‘’Diare Akut,Vomitus,Dehidrasi’’
Disusun oleh :
NIM : PO.62.31.3.17.408
TAHUN 2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat sang hyang widhi wasa, yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga laporan pengambila kasus di Rumah sakit dr.Dorys Silvanus palangka Raya Jurusan
DIV gizi institusi poltekes kemenkes palangka raya ini dapat diselesaikan dengan sebaik-
baiknya.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Dietetik penyakit tidak
menular’’Jurusan DIV gizi institusi poltekes kemenkes palangka raya.Laporan ini
diharapkan dapat membantu mahasiswa/i dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktek
dengan lebih baik, terarah, dan terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan
pelaksanaan materi dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa.
Penulis menyakini bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaanlaporan materi ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Palangka Raya,oktober,2019
Penulis
2
DAFTAR ISIHALAMAN
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang..................................................................................................................5
Tujuan...............................................................................................................................8
Narasi Kasus.....................................................................................................................9
I. PERENCANAAN
A.Skrining........................................................................................................................17
B.Assesment Gizi............................................................................................................18
C.Diagnosa Gizi...............................................................................................................22
D.Intervensi......................................................................................................................23
E.Monev ……………………………………………………………………………......30
II. IMPLEMENTASI
A.Assesment ..............................................................................................................32
B.Diagnosa Gizi..........................................................................................................36
C.Intervensi.................................................................................................................37
D.Monev.....................................................................................................................44
BAB VI PENUTUP
A.Kesimpulan................................................................................................................68
3
B.Saran...........................................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Leflet
Foto pasien
Foto pemorsian
Skrining gizi
Assesment gizi
4
BAB I
Pendahuluan
A.Latar Belakang
a. Diare
Diare merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia.Karenanya tidak mengherankan
jika bahan-bahan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit tersebut menempati tempat
yang khusus dalam sejarah kedokteran.Dokter Sumeria pada tahun 3000 SM telah
menggunakan sediaan antidiare dari opium.Penyakit diare atau juga disebut gastroenteritis
masih merupakan salah satu masalah utama negara perkembang termasuk Indonesia
(Goodman dan Gilman, 2003).
Dua penyakit yang menonjol sebagai penyebab utama kematian pada anak kelompok umur 1
sampai 4 tahun adalah diare dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu
campak, batuk rejan dan tetanus (Anggarini, 2004).
Gastroenteritis atau diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan tau tanpa
darah pada tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi mendadak pada orang yang sebelunya
sehat dan berlangsung kurang dari 2 minggu (Noerasid dkk., 1988) Angka kesakitan penyakit
diare adalah sekitar 200 – 400 kejadian di antara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan
demikian di Indonesia dapat ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap
tahunnya, dengan sebagian besar (70% - 80%) penderita ini adalah anak dibawah umur lima
tahun, yang disebabkan karena dehidrasi. Hal inilah yang menyebabkan sejumlah 350.000 -
500.000 anak di bawah umur 5 tahun meninggal setiap tahunnya (Noerasid dkk., 1988) Diare
sebenarnya bukan merupakan hal asing bagi masyarakat, karena sebagian besar dari anggota
masyarakat pernah menderita penyakit ini. Namun, angka kematian yang tinggi akibat diare
terutama pada bayi dan anak-anak yaitu sebesar 23,2% di wilayah Surabaya (Zeinb , 2004).
Pada banyak pasien, onset diare terjadi secara tiba-tiba tetapi tidak terlalu parah dan dapat
sembuh sendiri tanpa memerlukan pengobatan.Pada kasus yang parah, resiko terbesar adalah
dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit terutama pada bayi, anak-anak dan manula yang
lemah. Oleh karena itu, terapi rehidrasi oral merupakan kunci utama penanganan untuk
pasien sakit diare akut (Zeina , 2004).
Kematian akibat diare biasanya bukan karena adanya infeksi dari bakteri atau virus, tetapi
terjadinya dehidrasi pada diare hebat yang serius disertai dengan muntah–muntah, sehingga
tubuh akan kehilangan banyak cairan tubuh. Sehingga bisa berakibat dehidrasi, asidosis,
hipokalemia yang tidak jarang akan berakhir dengan kejang dan kematian. Pada bayi dan
anak-anak kondisi ini lebih berbahaya karena cadangan intrasel dalam tubuh mereka kecil
dan cairan ekstrasel lebih mudah dilepaskan jika dibandingkan orang dewasa.Pada pasien
5
diare akut yang parah harus segera masuk rumah sakit untuk rawat inap, selanjutnya
dilakukan upaya pengobatan (Setiawan, 2005).
1.2 .Vomitus
A.pengertian vomitus
Muntah pada anak merupakan keadaan yang cukup merisaukan orang tua dan mendorong
mereka sesegera mungkin mencari pertolongan untuk mengatasinya. Secara medis muntah
dapat merupakan manifestasi berbagai penyakit yang berbahaya, baik gastrointestinal
maupun di luar gastrointestinal, juga dapat menimbulkan berbagai akibat yang serius seperti
perdarahan lambung, dehidrasi, gangguan ingesti makanan, gangguan keseimbangan
elektrolit seperti hipokalemia, hiponatremia, alkalosis dan hipokloremia, gagal tumbuh
kembang dan bila muntah terus berulang dapat menimbulkan komplikasi Mallory-Weiss tear
of the gastro-esophageal epithelial junction dan robekan esophagus (sindroma Boerhave).
Pada bayi kecil dan sangat muda atau mengalami keterlambatan mental, muntah dapat
membahayakan karena terjadinya aspirasi, oleh karena adanya koordinasi neuromuskuler
yang belum sempurna.Untuk mencegah hal tersebut posisi bayi dapat dimiringkan atau
tengkurap dan bukannya terlentang.Umur merupakan hal penting yang berkaitan dengan
muntah.Pada periode neonatal terjadinya spitting atau regurgitasi sejumlah kecil isi lambung
masih dalam batas kewajaran dan bukan merupakan keadaan yang patologis di mana masih
terjadi kenaikan berat yang normal.
6
1.3 Dehidrasi
Air memiliki manfaat penting bagi kesehatan seperti meningkatkan kemampuan kognitif,
pencegahan batu dan infeksi kandung kemih hingga mencegah obesitas.Cegah gangguan
kesehatan dengan minur air yang cukup.Air adalah komponen terbesar di dalam tubuh
manusia. Kandungannya bervariasi sesuai usia, misalnya pada bayi terdapat 80 persen air,
pada orang dewasa sebesar 60 persen dan pada usia lanjut atau di atas 65 tahun sebesar 50
persen.Jumlah cairan tubuh manusia selalu di atur tepat, Cairan tubuh total : 36 literDi dalam
sel : 24 liter Di luar sel : 12 liter Air Interstisial : 8 literKita semua pasti tahu dan sadar bahwa
air merupakan urat nadi kehidupan manusia. Semua sistem dalam tubuh bergantung pada
air.Bahkan lebih baik kekurangan makanan daripada kekurangan air.Kurangnya air dalam
tubuh dapat menyebabkan dehidrasi.Dehidrasi sendiri terjadi saat air dalam tubuh tidak
mencukupi untuk melakukan fungsi kerja tubuh secara normal.
Dehidrasi adalah gangguan pengeluaran cairan pada tubuh yang tidak seimbang dengan
pemasukan cairan (misalnya minum). Ini bukan penyakit, tetapi gejala yang ditimbulkan oleh
penyakit lain. Biasanya dehidrasi terjadi karena infeksi yang menyebabkan muntah dan
diare.Penyebab lainnya adalah kekurangan gizi. Kira-kira satu dari sepuluh anak yang lahir di
negara berkembang meninggal karena diare sebelum mencapai umur 5 tahun
Karena dehidrasi dapat disebabkan oleh beberapa jenis penyakit, cara merawatnya sangat
perlu diketahui. Dengan pengetahuan ini kita bisa memberitahukan ibu-ibu yang mempunyai
anak kecil petunjuk untuk mencegah masalah serius ini.Kombinasi diare dan muntah bisa
meningkatkan bahaya dehidrasi.Dulu dehidrasi pada umumnya dirawat secara suntikan infus.
Pengobatan dengan cara ini memerlukan alat infus, jadi selalu ada kemungkinan penyebaran
penyakit (kontaminasi).Pada tahun 60an di suatu tempat pengungsian telah ditemukan bahwa
meminum campuran garam dan gula sempat menyelamatkan banyak jiwa dari bahaya maut
akibat dehidrasi. Terbukti bahwa cara ini lebih efektif daripada infus pada kasus dehidrasi
yang ringan atau menengah.Sekarang para pekerja kesehatan rata-rata sudah mengetahui
keefektifan merawat dan mencegah dehidrasi dengan Oralit (Garam Dehidrasi Oral).
B.TUJUAN
7
1.Tujuan umum
Mampu melakukan proses asuhan gizi terstandar pada pasien di RSUD dr.Dorys
Silvanus Palangka Raya.
2.Tujuan Khusus
BAB II
8
Gambaran Umum Pasien
A.Narasi kasus
By.Ny DA ,BB 7,3 Kg PB 73,5 cm, masuk rumah sakit pada tanggal 17 oktober 2019
dengan keluhan muntah-muntah(+) ±7x ,Dehidrasi ringan-sedang dan diare ±10 x sehari
bercampur kuning kehijauan (+) lendir (+) darah (+) Demam pada tanggal 14 oktober
2019.Anak tampak lemas dan wajah pucat.Diagnosa : Diare akut,Vomitus,Dehidrasi
Nama : By.Ny DA
No RM : 31 51 20
Ruang/kelas : flamboyant F8
Umur : 8 bulan
Suku : Banjar
Agama : Islam
1. Anamnesa
9
keluhan utama : muntah-muntah
Penyakit dahulu :-
Riwayat Gizi :By.Ny.DA memiliki alergi pada ayam ras,telur ayam ras dan
ikan laut.
Kebiasaan makan sebelum masuk sakit : yaitu 3x/hari(pagi,siang dan sore) dan susu
formula >5kali/sehari.
Hasil Recall asupan makan pasien sebelum masuk Rumah Sakit(17 oktober 2019)
2. 1 Data Objektif
10
BBI
2.1 Antropometri
Rumus Nelson
(Usia +9)/2
=8+9
BBI =8,5 kg
PB = 73,5 Cm
BB/PB
BB/U
PB/U
Data Klinis :
11
19 oktober 2019 36,6
20 oktober 2019 36,8
17 oktober 2019 Respirasi 32x/menit 23x/menit
18 oktober 2019 24x/menit
19 oktober 2019 30x/menit
20 oktober 2019 28x/menit
Sampel ID : CS 05
Jam : 15,00
Cefrtiaxone
Ondasentron
Omeprazole
Paracetamol
Ciprofloxacin
BAB III
12
Pelaksanaan Asuhan Gizi Rawat Inap
I. Perencanaan
A.Skiring Gizi
( STRONG – KIDS)
No Parameter
1 Apakah pasien tampak kurus atau dalam
kondisi status gizi buruk berdasarkan
pemeriksaan klinis secara subjektif. Tidak 0
1
Ya
2. Apakah terdapat penurunan BB atau 0
tidak adanya penambahan BB (bayi<1
thn )selama beberapa minggu /bulan Tidak
terakhir? Ya 1
3. Apakah terdapat salah satu dari kondisi Tidak 0
berikut :
Diare >5 kali/hari atau muntah
>3kali/hari dalam seminggu terakhir
Asupan makanan berkurang selama Ya 1
beberapa hari terakhir
4. Apakah terdapat penyakit atau keadaan
yang mengakibatkan pasien beresiko Tidak 0
malnutrisi?
5. *)penyakit yang beresiko terjadi
gangguan gizi diantarannya dirawat di
HCU/ICU,Diare kronik(lebih dari 2 Ya 2
minggu),PJB,HIV,Kanker,penyakit hati
kronik,penyakit ginjal kronik,TB
paru,luka bakar luas,kelainan anatomi
daerah mulut yang menyebabkan
kesulitan makan,trauma,kelainan
metabolic bawaan,retardasi
mental,keterlambatan
perkembangan,rencana bedah
mayor(laparatomi,torakotom),terpasang
stoma.
13
Total Skor 2
Skrining
Kesimpulan Risiko rendah
(Dicentang )
Risiko sedang
Risiko tinggi
Risiko sedang, perlu dilakukan assesment lanjut oleh ahli gizi dan kembali di assesment
setelah 2 hari.
Assesment Gizi
CH 3.1.1 Faktor sosial ekonomi : pasien termasuk dalam keluarga dengan status
ekonomi cukup.
Antropometri(AD)
AD.1.1.1 PB : 73,5 Cm
14
AD.1.1.2 BB : 7,3 Kg
status gizi
BB/PB
BB/U
PB/U
Interpretasi : By.Ny.DA(L) Memiliki PB 73,5 cm dan BB 7,3 kg dan memiliki status gizi
baik.
Riwayt Gizi(FH)
Asupan energy total pasien saat dilakukan recall 1 yaitu 710,08 kkal (116%) dari kebutuhan
total energy 607,06 kkal.
a. Makanan pokok :
b. lauk hewani : -
c. sayuran
Wortel : 50 gr
15
d.minyak : -
e. susu : 150 gr
Interpretasi : pasien makan teratur sesuai dengan pola di RS dan pasien biasanya makan
dengan menu bervariasi.
FH.1.3.2 Parenteral
Pasien diberikan :
16
Asupan lemak total pasien saat dilakukan recall 30,08(148%) Dari kebutuhan lemak 20,23
gram
Asupan karbohidrat pasien recal 1 yaitu 94,9 (113%) dari kebutuhan 83,47gram
Orangutan pasien tidak mengetahui makanan yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi
Asupan Serat
Asupan serat setelah dilakukan recall 1 yaitu 2 gr(23,31%)dari kebutuhan total 8,58.
Asupan Cairan
Asupan cairan : pada saat wawancara tanggal 18 oktober 2019 pasien hanya konsumsi air
putin 1 gelas (100 cc).
17
Glukosa sewaktu 83 <200 mg/dl Normal
WBC 16,76 ul 4000-10.000 ul Tinggi
Data Klinis :
C.DIAGNOSA GIZI
1).Domain Intake
Asupan protein tidak adekuat N1 5.7.1 (P) Berkaitan dengan penyakit utama pasien yaitu
diare akut+muntah-muntah+dehidrasi(E) Dibuktikan dengan hasil recall makanan di Rs pada
tanggal 18 oktober 2019 asupan protein %(deficit berat)(S/S)
Kelebihan asupan lemak NI.5.6.2 (P) berkaitan dengan pasien lebih mengkonsumsi susu
formula >5x/sehari (E)Dibuktikan dengan hasil recall di Rs pada tanggal 18 oktober 2019
asupan lemak %(diatas kebutuhan).(S/S)
18
NC.8.2 (P) suhu meningkat berkaitan dengan pasien mengalami demam(E) dibuktikan
dengan hasil pemeriksaan klinis suhu 37.4°C (S/S)
NC 1.4 (P) Perubahan Gastrointestinal berkaitan dengan pemberian susu intorelan (E)
dibuktikan dengan pasien muntah-muntah 7x/hari,diare akut 10x/hari dan dehidrasi(S/S)
Domain intake
Saya memprioritaskan asupan protein tidak adekuat dan kelebihan asupan lemak agar menuju
angka normal.
D.INTERVENSI GIZI
1).Tujuan Diet
Jangka pendek :
Jangka panjang :
Diketahui :
19
BB : 7,3 Kg
PB : 73,5 Cm
BBI :
Rumus Nelson
(Usia +9)/2
=8+9
BBI =8,5 kg
PB = 73,5 Cm
BB/PB
BB/U
PB/U
Perhitungan infus
Ka en 3b
10 tpm = 10 x 60 x 24 = 240 ml
60
20
500 ml
= 25,92
Energi :
Rumus Nelson
= 401,5
= 449,68
=562,1
=607,068
=667,77 – 6,48(infus)
= 661,29 kalori
Protein
Lemak
21
9
Karbohidrat
Kebutuhan Cairan
8,5
Vitamin C = 7,3 X 50 = 42 mg
8,5
8,5
8,5
8,5
8,5
8,5
8,5
22
Kalium = 7,3 X 700 = 601 mg
8,5
Prinsip Diet
Energy cukup
Protein cukup
Lemak tinggi
Karbohidrat tinggi
Cairan cukup
Serat rendah
Syarat Diet
Energy di berikan 661,29 kalori digunakan tubuh untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh,tumbuh kembang bergerak,mempertahankan suhu tubuh.
Protein diberikan 24,79 gram digunakan untuk pembentukan sel-sel pada jaringan
tubuh,pembangun tubuh,pengganti sel-sel yang rusak.
Lemak diberikan 22,04 gram sebagai sumber cadangan energy dan membantu
penyerapan vitamin A,D,E dan K.
Karbohidrat dberikan 90,92 gram sebagai sumber kebutuhan energy utama
Mudah dicerna,tidak meransang saluran pencernaan
Porsi kecil tapi sering diberikan.
Bentuk makanan disesuaikan dengan penyakit pasien dan kemampuan pasien yaitu
secara bertahap mulai dari bubur sampai tim.
Bentuk makanan
o Bentuk Makanan Bubur dan biasa
Frekuensi
o Frekuensi pemberian makan yaitu 3 kali(sore,pagi dan siang) 1 x selingan
23
o Materi : edukasi yang diberikan berupa konesling dan memberikan informasi
tentang antropometri dan pemerian makan yang akan diberikan selama di Rs dan
memberikan motivasi kepada orangtua pasien.
Koordinasi Gizi :
1. Dokter
Berperan dalam memberikan diagnosis dan pengobatan.
2. Perawat
Berperan dalam memberikan asuhan keperawatan
3. Farmasi
Berperan dalam mengatur pemberian obat agar tidak terjadi interaksi obat dan
makanan yang tidak diinginkan.
4. Analis kesehatan
Berperan dalam pemeriksaan laboratorium
24
Daun 2 - 2
bawang
Siang Bubur nasi Bubur nasi 150 51 99
19 oktober 2019
Ikan nila Ikan nila 44 33 11
11.00 wib
masak BDD(35,2)
kuning Minyak 2 1,12 0,70
Tahu Tahu 39 20 19
BB.serai
Minyak 3 0,83 1,17
Sayur asam Kacang 21 - 21
banjar tanpa panjang
kol Ketimun 16 - 16
Wortel 0 0 0
Pisang Pisang 61 16 (45)
Ambon BDD(45) (Kulit)
Siklus ke VIII
Siklus ke IX
25
Bistik ikan Ikan haruan 16 15,7 2,9 0,4 0,0 0
Sambal goreng Tempe 34 67,7 6,5 2,6 5,8 0,5
tempe
Minyak 1,08 9,3 0 1,1 0 0
Cah waortel Wortel 3 0,8 0,0 0,0 0,1 0,1
Kac.panjang 14 4,9 0,3 0,0 1,1 0,4
Daun bawang 2 0,4 0,0 0,0 0,1 0
Siang tanggal 19 oktober 2019
Siklus ke IX
26
E.MONITORING EVALUASI
D.Recall Recall I (awal masuk RS) RecalI (18-19 Oktober 2019) Asupan zat gizi pasien pada
Energy: recal termasuk deficit
ringan-Berat dan perlu
dimonitoring lebih lanjut.
27
II.IMPLEMENTASI
CH 2.1.1 Keluhan pasien/klien terkait gizi : muntah dan diare sudah mulai berukurang
1x/hari
28
CH 3.1.1 Faktor sosial ekonomi : pasien termasuk dalam keluarga dengan status
ekonomi cukup.
Antropometri(AD)
AD.1.1.1 PB : 73,5 Cm
AD.1.1.2 BB : 7,3 Kg
status gizi
BB/PB
BB/U
PB/U
Riwayt Gizi(FH)
Asupan energy total pasien saat dilakukan recall 1 yaitu (%)dari kebutuhan 661,29 kkal
29
Interpretasi : asupan energy pasien
Hasil yaitu :
a. Makanan pokok :
c.lauk nabati
Tahu : 95 gram
Tempe : 34 gram
d. sayuran
Wortel : 45 gram
Ketimun : 37 gram
d.minyak : 11 gram
e. buah
Pisang : 61 gram
Interpretasi : pasien makan teratur sesuai dengan pola di RS dan pasien biasanya makan
dengan menu bervariasi.
FH.1.3.2 Parenteral
30
FH.1.3.2.2 Cairan Intravena (IV)
Pasien diberikan :
Asupan lemak total pasien saat dilakukan recall Dari kebutuhan lemak (%) dari kebutuhan
gram
Asupan karbohidrat pasien recal yaitu dari kebutuhan 90,92 gram (%)
31
FH.3.1.1 Supleman obat dan jamu
Oranguta pasien tidak mengetahui makanan yang boleh atau tidak boleh dikonsumsi
Data Klinis :
B.Diagnosa Gizi
NI.1.
32
NB.1.1.1 kurangnya pengetahuan orangtua terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan
orangtua pasien tidak pernah mendapatkan konseling gizi dibuktikan dengan pasien jarang
konsumsi buah dan sayur.
NC 1.4 (P) Perubahan Gastrointestinal berkaitan dengan pemberian Obat ondasentron dan
Asupan pasien (E) dibuktikan dengan berkurangnya frekuensi muntah- muntah dan diare
pada pasien 1x/hari dan pasien tampak mulai membaik (S/S)
C. INTERVENSI GIZI
Memenuhi kebutuhan gizi tanpa memberatkan kerja saluran cerna dan mengurangi
resiko dehidrasi dan mencegah malnutrisi
Mempertahankan status gizi normal
Mengurangi muntah-muntah
Mengurangi frekuensi diare
2).Jenis diet
Diketahui :
BB : 7,3 Kg
PB : 73,5 Cm
BBI :
33
Rumus Nelson
(Usia +9)/2
=8+9
BBI =8,5 kg
PB = 73,5 Cm
BB/PB
BB/U
PB/U
Perhitungan infus :
Ka En 3B
10 tpm = 10 x 60 x 24 = 240 ml
60
500 ml
= 25,92
34
Kalori KH = 25,92 = 6,48 Kalori
Rumus nelson
=365
408,8
=511
=551,88
35
Kebutuhan Cairan
8,5
Vitamin C = 7,3 X 50 = 42 mg
8,5
8,5
8,5
8,5
8,5
36
Serat = 7,3 X 10 = 8,58 gram
8,5
8,5
4. Prinsip diet
Energy cukup
Protein cukup
Lemak tinggi
KH cukup
Serat rendah
Cairan cukup
5. Syarat diet
Energy cukup diberikan bertahap sebesar 596,58 gram untuk memenuhi kebutuhan
tubuh metabolism tubuh dan sumber energy
Protein diberikan cukup sebesar 22,37 gram untuk pembentukan sel-sel pada jaringan
tubuh,pembangun tubuh.
Lemak 19,88 gram diberikan cukup sebagai sumber cadangan energy dan membantu
penyerapan vitamin A,D,E dan K.
Karbohidrat dberikan 82,02 gram sebagai sumber kebutuhan energy utama
Mudah dicerna,tidak meransang saluran pencernaan
Porsi kecil tapi sering diberikan.
Bentuk makanan disesuaikan dengan penyakit pasien dan kemampuan pasien yaitu
secara bertahap mulai dari bubur sampai tim.
6. Bentuk makanan
7. Frekuensi
37
Frekuensi pemberian makan yaitu 3 kali(sore,pagi dan siang)1x selingan
8. Rute
9. Edukasi
Kecap 2 - 2
Minyak 3 - 3
38
Minyak 2 - 2
Waktu Menu makanan Bahan makanan Asupan Energi Protein Lemak KH Serat
Kkal gram Gram Gram Gram
Sore Bubur nasi Bubur nasi 65 47,4 0,8 0,1 10,4
19 oktober
Pepes ikan Ikan haruan 5 4,9 0,9 0,1 0,0
2019
haruan
Bacem tempe Tempe 0 0 0 0 0
kukus
Kecap 2 1,2 0,2 0,0 0,1
Minyak 3 25,9 0,0 3,0 0,0
39
Minyak 2 17,2 0,0 2,0 0,0
C.MONITORING EVALUASI
40
C.Fisik/Klinis Terjadi perubah TTV
Nadi x/menit 120x/ 100x/menit 101x/menit 110x/menit pada pasien.nadi
menit(Nnormal) (Rendah) (Rendah) (rendah ) pasien semakin
rendah,suhu normal
dan respirasi cepat
Suhu ®C 37,4 (Tinggi) 36,1 (normal) 36,6 36,8(normal)
(normal)
Respirasi 32x/menit 24x/menit 30x/menit 28x/menit
x/menit (Cepat) (Cepat) (cepat) (cepat)
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Diare
A. Pengertian diare
Diare adalah Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja , yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak
lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 1 hari).
Diare seringkali disertai kejang perut dan muntah-muntah, diare disebut juga muntahber
(muntah berak) ,muntah menceret atau muntah bocor. Diare menyebabkan cairan tubuh
terkuras keluar melalui tinja.Jika tinja atau kotoran tersebut mengandung lendir dan darah,
penderita telah mengalami fase yang disebut disentri. Diare dapat terjadi dalam kadar yang
41
ringan maupun berat. Biasanya terjadi secara mendadak, bersifat akut, dan berlangsung dalam
waktu lama.Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai hal dan kadang diperlukan
pengobatan khusus.Namun sebagian besar diare dapat diobati sendiri di rumah, meskipun kita
tidak yakin penyebab yang menimbulkannya. Diare tak pernah pandang bulu, ia dapat
menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita, baik orang tua maupun muda. Diare
seringkali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta
menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia
setiap tahun, sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu
penyebab kematian kedua terbesar pada balita.
Kontak langsung dengan feses atau material yang menyebabkan diare ( cara membersihkan
diri yang tidak benar setelah ke luar dari toilet)
C. Penyebab Diare
Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan.Faktor lingkungan
dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus penyebab diare.Makanan yang tidak
cocok atau belum dapat dicerna dan diterima dengan baik oleh anak dan keracunan makanan
juga dapat menyebabkan diare.
Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab diare.Diare dapat disebabkan oleh infeksi pada
perut atau usus. Peradangan atau infeksi usus oleh agen penyebab :
Virus (penyebab diare tersering – dan umumnya karena Rotavirus) gejala : Berak-berak air
(watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam.Virus penyebab diare Viral
gastroenteritis atau yang dikenal sebagai "stomach virus", virus perut.
o Coli bacteria
o Salmonella enteritidis bacteria
42
o Compylobacter bacteria
o Shigella bacteria
o Giardo parasite
o Cryptosporidium parasite
Obat ARV: Beberapa jenis obat yang dipakai oleh Odha dapat menyebabkan diare. Hal ini
sering berlaku dengan nelfinavir, ritonavir, Kaletra, ddI, foskarnet, tipranavir dan interferon
alfa.
Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka – Bila diare terjadi saat anak sedang
dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.
· Gizi yang buruk. Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh penderita, sehingga
timbulnya diare akibat penyakit lain menjadi sering dan semakin parah
4. Tidak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya : Alergi terhadap susu , si anak tidak
tahan meminum susu yang mengandung lemak atau laktosa
Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut ,
biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.
Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat diterima oleh jaringan tubuh akan
menyebabkan penyakit sampingan berupa diare
5. Immuno defesiensi
6. Reaksi Obat Contoh antibiotik, obat-obat tekanan darah dan antasida yang mengandung
magnesium.
7. Penyakit Intestinal Penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominal. Gangguan fungsi
usus, seperti sindroma iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja secara normal
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam
sehari, yang kadang disertai :1. Muntah2. Badan lesu atau lemah3. Panas4. Tidak
nafsu makan.Darah dan lendir dalam kotoranRasa mual dan muntah-muntah dapat
mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus.Infeksi bisa secara tiba-tiba
menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.
Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti
43
flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan
parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi
1. Diare akut : merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotavirus yang
ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya
biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare rotavirus
ini merupakan virus usus patogen yang menduduki urutan pertama sebagai penyebab diare
akut pada anak
2. Diare bermasalah: merupakan diare yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit,
intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal- oral, kontak dari orang ke
orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. diare ini umumnya diawali oleh diare cair
kemudian pada hari kedua atau ketiga bar muncul darah, dengan maupun tanpa lendir, sakit
perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai hilangnya nafsu makan dan badan
terasa lemah.
3. Diare persisten: merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis
diare persisten adalah kerusakan mukosa usus. penyebab diare persisten sama dengan diare
akut.(Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare edisi ke 3 depkes RI Direktorat Jenderal
PPM& PL tahun 2007)
Masa Inkubasi
Masa dari masuknya kuman ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala atau yang disebut masa
inkubasi bervariasi tergantung pada jenis kuman penyebabnya. Shigella misalnya, memiliki
masa inkubasi 16 sampai 72 jam, sedangkan masa inkubasi virus berkisar antara 4 sampai 48
jam.Sedangakan parasit umumnya memiliki masa inkubasi yang lebih panjang, seperti
Giardia misalanya, memiliki masa inkubasi antara 1 sampai 3 minggu.
Lama Sakit
Lama sakit juga tergantung pada jenis kuman penyebabnya. Pada diare ringan akibat virus
umumnya berlangsung selama beberapa hari dimana anak hanya memerlukan perawatan
ringan seperti istirahat dan pemberian cairan yang adekuat.Tidak diperlukan obata-obat
seperti antibiotik untuk perawatan diare seperti ini. Sedangkan diare akibat bakteri atau
parasit lain umumnya selain pemberian cairan pada kasus-kasus tertentu seperti pada anak
kurang gizi diperlukan perawatan dengan antibiotika untuk mencegah penyebaran kuman ke
seluruh tubuh.
Penularan
Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :
Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga
atau kontaminasi oleh tangan yang kotor
44
Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan tangan/
mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai
beberapa hari.
Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar
Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja
anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.
Karena bahaya diare terletak pada dehidrasi maka penanggulangannya dengan cara mencegah
timbulnya dehidrasi dan rehidrasi intensif bila telah terjadi dehidrasi. Cairan rehidrasi oral
yang dipakai oleh masyarakat adalah air kelapa, air tajin, ASI, air teh encer, sup wortel, air
perasan buah, dan larutan gula garam (LGG). pemakaian cairan ini lebih dititik beratkan
pada pencegahan timbulnya dehidrasi, sedangkan bila terjadi dehidrasi sedang atau berat
sebaiknya diberi minum oralit.Oralit merupakan salah satu cairan pilihan untuk mencegah
dan mengatasi dehidrasi. Oralit sudah dilengkapi dengan elektrolit, sehingga dapat
menggantikan elektrolityang ikut hilang bersama cairan
Perawatan
Anak yang mengalami diare berat dan lama yang disertai dengan demam, muntah, atau nyeri
perut atau yang kotorannya terdapat darah atau lendir harus segera dibawa ke dokter.
Walaupun anak tidak menunjukkan gejala-gejala di atas tetapi anak tampak mengalami
dehidrasi dengan tanda-tanda mulut dan lidah kering, kulit yang kering dan pucat, mata
cowong, penurunan aktivitas (tampak mengantuk atau lelah), dan menurunnya jumlah
kencing dari biasanya juga harus segera dibawa ke dokter.
Perawatan utama terhadap anak yang mengalami diare adalah pemberian cairan yang adekuat
dengan cairan yang sesuai.Cairan ini dapat diberikan baik melalui mulut ataupun melalui
infus bila anak mengalami dehidrasi sedang sampai berat.Bayi dan anak kecil sebaiknya tidak
diberi cairan berupa air saja karena air tidak mengandung garam dan mineral serta zat gizi
yang diperlukan.
Prinsip utama perawatan diare adalah penggantian cairan serta garam dan mineral yang
hilang melalui kotoran, muntah dan demamnya. Perkiraan jumlah cairan yang hilang dan
beratnya muntah serta diare akan menentukan jenis terapi yang akan diberikan oleh dokter.
4.2 vomitus
A. pengertian vomitus
Muntah adalah suatau refleks kompleks yang diperantarai oleh pusat muntah di medulla
oblongata otak.
45
Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara eksklusif melalui mulut dengan bantuan
kontraksi otot- otot perut.Perlu dibedakan antara regurgitasi, ruminasi, ataupun
refluesophagus.Regurgitasi adalah makanan yang dikeluarkan kembali kemulut akibat
gerakan peristaltic esophagus, ruminasi adalah pengeluaran makanan secra sadar untuk
dikunyah kemudian ditelan kembali. Sedangkan refluesophagus merupakan kembalinya isi
lambung kedalam esophagus dengan cara pasif yang dapat disebabkan oleh hipotoni spingter
eshopagus bagian bawah, posisi abnormal sambungan esophagus dengan kardial atau
pengosongan isi lambung yang lambat.
B. Etiologi
Pembahasan etiologi muntah pada bayi dan anak berdasarkan usia adalah sebagai berikut
Usia 0 – 2 Bulan :
1. Kolitis Alergika
Alergi terhadap susu sapi atau susu formula berbahan dasar kedelai. Biasanya diikuti dengan
diare, perdarahan rektum, dan rewel.
3. Refluks Esofageal
Regurgitasi yang sering terjadi segera setelah pemberian susu. Sangat sering terjadi pada
neonatus; secara klinis penting bila keadaan ini menyebabkan gagal tumbuh kembang, apneu,
atau bronkospasme.
Rewel atau letargi disertai dengan distensi abdomen, trauma lahir dan shaken baby syndrome.
80% dari kasus ini ditemukan pada bulan pertama kehidupan, kebanyakan disertai emesis
biliaris.
6. Ileus mekonium
7. Necrotizing Enterocolitis
Sering terjadi khususnya pada bayi prematur terutama jika mengalami hipoksia saat
lahir.Dapat disertai dengan iritabilitas atau rewel, distensi abdomen dan hematokezia.
8. Overfeeding
46
Regurgitasi dari susu yang tidak dapat dicerna, wet-burps sering pada bayi dengan kelebihan
berat badan yang diberi air susu secara berlebihan.
9. Stenosis pylorus
Puncaknya pada usia 3-6 minggu kehidupan. Rasio laki-laki banding wanita adalah 5:1 dan
keadaan ini sering terjadi pada anak laki-laki pertama. Manifestasi klinisnya secara progresif
akan semakin memburuk, proyektil, dan emesis nonbiliaris.
1. Tumor otak
Pikirkan terutama jika ditemukan sakit kepala yang progresif, muntah-muntah, ataksia, dan
tanpa nyeri perut.
2. Ketoasidosis diabetikum
3. Korpus alienum
Dihubungkan dengan kejadian tersedak berulang, batuk terjadi tiba-tiba atau air liur yang
menetes.
4. Gastroenteritis
Sangat sering terjadi; sering adanya riwayat kontak dengan orang yang sakit, biasanya diikuti
oleh diare dan demam.
5. Trauma kepala
6. Hernia inkarserasi
Onset dari menangis, anoreksia dan pembengkakan skrotum yang terjadi tiba-tiba.
7. Intussusepsi
Puncaknya terjadi pada bulan ke 6-18 kehidupan; pasien jarang mengalami diare atau demam
dibandingkan dengan anak yang mengidap gastroenteritis.
8. Posttusive
Seringkali, anak-anak akan muntah setelah batuk berulang atau batuk yang dipaksakan.
9. Pielonefritis
Demam tinggi, tampak sakit, disuria atau polakisuria. Pasien mungkin mempunyai riwayat
infeksi traktus urinarius sebelumnya
47
Usia 6 tahun ke atas
1. Adhesi
2. Appendisitis
Manifestasi klinis dan lokasi nyeri bervariasi.Gejala sering terjadi termasuk nyeri yang
semakin meningkat, menjalar ke kuadran kanan bawah, muntah didahului oleh nyeri,
anoreksia, demam subfebril, dan konstipasi.
3.. Kolesistitis
Lebih sering terjadi pada perempuan, terutama dengan penyakit hemolitik (contohnya,
anemia sel sabit).Ditandai dengan nyeri epigastrium atau kuadran kanan atas yang terjadi
secara tiba-tiba setelah makan.
4. Hepatitis
Terutama disebabkan oleh infeksi virus atau akibat obat; pasien mungkin mempunyai riwayat
buang air besar berwarna seperti dempul atau urin berwarna seperti teh pekat.
Berkaitan dengan diare, hematokezia, dan nyeri perut.Striktura bisa menyebabkan terjadinya
obstruksi.
6. Intoksikasi
Lebih sering terjadi pada anak yang sedang belajar berjalan dan remaja.Dicurigai jika
mempunyai riwayat depresi.Bisa juga disertai oleh gangguan status mental.
7. Migrain
Nyeri kepala yang berat; sering terdapatnya aura sebelum serangan seperti skotoma.Pasien
mungkin mempunyai riwayat nyeri kepala kronis atau riwayat keluarga dengan migrain.
8. Pankreatitis
Faktor resiko termasuk trauma perut bagian atas, riwayat infeksi sebelumnya atau sedang
infeksi, penggunaan kortikosteroid, alkohol dan kolelitiasis.
9. Ulkus peptikum
Pada remaja, ratio wanita:pria = 4:1. Nyeri epigastrium kronik atau berulang, sering
memburuk pada waktu malam.
C. Patofisiologi
48
Kemampuan untuk memuntahkan merupakan suatu keuntungan karena memungkinkan
pengeluaran toksin dari lambung.Muntah terjadi bila terdapat rangsangan pada pusat muntah
yang berasal dari, gastrointestinal, vestibulo okular, aferen kortikal yang lebih tinggi, menuju
CVC kemudian dimulai nausea, retching, ekpulsi isi lambung.
- Muntah psikogenik
- Peningkatan tekanan intrakranial (efusi subdural atau hematoma, edema otak, atau
tumor, hidrosefalus, meningoensefalitis, sindroma Reye)
- Kejang
- Toksin
- Produk metabolisme :
49
Lain-lain (intoleransi fruktosa herediter, galaktosemia, kelainan oksidasi asam lemak,
diabetes insipidus, insufisiensi adrenal, hiperkalsemia, hipervitaminosis A)
- Esofageal
- Gastrik
Pada manusia muntah terdiri dari 3 aktivitas yang terkait, nausea (mual), retching dan
pengeluaran isi lambung.CTZ mengandung reseptor untuk bermacam-macam sinyal
neuroaktif yang menyebabkan muntah.Reseptor di CTZ diaktivasi oleh bahan-bahan
proemetik di dalam sirkulasi darah atau di cairan serebrospinal (CSF).Reseptor untuk
dopamin titik tangkap kerja dari apomorfin, asetilkolin, vasopresin, enkefalin, angiotensin,
insulin, endorfin, substansi P, dan mediator-mediator lain Stimulator oleh teofilin dapat
menghambat aktivitas proemetik dari bahan neuropeptik tersebut.
Eferen dari CTZ dikirim ke CVC, selanjutnya terjadi serangkaian kejadian yang dimulai
melalui spangnik vagus eferen.CVC terletak di traktus nukleus solitarius dan di sekitar
formasio retikularis medula tepat di bawah CTZ. Muntah sebagai respons terhadap iritasi
gastrointestinal,radiasi abdomen,dilatasi gastrointestinal adalah kerja dari signal aferen
nervus vagus ke pusat muntah yang dipicu oleh pelepasan lokal mediator inflamasi dari
mukosa yang rusak, dengan pelepasan sekunder neurotransmiter. Eksitasi paling penting
adalah serotonin dari sel enterokromafin mukosa. Pada motion sickness diketahui bahwa
gerakan perubahan arah tubuh yang cepat menyebabkan orang tertentu muntah, signal aferen
ke pusat muntah berasal dari reseptor di labirin dan impuls ditransmisikan terutama melalui
inti vestibular ke dalam serebelum, kemudian ke zona pencetus kemoreseptor, dan akhirnya
ke pusat muntah. Berbagai rangsangan psikis, termasuk gambaran yang memuakkan, dan
faktor psikologi lain dapat menyebabkan muntah melalui jaras kortek serebri dan sistem
limbik menuju pusat muntah. Selain itu, gejala gastrointestinal meliputi peristaltik, salivasi,
takipnea, takikardi.
Terdapat tiga fase muntah, yaitu fase prodromal (fase pre-ejeksi), fase ejeksi dengan retching
dan muntah dan fase post ejeksi.
1. Fase pre-ejeksi
50
Fase ini biasanya berlangsung sebentar, ditandai dengan mual dan dihubungkan dengan
peningkatan kadar vasopressin plasma (ADH), kadang-kadang kenaikan ini melebihi tingkat
vasopressin yang dibutuhkan dalam kerjanya sebagai antidiuretik dan mengganggu aktifitas
mioelektrisitas di antrum gaster sehingga terjadi takigastria. Awal dari retching menyebabkan
kontraksi retrograde yang kuat dimulai dari usus halus bagian bawah membawa isi dari usus
halus kembali ke lambung. Pada tahap awal dari iritasi gastrointestinal atau distensi yang
berlebihan, antiperistaltis mulai terjadi, sering beberapa menit sebelum muntah terjadi.
Antiperistaltis dapat dimulai sampai sejauh ileum di traktus intestinal, dan gelombang
antiperistaltik bergerak mundur, naik ke usus halus dengan kecepatan 2-3cm/detik; proses ini
dapat mendorong sebagian isi usus kembali ke duodenum, menjadi sangat meregang.
Peregangan ini menjadi faktor pencetus yang menimbulkan tindakan muntah yang
sebenarnya. Sistem saraf otonom teraktivasi sehingga terjadi takikardi, vasokonstriksi dan
berkeringat dingin. Sistem saraf vagus membuat traktus intestinal bagian atas menjadi
relaksasi dan memicu salivasi.
2. Fase ejeksi
Pada saat muntah, kontraksi intrinsik kuat terjadi baik pada duodenum maupun lambung,
bersama dengan relaksasi sebagian dari sfingter esophagus bagian bawah, sehingga membuat
muntahan mulai bergerak ke dalam esophagus.Setelah itu terjadi kerja muntah spesifik yang
melibatkan otot-otot abdomen mengambil alih dan mendorong muntahan ke luar.
Sekali pusat muntah telah cukup dirangsang dan timbul perilaku muntah, efek yang pertama
adalah (1) bernafas dalam, (2) naiknya tulang lidah dan faring untuk menarik sfingter
esofagus bagian atas supaya terbuka, (3) penutupan glotis, dan (4) pengangkatan palatum
mole untuk menutupi nares posterior. Kemudian datang kontraksi yang kuat ke bawah
diafragma bersama dengan rangsangan kontraksi semua otot dinding abdomen.Keadaan ini
memeras perut di antara diafragma dan otot-otot abdomen, membentuk suatu tekanan
intragastrik sampai ke batas yang tinggi.Akhirnya sfingter esophagus bagian bawah
berelaksasi secara lengkap, membuat pengeluaran isi lambung ke atas melalui esophagus.
Jadi kerja muntah berasal dari suatu kerja memeras otot-otot abdomen bersama dengan
pembukaan sfingter esophagus secara tiba-tiba sehingga isi lambung dapat dikeluarkan
3. Fase Post-ejeksi
Fase post ejeksi belum seluruhnya dimengerti, bagaimana fungsi normal tubuh kembali lagi
sepenuhnya setelah mengalami muntah dan kapan muntah pertama akan diikuti muntah
lainnya lagi.
Evaluasi Klinis
51
Evaluasi klinis muntah pada neonatus
a. Muntah bilier
Dapat terjadi pada semua umur, menandakan obstruksi intestinal atau infeksi sistemik.
Abnormalitas dari anatomi traktus gastrointestinal yang tampak pada minggu pertama
kehidupan dengan muntah bilier dan distensi abdomen termasuk di dalamnya malrotasi,
volvulus, atresia usus, sumbatan mekonium, hernia inkarserata dan agangliogenesis (Penyakit
Hirscprung)
Necrotizing Enterocolitis merupakan kejadian inflamasi traktus intestinal paling sering pada
neonatus.Gejala dari NEC adalah distensi abdomen, muntah bilier dan adanya darah pada
tinja.Bayi baru lahir dengan NEC dapat juga menunjukan gejala infeksi sistemik nonspesifik,
seperti letargi, apneu, suhu tidak stabil dan syok. Necrotizing Enterocolitis terutama ditemui
pada bayi preterm dan NEC juga mempengaruhi 10% bayi yang lahir aterm.
c. Kelainan Metabolik
Inborn Errors of Metabolism harus diwaspadai akan adanya penyakit neonatus akut.
Beberapa faktor yang menyebabkan cenderung terjadinya NEC.Keadaan terkait lainnya,
termasuk letargi, hipotonia dan kejang.
d. Kelainan Neurologis
Abnormalitas susunan saraf pusat, seperti perdarahan intrakranial, hidrosefalus dan edem
serebri, harus dicurigai pada neonatus dengan defisit neurologis, peningkatan lingkar kepala
yang cepat dan penurunan hematokrit yang tidak dapat dijelaskan.
a. Stenosis pilorus
Stenosis pilorus merupakan pertimbangan utama etiologi muntah pada bayi.Hipertrofi pilorus
menyebabkan obstruksi pengeluaran cairan gaster di kanal pilorus.Lima persen bayi dengan
orangtua yang mengalami stenosis pilorus, mengalami kelainan ini.Laki-laki lebih
dipengaruhi dibanding wanita. Gejala stenosis pylorus dimulai pada umur dua hingga tiga
minggu, namun dapat terjadi pada rentang waktu sejak lahir hingga usia lima bulan. Massa
berukuran zaitun, dapat teraba di kuadran kanan atas.
GER merupakan kelainan gastroesofageal yang paling sering terjadi di masa bayi.Kelainan
ini disebabkan oleh fungsi sfingter esofageal bagian bawah (Lower Esophageal Sfingter atau
LES) yang belum matur pada bayi. Pada GER ditemui relaksasi sementara dari sfingter
52
esofagus bagian bawah yang terjadi secara tiba-tiba, berlangsung singkat, dimana terjadi
pergerakan retrograde isi lambung ke dalam esofagus. GER mewakili fenomena fisiologis
yang sering dijumpai pada tahun pertama kehidupan. Sebanyak 60-70% bayi mengalami
muntah setelah 24 jam menyusu, hal ini berlangsung hingga usia 3-4 bulan.
Refluks gastroesofageal dapat menjadi patologis jika gejala menetap lebih dari 18-24 bulan
dan atau ditemukannya komplikasi yang signifikan seperti gangguan tumbuh kembang,
episode rekuren dari bronkospasme dan pneumonia, apneu atau refluks esofagitis.
Selama beberapa tahun, GER pada bayi dan anak diduga timbul akibat tidak adanya tonus
pada LES (Lower Esophageal Sfingter), namun banyak penelitian terkini menunjukkan
bahwa tekanan pada LES pada kebanyakan pasien anak adalah normal, bahkan pada bayi
preterm.
Mekanisme mayor yang terjadi pada bayi dan anak kini telah dibuktikan akibat adanya
transien LES relazation.Beberapa faktor yang memicu terjadinya GER adalah peningkatan
volume cairan intragastrik dan posisi telentang.GER dapat juga dipicu oleh penurunan
viskositas cairan diet pada bayi dibandingkan dengan makanan dewasa yang lebih padat.
Dibandingkan dengan dewasa, bayi lebih mudah terkena GER karena perbedaan daya
kembang lambung dan waktu pengosongan lambung yang lebih lambat.
Alergi susu sapi sangat jarang ditemui pada bayi dan masa awal kanak-kanak. Umumnya
terjadi pada umur 2-3 tahun. Pada alergi ini dapat terjadi muntah, diare, kolik dan kehilangan
darah.
a. Ulkus peptikum pada anak lebih muda sering dikaitkan dengan muntah. Ulkus peptikum
harus dicurigai jika terdapat riwayat ulkus pada keluarga atau jika terdapat hematemesis atau
anemia defisiensi besi yang tidak dapat dijelaskan atau nyeri yang sering membangunkan
pasien dari tidurnya.
b. Pankreatitisn
ii. Faktor predisposisi lainnya termasuk penyakit virus (gondongan), obat (steroid,
azatioprin), anomali kongenital traktus bilier atau traktus pankreatikus, kolelitiasis,
53
hipertrigliseridemia dan riwayat pankreatitis pada keluarga
Muntah persisten tanpa adanya keluhan sistemik atau keluhan gastrointestinal lainnya
menandakan adanya tumor intrakranial atau peningkatan tekanan intrakranial.Penemuan
gejala neurologis yang kurang jelas seperti ataksia, harus ditatalaksana dan dilakukan
pemeriksaan neurologis dengan cermat.
D. Diagnosis
a. Anamnesis
Sifat dan ciri muntah akan membantu mengetahui penyebab muntah. Muntah proyektil dapat
dikaitkan dengan adanya obstruksi gastrointestinal atau tekanan intrakranial yang
meningkat.Muntah persisten pada neonatus dapat dicurigai ke arah kelainan metabolik
bawaan ditambah dengan adanya riwayat kematian yang tidak jelas pada saudaranya dan
multipel abortus spontan pada ibunya.
Bahan muntahan dalam bentuk apa yang dimakan menunjukkan bahwa makanan belum
sampai di lambung dan belum dicerna oleh asam lambung berarti penyebab muntahnya di
esofagus. Muntah yang mengandung gumpalan susu yang tidak berwarna coklat atau
kehijauan mencerminkan bahwa bahan muntahan berasal dari lambung. Muntah yang
berwarna kehijauan menunjukkan bahan muntahan berasal dari duodenum di mana terjadi
obstruksi di bawah ampula vateri.Bahan muntahan berwarna merah atau kehitaman (coffee
ground vomiting) menunjukkan adanya lesi di mukosa lambung.Muntah yang terlalu
berlebihan dapat menyebabkan robekan pada mukosa daerah sfingter bagian bawah esofagus
yang menyebabkan muntah berwarna merah kehitaman (Mallory Weiss syndrome).Adanya
erosi atau ulkus pada lambung menyebabkan muntah berwarna hitam, kecoklatan, atau
bahkan merah karena darah belum tercerna sempurna. Pada periode neonatal darah ibu yang
tertelan oleh bayi pada waktu persalinan atau puting susu ibu yang luka akibat sedotan mulut
bayi, warna muntah juga berwarna kecoklatan, dapat dibedakan antara darah ibu dan bayi
dengan Apt test (alkali denaturation test). Muntah fekal menunjukan adanya peritonitis atau
obstruksi intestinal.
Jenis dan jumlah makanan atau minuman sebelum muntah (ASI atau susu formula, makanan
atau minuman lainnya), kehilangan berat badan, miksi terakhir dan perubahan perilaku harus
dicermati. Poin penting lainnya adalah apakah ada riwayat alergi atau intoleran makanan dan
pengobatan sebelumnya, apakah anak mengalami gejala lain seperti nyeri kepala, diare atau
letargi. Perlu juga ditanyakan kondisi medis anak sebelumnya, riwayat pembedahan, riwayat
bepergian ke negara berkembang dan sumber air minum dan apakah anak sebelumnya
mengkonsumsi makanan yang mungkin telah tercemar.
Kelainan anatomik kongenital, genetik, dan penyakit metabolik lebih sering terlihat pada
periode neonatal, sedangkan peptik, infeksi, dan psikogenik sebagai penyebab muntah lebih
sering terjadi dengan meningkatnya umur.Intoleransi makanan, perilaku menolak makanan
54
dengan atau tanpa muntah sering merupakan gejala dari penyakit jantung, ginjal, paru,
metabolik, genetik, atau kelainan neuromotorik.
b.Pemeriksaan fisik
• Iritasi peritonium dicurigai pada anak yang menahan sakit dengan posisi memeluk
lutut, perlu diperiksa adanya distensi, darm countour dan darm steifung, peningkatan serta
bising usus.
• Teraba massa, organomegali, perut yang lunak atau tegang harus diperhatikan dan
diperiksa dengan seksama. Pada pilorus hipertrofi akan teraba massa pada kuadran kanan atas
perut.
• Intususepsi biasanya ditandai dengan perut yang lunak, masa berbentuk sosis pada
kuadran kanan atas dan ada bahagian yang kosong pada kuadran kanan bawah (Dance sign)
• Rectal toucher, penurunan tonus sfingter ani, dan feses yang keras dengan jumlah yang
banyak pada ampula menandakan adanya impaksi fekal. Konstipasi akan meningkatkan tonus
sfingter ani, dan ampula yang kosong menandakan Hirschsprung disease.
c.Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
• Darah lengkap
• Elektrolit serum pada bayi dan anak yang dicurigai mengalami dehidrasi.
• Urinalisis, kultur urin, ureum dan kreatinin untuk mendeteksi adanya infeksi atau
kelainan saluran kemih atau adanya kelainan metabolik.
• Asam amino plasma dan asam organik urin perlu diperiksa bila dicurigai adanya
penyakit metabolik yang ditandai dengan asidosis metabolik berulang yang tidak jelas
penyebabnya.
• Amonia serum perlu diperiksa pada muntah siklik untuk menyingkirkan kemungkinan
defek pada siklus urea.
• Faal hepar, amonia serum, dan kadar glukosa darah perlu diperiksa bila dicurigai ke
arah penyakit hati.
55
• Amilase serum biasanya akan meningkat pada pasien pankreatitis akut. Kadar lipase
serum lebih bermanfaat karena kadarnya tetap meninggi selama beberapa hari setelah
serangan akut.
• Feses lengkap, darah samar dan parasit pada pasien yang dicurigai gastroenteritis atau
infeksi parasit.
d. Ultrasonografi
Dilakukan pada pasien dengan kecurigaan stenosis pilorik, akan tetapi dua pertiga bayi akan
memiliki hasil yang negatif sehingga menbutuhkan pemeriksaan barium meal.
E. Diagnosis Banding
Diagnosis banding muntah berdasarkan gejala yang hampir sama adalah sebagai berikut:
1. Posseting
Pengeluaran sedikit isi lambung sehabis makan, biasanya meleleh keluar dari mulut. Sering
didahului oleh bersendawa, tidak berbahaya dan akan menghilang dengan sendirinya.
3. Regurgitasi
RGE adalah keluarnya isi lambung ke dalam esophagus.Keadaan ini mungkin normal atau
dapat pula abnormal.Setaip refluks tidak selalu disertai regurgitasi atau muntah, tetapi setiap
regurgitasi pasti disertai refluks.
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan awal pada pasien dengan keluhan muntah adalah mengkoreksi keadaan
hipovolemi dan gangguan elektrolit.Pada penyakit gastroenteritis akut dengan muntah, obat
rehidrasi oral biasanya sudah cukup untuk mengatasi dehidrasi.
Pada muntah bilier atau suspek obstuksi intestinal penatalaksanaan awalnya adalah dengan
tidak memberikan makanan secara peroral serta memasang nasogastic tube yang
56
dihubungkan dengan intermittent suction.Pada keadaan ini memerlukan konsultasi dengan
bagian bedah untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
Muntah berulang dan cukup hebat menyebabkan gangguan gizi karena intake menjadi sangat
berkurang dan bila hal ini terjadi cukup lama, maka akan terjadi kegagalan tumbuh kembang.
4.3 Dehidrasi
A.Pengertian Dehidrasi
Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak
dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama
(dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium lebih banyak daripada air (dehidrasi hipotonik).
Dehidrasi hipotonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mEq/L)
dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter). Dehidrasi isotonik
ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135 – 145 mEq/L) dan osmolalitas efektif
serum (270 – 285 mosmol/liter). Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar
57
natrium serum (kurang dari 135 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270
mosmol/liter).
B. Etiologi
2. Penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal mungkin cairan yang keluar.
C.Klasifikasi
1. Dehidrasi Ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan)Gejala :
- Muka memerah
- Sering mengantuk
2. Dehidrasi Sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat
badan)Gejala:
- Gelisah, cengeng
- Kehausan
- Mata cekung
- Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali
keposisi semula.
- Pingsan
- Perut kembung
- Gagal jantung
- Ubun-ubun cekung
D. Fisiologi
Komponen tunggal terbesar dlam tubuh adalah air.Air adalah pelarut bagi semua zat terlarut
dalm tubuh baik dalm suspensi maupun larutan.Air tubuh total (total water body/TBW) (yaitu
persentase dari berat tubuh total yang tersusun atas air) jumlahnya bervariasi sesuai dengan
jenis kelamin,umur,dan kandungan lemak dalam tubuh.Air membentuk sekitar 60% berat
badan seorang pria dan sekitar 50% berat badan wanita.Pada orang tua TBW menyusun
sekitar 45% sampai 50% berat badan (Narins,1994).Lemak pada dasranya bebas air,sehingga
lemak yang makin sedikit akan mengakibatkan tingginya persentase air dari berat badan
orang itu.Sebaliknya jaringan otot memiliki kandungan air yang tinggi.Oleh karena itu
dibandingkan dengan orang kurus,orang gemuk mempunyai TBW yang relatif lebih kecil
dibandingkan dengan berat badannya.Wanita umumnya secara proporsional mempunyai lebih
banyak lemak dan lebih sedikit otot jika dibandingkan dengan pria,sehingga jumlah TBW
juga lebih sedikit dibandingkan dengan berat badannya.
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi dari satu bagian dengan bagian
lainnya,dan dalma keadaan sehat mereka harus berada pada bagian yang tepat dan dalam
jumlah yang tepat.Kation utama pada cairan ekstraseluler dalah Na+ ,dan anion utamanya
adalah Cl- dan HCO3-
E. Komplikasi
Dehidrasi adalah umum diantara pasien-pasien dewasa dengan diare akut yang
mempunyai jumlah-jumlah feces yang besar, terutama ketika pemasukan dari cairan dibatasi
oleh kelesuan atau dihubungkan dengan mual dan muntah.Adalah juga umum pada bayi-bayi
dan anak-anak muda yang mengembangkan viral gastroenteritis atau infeksi bakteri.
Meskipun jarang terjadi, komplikasi dehidrasi dapat terjadi disebabkan oleh infeksi
rotavirus.Dehidrasi yang tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan bagi
anak.Rotavirus adalah virus yang sering menyebabkan gastroenteritis akut (infeksi saluran
pencernaan) pada anak, yang ditandai dengan muntah, diare, demam, dan nyeri perut.
Dehidrasi sedang jarang menimbulkan komplikasi selama cairan yang hilang cepat
digantikan.Kasus lainnya dapat mengancam jiwa, terutama pada individu yang masih sangat
59
muda atau sudah tua.Pada keadaan yang gawat, cairan atau elektrolit dapat diberikan secara
intravena.
Pasien-pasien dengan dehidrasi yang ringan mungkin megalami hanya dahaga atau mulut
yang kering.Dehidrasi yang sedang sampai parah mungkin menyebabkan orthostatic
hypotension dengan syncope (pingsan waktu berdiri yang disebabkan volume darah yang
berkurang, yang menyebabkan kejatuhan dari tekanan darah waktu berdiri), hasil urin yang
berkurang, kelemahan yang parah, shock, gagal ginjal, kebingungan, acidosis (terlalu banyak
asam dalam darah), dan koma.
Pemorsian dilakukan sebanyak 6 kali dalam waktu 2 hari,pemorsian pertama pada tanggal 18
oktober 2019 pada jumat sore,pemorsian kedua tanggal 19 oktober 2019 pada sabtu
pagi,pemorsian ketiga siang hari,pemorsian keempat pada sore hari,pemorsian kelima tanggal
60
20 oktober 2019 minggu pagi,pemorsian keenam pada siang hari. Pemorsian pagi pukul
06.30 wib,siang pukul 10.30 wib dan sore pukul 15.30 wib.
B.Pembahasan
Pada saat praktek pengambilan kasus di RSUD dr.Doris sylvanus palangka raya saya
mendapatkan kasus di ruang flamboyant dengan diagnosaBy.Ny.DA mengalami diare
akut,vomitus,dehidrasi,pasien masuk rumah sakit tanggal 17 oktober 2019 pada hari
kamis.saya melakulan skiring gizi pada jumat pagi untuk mengetahui riwayat gizi dan tingkat
keparahan penyakit pasien yang diderita pasien dan selanjutnya saya melakukan
penimbangan berat badan yang didapatkan hasilnya 7,3 kg dan panjang badan 73,5 cm dan
status gizi normal.
Diare merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia.Karenanya tidak mengherankan
jika bahan-bahan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit tersebut menempati tempat
yang khusus dalam sejarah kedokteran.Dokter Sumeria pada tahun 3000 SM telah
menggunakan sediaan antidiare dari opium.Penyakit diare atau juga disebut gastroenteritis
masih merupakan salah satu masalah utama negara perkembang termasuk Indonesia
(Goodman dan Gilman, 2003).
Dua penyakit yang menonjol sebagai penyebab utama kematian pada anak kelompok
umur 1 sampai 4 tahun adalah diare dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu
campak, batuk rejan dan tetanus (Anggarini, 2004).
61
Gastroenteritis atau diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan tau tanpa
darah pada tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi mendadak pada orang yang sebelunya
sehat dan berlangsung kurang dari 2 minggu (Noerasid dkk., 1988) Angka kesakitan penyakit
diare adalah sekitar 200 – 400 kejadian di antara 1000 penduduk setiap tahunnya. Dengan
demikian di Indonesia dapat ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap
tahunnya, dengan sebagian besar (70% - 80%) penderita ini adalah anak dibawah umur lima
tahun, yang disebabkan karena dehidrasi. Hal inilah yang menyebabkan sejumlah 350.000 -
500.000 anak di bawah umur 5 tahun meninggal setiap tahunnya (Noerasid dkk., 1988) Diare
sebenarnya bukan merupakan hal asing bagi masyarakat, karena sebagian besar dari anggota
masyarakat pernah menderita penyakit ini. Namun, angka kematian yang tinggi akibat diare
terutama pada bayi dan anak-anak yaitu sebesar 23,2% di wilayah Surabaya (Zeinb , 2004).
Vomitus atau Muntah pada anak merupakan keadaan yang cukup merisaukan orang tua dan
mendorong mereka sesegera mungkin mencari pertolongan untuk mengatasinya. Secara
medis muntah dapat merupakan manifestasi berbagai penyakit yang berbahaya, baik
gastrointestinal maupun di luar gastrointestinal, juga dapat menimbulkan berbagai akibat
yang serius seperti perdarahan lambung, dehidrasi, gangguan ingesti makanan, gangguan
keseimbangan elektrolit seperti hipokalemia, hiponatremia, alkalosis dan hipokloremia, gagal
tumbuh kembang dan bila muntah terus berulang dapat menimbulkan komplikasi Mallory-
Weiss tear of the gastro-esophageal epithelial junction dan robekan esophagus (sindroma
Boerhave).
Pada bayi kecil dan sangat muda atau mengalami keterlambatan mental, muntah dapat
membahayakan karena terjadinya aspirasi, oleh karena adanya koordinasi neuromuskuler
yang belum sempurna.Untuk mencegah hal tersebut posisi bayi dapat dimiringkan atau
tengkurap dan bukannya terlentang.Umur merupakan hal penting yang berkaitan dengan
muntah.Pada periode neonatal terjadinya spitting atau regurgitasi sejumlah kecil isi lambung
masih dalam batas kewajaran dan bukan merupakan keadaan yang patologis di mana masih
terjadi kenaikan berat yang normal.
Skrining gizi :
62
Pada saat dilakukan skrining gizi didapatkan dari wawancara orangtua pasien dengan
total skor yaitu 2 yang artinya resiko sedanng dan perlu dilakukan assessment lebih
lanjut dalam waktu 3 hari
Antropometri :
Pada saat dilakukan antropometri dilakukan dengan menimbang berat badan ibu,lalu
ibu pasien mengendong pasien dan didapatkan hasil 7,3 kg dan panjang badan dengan
length board didapatkan hasil 73,5 cm dan status gizi normal menurut BB/U,PB/U
dan BB/PB.dan pada penimbangan akhir berat badan pasien bertambah 0,7 kg(8 kg)
Biokimia
Pada awal masuk rumah sakit hasil pemeriksaan laboratorium GDS 83 mg.dl dan
WBC 16,17 IU dan tidak dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
pemeriksaan fisik
pasien tampak sadar penuh tetapi dengan keadaan lemah .pada pemeriksaan
fisik/klinis suhu pasien tinggi yaitu 37,4 C dan pada pemeriksaan akhir suhu pasien
berangsur normal,nadi pasien rendah,dan respirasi cepat.
Monitoring evaluasi
GRAFIK ASUPAN
63
700
649.1
600
500 475.1
400
asupan hari k I
300 kebutuhan
200
100 97.36
61.5
0 25.3
24.34 18.08
15.5
energy protein lemak karbohidrat
Keterangan :
600
500 512.44
400 398.8
100
57.42
49.2
0 19.21
18.4 14.9
14.23
energy protein lemak karbohidrat
Keterangan :
BAB VI
PENUTUP
64
A.Kesimpulan
Skrining gizi di RSUD dr.doris sylvanus palangka raya menggunakan strong kids
untuk anak.pada skrining ini yang dilakukan pada tanggal 18 oktober 2019 didapatkan
hasil total skrining 2 yang artinya resiko sedang dan perlu assessment lanjut oleh ahli
gizi dan kembali di assessment setelah 3 hari.
Pada saat melakukan pengukuran antropometri berat badan dilakukan dengan
timbangan digital dengan cara ibu pasien yang lebih awal menimbang berat badannya
lalu setelah itu baru ibu pasien menimbang dengan mengendong pasien,dan hasilnya
berat badan ibu pasien dikurangi berat badan dengan mengendong pasien dan
didapatkan hasil berat badan pasien 7,3 kg dan pengukuran panjang badan digunakan
alat lenghtboard didapatkan hasil 73,5 cm dan status gizi normal menurut
BB/PB,BB/U dan PB/U.
Pada saat pemeriksaan laboratorium pada buku rekam medic pasien pada tanggal 17
oktober 2019 didapatkan hasil Glukosa sewaktu 83 mg.dl dan nilai normal standar
rumah sakit <200 mg/dl dan pemeriksaan WBC didapatkan hasil 16,17 ul dan nilai
normal 4000-10,000 ul dan tidak ada pemeriksaan lebih lanjut pada buku rekam
medic sampai tanggal 20 oktober 2019.
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik klinis keadaan pasien/sadar sepenuhnya
composmentis namun pasien tampah lemah.
Pasein didiagnosa penyakit diare akut,vomitus,dehidrasi.
Pasein diberikan diet BB.rendah sisa.
B.Saran
Diharapkan orangtua pasien dapat memilih jenis bahan makanan yang baik untuk
pasien dan jadwal makan serta porsinya dapat diatur dengan baik setelah diberikan
edukasi akhir.
DAFTAR PUSTAKA
65
http://fitriaulpah16.blogspot.com/2014/03/makalah-
vomitus.htmlhttp://eprints.ums.ac.id/12660/3/BAB_1.pdf
http://kesehatanbangsa.blogspot.com/2014/03/makalah-muntah-pada-anak.html
Lampiran
Gambar pasien
66
Pemorsian I
67
68
Pemorsian II
Pemorsian III
Pemorisan IV
69
Pemorisan V
70
Prmorsian VI
71