Anda di halaman 1dari 52

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang frekuensinya lebih dari

3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer (Najamuddin, 2014). Penyakit

diare masih menjadi masalah global dengan derajat kematian yang tinggi di

berbagai negara terutama Negara berkembang. Menurut Riset kesehatan dasar

prevalensi diare pada balita meningkat dari tahun 2013 sampai 2018 yaitu dari

2,4% meningkat hingga 11% (Riskesdas, 2018).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017, diare

merupakan penyakit kedua yang menyebabkan kematian pada anak-anak.

Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan

penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan

kematian (Kosasih, 2015). Kriteria KLB Diare, sesuai Permenkes RI

no.1501/MENKES/PER/X/2010 salah satunya adalah peningkatan kejadian

kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari, atau

minggu berturut turut.

Diare merupakan salah satu penyakit infeksi yang lebih dominan

menyerang balita karena daya tahan tubuh balita yang masih lemah sehingga

balita sangat rentan terkena diare, selain itu pada anak usia balita, anak

mengalami fase oral yang membuat anak usia balita cenderung mengambil benda

apapun dan memasukkannya ke dalam mulut sehingga memudahkan kuman

masuk ke dalam tubuh (Kosasih, 2015). Upaya yang dapat dilakukan sebagai

pencegahan diare pada balita adalah dengan memberikan ASI selama 6 bulan,

memperbaiki makanan pendamping ASI, menggunakan air bersih, mencuci botol

susu dengan benar (Depkes, 2010). Penderita diare rentan mengalami dampak

seperti dehidrasi dan malnutrisi., maka dari itu penanganan diare harus dilakukan

dengan tepat dan akurat. Penanggulangan diare yang dapat dilakukan adalah
meneruskan pemberian ASI, susu formula, dan makanan padat pada bayi,

berikan oralit atau larutan gula-garam untuk mengganti cairan yang hilang,

berikan makanan seperti biasa dan hindari makanan yang mengandung serat,

berikan zinc selama 10 hari berturut-turut, jangan berikan obat antidiare pada

anak karena dapat menghambat kuman yang akan keluar (Depkes, 2010).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Furi Ainun Khikmah (2012)

menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang diare

dengan kejadian diare pada balita. Penelitian yang dilakukan oleh Erisa

Herwindasari (2013) menyatakan bahwa tindakan penanganan diare di rumah

oleh ibu ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu, semakin baik pengetahuan

ibu, semakin baik pula tindakannya terhadap penanganan diare.

Berdasarkan data PKP tahun 2020 di Puskesmas Ardimulyo, pencapaian

pelayanan diare balita hanya mencapai 11,8% dari taget capaian 100%. Masih

ada 88,2% yang mencapai pelayanan diare balita di Puskesmas Ardimulyo

Kabupaten Malang. Desa Baturetno adalah Desa dengan target pencapaian

pelayanan diare balita yang paling rendah di Kecamatan Singosari Kabupaten

Malang pada tahun 2020.

Rendahnya target capaian ini salah satunya disebabkan karena kurangnya

pengetahuan masyarakat di Desa Baturetno tentang pentingnya pelayanan

pencegahan dan penanganan diare pada balita. Upaya merubah perilaku tentang

cara pencegahan dan penanganan diare pada balita melalui media video

pembuatan oralit dan leaflet kepada kader Posyandu di desa Baturetno Kecamatan

Singosari Kabupaten Malang adalah dengan melakukan promosi kesehatan.

Kegiatan promosi kesehatan terdiri dari 4 kegiatan utama, yaitu

penyuluhan, pemberdayaan masyarakat, pelatihan, dan advokasi (Permenkes RI,

2014).
B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Melakukan pemberdayaan kader posyandu untuk membantu ibu balita

dalam pencegahan dan penanganan diare pada balita melalui pemberian video

pembuatan oralit dan pemberian leaflet di desa Baturetno Kecamatan Singosari

Kabupaten Malang.

b. Tujuan Khusus

1. Melakukan pemberdayaan kader posyandu melalui pemberian video

pembuatan oralit dan pemberian leaflet di desa Baturetno Kecamatan

Singosari Kabupaten Malang.

2. Meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang pencegahan dan

penanganan diare pada balita oleh kader posyandu melalui pemberian

video pembuatan oralit dan pemberian leaflet di desa Baturetno

Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.

C. SASARAN

Sasaran kegiatan adalah Kader posyandu di Desa Baturetno Kecamatan

Singosari Kabupaten Malang.

D. MANFAAT

1. Bagi Puskesmas

a. Merencanakan kegiatan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit

dalam meningkatkan cakupan indikator program penanganan dan

pencegahan diare pada balita di wilayah desa Baturetno Kecamatan

Singosari

b. Merencanakan Puskesmas Ardimulyo dalam melakukan sosialisasi

program penanganan diare pada balita di masyarakat.


2. Bagi Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang pencegahan dan

penanganan diare pada balita oleh kader posyandu melalui pemberian

video pembuatan oralit dan pemberian leaflet di desa Baturetno Kecamatan

Singosari Kabupaten Malang

3. Bagi Mahasiswa

a.Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah dan menentukan prioritas

masalah, melalui analisa data-data primer dan sekunder.

b. Mahasiswa mampu mencari akar penyebab masalah dan menentukan

prioritas penyebab masalah.

c. Mahasiswa mampu menentukan alternatif pemecahan masalah,

berdasarkan prioritas penyebab masalah.

d. Mahasiswa mampu merancang program untuk intervensi perubahan

perilaku sebagai pemecahan masalah kesehatan.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. DIARE

Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi

defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi

tinja (menjadi cair), dengan atau tanpa darah dan atau lendir (Suraatmaja,

2010). Sementara untuk bayi dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai

pengeluaran tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja

normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam (Sofwan, 2010). Diare merupakan

penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari

frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan diare bila feses lebih berair

dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air

besar berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Depkes, 2007).

B. KLASIFIKASI DIARE

1. Diare akut, disebabkan oleh infeksi usus, infeksi bakteri, obat-obat

tertentu atau penyakit lain. Gejala diare akut adalah tinja cair, terjadi

mendadak, badan lemas kadang demam dan muntah, berlangsung

beberapa jam sampai beberapa hari.

2. Diare kronik, yaitu diare yang menetap atau berulang dalam jangka

waktu lama, berlangsung selama 2 minggu atau lebih.

3. Disentri adalah diare disertai dengan darah dan lendir

Diare yang hanya sekali-sekali tidak berbahaya dan biasanya sembuh

sendiri. Tetapi diare yang berat bisa menyebabkan dehidrasi dan bisa

membahayakan jiwa. Dehidrasi adalah suatu keadaan dimana tubuh

kekurangan cairan tubuh yang dapat berakibat kematian, terutama pada

anak/bayi jika tidak segera diatasi. Bila penderita diare banyak sekali

kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian, terutama

pada bayi dan anak-anak di bawah umur lima tahun. Pada kasus yang jarang,
diare yang terus-menerus mungkin merupakan gejala penyakit berat seperti

tipus, cholera atau kanker usus ( Depkes, 2007).

C. ETIOLOGI DIARE

Menurut World Gastroenterology Organization global guidelines (2012),

etiologi diare akut dibagi atas empat penyebab:

1. Bakteri : Shigella, Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio, Bacillus cereus,

Clostridium perfringens, Stafilokokus aureus, Campylobacter aeromonas.

2. Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Astrovirus.

3. Parasit : Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium

coli, Trichuris trichiura, Cryptosporidium parvum, Strongyloides stercoralis.

4. Non infeksi : malabsorpsi, keracunan makanan, alergi, gangguan

motilitas, imunodefisiensi dan kesulitan makan (Farthing et.al., 2012).

D. FAKTOR RESIKO DIARE

1. Faktor perilaku yang dapat menyebabkan diare antara lain:

a) Tidak memberikan Air Susu Ibu eksklusif, memberikan makanan

pendamping/MPASI terlalu dini akan mempercepat bayi kontak terhadap

kuman.

b) Menggunakan botol susu tebukti meningkatkan risiko tekena

penyakit diare karena sangat sulit untuk membersihkan botol

c) Tidak menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum

memberi ASI/makan, setelah Buang Air Besar (BAB), dan setelah

membersihkan BAB anak.

d) Penyimpanan makanan yang tidak higienis (Utami & Luthfiana,

2016).

2. Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan diare antara lain :

a) Ketersediaan air bersih yang tidak memadai

Sarana air bersih adalah bangunan beserta peralatan dan perlengkapannya

yang menyediakan dan mendistribusikan air tersebut kepada masyarakat.


Sarana air bersih harus memenuhi persyaratan kesehatan, agar tidak

mengalami pencemaran sehingga dapat diperoleh kualitas air yang baik

sesuai dengan standar kesehatan (Utami & Luthfiana, 2016)

b) Ketersediaan jamban

Penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penularan

risiko terhadap penyakit diare. Jamban atau tempat pembuangan

kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi

oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh (Notoatmodjo,

2010).

c) Pembuangan air limbah

Air limbah atau air kotoran adalah air yang tidak bersih dan mengandung

berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia. Saluran

pembuangan air limbah adalah suatu bangunan yang digunakan untuk

membuang air dari kamar mandi, tempat cuci, dapur, dan lain-lain bukan

dari jamban (Notoatmodjo, 2010).

d) Pembuangan sampah

Sampah erat kaitanya dengan kesehatan masyarakat karena dari sampah

tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit dan

juga binatang serangga sebagai pemindah/penyebar penyakit (vektor).

Oleh karena itu sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil

mungkin, tidak mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat

(Notoatmodjo, 2010).

E. GEJALA DIARE

Gejala klinis penderita diare biasanya ditandai dengan suhu tubuh

biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul

diare. Tinja akan menjadi cair dan mungkin disertai dengan lendir ataupun

darah. Warna tinja bisa lama- kelamaan berubah menjadi kehijau-hijauan

karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena
seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat banyaknya

asam laktat yang berasal darl laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus

selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan

dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan

keseimbangan asam- basa dan elektrolit (Kliegman, 2006).

Tanda tanda gejala lainnya dapat berupa : - Frekuensi buang air besar

melebihi normal - Kotoran encer / cair - Sakit / kejang perut, pada beberapa

kasus - Demam dan muntah, pada beberapa kasus. Gejala pada anak : •

Dehidrasi ringan/sedang; gelisah, rewel, mata cekung, mulut kering, sangat

haus, kulit kering • Dehidrasi berat, lesu, tak sadar, mata sangat cekung, mulut

sangat kering, malas/tidak bisa minum, kulit sangat kering (Depkes, 2007).

F. CARA PENULARAN DIARE

Penularan penyakit diare disebabkan oleh infeksi dari agen penyebab

dimana akan terjadi bila memakan makanan/air minum yang terkontaminasi

tinja/muntahan penderita diare. Akan tetapi, penularan penyakit diare adalah

kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti:

1. Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah

dicemari oleh serangga atau terkontaminasi oleh tangan yang kotor.

2. Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering

memasukan tangan/mainan apapun ke dalam mulut. Hal ini dikarenakan virus

ini dapat bertahan di permukaan udara sampai beberapa hari.

3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air

dengan benar.

4. Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih. Tidak mencuci

tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja

anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang

dipegang (WHO, 2017).


G. CARA PENCEGAHAN DIARE

Tindakan pencegahan diare adalah hal yang baik daripada pengobatan, adapun

cara pencegahan diare adalah sebagai berikut:

1. Mencegah penyebaran kuman pathogen penyebab diare. Kuman-kuman

pathogen penyebab diare umumnya disebarkan secara fekal-oral.

Pemutusan penyebaran kuman penyebab diare perlu difokuskan pasa cara

penyebaran ini. Upaya pencegahan diare yang terbukti efektif meliputi:

 Memberikan ASI yang benar

 Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan

pendamping ASI.

 Penggunaan air bersih yang cukup.

 Membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun

sehabis buang air besar dan sebelum makan.

 Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh

anggota keluarga.

2. Memperbaiki daya tahan penjamu (host). Cara-cara yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan dapat mengurangi risiko

diare antara lain:

 Memberi ASI paling tidak sampai usia 2 tahun.

 Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan memberi

makanan dalam jumlah yang cukup untuk memperbaiki status gizi

anak.

 Imunisasi campak.

H. CARA PENANGANAN DIARE

Penanganan diare dapat dilakukan melalui metode LINTAS Diare ( Lima

Langkah Tuntaskan Diare ). Usaha pengobatan sendiri dilakukan karena

pengaruh pertimbangan ekonomi, kepraktisan dalam pengobatan, serta

anggapan bahwa gejala yang diderita masih tergolong ringan dan mudah
diobati. Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat

dilakukan melalui perilaku sehat dan penyehatan lingkungan.

Penanganan terhadap dehidrasi meliputi pemberian cairan rehidrasi

pengganti dan meneruskan pemberian makanan atau meningkatkan pemberian

ASI selama anak masih mengalami diare. Beratnya dehidrasi secara akurat

dinilai berdasarkan berat badan yang hilang sebagai presentasi kehilangan total

berat badan dibandingkan berat badan sebelumnya sebagai baku emas. WHO

(2007) merekomedasikan penanganan dehidrasi menggunakan Oral

Rehidration Solution (ORS), yang diberikan sesuai dengan derajat dehidrasi.

Penderita diare tanpa dehidrasi harus segera diberikan cairan rumah

tangga untuk mencegah dehidrasi, seperti air tajin, larutan gula garam, kuah

sayursayuran dan sebagainya. Pengobatan dapat dilakukan di rumah oleh

keluarga penderita. Jumlah cairan yang diberikan adalah 10 ml/kgBB atau

untuk anak usia < 1 tahun adalah 50-100 ml, 1-5 tahun adalah 100-200 ml, 5-

12 tahun adalah 200- 300 ml dan dewasa adalah 300-400 ml setiap diare

(WHO, 2007).

Pada anak usia di bawah 2 tahun cairan harus diberikan dengan sendok

dengan cara 1 sendok setiap 1 sampai 2 menit. Pemberian dengan botol tidak

boleh diberikan. Pada anak yang lebih besar dapat diberikan menggunakan

gelas dengan tegukan yang sering. Bila terjadi muntah hentikan dulu selama 10

menit kemudian mulai lagi perlahan-lahan dengan 1 sendok setiap 2-3 menit.

Pemberian cairan ini dilanjutkan sampai diare berhenti (WHO, 2007).

Penderita diare dengan dehidrasi ringan-sedang harus dirawat di sarana

kesehatan dan segera diberikan terapi rehidrasi oral dengan oralit. Jumlah yang

diberikan 75 ml/kgBB dalam 3 jam pertama. Bila berat badan tidak diketahui,

meskipun cara ini kurang tepat, perkiraan kekurangan cairan ditentukan

dengan menggunakan umur penderita, yaitu umur 5 tahun adalah 1200 ml dan

dewasa adalah 2400 ml. Pada diare dengan dehidrasi berat harus dirawat di
sarana kesehatan. Pasien yang masih dapat minum meskipun hanya sedikit

harus diberikan oralit sampai cairan infus terpasan.

Obat Yang Dapat Digunakan Obat yang dianjurkan untuk mengatasi

diare adalah oralit untuk mencegah kekurangan cairan tubuh. Oralit 200 adalah

campuran gula, garam natrium dan kalium. Kegunaan obat oralit tidak

menghentikan diare, tetapi mengganti cairan tubuh yang keluar bersama tinja.

Oralit tersedia dalam bentuk cair yag siap diminum dan bentuk sachet. Cara

pembuatan bentuk sachet yaitu menyiapkan air 200 ml didalam gelas

belimbing atau bisa memakai botol susu yang sudah tersedia takaran ml nya.

Setelah itu campurkan oralit kemasan sachet kedalam gelas berisi air kemudian

aduk sampai merata. Berikan dengan sendok (untuk anak < 2 tahun) sedikit-

sedikit terus menerus sampai habis. Bila muntah tunggu 10 menit, ulangi tetes

demi tetes agar anak tidak menolak.

Jika tidak tersedia oralit dapat dibuat larutan sendiri dengan mencampur :

Gula 40 g (1 sendok makan) + garam 3,5 g (1 sendok teh) dilarutkan dalam 1

liter (5 gelas) air mendidih yang telah didinginkan.


BAB III

ANALISA SITUASI

3.1. Gambaran Puskesmas Ardimulyo

3.1.1. Kondisi Geografis dan Luas Wilayah

Luas Puskesmas Ardimulyo adalah 66,16 km2 yang terletak antara Bujur Timur

112.678233 dan Lintang Selatan -7.87315. Posisi Puskesmas Ardimulyo terletak pada

ketinggian 487 meter dari permukaan laut, dengan kondisi daerah dataran rendah

(lembah) sedangkan daerah dataran tinggi perbukitan dan penggunungan pada

ketinggian 500-3600 meter dari permukaan laut, Lereng Gunung Tumpuk, Lereng

Gunung Arjuno. Adapun batas wilayah sebagai berikut:

a. Batas Wilayah Kerja Puskesmas Ardimulyo :

 Sebelah Utara : Kecamatan Lawang


 Sebelah Timur : Kecamatan Jabung
 Sebelah Selatan : Wilayah Kerja Puskesmas Singosari
 Sebelah Barat : Wilayah Kerja Puskesmas Singosari

b. Wilayah Administrasi Kerja Puskesmas Ardimulyo :

 Terdiri dari : 66,16 Km2


 Jumlah Desa/Kelurahan : 7 desa/ 1 Kelurahan
 Jumlah Rukun Warga : 61 RW
 Jumlah Rukun Tetangga : 378 RT
 Daratan : 88 %
 Pegunungan : 16 %
Gambar 3.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas
Ardimulyo

3.1.2. Keadaan Demografi

Penduduk mempunyai peranan penting dalam pembangunan suatu wilayah.


Data kependudukan merupakan salah satu informasi yang sangat perlu diperhatikan.
Jumlah penduduk berdasarkan proyeksi penduduk oleh Badan Pusat Statistik, jumlah
penduduk Puskesmas Ardimulyo tahun 2021 sebagai berikut :

JUMLAH PENDUDUK 2021


>70

49-59

0-19
20,000 10,000 0 10,000 20,000
Perempuan Laki-Laki
Jumlah RT, RW dan KK di Desa/Kelurahan cakupan Puskesmas
Ardimulyo, dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 3.2 Jumlah RT, RW dan KK
NO DESA/KELURAHAN RW RT KK
1 Ardimulyo 8 51 2990
2 Randuagung 13 77 4991
3 Toyomarto 7 55 3934
4 Losari 5 24 1529
5 Tamanharjo 6 46 1919
6 Baturetno 4 34 2032
7 Dengkol 11 64 3916
8 Wonorejo 7 18 2063
JUMLAH 61 369 23374

Jumlah sarana dan prasarana pendidikan di Desa/Kelurahan


wilayah Puskesmas Ardimulyo, dijelaskan dalam tabel berikut :
Tabel 3.3 Jumlah sarana dan prasarana pendidikan

NO JENIS JUMLAH
1 SD / MI 31
2 SMP / MTs 9
3 SLTA / MA 5
4 PONDOK PESANTREN 5

3.2 Analisis Situasi Khusus

3.2.1 Ketenagaan UPT Puskesmas Kepanjen


Jumlah tenaga kerja di Puskesmas Ardimulyo tahun 2020 yaitu; dokter umum 4

orang, dokter gigi 1 orang, bidan induk 5 orang, bidan induk PTT 1 orang, bidan pustu 2

orang, bidan polindes 6 orang, perawat 9 orang, perawat poskesdes 8 orang, sanitarian 1

orang, tenaga gizi 1 orang, apoteker 1 orang, asisten apoteker 2 orang, tenaga administrasi 3

orang, tenaga kontrak pemda 2 orang, tenaga kontrak honorer 10 orang.

3.2.2 Prasarana Puskesmas

1.Sarana Kesehatan Lainnya

Jumlah dan kepemilikan sarana kesehatan lain di Puskesmas Ardimulyo tahun 2020

yang meliputi : Klinik rawat inap 1 buah, Klinik rawat jalan atau Praktek perorangan

Dokter Umum 9, Praktek perorangan Dokter Gigi 1, Apotik 2, Praktek pengobatan


tradisional dan pijat 32 , Pos Obat Desa 8.

2.Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Dalam upaya meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di

perlukan upaya memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada di masyarakat, adalah

sebagai berikut : Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) Posbindu (Pos Pembinaan

Terpadu) ,Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren). Jumlah Posyandu di wilayah

Puskesmas Ardimulyo tahun 2020 yang meliputi : Posyandu Balita sebanyak 64 buah,

Posyandu Lansia 31 buah, Posyandu Jiwa 1 buah, Posbindu 1 buah, Poskestren 1

buah.

3.2.3 Program Pelayanan Puskesmas Ardimulyo


1. Pelayanan UKM Esensial Puskesmas
a. Promosi Kesehatan (PROMKES)
b. Penyehatan Kesehatan Lingkungan (KESLING)
c. Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)
d. Perawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS)
e. Upaya Perbaikan Gizi
f. Pencegahan & Pengendalian Penyakit (Menular dan Tidak Menular)
2. Pelayanan UKM Pengembangan
a. Usaha Kesehatan Jiwa
b. Usaha Kesehatan Usila
c. Usaha Kesehatan Kerja
d. Gilut/ UKGMD/ UKGS
e. Pengobatan Tradisional (Batra/ Komplmenter)
f. Usaha Kesehatan Indra
g. Usaha Kesehatan Olah Raga
h. Matra
3. Pelayanan UKP
a. Poli Umum dan Bapil
b. Poli Gigi dan Mulut
c. Poli Ibu dan KB
d. Poli Anak dan Imunisasi
e. Poli VCT
f. Poli Konseling Gizi, Promkes dan Kesling
g. Unit Gawat Darurat 24 Jam
h. Rawat Inap Umum
i. Persalinan
j. Laboratorium
k. Apotek/ Kamar Obat
l. Ambulance 24 Jam

3.4 Permasalahan Pelayanan Diare Balita di Puskesmas Ardimulyo

3.4.1 Indikator Pelayanan Diare Balita d Puskesmas Ardimulyo

Gambar 3.4.1 Permasalahan Pelayanan Diare Balita di Puskesmas Ardimulyo


BAB IV

MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

4.1 Identifikasi Masalah


Berdasarkan Laporan tahunan UPT Puskesmas Ardimulyo 2020 tentang cakupan
masalah dan hambatan upaya kesehatan masyarakat (UKM), masih ditemukan
permasalahan dari beberapa program yang tidak sesuai dengan target capaian, sebagai
berikut :

1. Persentase cakupan Rumah Tangga yang dikaji mencapai 13% sedangkan target yang
ditetapkan yaitu 20%
2. Persentase cakupan Pengawasan Sarana Air Bersih ( SAB ) mencapai 13,7%
sedangkan target yang ditetapkan yaitu 35%.
3. Presentase cakupan Pelayanan Diare Balita mencapai 11,8% sedangkan target yang
ditetapkan yaitu 100 %.
4. Presentase cakupan Pelayanan orang terduga TBC mendapatkan pelayanan TBC
sesuai standart mencapai 86,1% sedangkan target yang ditetapkan yaitu 100%.
5. Persentase cakupan deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran
paling kurang pada 40% populasi mencapai 40% sedangkan target yang ditetapkan
yaitu 4,6%.
6. Persentase cakupan Penimbangan balita D/S mencapai 53% sedangkan target yang
ditetapkan yaitu 80%
7. Presentase cakupan Penyehat Tradisional Ramuan yang memiliki STPT mencapai
7,3% sedangkan target yang ditetapkan yaitu 15%.
8. Persentase cakupan Kader Posyandu yang telah mendapat sosialisasi kusta mencapai
61% sedangkan target yang ditetapkan yaitu >95%.
9. Persentase cakupan Pembinaan sanitasi perumahan mencapai 37% sedangkan target
yang ditetapkan yaitu 40%
10. Presentase cakupan Peserta KB Baru mencapai 6,7% sedangkan target yang
ditetapkan yaitu 10%.
TABEL IDENTIFIKASI MASALAH

NO INDIKATOR TARGE CAPAIAN SELISIH RUMUSAN MASALAH


T (%) (%)
(%)

1. Rumah Tangga yang 20% 13% 7% Masih terdapat 7% umah tangga


dikaji yang belum dikaji

2. Pengawasan Sarana 35% 13,7% 21,3% Masih terdapat 21,3% yang


Air Bersih ( SAB ) belum dilakukan pengawasan
sarana air bersih

3. Pelayanan Diare 100 % 11,8% 88,2% Masih ada 41,8% yang belum
Balita mendapatkan pelayanan diare
pada balita

4. Pelayanan orang 100% 86,1% 13,9% Masih terdapat 13,9% yang


terduga TBC belum mendapatkan pelayanan
mendapatkan TBC sesuai standart pada
pelayanan TBC pelayanan orang terduga TBC
sesuai standart

5. Deteksi dini 40% 4,6% 35,4% Masih terdapat 35,4% yang


gangguan belum terdeteksi dini gangguan
penglihatan dan penglihatan dan gangguan
gangguan pendengaran yang paling kurang
pendengaran paling pada 40% jumlah populasi
kurang pada 40%
populasi

6. Penimbangan balita 80% 53% 27% Masih terdapat 27% yang belum
D/S melakukan penimbangan balita
D/S

7. Penyehat Tradisional 15% 7,3% 7,7% Masih terdapat 7,7% penyehat


Ramuan yang tradisional ramuan yang belum
memiliki STPT memiliki STPT

8. Kader Posyandu >95% 61% 34% Masih terdapat 34% kader


yang telah mendapat posyandu yang belum mendapat
sosialisasi kusta sosialisasi kusta
kesehatan

9. Pembinaan sanitasi 40% 37% 3% Masih terdapat 3% yang belum


melakukan pembinaan sanitasi
perumahan perumahan

10. Peserta KB Baru 30% 6,7% 3,3% Masih terdapat 3,3% yang belum
mendapatkan peserta KB baru

4.2 Prioritas Masalah

Dari beberapa masalah yang telah dikumpulkan, dipilih satu masalah sebagai

prioritas masalah dengan menggunakan metode urgency, seriousness, growth (USG).

Urgency, dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut

diselesaikan. Seriousness, dilihat dari dampak masalah tersebut terhadap

produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau

tidak. Growth, seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan

kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk jika dibiarkan.

Penentuan prioritas masalah dilakukan bersama 3 partisipan, setiap partisipan

memberikan skoring parameter USG, dan untuk nilai total ditentukan dihitung dari

rata-rata skor masing-masing parameter, selanjutnya hasilnya dikalikan.

Tabel IV.2 Prioritas Masalah di Puskesmas Ardimulyo Tahun 2020 dengan


Menggunakan Metode USG
U S G Total Rangking
Masalah
AB CA B CA B C USG
Masih terdapat 7%
rumah tangga
yang belum 23 1 2 1 1 2 2 1 9
dikaji 15

Masih terdapat
21,3% yang
belum dilakukan
pengawasan
sarana air bersih 20 4
2 3 2 3 2 2 3 1 2
Masih ada 88,2%
yang belum
mendapatkan
pelayanan diare pada 4 4 5 5 3 5 4 4 3 37 1
balita
Masih terdapat 13,9%
yang belum
mendapatkan
pelayanan TBC sesuai 2 3 3 2 3 2 2 3 3 22 3
standart pada
pelayanan orang
terduga TBC

Masih terdapat 35,4%


yang belum
terdeteksi dini
gangguan 23 2
penglihatan dan 2 3 3 2 32 2 3 3
gangguan
pendengaran yang
paling kurang
pada 40% jumlah
populasi

Masih terdapat 27%


yang belum
melakukan
penimbangan 3 1 2 2 2 2 2 2 2 19 6
balita D/S

Masih terdapat 7,7%


penyehat
tradisional ramuan 2 3 1 2 1 1 2 1 3 16 8
yang belum
memiliki STPT

Masih terdapat 34%


kader posyandu
yang belum
mendapat 2 2 3 2 2 2 2 2 2 19 7
sosialisasi kusta

Masih terdapat 3%
yang belum
melakukan
pembinaan 2 2 1 2 1 1 2 1 1 13 10
sanitasi
perumahan
Masih terdapat 3,3%
yang belum
mendapatkan
peserta KB baru 3 2 3 2 2 1 2 3 2 20 5

Keterangan Partisipan :
- P1 (Partisipan 1) : PJ MUTU (drg. Sulvi Muawanah)
- P2 (Partisipan 2) : PJ UKM ESSENSIAL (Bu Luluk Luhuriningtyas,
Amd.Keb)
- P3 (Partisipan 3) : PJ Program Diare (Agustiani Heppy, A.Md.Kep)
Berdasarkan hasil penentuan prioritas masalah dengan metode USG
diatas maka dapat disimpulkan bahwa prioritas masalah adalah Masih ada 88,2%
yang belum mendapatkan pelayanan diare pada balita.

4.3 Penyebab Masalah

Dari prioritas masalah tersebut, dilakukan brainstorming bersama

partisipan untuk mencari penyebab masalah penyebab masalah seperti tergambar

dalam diagram tulang ikan di bawah ini :


Manusia Sarana

Perilaku mencuci tangan Media informasi kurang


Kesadaran ibu balita
kurang tepat inovatif sehingga kurang tepat
kurang tentang penanganan
sasaran
dan pencegahan diare pada
Kurangnya pemberian ASI balita Kurangnya media
ekslusif eterutama selama 4-6 informasi kurang efektif
Kurangnya pemahaman
bulan
tentang penanganan dan
Peran kader belum maksimal Masih terdapat
pencegahan diare pd balita
2,9% yang belum
memenuhi
Metode Kondisi pandemik pelayanan diare
penyuluhan kurang Sumber air bersih pada balita
efektif kurang memadai
Kurangnya media promkes
Sarana mempengaruhi seperti video leaflet Pembuangan serta
kurang efektif penanganan dan pengelolaan limbah
pencegahan diare pd balita kurang diperhatikan

Metode Lingkungan

Gambar 4.3 Fishbone Diagram Penyebab Masalah


4.4 Prioritas Penyebab Masalah
Dari akar penyebab masalah pada diagram fishbone, maka selanjutnya dicari penyebab yang
paling mungkin dengan menggunakan teknik NGT (Nominal Group Technique) menggunakan
modifikasi skoring, dengan skala 1-5 (1 = Tidak berpengaruh, 2 = Kurang berpengaruh, 3 =
Cukup berpengaruh, 4 = Berpengaruh, 5 = Sangat berpengaruh)

Berikut hasil dari penentuan penyebab masalah dengan metode NGT sebagaimana terdapat
pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Prioritas Penyebab Masalah dengan Menggunakan Metode NGT

No. Penyebab Masalah Skor Total Ranking

p1 p2 p3

1. Kurangnya pemahaman 4 5 4 14 1
tentang pencegahan diare
pada balita

2. Kurangnya pemberian 4 3 4 10 4
ASI ekslusif terutama
selama 4-6 bulan

3. Peran kader belum 4 5 2 11 3


maksimal

4. Perilaku mencuci tangan 4 4 4 12 2


pada ibu balita kurang
baik

5. Metode penyuluhan 4 3 3 10 5
kurang efektif

6. Kurangnya media 3 2 4 9 8
promkes seperti video
leaflet penanganan dan
pencegahan diare pd
balita
7. Kurangnya media
3 3 2 8 9
promosi dan sosialisasi
karena kurang menarik
8. Sumber air bersih kurang
4 3 3 10 6
memadai

9. Kondisi pandemik
3 3 2 9 7

Keterangan Partisipan :
- P1 (Partisipan 1) : PJ UKM ESSENSIAL (Bu Luluk Luhuriningtyas, Amd.Keb)
- P2 (Partisipan 2) : PJ Program Diare (Agustiani Heppy, A.Md.Kep)
- P3 (Partisipan 3) : Bidan Desa Baturetno (Rini Idawati, A.Md Keb)
Berdasarkan tabel diatas, maka ditetapkan prioritas penyebab masalah adalah Kurangnya

pemahaman tentang pencegahan diare pada balita.

4.5 Alternatif Pemecahan Masalah


Dari prioritas penyebab masalah diatas, maka ditetapkan pemecahan masalah dengan
melakukan brainstorming oleh petugas Puskesmas. Hasil brainstorming diperoleh alternatif
pemecahan masalah sebagai berikut:
1. Melakukan penyuluhan tentang diare dengan media poster yang ditempelkan di
posyandu.
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang diare pada balita melalui broadcast
messeger.
3. Pemberdayaan ibu balita terhadap penanganan dan pencegahan diare pada balita kepada
kader posyandu melalui video pembuatan oralit dan leaflet
4. Petugas kader posyandu rutin melakukan monitoring dan evaluasi kasus diare di desa
5. Meningkatkan kerjasama dengan kader posyandu tentang pelaporan pasien diare
6. Memberikan motivasi kepada kader posyandu dan ibu balita agar rutin memeriksakan
balita saat terkena diare
7. Edukasi ibu balita dan kader posyandu tentang pentingnya ASI ekslusif selama 2 tahun.

4.6 Pemecahan Masalah Terpilih

Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang diajukan, dipilih salah satu sebagai
pemecahan masalah terpilih dengan menggunakan metode capability, accessibility, readiness,
and leverage (CARL). Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:

1. Capability, ketersediaan sumber daya (dana, sarana, dan peralatan).


2. Accessibility, kemudahan masalah yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahan dapat
didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti
peraturan.
3. Readiness, kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian atau
kemampuan dan motivasi.
4. Leverage, seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan
masalah yang dibahas.
Keterangan Skor:

Skor 1 : Tidak memungkinkan untuk dilakukan.

Skor 2 : Kurang memungkinkan untuk dilakukan.

Skor 3 : Memungkinkan untuk dilakukan.

Skor 4 : Sangat memungkinkan untuk dilakukan.

Tabel 4.6.1 Pemecahan Masalah Terpilih menggunakan CARL score


(PJ Program Diare (Agustiani Heppy, A.Md.Kep))

No. Penyebab Masalah Skor Total Ranking

p1 p2 p3

1. Melakukan penyuluhan 3 2 3 8 5
tentang diare dengan
media poster yang
ditempelkan di posyandu.

2. Meningkatkan 3 3 3 9 4
pengetahuan masyarakat
tentang diare pada balita
melalui broadcast
messeger.

3. Pemberdayaan ibu balita 4 5 4 13 1


terhadap penanganan dan
pencegahan diare pada
balita kepada kader
posyandu melalui video
pembuatan oralit dan
leaflet

4. Petugas kader posyandu 3 4 3 10 2


rutin melakukan
monitoring dan evaluasi
kasus diare di desa

5. Meningkatkan 4 3 3 10 3
kerjasama dengan kader
posyandu tentang
pelaporan pasien diare

6. Memberikan motivasi 2 3 2 7 7
kepada kader posyandu
dan ibu balita agar rutin
memeriksakan balita saat
terkena diare

7. Edukasi ibu balita dan


kader posyandu tentang
2 3 3 8 6
pentingnya ASI ekslusif
selama 2 tahun

Tabel 4.6.2 Pemecahan Masalah Terpilih menggunakan CARL score

(PJ UKM Essensial (Bu Luluk Luhuriningtyas, Amd.Keb))

No. Penyebab Masalah Skor Total Ranking

p1 p2 p3

1. Melakukan penyuluhan 3 2 3 8 5
tentang diare dengan
media poster yang
ditempelkan di posyandu.

2. Meningkatkan 3 3 3 9 4
pengetahuan masyarakat
tentang diare pada balita
melalui broadcast
messeger.

3. Pemberdayaan ibu balita 4 5 4 13 1


terhadap penanganan dan
pencegahan diare pada
balita kepada kader
posyandu melalui video
pembuatan oralit dan
leaflet

4. Petugas kader posyandu 3 4 3 10 2


rutin melakukan
monitoring dan evaluasi
kasus diare di desa

5. Meningkatkan 4 3 3 10 3
kerjasama dengan kader
posyandu tentang
pelaporan pasien diare

6. Memberikan motivasi 2 3 2 7 7
kepada kader posyandu
dan ibu balita agar rutin
memeriksakan balita saat
terkena diare

7. Edukasi ibu balita dan


kader posyandu tentang
2 3 3 8 6
pentingnya ASI ekslusif
selama 2 tahun

Tabel 4.6.3 Pemecahan Masalah Terpilih menggunakan CARL score

(Bidan Desa (Rini Idawati, A.Md Keb))


No. Penyebab Masalah Skor Total Ranking

p1 p2 p3

1. Melakukan penyuluhan 3 2 3 8 5
tentang diare dengan
media poster yang
ditempelkan di posyandu.

2. Meningkatkan 3 3 3 9 4
pengetahuan masyarakat
tentang diare pada balita
melalui broadcast
messeger.

3. Pemberdayaan ibu balita 4 5 4 13 1


terhadap penanganan dan
pencegahan diare pada
balita kepada kader
posyandu melalui video
pembuatan oralit dan
leaflet

4. Petugas kader posyandu 3 4 3 10 2


rutin melakukan
monitoring dan evaluasi
kasus diare di desa

5. Meningkatkan 4 3 3 10 3
kerjasama dengan kader
posyandu tentang
pelaporan pasien diare

6. Memberikan motivasi 2 3 2 7 7
kepada kader posyandu
dan ibu balita agar rutin
memeriksakan balita saat
terkena diare

7. Edukasi ibu balita dan


kader posyandu tentang
2 3 3 8 6
pentingnya ASI ekslusif
selama 2 tahun

Tabel 4.6.4 Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah dengan menggunakan metode CARL
Rekapitulasi P1,P2,P3
No. Penyebab Masalah Skor Total Ranking

p1 p2 p3

1. Melakukan penyuluhan 3 2 3 8 5
tentang diare dengan
media poster yang
ditempelkan di posyandu.

2. Meningkatkan 3 3 3 9 4
pengetahuan masyarakat
tentang diare pada balita
melalui broadcast
messeger.

3. Pemberdayaan ibu balita 4 5 4 13 1


terhadap penanganan dan
pencegahan diare pada
balita kepada kader
posyandu melalui video
pembuatan oralit dan
leaflet

4. Petugas kader posyandu 3 4 3 10 2


rutin melakukan
monitoring dan evaluasi
kasus diare di desa

5. Meningkatkan 4 3 3 10 3
kerjasama dengan kader
posyandu tentang
pelaporan pasien diare

6. Memberikan motivasi 2 3 2 7 7
kepada kader posyandu
dan ibu balita agar rutin
memeriksakan balita saat
terkena diare

7. Edukasi ibu balita dan


kader posyandu tentang
2 3 3 8 6
pentingnya ASI ekslusif
selama 2 tahun

Keterangan :
- P1 (Partisipan 1) : PJ UKM ESSENSIAL (Bu Luluk Luhuriningtyas, Amd.Keb)
- P2 (Partisipan 2) : PJ Program Diare (Agustiani Heppy, A.Md.Kep)
- P3 (Partisipan 3) : Bidan Desa Baturetno (Rini Idawati, A.Md Keb)

Berdasarkan tabel diatas, maka ditetapkan pemecahan masalah terpilih adalah


Pemberdayaan ibu balita terhadap penanganan dan pencegahan diare pada balita kepada
kader posyandu melalui video pembuatan oralit dan leaflet.
4.6 RENCANA KEGIATAN OPERASIONAL

4.6 Tabel Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Rincian Indikator
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Lokasi Pelaksana Dana
kegiatan Keberhasilan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
A Persiapan
1 Advokasi ke Mendapatkan Kapus Memaparkan Senin, 26 Online Prasetyani - Kepala
Kepala dukungan Puskesma rencana April ngtyas Puskesmas
Puskesmas untuk s pelaksanaan 2021 mendukung
Ardimulyo melaksanakan Ardimuly kegiatan, pelaksanaan
kegiatan di o memohon izin kegiatan dengan
wilayah dan bantuan serta memberi ijin
Puskesmas dukungan untuk
Ardimulyo terselenggaranya melakukan
kegiatan melalui kegiatan
zoom
2 Koordinasi Mendapat data PJ MUTU, Mencari data dan Senin, 26 Online Prasetyani - Mendapatkan
dengan PJ dan gambaran TU informasi tentang April ngtyas data kinerja
UKM, TU kondisi data kinerja 2021 puskesmas
masalah Puskesmas Ardimulyo
kesehatan Ardimulyo
masyarakat di melalui pesan
wilayah whatsapp
puskesmas
Ardimulyo
Rincian Indikator
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Lokasi Pelaksana Dana
kegiatan Keberhasilan
3 Koordinasi Mengkoordina PJ MUTU Menanyakan Selasa, Online Prasetyani - Dilakukannya
dengan PJ sikan rencana dan PJ permasalahan 27 April ngtyas identifikasi
MUTU dan PJ kegiatan UKM yang ada di 2021 masalah sampai
UKM Esensial Essensial Puskesmas dengan prioritas
alternatif masalah
pemecahan
masalah, data,
informasi-
informasi yang
penting, meminta
dukungan
kegiatan melalui
whatsapp

4. Koordinasi Mendapat data Pj Menanyakan Rabu, 28 Online Prasetyani - Dilakukannya


pemegang dan gambaran program permasalahan April ngtyas identifikasi
program kondisi diare yang ada di 2021 masalah sampai
masalah Puskesmas dengan
kesehatan alternatif pemecahan
masyarakat di pemecahan masalah serta
wilayah masalah, data, penyusunan
puskesmas informasi- rencana
Ardimulyo informasi yang kegiatan
penting, meminta
dukungan
kegiatan
Rincian Indikator
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Lokasi Pelaksana Dana
kegiatan Keberhasilan
4 Koordinasi Mendapat data Bidan Menanyakan Rabu, 28 Online Prasetyani - Dilakukannya
dengan bidan dan gambaran Desa permasalahan April ngtyas identifikasi
desa kondisi Baturetno kesehatan yang 2021 masalah sampai
Baturetno masalah ada di desa dengan
kesehatan Baturetno, pemecahan
masyarakat di mendapatkan masalah serta
desa Baturetno informasi penyusunan
penting, rencana
dukungan dan kegiatan
kerjsama dalam
melakukan
kegiatan
penyuluhan
melalui pesan
whatsapp
5 Koordinasi Koordinasi Ketua Koordinasi Rabu, 28 Online Prasetyani - Adanya bantuan
dengan ketua pelaksanaan Kader kegiatan April ngtyas dalam
kader kegiatan Kesehatan pemberdayaan 2021 pelaksanaan
Kesehatan pemberdayaan Desa kader kesehatan kegiatan
Desa kader Baturetno dan masyarakat
Baturetno kesehatan dan di Desa
masyarakat di Baturetno
Desa Baturetno melalui pesan
whatsapp
6 Pembuatan Menyediakan Ibu balita Membuat materi Sabtu, 1 Online Prasetyani - Selesai
materi materi dan Kader Penanganan dan Mei ngtyas membuat materi
Rincian Indikator
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Lokasi Pelaksana Dana
kegiatan Keberhasilan
Pelatihan/Pen Penanganan Posyandu Pencegahan 2021 pelatihan/penyul
yuluhan dan Desa Awal Diare pada uhan
Pencegahan Baturetno Balita berupa
Awal Diare pembuatan
pada Balita leaflet
7 Pembuatan Menyediakan Masyarak Membuat media Minggu, Online Prasetyani - Selesai
media media at yang pelatihan/ 2 Mei ngtyas membuat
Pelatihan/peny pelatihan/peny belum penyuluhan 2021 Pembuatan
uluhan uluhan memaham berupa video media
i pembuatan oralit Pelatihan/penyu
Penangana luhan
n dan
Pencegaha
n awal
Diare
pada
Balita
8 Membuat Untuk Kader Membuat Minggu, Online prasetyani - Selesai
kuesioner pre- meningkatkan kesehatan beberapa 2 Mei ngtyas membuat
post test pengetahuan dan ibu pertanyaan 2021 kuesioner pre-
masyarakat balita mengenai post test
tentang yang Penanganan dan
penanganandan belum Pencegahan awal
pencegahan memaham Diare pada Balita
awal diare i
pada balita Penangana
Rincian Indikator
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Lokasi Pelaksana Dana
kegiatan Keberhasilan
n dan
Pencegaha
n awal
Diare
pada
Balita
Pengiriman Menyampaikan Ketua Membuat Selasa, 4 Online Prasetyani - Mengirim
11 undangan maksud dan Kader, undangan Mei ngtyas undangan
Pelatihan/peny tujuan kegiatan Kader pelatihan/penyul 2021 Pelatihan/penyu
uluhan Kesehatan uhan melalui luhan melalui
melalui pesan dan ibu pesan whatsapp pesan whatsapp
whatsapp balita
yang
belum
memaham
i
Penangana
n dan
Pencegaha
n awal
Diare
pada
Balita
B
Pelaksanaan
Rincian Indikator
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Lokasi Pelaksana Dana
kegiatan Keberhasilan
1 Pemberdayaan Meningkatkan Kader a. Persiapan Rabu, 5 Online Prasetyani - Kader posyandu
dan pemberian pengetahuan kesehatan pembuatan Mei ngtyas, dan ibu balita
grup
video masyarakat dan ibu 2021 kader memahami
b. Pembukaan
pembuatan mengenai balita di acara posyandu, pentingnya
oralit beserta pentingnya desa c. Pemberian pre dan ibu penaganan dan
leaflet kepada penanganan baturetno test balita pencegahan awal
kader dan d. Pemaparan diare balita dan
posyandu dan pencegahan video terdapat
ibu balita awal diare pembuatan peningkatan
oralit dan
pada balita pengetahuan
leaflet
e. Pengiriman masyarakat
materi mengenai
penyuluhan penaganan dan
Kesehatan pecegahan awal
f. Pemberian diare pada balita
post test
g. Evaluasi
h. Penutupan

C Evaluasi
1 Menganalisa Melakukan Kader Melakukan Kamis, 6 Online Prasetyani - Adanya data
pretest protest evaluasi pretest desa evaluasi Mei ngtyas hasil
yang telah posttest 2021 pelaksanaan
dilakukan sebagai kegiatan.
penilaian
keberhasilan
Rincian Indikator
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Lokasi Pelaksana Dana
kegiatan Keberhasilan
kegiatan
BAB V
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

5.1 Persiapan Kegiatan


5.1.1. Koordinasi dengan Kepala Puskesmas dan Pemegang Program
Setelah mendapat izin dari Kepala Puskesmas dilakukan koordinasi kepada
pemegang program dengan menanyakan permasalahan yang ada di Puskesmas
alternatif pemecahan masalah, data, informasi-informasi yang penting, meminta
dukungan kegiatan melalui zoom.
Kegiatan dilakukan pada:

Hari/Tanggal : Senin, 26 April 2021

Tempat : Online

Hasil : Menanyakan permasalahan yang ada di puskesmas, data, informasi-


informasi yang penting, meminta dukungan kegiatan.

5.1.2. Koordinasi dengan Koordinasi dengan PJ UKM, TU


Koordinasi dengan penanggung jawab UKM dan TU untuk mencari data dan
informasi tentang penilaian kinerja Puskesmas Ardimulyo melalui zoom.

Kegiatan dilakukan pada:

Hari/Tanggal : Senin, 26 April 2021

Tempat : Online
Hasil : Mendapatkan data penilaian kinerja puskesmas Ardimulyo

5.1.3 Koordinasi dengan PJ Mutu dan PJ UKM Essensial


Koordinasi dengan penanggung jawab Mutu dan UKM Essensial untuk mencari data
dan informasi tentang penilaian kinerja Puskesmas Ardimulyo melalui zoom.

Kegiatan dilakukan pada:


Hari/Tanggal : Selasa, 27 April 2021
Tempat : online

Hasil : Menananyakan permasalahan yang ada di puskesmas, data,

informasi-informasi yang penting, meminta dukungan kegiatan. Dilakukannya identifikasi

masalah sampai dengan prioritas masalah.


5.1.4 Koordinasi pemegang program
Menanyakan permasalahan yang ada di Puskesmas alternatif pemecahan masalah,
data, informasi-informasi yang penting, meminta dukungan kegiatan
Kegiatan dilakukan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 28 April 2021
Tempat : Online
Hasil : Dilakukannya identifikasi masalah sampai dengan pemecahan
masalah serta penyusunan rencana kegiatan

5.1.5 Koordinasi bidan desa Baturetno


Menanyakan permasalahan kesehatan yang ada di desa Baturetno, mendapatkan
informasi penting, dukungan dan kerjsama dalam melakukan kegiatan penyuluhan melalui
pesan whatsapp
Kegiatan dilakukan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 28 April 2021
Tempat : Online
Hasil : Dilakukannya identifikasi masalah sampai dengan pemecahan
masalah serta penyusunan rencana kegiatan.

5.1.6 Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan dilakukan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 5 Mei 2021
Tempat : Online
Waktu : 09.30-11.30
Tabel 5.1 Susunan rencana kegiatan

Waktu Materi Pelaksana Kegiatan


09.30-09.35 Persiapan Tempat Penyuluhan Mahasiswa
10.00-10.20 Pembukaan Acara Mahasiswa
10.20-10.30 Pengisian pretest Kader posyandu Desa
Baturetno
10.30-10.50 Pemaparan video pembuatan Mahasiswa
oralit dan leaflet

10.50-10.60 Pengisian posttest Kader posyandu Desa


Baturetno
11.00-11.30 Penutupan Acara Mahasiswa

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilakukan secara online melalui gru whatsapp


dengan kader Desa Baturetno, kemudian dihadiri sebanyak 18 orang terdiri dari pembimbing
lapangan 2 orang, bidan desa 1 orang, dan kader posyandu Desa Baturetno 15 orang,
dilanjutkan dengan pembukaan acara diawali dnegan doa agar acara pnyuluhan berjalan
lancer. Selanjutnya pemberdayaan kader posyandu diawali dengan pretest untuk mengetahui
seberapa paham dan mengerti tentang pencegahan dan penanganan diare pada balita, setelah
itu dilanjutkan dengan pemberian materi pencegahan dan penanganan diare pada balita
melalui video pembuatan oralit dan leaflet. Respon ibu ibu kader posyandu sangat baik,
dilanjutkan dengan posttest yang bertujuan untuk mengukur pemahaman tentang materi yang
sudah disampaikan.
Materi penyuluhan yang diberikan adalah tentang pengertian diare, cara pencegahan
dan penanganan diare, penyebab dari diare, gejala dan tanda-tanda diare, cara pembuatan
oralit, dan pemberian leaflet. Setelah dilakukan penyuluhan oleh mahasiswa, dilanjutkan
selanjutnya dilakukan dengan posttest untuk menilai pemahaman tentang pencegahan dan
penanganan diare pada balita yang sudah disampaiakna mahasiswa. Harapannya kader
posyandu dapat nerapkan dan memberi contoh kepada ibu balita lainnya tentang bagaimana
cara pencegahan dan penanganan diare pada balita.

5.2 Persiapan Materi


Persiapan materi ini berupa materi penyuluhan, video, pre-test, dan post-test, leaflet
tentang penanganan dan pencegahan awal diare pada balita kepada kader posyandu berupa
pengertian, penyebab, gejala dan tanda-tanda diare, pencegahan diare, penatalaksanaan diare.
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cair lebih dari tiga kali dalam sehari,
biasanya disertai sakit dan kejang perut. Jenis-jenis diare antara lain : • Diare akut,
disebabkan oleh infeksi usus, infeksi bakteri, obat-obat tertentu atau penyakit lain. Gejala
diare akut adalah tinja cair, terjadi mendadak, badan lemas kadang demam dan muntah,
berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. • Diare kronik, yaitu diare yang menetap
atau berulang dalam jangka waktu lama, berlangsung selama 2 minggu atau lebih. • Disentri
adalah diare disertai dengan darah dan lendir.
Gejala-gejala diare yaitu : Frekuensi buang air besar melebihi normal - Kotoran encer /
cair - Sakit / kejang perut, pada beberapa kasus - Demam dan muntah, pada beberapa kasus
Gejala pada anak : • Dehidrasi ringan/sedang; gelisah, rewel, mata cekung, mulut kering,
sangat haus, kulit kering • Dehidrasi berat, lesu, tak sadar, mata sangat cekung, mulut sangat
kering, malas/tidak bisa minum, kulit sangat kering
Penyebab diare sendiri yaitu ; Ansietas/cemas (misal: saat ujian, bepergian) - Keracunan
makanan (makanan yang terkontaminasi bakteri atau racun kimiawi). - Infeksi virus dari
usus (misal flu usus) - Alergi terhadap makanan tertentu, tidak tahan susu (pada orang-orang
yang tidak mempunyai enzim laktase yang berfungsi untuk mencernakan susu) - Peradangan
usus, misalnya : kholera, disentri,bakteri lain, virus dsb - Kekurangan gizi misalnya :
kelaparan, kekurangan zat putih telur.
Pencegahan dari diare yaitu ; Minum banyak cairan (air, sari buah, sup bening). Hindari
alkohol, kopi/teh, susu. Teruskan pemberian air susu ibu pada bayi, tetapi pada pemberian
susu pengganti ASI encerkan sampai dua kali. - Hindari makanan padat atau makanlah
makanan yang tidak berasa (bubur, roti, pisang) selama 1 – 2 hari. - Minum cairan rehidrasi
oral-oralit/larutan gula garam - Cucilah tangan dengan baik setiap habis buang air besar dan
sebelum menyiapkan makanan. (Diare karena infeksi bakteri/virus bisa menular). - Tutuplah
makanan untuk mencegah kontaminasi dari lalat, kecoa dan tikus. - Simpanlah secara
terpisah makanan mentah dan yang matang, simpanlah sisa makanan di dalam kulkas. -
Gunakan air bersih untuk memasak - Air minum harus direbus terlebih dahulu - Buang air
besar pada jamban - Jaga kebersihan lingkungan - Bila diare berlanjut lebih dari dua hari,
bila terjadi dehidrasi, kotoran berdarah, atau terus-menerus kejang perut periksakan ke
dokter (diare pada anak-anak/bayi sebaiknya segera dibawa ke dokter).
Obat yang dianjurkan untuk mengatasi diare adalah oralit untuk mencegah kekurangan
cairan tubuh 1. Oralit a. Kegunaan Obat • Oralit tidak menghentikan diare, tetapi mengganti
cairan tubuh yang keluar bersama tinja. • Oralit 200 adalah campuran gula, garam natrium
dan kalium. Cara pembuatan oralit yaitu dengan memasukkan satu sachet oralit ke dalam
gelas yang berisi air matang sebanyak 200 ml. jika tidak ada gelas bias menggunakan botol
susu yang terdapat takaran di botol minumnya. Lalu diaduk sampai rata, Berikan dengan
sendok (untuk anak < 2 tahun) sedikit-sedikit terus menerus sampai habis. Bila muntah
tunggu 10 menit, ulangi tetes demi tetes agar anak tidak menolak. Jika tidak tersedia oralit
dapat dibuat larutan sendiri dengan mencampur : Gula 40 g (1 sendok makan) + garam 3,5 g
(1 sendok teh) dilarutkan dalam 1 liter (5 gelas) air mendidih yang telah didinginkan.

5.3 Evaluasi Kegiatan


Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat peningkatan
pengetahuan dari kader kesehatan dan masyarakat Desa Baturetno Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang tentang pencegahan dan penanganan diare pada balita melalui media
video dan leaflet. Kegiatan ini berjalan lancar dan tanpa kendala berarti. Peserta
pemberdayaan sangat kooperatif selama berjalannya acara penyuluhan. Dari undangan yang
disebar kepada 18 orang yang hadir 16 orang dan yang tidak hadir 2 orang dikarenakan izin
mengikuti arisan pada jam yang sama dengan penyuluhan. Kehadiran kader dalam kegiatan
ini cukup membantu pelaksanaan acara dengan harapan mampu meneruskan informasi ke
masyarakat di lingkungannya.

1. Evaluasi Input
Dilakukan dengan memberikan pre-test kepada responden, yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang terkait dengan materi penyuluhan yang akan diberikan. Hasil dari
evaluasi ini berupa nilai skor tiap responden, yang mana tiap soal pre-test bernilai 10
poin.

2. Evaluasi Akhir
Dilakukan dengan memberikan post-test kepada responden, yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang terkait setelah penyuluhan yang diberikan. Hasil dari evaluasi ini
dilihat dari pemahaman responden setelah diberikan penyuluhan dan diberikan nilai
skor tiap responden, yang mana tiap soal bernilai 10 poin.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
A. Upaya pemberdayaan kader posyandu di desa Baturetno Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang dengan direncanakan penyuluhan menggunakan media video masih dapat
terlaksana sampai tahap pembuatan materi penyuluhan berupa video, leaflet, pembuatan
kuisioner melalui google form.
B. Upaya peningkatan pengetahuan kader posyandu dan ibu balita tentang bagaimana
pencegahan dan penanganan diare pada balita di Desa Baturetno Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang dengan direncanakan penyuluhan menggunakan media video masih dapat
terlaksana sampai tahap pembuatan materi penyuluhan berupa video, leaflet, pembuatan
kuisioner melalui google form.
6.2 Saran

A. Pihak Puskesmas dan pihak kader desa bekerja sama mewujudkan peningkatan program
kerja, dengan cara pihak puskesmas dapat melakukan sosialiasi secara menyeluruh kepada
masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan penanganan diare pada balita sejak dini.
B. Diharapkan pihak puskesmas dapat menjadikan rencana kegiatan operasional ini sebagai
acuan dalam membuat perencanaan program dibidang pelayanan diare balita.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Daryanto. (2010).

Media Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media.

Farthing, M. et al. 2012. Acute Diarrhea in Adults and Children: A Global Perspective. World

Gastroenterology organization. Retrieved January

14,2014,fromhttp://www.worldgastroenterology.org/assets/export/user files/Acute

%20Diarhea_long_FINAL_120604.pdf

Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan : Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu. Herwindasari, E.

(2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Penatalaksanaan Awal Diare Pada

Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II, (Skripsi). (hlm. 3-4). Pontianak.

IDAI. (2011). Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jilid 2 Cetakan

Pertama. Jakarta: IDAI.

Kemenkes, R. (2011). Situasi Diare Di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI. Khikmah, A. (2012).

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5

Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kholid, A. (2014). Promosi Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo.

Kosasih, C. (2015). Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Anak Usia Balita Di

Kelurahan Padasuka. D3 Thesis: Universitas Pendidikan Indonesia.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan (Hlm. 50). Jakarta: Rineka Cipta.

Riskesdas. (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Sadiman, A. (2011). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sofwan, R. (2010). Cara Cepat Atasi Diare pada Anak. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer.
Suraatmaja, S. (2010). Diare. Edisi Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto.

Utami, N., & Luthfiana, N. (2016). Faktor-Faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada anak.

Journal Majority, 105.

WHO; 2017 (diakses pada tanggal 2 Mei 2021). Tersedia dari

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/.

World Gastroenterology Organisation Global Guidelines, 2012, World Gastroenterology

Organisation practice guideline: Acute diarrhea, World Gastroenterology Organisation.


Lampiran 1. Jadwal Penyuluhan

Waktu Materi Pelaksana Kegiatan


10.00-10.10 Persiapan Tempat Penyuluhan Mahasiswa
10.10-10.30 Pembukaan Acara Mahasiswa
10.40-10.50 Pengisian pretest Kader Posyandu
10.50-11.20 Pembagian video dan leaflet Mahasiswa
11.20-11.30 Pengisian posttest Kader Posyandu
10.56-11.30 Penutupan Acara Mahasiswa

Lampiran 2. Daftar Peserta

Lampiran 3. Soal Pretest dan Postest

Bisa diakses dengan google form : https://forms.gle/LartcAnsZLfiE33GA

Pretest Posttest

Data Responden
Nama :..............

Jenis kelamin :..............


UMUR :..............

LEMBAR KUISIONER PENYULUHAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN AWAL


DIARE PADA BALITA:

1. Apakah yang dimaksud diare ?


a. Buang air besar lebih dari 3 kali sehari dan encer
b. Buang air besar dua kali sehari dan encer
c. Benar semua
2. Apa saja yang dapat menyebabkan diare ?
a. Buang air besar di kali atau di pinggir sungai
b. Tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
c. Benar semua
3. Apa saja yang dibutuhkan untuk mencuci tangan ?
a. Sabun dan air mengalir
b. Air mengalir dan tanpa sabun
c. Tidak membutuhkan semuanya
4. Dimana tempat yang benar untuk BAB ?
a. Dipinggir sungai
b. Jamban
c. Pinggir jalan
5. Kapan harus diberikan oralit ?
a. Sesudah makan
b. Sebelum makan
c. Benar semua
6. Bagaimana cara membuat larutan oralit ?
a. Mencampur satu sendok teh gula dan satu sendok teh garam dalam satu gelas
air
b. Mencampur satu sendok teh gula dan seperempat teh garam dalam satu gelas
air
c. Semua benar
7. Apakah diare perlu dibawa berobat ke klinik atau puskesmas ?
a. Iya
b. Tidak
c. Tidak tahu
8. Bagaimana cara mencegah diare ?
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
b. Gunakan air bersih yang cukup
c. Keduanya benar
9. Tatalaksana pengobatan diare pada balita yang baru didukung oleh Ikatan Dokter Anak
Indonesia, dengan merujuk pada panduan WHO, yaitu:
a. Pemberian oralit dan ASI dan makanan tetap diteruskan
b. ASI dan makanan tetap diteruskan dan pemberian ASI dihentikan
c. Keduanya benar
10. Apa tanda dan gejala diare ?
a. Nafsu makan menurun
b. Suhu tubuh meningkat
c. Keduanya benar

Lampiran 4. Media Leaflet


Lampiran 5. Cuplikan Media Video Penyuluhan
Bisa diakses di https://youtu.be/IvTWN-wDstQ

Lampiran 6. Hasil Pretest dan Posttest

Anda mungkin juga menyukai