi sebelumnya atau sedang
infeksi, penggunaan kortikosteroid, alkohol dan kolelitiasis.

9.      Ulkus peptikum

Pada remaja, ratio wanita:pria = 4:1. Nyeri epigastrium kronik atau berulang, sering
memburuk pada waktu malam.

C.     Patofisiologi

48
Kemampuan untuk memuntahkan merupakan suatu keuntungan karena memungkinkan
pengeluaran toksin dari lambung.Muntah terjadi bila terdapat rangsangan pada pusat muntah
yang berasal dari, gastrointestinal, vestibulo okular, aferen kortikal yang lebih tinggi, menuju
CVC kemudian dimulai nausea, retching, ekpulsi isi lambung.

Ada 2 regio anatomi di medulla yang mengontrol muntah, 1) chemoreceptor trigger


zone (CTZ) dan 2) central vomiting centre (CVC).CTZ terletak di area postrema pada dasar
ujung caudal ventrikel IV di luar blood brain barrier (sawar otak).Koordinasi pusat muntah
dapat dirangsang melalui berbagai jaras.Muntah dapat terjadi karena tekanan psikologis
melalui jaras yang kortek serebri dan sistem limbik menuju pusat muntah (CVC) dan jika
pusat muntah terangsang melalui vestibular atau sistim vestibuloserebelum dari labirin di
dalam telinga. Rangsangan bahan kimia melalui darah atau cairan otak (LCS ) akan terdeteksi
oleh CTZ. Mekanisme ini menjadi target dari banyak obat anti emetik.Nervus vagus dan
visera merupakan jaras keempat yang menstimulasi muntah melalui iritasi saluran cerna dan
pengosongan lambung yang lambat. Sekali pusat muntah terangsang maka cascade ini akan
berjalan dan akan menyebabkan timbulnya muntah. Pencegahan muntah mungkin dapat
melalui mekanisme ini :

Stimulasi terhadap pusat muntah :

1. Stimulasi pada reseptor suprameduler

-          Muntah psikogenik

-          Peningkatan tekanan intrakranial (efusi subdural atau hematoma, edema otak, atau
tumor, hidrosefalus, meningoensefalitis, sindroma Reye)

-          Valvulus (migrain, hipertensi)

-          Kejang

-          Penyakit vestibuler, ‘motion sickness’

2. Stimulasi pada ‘Chemoreceptor Trigger Zone’

-          Obat-obatan : opiat, ipecac, digoksin, antikonvulsan

-          Toksin

-          Produk metabolisme :

  Asidemia, ketonemia, (diabetik ketoasidosis, lactic asidosis, fenilketonuria, renal tubular


asidosis)

  Aminoasidemia (tirosinemia, hipervalinemia, lisinuria, ‘maple syrup urine’)

  Asidemia organis (asidemia metilmalonik, asidemia propionik, asidemia isovalerik)

  Hiperamonemia (sindroma Reye, defek siklus urea)

49
  Lain-lain (intoleransi fruktosa herediter, galaktosemia, kelainan oksidasi asam lemak,
diabetes insipidus, insufisiensi adrenal, hiperkalsemia, hipervitaminosis A)

3. Stimulasi pada reseptor perifer gastrointestinalis atau obstruksi traktus gastrointestinalis


atau keduanya

-          Faringeal : refleks menelan (sekret sinusitis, ‘self induced rumination’)

-          Esofageal

  Fungsional : refluks, akhalasia, lain-lain, dismotilitas esofageal

  Struktural : striktura, cincin, atresia dll.

-          Gastrik

  Ulkus peptikum, infeksi, dismotolitas/gastroparesis

  Obstruksi (benzoar, stenosis piloris, penyakit granulomatosus kronik)

Pada manusia muntah terdiri dari 3 aktivitas yang terkait, nausea (mual), retching dan
pengeluaran isi lambung.CTZ mengandung reseptor untuk bermacam-macam sinyal
neuroaktif yang menyebabkan muntah.Reseptor di CTZ diaktivasi oleh bahan-bahan
proemetik di dalam sirkulasi darah atau di cairan serebrospinal (CSF).Reseptor untuk
dopamin titik tangkap kerja dari apomorfin, asetilkolin, vasopresin, enkefalin, angiotensin,
insulin, endorfin, substansi P, dan mediator-mediator lain Stimulator oleh teofilin dapat
menghambat aktivitas proemetik dari bahan neuropeptik tersebut.

Eferen dari CTZ dikirim ke CVC, selanjutnya terjadi serangkaian kejadian yang dimulai
melalui spangnik vagus eferen.CVC terletak di traktus nukleus solitarius dan di sekitar
formasio retikularis medula tepat di bawah CTZ. Muntah sebagai respons terhadap iritasi
gastrointestinal,radiasi abdomen,dilatasi gastrointestinal adalah kerja dari signal aferen
nervus vagus ke pusat muntah yang dipicu oleh pelepasan lokal mediator inflamasi dari
mukosa yang rusak, dengan pelepasan sekunder neurotransmiter. Eksitasi paling penting
adalah serotonin dari sel enterokromafin mukosa. Pada motion sickness diketahui bahwa
gerakan perubahan arah tubuh yang cepat menyebabkan orang tertentu muntah, signal aferen
ke pusat muntah berasal dari reseptor di labirin dan impuls ditransmisikan terutama melalui
inti vestibular ke dalam serebelum, kemudian ke zona pencetus kemoreseptor, dan akhirnya
ke pusat muntah. Berbagai rangsangan psikis, termasuk gambaran yang memuakkan, dan
faktor psikologi lain dapat menyebabkan muntah melalui jaras kortek serebri dan sistem
limbik menuju pusat muntah. Selain itu, gejala gastrointestinal meliputi peristaltik, salivasi,
takipnea, takikardi.

Terdapat tiga fase muntah, yaitu fase prodromal (fase pre-ejeksi), fase ejeksi dengan retching
dan muntah dan fase post ejeksi.

1. Fase pre-ejeksi

50
Fase ini biasanya berlangsung sebentar, ditandai dengan mual dan dihubungkan dengan
peningkatan kadar vasopressin plasma (ADH), kadang-kadang kenaikan ini melebihi tingkat
vasopressin yang dibutuhkan dalam kerjanya sebagai antidiuretik dan mengganggu aktifitas
mioelektrisitas di antrum gaster sehingga terjadi takigastria. Awal dari retching menyebabkan
kontraksi retrograde yang kuat dimulai dari usus halus bagian bawah membawa isi dari usus
halus kembali ke lambung. Pada tahap awal dari iritasi gastrointestinal atau distensi yang
berlebihan, antiperistaltis mulai terjadi, sering beberapa menit sebelum muntah terjadi.
Antiperistaltis dapat dimulai sampai sejauh ileum di traktus intestinal, dan gelombang
antiperistaltik bergerak mundur, naik ke usus halus dengan kecepatan 2-3cm/detik; proses ini
dapat mendorong sebagian isi usus kembali ke duodenum, menjadi sangat meregang.
Peregangan ini menjadi faktor pencetus yang menimbulkan tindakan muntah yang
sebenarnya. Sistem saraf otonom teraktivasi sehingga terjadi takikardi, vasokonstriksi dan
berkeringat dingin. Sistem saraf vagus membuat traktus intestinal bagian atas menjadi
relaksasi dan memicu salivasi.

2. Fase ejeksi

Retching biasanya mendahului muntah.Fungsi dari retching masih belum diketahui.Muntah


merupakan gabungan dari kontraksi ritmik yang terkoordinasi dari diafragma, otot-otot
interkostalis eksterna dan otot abdomen memeras lambung dan mengeluarkan isi lambung.

Pada saat muntah, kontraksi intrinsik kuat terjadi baik pada duodenum maupun lambung,
bersama dengan relaksasi sebagian dari sfingter esophagus bagian bawah, sehingga membuat
muntahan mulai bergerak ke dalam esophagus.Setelah itu terjadi kerja muntah spesifik yang
melibatkan otot-otot abdomen mengambil alih dan mendorong muntahan ke luar.

Sekali pusat muntah telah cukup dirangsang dan timbul perilaku muntah, efek yang pertama
adalah (1) bernafas dalam, (2) naiknya tulang lidah dan faring untuk menarik sfingter
esofagus bagian atas supaya terbuka, (3) penutupan glotis, dan (4) pengangkatan palatum
mole untuk menutupi nares posterior. Kemudian datang kontraksi yang kuat ke bawah
diafragma bersama dengan rangsangan kontraksi semua otot dinding abdomen.Keadaan ini
memeras perut di antara diafragma dan otot-otot abdomen, membentuk suatu tekanan
intragastrik sampai ke batas yang tinggi.Akhirnya sfingter esophagus bagian bawah
berelaksasi secara lengkap, membuat pengeluaran isi lambung ke atas melalui esophagus.
Jadi kerja muntah berasal dari suatu kerja memeras otot-otot abdomen bersama dengan
pembukaan sfingter esophagus secara tiba-tiba sehingga isi lambung dapat dikeluarkan

3. Fase Post-ejeksi

Fase post ejeksi belum seluruhnya dimengerti, bagaimana fungsi normal tubuh kembali lagi
sepenuhnya setelah mengalami muntah dan kapan muntah pertama akan diikuti muntah
lainnya lagi.

Evaluasi Klinis

51
Evaluasi klinis muntah pada neonatus

a. Muntah bilier

Dapat terjadi pada semua umur, menandakan obstruksi intestinal atau infeksi sistemik.
Abnormalitas dari anatomi traktus gastrointestinal yang tampak pada minggu pertama
kehidupan dengan muntah bilier dan distensi abdomen termasuk di dalamnya malrotasi,
volvulus, atresia usus, sumbatan mekonium, hernia inkarserata dan agangliogenesis (Penyakit
Hirscprung)

b. Necrotizing Enterocolitis (NEC)

Necrotizing Enterocolitis merupakan kejadian inflamasi traktus intestinal paling sering pada
neonatus.Gejala dari NEC adalah distensi abdomen, muntah bilier dan adanya darah pada
tinja.Bayi  baru lahir dengan NEC dapat juga menunjukan gejala infeksi sistemik nonspesifik,
seperti letargi, apneu, suhu tidak stabil dan syok. Necrotizing Enterocolitis terutama ditemui
pada bayi preterm dan NEC juga mempengaruhi 10% bayi yang lahir aterm.

c. Kelainan Metabolik

Inborn Errors of Metabolism harus diwaspadai akan adanya penyakit neonatus akut.
Beberapa faktor yang menyebabkan cenderung terjadinya NEC.Keadaan terkait lainnya,
termasuk letargi, hipotonia dan kejang.

d. Kelainan Neurologis

Abnormalitas susunan saraf pusat, seperti perdarahan intrakranial, hidrosefalus dan edem
serebri, harus dicurigai pada neonatus dengan defisit neurologis, peningkatan lingkar kepala
yang cepat dan penurunan hematokrit yang tidak dapat dijelaskan.

Evaluasi klinis muntah pada bayi

a. Stenosis pilorus

Stenosis pilorus merupakan pertimbangan utama etiologi muntah pada bayi.Hipertrofi pilorus
menyebabkan obstruksi pengeluaran cairan gaster di kanal pilorus.Lima persen bayi dengan
orangtua yang mengalami stenosis pilorus, mengalami kelainan ini.Laki-laki lebih
dipengaruhi dibanding wanita. Gejala stenosis pylorus dimulai pada umur dua hingga tiga
minggu, namun dapat terjadi pada rentang waktu sejak lahir hingga usia lima bulan. Massa
berukuran zaitun, dapat teraba di kuadran kanan atas.

b. Refluks gastroesofageal (GER)

GER merupakan kelainan gastroesofageal yang paling sering terjadi di masa bayi.Kelainan
ini disebabkan oleh fungsi sfingter esofageal bagian bawah (Lower Esophageal Sfingter atau
LES) yang belum matur pada bayi. Pada GER ditemui relaksasi sementara dari sfingter

52
esofagus bagian bawah yang terjadi secara tiba-tiba, berlangsung singkat, dimana terjadi
pergerakan retrograde isi lambung ke dalam esofagus. GER mewakili fenomena fisiologis
yang sering dijumpai pada tahun pertama kehidupan. Sebanyak 60-70% bayi mengalami
muntah setelah 24 jam menyusu, hal ini berlangsung hingga usia 3-4 bulan.

Refluks gastroesofageal dapat menjadi patologis jika gejala menetap lebih dari 18-24 bulan
dan atau ditemukannya komplikasi yang signifikan seperti gangguan tumbuh kembang,
episode rekuren dari bronkospasme dan pneumonia, apneu atau refluks esofagitis.

Selama beberapa tahun, GER pada bayi dan anak diduga timbul akibat tidak adanya tonus
pada LES (Lower Esophageal Sfingter), namun banyak penelitian terkini menunjukkan
bahwa tekanan pada LES pada kebanyakan pasien anak adalah normal, bahkan pada bayi
preterm.

Mekanisme mayor yang terjadi pada bayi dan anak kini telah dibuktikan akibat adanya
transien LES relazation.Beberapa faktor yang memicu terjadinya GER adalah peningkatan
volume cairan intragastrik dan posisi telentang.GER dapat juga dipicu oleh penurunan
viskositas cairan diet pada bayi dibandingkan dengan makanan dewasa yang lebih padat.

Dibandingkan dengan dewasa, bayi lebih mudah terkena GER karena perbedaan daya
kembang lambung dan waktu pengosongan lambung yang lebih lambat.

c. Alergi pada gastrointestinal

Alergi susu sapi sangat jarang ditemui pada bayi dan masa awal kanak-kanak. Umumnya
terjadi pada umur 2-3 tahun. Pada alergi ini dapat terjadi muntah, diare, kolik dan kehilangan
darah.

Evaluasi klinis dari muntah pada anak-anak

a. Ulkus peptikum pada anak lebih muda sering dikaitkan dengan muntah. Ulkus peptikum
harus dicurigai jika terdapat riwayat ulkus pada keluarga atau jika terdapat hematemesis atau
anemia defisiensi besi yang tidak dapat dijelaskan atau nyeri yang sering membangunkan
pasien dari tidurnya.

b. Pankreatitisn

    i. Pankreatitis relatif jarang menyebabkan muntah, namun seharusnya dipertimbangkan


pada pasien yang pernah mengalami trauma abdomen. Pasien biasanya mengeluhkan nyeri
epigastrium yang dapat menjalar ke punggung bagian tengah.

    ii. Faktor predisposisi lainnya termasuk penyakit virus (gondongan), obat (steroid,
azatioprin), anomali kongenital traktus bilier atau traktus pankreatikus, kolelitiasis,

53
hipertrigliseridemia dan riwayat pankreatitis pada keluarga

c. Gangguan sistem saraf pusat

Muntah persisten tanpa adanya keluhan sistemik atau keluhan gastrointestinal lainnya
menandakan adanya tumor intrakranial atau peningkatan tekanan intrakranial.Penemuan
gejala neurologis yang kurang jelas seperti ataksia, harus ditatalaksana dan dilakukan
pemeriksaan neurologis dengan cermat.

D. Diagnosis

a. Anamnesis

Sifat dan ciri muntah akan membantu mengetahui penyebab muntah. Muntah proyektil dapat
dikaitkan dengan adanya obstruksi gastrointestinal atau tekanan intrakranial yang
meningkat.Muntah persisten pada neonatus dapat dicurigai ke arah kelainan metabolik
bawaan ditambah dengan adanya riwayat kematian yang tidak jelas pada saudaranya dan
multipel abortus spontan pada ibunya.

Bahan muntahan dalam bentuk apa yang dimakan menunjukkan bahwa makanan belum
sampai di lambung dan belum dicerna oleh asam lambung berarti penyebab muntahnya di
esofagus. Muntah yang mengandung gumpalan susu yang tidak berwarna coklat atau
kehijauan mencerminkan bahwa bahan muntahan berasal dari lambung. Muntah yang
berwarna kehijauan menunjukkan bahan muntahan berasal dari duodenum di mana terjadi
obstruksi di bawah ampula vateri.Bahan muntahan berwarna merah atau kehitaman (coffee
ground vomiting) menunjukkan adanya lesi di mukosa lambung.Muntah yang terlalu
berlebihan dapat menyebabkan robekan pada mukosa daerah sfingter bagian bawah esofagus
yang menyebabkan muntah berwarna merah kehitaman (Mallory Weiss syndrome).Adanya
erosi atau ulkus pada lambung menyebabkan muntah berwarna hitam, kecoklatan, atau
bahkan merah karena darah belum tercerna sempurna. Pada periode neonatal darah ibu yang
tertelan oleh bayi pada waktu persalinan atau puting susu ibu yang luka akibat sedotan mulut
bayi, warna muntah juga berwarna kecoklatan, dapat dibedakan antara darah ibu dan bayi
dengan Apt test (alkali denaturation test). Muntah fekal menunjukan adanya peritonitis atau
obstruksi intestinal.

Jenis dan jumlah makanan atau minuman sebelum muntah (ASI atau susu formula, makanan
atau minuman lainnya), kehilangan berat badan, miksi terakhir dan perubahan perilaku harus
dicermati. Poin penting lainnya adalah apakah ada riwayat alergi atau intoleran makanan dan
pengobatan sebelumnya, apakah anak mengalami gejala lain seperti nyeri kepala, diare atau
letargi. Perlu juga ditanyakan kondisi medis anak sebelumnya, riwayat pembedahan, riwayat
bepergian ke negara berkembang dan sumber air minum dan apakah anak sebelumnya
mengkonsumsi makanan yang mungkin telah tercemar.

Kelainan anatomik kongenital, genetik, dan penyakit metabolik lebih sering terlihat pada
periode neonatal, sedangkan peptik, infeksi, dan psikogenik sebagai penyebab muntah lebih
sering terjadi dengan meningkatnya umur.Intoleransi makanan, perilaku menolak makanan

54
dengan atau tanpa muntah sering merupakan gejala dari penyakit jantung, ginjal, paru,
metabolik, genetik, atau kelainan neuromotorik.

b.Pemeriksaan fisik

•         Tanda-tanda dehidrasi yaitu ubun-ubun yang cekung, turgor kulit kembali


lambat/sangat lambat, mulut kering, air mata yang kering,berkurangnya frekuensi miksi
(kurang dari satu popok basah dalam enam jam pada bayi) atau anak dengan denyut jantung
cepat (bervariasi, tergantung umur anak) sehingga dapat dinilai derajat dehidrasi untuk
penatalaksanaan selanjutnya.

•         Iritasi peritonium dicurigai pada anak yang menahan sakit dengan posisi memeluk
lutut, perlu diperiksa adanya distensi, darm countour dan darm steifung, peningkatan serta
bising usus.

•         Teraba massa, organomegali, perut yang lunak atau tegang harus diperhatikan dan
diperiksa dengan seksama. Pada pilorus hipertrofi akan teraba massa pada kuadran kanan atas
perut.

•         Intususepsi biasanya ditandai dengan perut yang lunak, masa berbentuk sosis pada
kuadran kanan atas dan ada bahagian yang kosong pada kuadran kanan bawah (Dance sign)

•         Rectal toucher, penurunan tonus sfingter ani, dan feses yang keras dengan jumlah yang
banyak pada ampula menandakan adanya impaksi fekal. Konstipasi akan meningkatkan tonus
sfingter ani, dan ampula yang kosong menandakan Hirschsprung disease.

c.Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

•         Darah lengkap

•         Elektrolit serum pada bayi dan anak yang dicurigai mengalami dehidrasi.

•         Urinalisis, kultur urin, ureum dan kreatinin untuk mendeteksi adanya infeksi atau
kelainan  saluran kemih atau adanya kelainan metabolik.

•         Asam amino plasma dan asam organik urin perlu diperiksa bila dicurigai adanya
penyakit metabolik yang ditandai dengan asidosis metabolik berulang yang tidak jelas
penyebabnya.

•         Amonia serum perlu diperiksa pada muntah siklik untuk menyingkirkan kemungkinan
defek pada siklus urea.

•         Faal hepar, amonia serum, dan kadar glukosa darah perlu diperiksa bila dicurigai ke
arah penyakit hati.

55
•         Amilase serum biasanya akan meningkat pada pasien pankreatitis akut. Kadar lipase
serum lebih bermanfaat karena kadarnya tetap meninggi selama beberapa hari setelah
serangan akut.

•         Feses lengkap, darah samar dan parasit pada pasien yang dicurigai gastroenteritis atau
infeksi parasit.

d. Ultrasonografi

Dilakukan pada pasien dengan kecurigaan stenosis pilorik, akan tetapi dua pertiga bayi akan
memiliki hasil yang negatif sehingga menbutuhkan pemeriksaan barium meal.

E. Diagnosis Banding

Diagnosis banding muntah berdasarkan gejala yang hampir sama adalah sebagai berikut:

1. Posseting

Pengeluaran sedikit isi lambung sehabis makan, biasanya meleleh keluar dari mulut. Sering
didahului oleh bersendawa, tidak berbahaya dan akan menghilang dengan sendirinya.

2. Ruminasi (Rumination, merycism)

Merupakan suatu kebiasaan abnormal, mengeluarkan isi lambung, mengunyahnya dan


kemudian menelannya kembali.Kadang-kadang dirangsang secara sadar dengan mengorek
faring dengan jari, tidak berbahaya.Kebiasaan ini sulit dihilangkan, memerlukan bimbingan
psikologik/psikoterapi yang intensif.

3. Regurgitasi

Disebabkan oleh inkompetens sfingter kardioesofageal dan/atau memanjangnya waktu


pengosongan isi lambung.Dapat mengganggu pertumbuhan dan menimbulkan infeksi traktus
respiratorius berulang akibat aspirasi.Bisa juga sebagai salah satu penyebab sudden infant
death syndrome. Sebagian besar akan menghilang sendiri dengan bertambahnya umur bayi.

4. Refluks gastroesofageal (RGE)

RGE adalah keluarnya isi lambung ke dalam esophagus.Keadaan ini mungkin normal atau
dapat pula abnormal.Setaip refluks tidak selalu disertai regurgitasi atau muntah, tetapi setiap
regurgitasi pasti disertai refluks.

F. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan awal pada pasien dengan keluhan muntah adalah mengkoreksi keadaan
hipovolemi dan gangguan elektrolit.Pada penyakit gastroenteritis akut dengan muntah, obat
rehidrasi oral biasanya sudah cukup untuk mengatasi dehidrasi.

Pada muntah bilier atau suspek obstuksi intestinal penatalaksanaan awalnya adalah dengan
tidak memberikan makanan secara peroral serta memasang nasogastic tube yang

56
dihubungkan dengan intermittent suction.Pada keadaan ini memerlukan konsultasi dengan
bagian bedah untuk penatalaksanaan lebih lanjut.

Pengobatan muntah ditujukan pada penyebab spesifik muntah yang dapat


diidentifikasi.Penggunaan antiemetik pada bayi dan anak tanpa mengetahui penyebab yang
jelas tidak dianjurkan.Bahkan kontraindikasi pada bayi dan anak dengan gastroenteritis
sekunder atau kelainan anatomis saluran gastrointestinal yang merupakan kasus bedah
misalnya, hiperthrophic pyoric stenosis (HPS), apendisitis, batu ginjal, obstruksi usus, dan
peningkatan tekanan intrakranial. Hanya pada keadaan tertentu antiemetik dapat digunakan
dan mungkin efektif, misalnya pada mabuk perjalanan (motion sickness), mual dan muntah
pasca operasi, kemoterapi kanker, muntah siklik, gastroparesis, dan gangguan motilitas
saluran gastrointestinal.

G. Gagal Tumbuh Kembang

Muntah berulang dan cukup hebat menyebabkan gangguan gizi karena intake menjadi sangat
berkurang dan bila hal ini terjadi cukup lama, maka akan terjadi kegagalan tumbuh kembang.

4.3 Dehidrasi

A.Pengertian Dehidrasi

Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak
dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama
(dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium lebih banyak daripada air (dehidrasi hipotonik).
Dehidrasi hipotonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mEq/L)
dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter). Dehidrasi isotonik
ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135 – 145 mEq/L) dan osmolalitas efektif
serum (270 – 285 mosmol/liter). Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar

57
natrium serum (kurang dari 135 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270
mosmol/liter).

B. Etiologi

1.      Rasa haus untuk meningkatkan pemasukan cairan

2.      Penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal mungkin cairan yang keluar.

3.      Air seni akan tampak lebih pekat dan berwarna gelap.

C.Klasifikasi

Berdasarkan  klasifikasi dehidrasi  WHO, maka dehidrasi dibagi tiga menjadi dehidrasi


ringan, sedang dan berat :

1.      Dehidrasi Ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan)Gejala :

-          Muka memerah

-          Rasa sangat haus

-          Kulit kering dan pecah-pecah

-          Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya

-          Pusing dan lemah

-          Kram otot terutama pada kaki dan tangan

-          Kelenjar air mata berkurang kelembabannya

-          Sering mengantuk 

-          Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang.

2.      Dehidrasi Sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat
badan)Gejala:

-          Gelisah, cengeng

-          Kehausan

-          Mata cekung

-          Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali
keposisi semula.

-          Tekanan darah menurun

-          Pingsan

-          Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung


58
-          Kejang

-          Perut kembung

-          Gagal jantung

-          Ubun-ubun cekung

-          Denyut nadi cepat dan lemah

D.   Fisiologi

Komponen tunggal terbesar dlam tubuh adalah air.Air adalah pelarut bagi semua zat terlarut
dalm tubuh baik dalm suspensi maupun larutan.Air tubuh total (total water body/TBW) (yaitu
persentase dari berat tubuh total yang tersusun atas air) jumlahnya bervariasi sesuai dengan
jenis kelamin,umur,dan kandungan lemak dalam tubuh.Air membentuk sekitar 60% berat
badan seorang pria dan sekitar 50% berat badan wanita.Pada orang tua TBW menyusun
sekitar 45% sampai 50% berat badan (Narins,1994).Lemak pada dasranya bebas air,sehingga
lemak yang makin sedikit akan mengakibatkan tingginya persentase air dari berat badan
orang itu.Sebaliknya jaringan otot memiliki kandungan air yang tinggi.Oleh karena itu
dibandingkan dengan orang kurus,orang gemuk mempunyai TBW yang relatif lebih kecil
dibandingkan dengan berat badannya.Wanita umumnya secara proporsional mempunyai lebih
banyak lemak dan lebih sedikit otot jika dibandingkan dengan pria,sehingga jumlah TBW
juga lebih sedikit dibandingkan dengan berat badannya.

Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi dari satu bagian dengan bagian
lainnya,dan dalma keadaan sehat mereka harus berada pada bagian yang tepat dan dalam
jumlah yang tepat.Kation utama pada cairan ekstraseluler dalah Na+ ,dan anion utamanya
adalah Cl- dan HCO3-

E.   Komplikasi

            Dehidrasi adalah umum diantara pasien-pasien dewasa dengan diare akut yang
mempunyai jumlah-jumlah feces yang besar, terutama ketika pemasukan dari cairan dibatasi
oleh kelesuan atau dihubungkan dengan mual dan muntah.Adalah juga umum pada bayi-bayi
dan anak-anak muda yang mengembangkan viral gastroenteritis atau infeksi bakteri.

            Meskipun jarang terjadi, komplikasi dehidrasi dapat terjadi disebabkan oleh infeksi
rotavirus.Dehidrasi yang tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan bagi
anak.Rotavirus adalah virus yang sering menyebabkan gastroenteritis akut (infeksi saluran
pencernaan) pada anak, yang ditandai dengan muntah, diare, demam, dan nyeri perut.

            Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan


penurunan volume darah (hipovolemia) sampai kematian bila tidak ditangani dengan tepat.

            Dehidrasi sedang jarang menimbulkan komplikasi selama cairan yang hilang cepat
digantikan.Kasus lainnya dapat mengancam jiwa, terutama pada individu yang masih sangat

59
muda atau sudah tua.Pada keadaan yang gawat, cairan atau elektrolit dapat diberikan secara
intravena.

Pasien-pasien dengan dehidrasi yang ringan mungkin megalami hanya dahaga atau mulut
yang kering.Dehidrasi yang sedang sampai parah mungkin menyebabkan orthostatic
hypotension dengan syncope (pingsan waktu berdiri yang disebabkan volume darah yang
berkurang, yang menyebabkan kejatuhan dari tekanan darah waktu berdiri), hasil urin yang
berkurang, kelemahan yang parah, shock, gagal ginjal, kebingungan, acidosis (terlalu banyak
asam dalam darah), dan koma.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil dan pembahasan

Pemorsian dilakukan sebanyak 6 kali dalam waktu 2 hari,pemorsian pertama pada tanggal 18
oktober 2019 pada jumat sore,pemorsian kedua tanggal 19 oktober 2019 pada sabtu
pagi,pemorsian ketiga siang hari,pemorsian keempat pada sore hari,pemorsian kelima tanggal

60
20 oktober 2019 minggu pagi,pemorsian keenam pada siang hari. Pemorsian pagi pukul
06.30 wib,siang pukul 10.30 wib dan sore pukul 15.30 wib.

Perbandingan total asupan dengan kebutuhan pasien (tanggal 18 oktober 2019 )

Zat gizi Asupan Kebutuhan Tingkat konsumsi(%) Interpretasi


Energy 475,1 649,1 73,19 Defisit Sedang
Protein 25,3 24,34 103,94 Nnormal
Lemak 15,5 18,08 85,73 Defisit Ringan
Karbohidrat 61,5 97,36 85,73 Defisit Berat

Perbandingan total asupan dengan kebutuhan pasien (tanggal 19 oktober 2019 )

Zat gizi Asupan Kebutuhan Tingkat konsumsi(%) Interpretasi


Energy 398,8 512,44 77,82 Deficit sedang
Protein 18,4 19,21 95,78 Normal
Lemak 14,9 14,23 104,70 Normal
Karbohidrat 49,2 57,42 85,68 Deficit ringan

B.Pembahasan

Pada saat praktek pengambilan kasus di RSUD dr.Doris sylvanus palangka raya saya
mendapatkan kasus di ruang flamboyant dengan diagnosaBy.Ny.DA mengalami diare
akut,vomitus,dehidrasi,pasien masuk rumah sakit tanggal 17 oktober 2019 pada hari
kamis.saya melakulan skiring gizi pada jumat pagi untuk mengetahui riwayat gizi dan tingkat
keparahan penyakit pasien yang diderita pasien dan selanjutnya saya melakukan
penimbangan berat badan yang didapatkan hasilnya 7,3 kg dan panjang badan 73,5 cm dan
status gizi normal.

Diagnosa diare akut,vomitus,dehidrasi

Diare merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia.Karenanya tidak mengherankan
jika bahan-bahan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit tersebut menempati tempat
yang khusus dalam sejarah kedokteran.Dokter Sumeria pada tahun 3000 SM telah
menggunakan sediaan antidiare dari opium.Penyakit diare atau juga disebut gastroenteritis
masih merupakan salah satu masalah utama negara perkembang termasuk Indonesia
(Goodman dan Gilman, 2003).

Dua penyakit yang menonjol sebagai penyebab utama kematian pada anak kelompok
umur 1 sampai 4 tahun adalah diare dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu
campak, batuk rejan dan tetanus (Anggarini, 2004).

61
Gastroenteritis atau diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan tau tanpa
darah pada tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi mendadak pada orang yang sebelunya
sehat dan berlangsung kurang dari 2 minggu (Noerasid dkk., 1988) Angka kesakitan penyakit
diare adalah sekitar 200 – 400 kejadian di antara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan
demikian di Indonesia dapat ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap
tahunnya, dengan sebagian besar (70% - 80%) penderita ini adalah anak dibawah umur lima
tahun, yang disebabkan karena dehidrasi. Hal inilah yang menyebabkan sejumlah 350.000 -
500.000 anak di bawah umur 5 tahun meninggal setiap tahunnya (Noerasid dkk., 1988) Diare
sebenarnya bukan merupakan hal asing bagi masyarakat, karena sebagian besar dari anggota
masyarakat pernah menderita penyakit ini. Namun, angka kematian yang tinggi akibat diare
terutama pada bayi dan anak-anak yaitu sebesar 23,2% di wilayah Surabaya (Zeinb , 2004).

Vomitus atau Muntah  pada anak merupakan keadaan yang cukup merisaukan orang tua dan
mendorong mereka sesegera mungkin mencari pertolongan untuk mengatasinya. Secara
medis muntah dapat merupakan manifestasi berbagai penyakit yang berbahaya, baik
gastrointestinal maupun di luar gastrointestinal, juga dapat menimbulkan berbagai akibat
yang serius seperti perdarahan lambung, dehidrasi, gangguan ingesti makanan, gangguan
keseimbangan elektrolit seperti hipokalemia, hiponatremia, alkalosis dan hipokloremia, gagal
tumbuh kembang dan bila muntah terus berulang dapat menimbulkan komplikasi Mallory-
Weiss tear of the gastro-esophageal epithelial junction dan robekan esophagus (sindroma
Boerhave).

Muntah  harus dibedakan dari posseting, ruminasi, regurgitasi dan refluks


gastroesofageal. Muntah berulang atau muntah siklik juga sering dipengaruhi oleh faktor
psikologis dan biasanya didahului oleh faktor yang menggelisahkan atau menggembirakan
yang berlebihan, misalnya saat marah, sesudah dihukum di sekolah, saat hari libur, pesta
ulang tahun, dan sebagainya. Muntah adalah keadaan yang kompleks, terkoodinir di bawah
kontrol syaraf dan yang terpenting adalah mengetahui keadaan muntah yang bagaimana yang
memerlukan penilaian dan pemeriksaan yang seksama.Muntah akut merupakan gejala yang
sering terjadi pada kasus abdomen akut dan infeksi intra maupun ekstra
gastrointestinal.Berlainan dengan muntah akut, muntah kronis atau berulang sering
merupakan faktor yang penting dari gambaran klinik suatu penyakit. Karena penyakit yang
mendasari muntah kronik atau berulang sering tidak jelas, maka muntah kronik atau berulang
sering disebut unexplained chronic vomiting.

Pada bayi kecil dan sangat muda atau mengalami keterlambatan mental, muntah dapat
membahayakan karena terjadinya aspirasi, oleh karena adanya koordinasi neuromuskuler
yang belum sempurna.Untuk mencegah hal tersebut posisi bayi dapat dimiringkan atau
tengkurap dan bukannya terlentang.Umur merupakan hal penting yang berkaitan dengan
muntah.Pada periode neonatal terjadinya spitting atau regurgitasi sejumlah kecil isi lambung
masih dalam batas kewajaran dan bukan merupakan keadaan yang patologis di mana masih
terjadi kenaikan berat yang normal.

 Skrining gizi :
62
Pada saat dilakukan skrining gizi didapatkan dari wawancara orangtua pasien dengan
total skor yaitu 2 yang artinya resiko sedanng dan perlu dilakukan assessment lebih
lanjut dalam waktu 3 hari
 Antropometri :
Pada saat dilakukan antropometri dilakukan dengan menimbang berat badan ibu,lalu
ibu pasien mengendong pasien dan didapatkan hasil 7,3 kg dan panjang badan dengan
length board didapatkan hasil 73,5 cm dan status gizi normal menurut BB/U,PB/U
dan BB/PB.dan pada penimbangan akhir berat badan pasien bertambah 0,7 kg(8 kg)
 Biokimia
Pada awal masuk rumah sakit hasil pemeriksaan laboratorium GDS 83 mg.dl dan
WBC 16,17 IU dan tidak dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
 pemeriksaan fisik
pasien tampak sadar penuh tetapi dengan keadaan lemah .pada pemeriksaan
fisik/klinis suhu pasien tinggi yaitu 37,4 C dan pada pemeriksaan akhir suhu pasien
berangsur normal,nadi pasien rendah,dan respirasi cepat.
 Monitoring evaluasi

GRAFIK ASUPAN

Grafik I pemorsian tanggal 18-19 oktober 2019

63
700
649.1
600
500 475.1
400
asupan hari k I
300 kebutuhan
200
100 97.36
61.5
0 25.3
24.34 18.08
15.5
energy protein lemak karbohidrat

Keterangan :

Energy : Defisit sedang


Protein : Normal
Lemak : Defisit ringan
KH : Defisit berat

Grafik II Pemorsian tanggal 19-20 oktober 2019

600

500 512.44

400 398.8

300 asupan hari k II


kebutuhan
200

100
57.42
49.2
0 19.21
18.4 14.9
14.23
energy protein lemak karbohidrat

Keterangan :

Energy : Defisit sedang


Protein : Normal
Lemak : Defisit ringan
KH : Defisit berat

BAB VI

PENUTUP

64
A.Kesimpulan

 Skrining gizi di RSUD dr.doris sylvanus palangka raya menggunakan strong kids
untuk anak.pada skrining ini yang dilakukan pada tanggal 18 oktober 2019 didapatkan
hasil total skrining 2 yang artinya resiko sedang dan perlu assessment lanjut oleh ahli
gizi dan kembali di assessment setelah 3 hari.
 Pada saat melakukan pengukuran antropometri berat badan dilakukan dengan
timbangan digital dengan cara ibu pasien yang lebih awal menimbang berat badannya
lalu setelah itu baru ibu pasien menimbang dengan mengendong pasien,dan hasilnya
berat badan ibu pasien dikurangi berat badan dengan mengendong pasien dan
didapatkan hasil berat badan pasien 7,3 kg dan pengukuran panjang badan digunakan
alat lenghtboard didapatkan hasil 73,5 cm dan status gizi normal menurut
BB/PB,BB/U dan PB/U.
 Pada saat pemeriksaan laboratorium pada buku rekam medic pasien pada tanggal 17
oktober 2019 didapatkan hasil Glukosa sewaktu 83 mg.dl dan nilai normal standar
rumah sakit <200 mg/dl dan pemeriksaan WBC didapatkan hasil 16,17 ul dan nilai
normal 4000-10,000 ul dan tidak ada pemeriksaan lebih lanjut pada buku rekam
medic sampai tanggal 20 oktober 2019.
 Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik klinis keadaan pasien/sadar sepenuhnya
composmentis namun pasien tampah lemah.
 Pasein didiagnosa penyakit diare akut,vomitus,dehidrasi.
 Pasein diberikan diet BB.rendah sisa.

B.Saran

 Diharapkan orangtua pasien dapat memilih jenis bahan makanan yang baik untuk
pasien dan jadwal makan serta porsinya dapat diatur dengan baik setelah diberikan
edukasi akhir.

DAFTAR PUSTAKA

65
http://fitriaulpah16.blogspot.com/2014/03/makalah-
vomitus.htmlhttp://eprints.ums.ac.id/12660/3/BAB_1.pdf

http://kesehatanbangsa.blogspot.com/2014/03/makalah-muntah-pada-anak.html

Lampiran

Gambar pasien

66
Pemorsian I

67
68
Pemorsian II

Pemorsian III

Pemorisan IV

69
Pemorisan V

70
Prmorsian VI

71

Anda mungkin juga menyukai