PENELITIAN
EPIDEMIOLOGI
PENYAKIT DIARE
PADA
ANAK BALITA
PROPOSAL
PENELITIAN
EPIDEMIOLOGI
PENYAKIT DIARE
PADA
ANAK BALITA
PROPOSAL
PENELITIAN
EPIDEMIOLOGI
PENYAKIT DIARE
PADA
ANAK BALITA PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
LIA SEPTI MARTIANA (221FI0005)
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Perumusan Masalah ....................................................................2
C. Tujuan penelitian.........................................................................2
D. Manfaat penelitian.......................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3
A. Pengertian Diare .........................................................................4
B. Bahaya diare pada balita.............................................................4
C. Gejala diare.................................................................................5
D. Dampak diare pada balita...........................................................5
E. Penyebab diare ...........................................................................6
F. Pencegahan Diare........................................................................7
G. Peran Masyarakat terhadap diare................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................
A. Kesimpulan .................................................................................8
B. Saran............................................................................................8
Daftar Pustaka.......................................................................................9
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare merupakan keadaan dimana seseorang buang air dengan feses encer dan
frekuensinya lebih dari 3 kali sehari. Bila penderita diare terlalu banyak, maka hal ini
dapat menyebabkan kematian terutama pada bayi dan balita. Diare mempunyai
konotasi yang sangat mengerikan serta menimbulkan kecemasan dan kepanikan
warga masyarakat. Hal ini karena bila tidak diobati dengan segera, maka penderita
bisa saja meninggal karena kehilangan banyak cairan.(Adisasmito, 2011).
Nusa Tenggara Barat merupakan daerah dengan angka kejadian diare yang relatif
tinggi menurut riskesdas tahun 2015 – 2016, jumlah angka kejadian diare pada tahun
2015 mencapai 86.70% sedangkan pada tahun 2016 angka kejadian diare mencapai
90.77% (Depkes RI, 2016). Data selanjutnya menunjukkan, pada tahun 2016 angka
kejadian diare di Nusa Tenggara Barat mencapai 92.92% 2 (Riskesdas, 2017). Data
selanjutnya pada tahun 2017, Nusa Tenggara Barat menempati urutan pertama untuk
kasus diare dengan jumlah kasus mencapa 96.94% (Depkes RI, 2017)
B. Perumusan masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan Ibu yang
mempunyai bayi atau balita mengenai diare pada balita di desa batumora Kecamatan
sikur Kabupaten Lombok Timur ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan Ibu yang
mempunyai bayi atau balita mengenai swamedikasi diare pada balita di desa Lendang Nangka
Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur.
D. Manfaat penelitian
1. Diare Akut
Diare akut merupakan jenis gangguan pencernaan yang terjadi secara tiba-tiba
dengan durasi berlangsungnya selama 3 sampai 7 hari.Umumnya, penyebab diare akut
karena adanya infeksi virus atau bakteri di saluran cerna. Infeksi virus atau bakteri
tersebut bisa terjadi karena adanya kontaminasi pada makanan atau minuman yang
dikonsumsi oleh penderita diare tersebut.
2. Diare Persisten
Kondisi diare persisten ditandai dengan buang air encer dan sering, lebih dari
3 kali dalam 24 jam, yang berlangsung selama lebih dari 2 minggu, namun kurang
dari 4 minggu. Diare persisten umumnya disebabkan oleh patogen yang berbeda
dengan penyebab diare akut.
3. Diare Kronis
Durasi dari diare kronis berlangsung selama 4 minggu atau bahkan lebih. Biasanya,
diare kronis disebabkan oleh infeksi kronis, alergi (seperti pada lactose intolerance),
pengaruh konsumsi obat-obatan tertentu, hingga kondisi medis. Beberapa kondisi medis
yang mengakibatkan diare kronis adalah Crohn’s disease, iritasi usus besar (IBS), dan
lain sebagainya.
C. Gejala Diare
Hampir semua orang mungkin pernah menderita diare. WHO mendefinisikan bahwa
diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek
atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering dari biasanya, tiga
kali atau lebih dalam satu hari.
Perlu diketahui jika menderita diare kurang dari 14 hari, penderita mengalami diare akut,
dan jika lebih dari 14 hari, sudah dipastikan penderita mengalami diare kronis/persisten.
Selain itu ada 3 derajat dehidrasi diare yang tak kalah pentingnya untuk diketahui;
1. Diare Tanpa Dehidrasi, ciri-cirinya jika pada Balita, ia tetap aktif, memiliki keinginan
untuk minum seperti biasa, mata tidak cekung, dan turgor kembali segera. Namun,
Balita akan kehilangan cairan <5% dari berat badan.
2. Diare Dehidrasi Ringan/Sedang, biasanya Balita mengalami gelisah atau rewel, mata
cekung, rasa haus meningkat, turgor kembali lambat, dan kehilangan cairan 5-10%
dari berat badan.
3. Diare Dehidrasi Berat, ditandai dengan lesu/lunglai, mata cekung, malas minum,
turgor kembali sangat lambat > 2 detik, dan kehilangan cairan >10% dari berat badan.
Secara umum, penyebaran diare biasa terjadi melalui infeksi (kuman-kuman penyakit)
seperti bakteri, virus, dan parasite. Biasanya menyebar melalui makanan/minuman yang
tercemar atau kontak langsung dengan tinja penderita. Penyebaran bisa juga terjadi karena
menurunnya daya tahan tubuh yang disebabkan kurangnya asupan ASI kepada bayi
sampai 2 tahun atau lebih. Di dalam ASI terdapat antibodi yang dapat melindungi bayi
dari kuman penyakit. Kurang gizi/malnutrisi terutama anak yang gizi buruk akan mudah
terkena diare.
Yang paling penting soal penyebaran diare adalah tergantung pada perilaku dan faktor
lingkungan. Penyakit diare adalah penyakit yang berbasis lingkungan yang faktor
utamanya dari kontaminasi air atau tinja yang berakumulasi dengan perilaku manusia
yang tidak sehat.
Selain lebih sering BAB dan mencret, diare pada anak bisa disertai dengan beberapa
gejala lain, seperti:
Perut kembung
Mual
Muntah
Kehilangan nafsu makan
Demam
Nyeri perut dan kram
Saat diare, tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit dengan sangat cepat. Ini karena
saluran cerna sulit menyerap cairan dan elektrolit. Diare yang tidak ditangani dengan baik
bisa menyebabkan dehidrasi.
Dibandingkan orang dewasa, anak-anak lebih rentan mengalami dehidrasi. Oleh karena itu,
orang tua perlu lebih waspada terhadap tanda-tanda dehidrasi pada anak, yaitu:
Lemas
Mata cekung
Mulut dan bibir kering
Tubuh terasa dingin
Kehausan atau justru tidak mau minum sama sekali
Jumlah urine sedikit atau warnanya kuning pekat kecokelatan
Saat menangis, air mata hanya sedikit atau tidak ada sama sekali
Tampak mengantuk terus-menerus.
Beberapa komplikasi bisa terjadi akibat gangguan pencernaan ini, antara lain:
Kasus diare yang menyerang anak-anak di Indonesia masih cukup tinggi. Jadi,
sebagai langkah atau upaya pencegahan diare pada anak, berikut adalah beberapa
pencegahan yang bisa dilakukan:
Mengajarkan anak agar terbiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,
setelah memegang benda kotor, dan setelah buang air kecil atau air besar.
Pemberian vaksin rotavirus untuk anak sebanyak 3 dosis pada usia 2, 3, dan 4
bulan.
Memastikan makanan dan cairan yang dikonsumsi anak sudah matang dan terjaga
kebersihannya.
Mencukupi kebutuhan ASI eksklusif pada anak, setidaknya hingga berusia dua
tahun agar daya tahan tubuhnya kuat.
Air merupakan salah satu tempat yang baik untuk pertumbuhan bakteri,
kontaminasi akan sangat gampang terjadi jika sanitasi dan higienitas air tidak
diperhatikan. Pemakaian sumber air yang tidak tepat akan meningkatkan risiko
terjadinnya diare.
Selain sumber air yang bersih, wadah/tempat penyimpanan air setelah proses
pemasakan juga perlu diperhatikan. Penelitian yang dilakukan di Desa Batumora ,
Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur menunjukkan bahwa 91,6% anak yang
ibunya berperilaku tidak bersih yaitu tidak menutup minum dalam wadah yang
tertutup mengalami diare, sedangkan pada anak yang ibunya menyimpan air minum
dalam wadah yang tidak tertutup, 33% anak yang menderita diare. Oleh karena itu
Masyarakat harus tetap menjaga kebersihan rumah dan selalu menutup rapat tempat
minum dan makan secara benar.
Perilaku mencuci tangan merupakan salah satu dari prinsip hidup sehat dan
bersih. Perilaku mencuci tangan tidak akan menjadi suatu kebiasaan apabila tidak
dilakukan sejak dini (10). Perilaku mencuci tangan dapat dilakukan setelah buang air
besar (BAB), sebelum makan, dan persiapan atau mengolah makanan. Selain mencuci
tangan, kebersihan tangan juga dapat dilihat dari kebersihan kuku yaitu dengan
memotong/memendekkan kuku serta membersihkan kotoran yang ada. Pertumbuhan
kuku dalam satu minggu rata rata mencapai 0,5-1,5 mm. Salah satu kebiasaan yang
sering dilakukan anak adalah menggigit kuku. Menjaga agar kuku tetap pendek dan
bersih merupakan hal yang paling penting untuk menjaga personal hygiene sebab
kuku bisa menjadi media untuk pertumbuhan bakteri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyebab terbanyak kematian pada anak dengan diare adalah akibat dehidrasi,
oleh sebab itu orangtua perlu memperhatikan tanda bahaya pada anak yang sedang
mengalami diare, yakni:
Mengajarkan anak agar terbiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,
setelah memegang benda kotor, dan setelah buang air kecil atau air besar.
Pemberian vaksin rotavirus untuk anak sebanyak 3 dosis pada usia 2, 3, dan 4
bulan.
Memastikan makanan dan cairan yang dikonsumsi anak sudah matang dan terjaga
kebersihannya.
Mencukupi kebutuhan ASI eksklusif pada anak, setidaknya hingga berusia dua
tahun agar daya tahan tubuhnya kuat.
B. Saran
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/493/hal-penting-tentang-diare-pada-anak-yang-
patut-orangtua-ketahui.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/tips-sehat/20170403/4620310/kenali-diare-anak-dan-
cara-pencegahannya/.