PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang frekuensinya lebih dari
3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer (Najamuddin, 2014). Penyakit
diare masih menjadi masalah global dengan derajat kematian yang tinggi di
prevalensi diare pada balita meningkat dari tahun 2013 sampai 2018 yaitu dari
penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan
kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari, atau
menyerang balita karena daya tahan tubuh balita yang masih lemah sehingga
balita sangat rentan terkena diare, selain itu pada anak usia balita, anak
mengalami fase oral yang membuat anak usia balita cenderung mengambil benda
masuk ke dalam tubuh (Kosasih, 2015). Upaya yang dapat dilakukan sebagai
pencegahan diare pada balita adalah dengan memberikan ASI selama 6 bulan,
susu dengan benar (Depkes, 2010). Penderita diare rentan mengalami dampak
seperti dehidrasi dan malnutrisi., maka dari itu penanganan diare harus dilakukan
dengan tepat dan akurat. Penanggulangan diare yang dapat dilakukan adalah
meneruskan pemberian ASI, susu formula, dan makanan padat pada bayi,
berikan oralit atau larutan gula-garam untuk mengganti cairan yang hilang,
berikan makanan seperti biasa dan hindari makanan yang mengandung serat,
berikan zinc selama 10 hari berturut-turut, jangan berikan obat antidiare pada
anak karena dapat menghambat kuman yang akan keluar (Depkes, 2010).
dengan kejadian diare pada balita. Penelitian yang dilakukan oleh Erisa
oleh ibu ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu, semakin baik pengetahuan
pelayanan diare balita hanya mencapai 11,8% dari taget capaian 100%. Masih
pencegahan dan penanganan diare pada balita. Upaya merubah perilaku tentang
cara pencegahan dan penanganan diare pada balita melalui media video
pembuatan oralit dan leaflet kepada kader Posyandu di desa Baturetno Kecamatan
2014).
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
dalam pencegahan dan penanganan diare pada balita melalui pemberian video
Kabupaten Malang.
b. Tujuan Khusus
C. SASARAN
D. MANFAAT
1. Bagi Puskesmas
Singosari
3. Bagi Mahasiswa
LANDASAN TEORI
A. DIARE
tinja (menjadi cair), dengan atau tanpa darah dan atau lendir (Suraatmaja,
normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam (Sofwan, 2010). Diare merupakan
penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi feses selain dari
frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan diare bila feses lebih berair
dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air
besar berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Depkes, 2007).
B. KLASIFIKASI DIARE
tertentu atau penyakit lain. Gejala diare akut adalah tinja cair, terjadi
2. Diare kronik, yaitu diare yang menetap atau berulang dalam jangka
sendiri. Tetapi diare yang berat bisa menyebabkan dehidrasi dan bisa
anak/bayi jika tidak segera diatasi. Bila penderita diare banyak sekali
kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian, terutama
pada bayi dan anak-anak di bawah umur lima tahun. Pada kasus yang jarang,
diare yang terus-menerus mungkin merupakan gejala penyakit berat seperti
C. ETIOLOGI DIARE
kuman.
2016).
b) Ketersediaan jamban
kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi
oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh (Notoatmodjo,
2010).
Air limbah atau air kotoran adalah air yang tidak bersih dan mengandung
membuang air dari kamar mandi, tempat cuci, dapur, dan lain-lain bukan
d) Pembuangan sampah
Oleh karena itu sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil
(Notoatmodjo, 2010).
E. GEJALA DIARE
biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul
diare. Tinja akan menjadi cair dan mungkin disertai dengan lendir ataupun
karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena
seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat banyaknya
asam laktat yang berasal darl laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus
selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan
dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan
Tanda tanda gejala lainnya dapat berupa : - Frekuensi buang air besar
melebihi normal - Kotoran encer / cair - Sakit / kejang perut, pada beberapa
kasus - Demam dan muntah, pada beberapa kasus. Gejala pada anak : •
haus, kulit kering • Dehidrasi berat, lesu, tak sadar, mata sangat cekung, mulut
sangat kering, malas/tidak bisa minum, kulit sangat kering (Depkes, 2007).
3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air
dengan benar.
4. Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih. Tidak mencuci
tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja
Tindakan pencegahan diare adalah hal yang baik daripada pengobatan, adapun
pendamping ASI.
anggota keluarga.
untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan dapat mengurangi risiko
anak.
Imunisasi campak.
anggapan bahwa gejala yang diderita masih tergolong ringan dan mudah
diobati. Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat
ASI selama anak masih mengalami diare. Beratnya dehidrasi secara akurat
dinilai berdasarkan berat badan yang hilang sebagai presentasi kehilangan total
berat badan dibandingkan berat badan sebelumnya sebagai baku emas. WHO
tangga untuk mencegah dehidrasi, seperti air tajin, larutan gula garam, kuah
untuk anak usia < 1 tahun adalah 50-100 ml, 1-5 tahun adalah 100-200 ml, 5-
12 tahun adalah 200- 300 ml dan dewasa adalah 300-400 ml setiap diare
(WHO, 2007).
Pada anak usia di bawah 2 tahun cairan harus diberikan dengan sendok
dengan cara 1 sendok setiap 1 sampai 2 menit. Pemberian dengan botol tidak
boleh diberikan. Pada anak yang lebih besar dapat diberikan menggunakan
gelas dengan tegukan yang sering. Bila terjadi muntah hentikan dulu selama 10
menit kemudian mulai lagi perlahan-lahan dengan 1 sendok setiap 2-3 menit.
kesehatan dan segera diberikan terapi rehidrasi oral dengan oralit. Jumlah yang
diberikan 75 ml/kgBB dalam 3 jam pertama. Bila berat badan tidak diketahui,
dengan menggunakan umur penderita, yaitu umur 5 tahun adalah 1200 ml dan
dewasa adalah 2400 ml. Pada diare dengan dehidrasi berat harus dirawat di
sarana kesehatan. Pasien yang masih dapat minum meskipun hanya sedikit
diare adalah oralit untuk mencegah kekurangan cairan tubuh. Oralit 200 adalah
campuran gula, garam natrium dan kalium. Kegunaan obat oralit tidak
menghentikan diare, tetapi mengganti cairan tubuh yang keluar bersama tinja.
Oralit tersedia dalam bentuk cair yag siap diminum dan bentuk sachet. Cara
belimbing atau bisa memakai botol susu yang sudah tersedia takaran ml nya.
Setelah itu campurkan oralit kemasan sachet kedalam gelas berisi air kemudian
aduk sampai merata. Berikan dengan sendok (untuk anak < 2 tahun) sedikit-
sedikit terus menerus sampai habis. Bila muntah tunggu 10 menit, ulangi tetes
Jika tidak tersedia oralit dapat dibuat larutan sendiri dengan mencampur :
ANALISA SITUASI
Luas Puskesmas Ardimulyo adalah 66,16 km2 yang terletak antara Bujur Timur
112.678233 dan Lintang Selatan -7.87315. Posisi Puskesmas Ardimulyo terletak pada
ketinggian 487 meter dari permukaan laut, dengan kondisi daerah dataran rendah
ketinggian 500-3600 meter dari permukaan laut, Lereng Gunung Tumpuk, Lereng
49-59
0-19
20,000 10,000 0 10,000 20,000
Perempuan Laki-Laki
Jumlah RT, RW dan KK di Desa/Kelurahan cakupan Puskesmas
Ardimulyo, dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 3.2 Jumlah RT, RW dan KK
NO DESA/KELURAHAN RW RT KK
1 Ardimulyo 8 51 2990
2 Randuagung 13 77 4991
3 Toyomarto 7 55 3934
4 Losari 5 24 1529
5 Tamanharjo 6 46 1919
6 Baturetno 4 34 2032
7 Dengkol 11 64 3916
8 Wonorejo 7 18 2063
JUMLAH 61 369 23374
NO JENIS JUMLAH
1 SD / MI 31
2 SMP / MTs 9
3 SLTA / MA 5
4 PONDOK PESANTREN 5
orang, dokter gigi 1 orang, bidan induk 5 orang, bidan induk PTT 1 orang, bidan pustu 2
orang, bidan polindes 6 orang, perawat 9 orang, perawat poskesdes 8 orang, sanitarian 1
orang, tenaga gizi 1 orang, apoteker 1 orang, asisten apoteker 2 orang, tenaga administrasi 3
Jumlah dan kepemilikan sarana kesehatan lain di Puskesmas Ardimulyo tahun 2020
yang meliputi : Klinik rawat inap 1 buah, Klinik rawat jalan atau Praktek perorangan
Puskesmas Ardimulyo tahun 2020 yang meliputi : Posyandu Balita sebanyak 64 buah,
buah.
1. Persentase cakupan Rumah Tangga yang dikaji mencapai 13% sedangkan target yang
ditetapkan yaitu 20%
2. Persentase cakupan Pengawasan Sarana Air Bersih ( SAB ) mencapai 13,7%
sedangkan target yang ditetapkan yaitu 35%.
3. Presentase cakupan Pelayanan Diare Balita mencapai 11,8% sedangkan target yang
ditetapkan yaitu 100 %.
4. Presentase cakupan Pelayanan orang terduga TBC mendapatkan pelayanan TBC
sesuai standart mencapai 86,1% sedangkan target yang ditetapkan yaitu 100%.
5. Persentase cakupan deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran
paling kurang pada 40% populasi mencapai 40% sedangkan target yang ditetapkan
yaitu 4,6%.
6. Persentase cakupan Penimbangan balita D/S mencapai 53% sedangkan target yang
ditetapkan yaitu 80%
7. Presentase cakupan Penyehat Tradisional Ramuan yang memiliki STPT mencapai
7,3% sedangkan target yang ditetapkan yaitu 15%.
8. Persentase cakupan Kader Posyandu yang telah mendapat sosialisasi kusta mencapai
61% sedangkan target yang ditetapkan yaitu >95%.
9. Persentase cakupan Pembinaan sanitasi perumahan mencapai 37% sedangkan target
yang ditetapkan yaitu 40%
10. Presentase cakupan Peserta KB Baru mencapai 6,7% sedangkan target yang
ditetapkan yaitu 10%.
TABEL IDENTIFIKASI MASALAH
3. Pelayanan Diare 100 % 11,8% 88,2% Masih ada 41,8% yang belum
Balita mendapatkan pelayanan diare
pada balita
6. Penimbangan balita 80% 53% 27% Masih terdapat 27% yang belum
D/S melakukan penimbangan balita
D/S
10. Peserta KB Baru 30% 6,7% 3,3% Masih terdapat 3,3% yang belum
mendapatkan peserta KB baru
Dari beberapa masalah yang telah dikumpulkan, dipilih satu masalah sebagai
Urgency, dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut
memberikan skoring parameter USG, dan untuk nilai total ditentukan dihitung dari
Masih terdapat
21,3% yang
belum dilakukan
pengawasan
sarana air bersih 20 4
2 3 2 3 2 2 3 1 2
Masih ada 88,2%
yang belum
mendapatkan
pelayanan diare pada 4 4 5 5 3 5 4 4 3 37 1
balita
Masih terdapat 13,9%
yang belum
mendapatkan
pelayanan TBC sesuai 2 3 3 2 3 2 2 3 3 22 3
standart pada
pelayanan orang
terduga TBC
Masih terdapat 3%
yang belum
melakukan
pembinaan 2 2 1 2 1 1 2 1 1 13 10
sanitasi
perumahan
Masih terdapat 3,3%
yang belum
mendapatkan
peserta KB baru 3 2 3 2 2 1 2 3 2 20 5
Keterangan Partisipan :
- P1 (Partisipan 1) : PJ MUTU (drg. Sulvi Muawanah)
- P2 (Partisipan 2) : PJ UKM ESSENSIAL (Bu Luluk Luhuriningtyas,
Amd.Keb)
- P3 (Partisipan 3) : PJ Program Diare (Agustiani Heppy, A.Md.Kep)
Berdasarkan hasil penentuan prioritas masalah dengan metode USG
diatas maka dapat disimpulkan bahwa prioritas masalah adalah Masih ada 88,2%
yang belum mendapatkan pelayanan diare pada balita.
Metode Lingkungan
Berikut hasil dari penentuan penyebab masalah dengan metode NGT sebagaimana terdapat
pada tabel dibawah ini:
p1 p2 p3
1. Kurangnya pemahaman 4 5 4 14 1
tentang pencegahan diare
pada balita
2. Kurangnya pemberian 4 3 4 10 4
ASI ekslusif terutama
selama 4-6 bulan
5. Metode penyuluhan 4 3 3 10 5
kurang efektif
6. Kurangnya media 3 2 4 9 8
promkes seperti video
leaflet penanganan dan
pencegahan diare pd
balita
7. Kurangnya media
3 3 2 8 9
promosi dan sosialisasi
karena kurang menarik
8. Sumber air bersih kurang
4 3 3 10 6
memadai
9. Kondisi pandemik
3 3 2 9 7
Keterangan Partisipan :
- P1 (Partisipan 1) : PJ UKM ESSENSIAL (Bu Luluk Luhuriningtyas, Amd.Keb)
- P2 (Partisipan 2) : PJ Program Diare (Agustiani Heppy, A.Md.Kep)
- P3 (Partisipan 3) : Bidan Desa Baturetno (Rini Idawati, A.Md Keb)
Berdasarkan tabel diatas, maka ditetapkan prioritas penyebab masalah adalah Kurangnya
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang diajukan, dipilih salah satu sebagai
pemecahan masalah terpilih dengan menggunakan metode capability, accessibility, readiness,
and leverage (CARL). Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:
p1 p2 p3
1. Melakukan penyuluhan 3 2 3 8 5
tentang diare dengan
media poster yang
ditempelkan di posyandu.
2. Meningkatkan 3 3 3 9 4
pengetahuan masyarakat
tentang diare pada balita
melalui broadcast
messeger.
5. Meningkatkan 4 3 3 10 3
kerjasama dengan kader
posyandu tentang
pelaporan pasien diare
6. Memberikan motivasi 2 3 2 7 7
kepada kader posyandu
dan ibu balita agar rutin
memeriksakan balita saat
terkena diare
p1 p2 p3
1. Melakukan penyuluhan 3 2 3 8 5
tentang diare dengan
media poster yang
ditempelkan di posyandu.
2. Meningkatkan 3 3 3 9 4
pengetahuan masyarakat
tentang diare pada balita
melalui broadcast
messeger.
5. Meningkatkan 4 3 3 10 3
kerjasama dengan kader
posyandu tentang
pelaporan pasien diare
6. Memberikan motivasi 2 3 2 7 7
kepada kader posyandu
dan ibu balita agar rutin
memeriksakan balita saat
terkena diare
p1 p2 p3
1. Melakukan penyuluhan 3 2 3 8 5
tentang diare dengan
media poster yang
ditempelkan di posyandu.
2. Meningkatkan 3 3 3 9 4
pengetahuan masyarakat
tentang diare pada balita
melalui broadcast
messeger.
5. Meningkatkan 4 3 3 10 3
kerjasama dengan kader
posyandu tentang
pelaporan pasien diare
6. Memberikan motivasi 2 3 2 7 7
kepada kader posyandu
dan ibu balita agar rutin
memeriksakan balita saat
terkena diare
Tabel 4.6.4 Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah dengan menggunakan metode CARL
Rekapitulasi P1,P2,P3
No. Penyebab Masalah Skor Total Ranking
p1 p2 p3
1. Melakukan penyuluhan 3 2 3 8 5
tentang diare dengan
media poster yang
ditempelkan di posyandu.
2. Meningkatkan 3 3 3 9 4
pengetahuan masyarakat
tentang diare pada balita
melalui broadcast
messeger.
5. Meningkatkan 4 3 3 10 3
kerjasama dengan kader
posyandu tentang
pelaporan pasien diare
6. Memberikan motivasi 2 3 2 7 7
kepada kader posyandu
dan ibu balita agar rutin
memeriksakan balita saat
terkena diare
Keterangan :
- P1 (Partisipan 1) : PJ UKM ESSENSIAL (Bu Luluk Luhuriningtyas, Amd.Keb)
- P2 (Partisipan 2) : PJ Program Diare (Agustiani Heppy, A.Md.Kep)
- P3 (Partisipan 3) : Bidan Desa Baturetno (Rini Idawati, A.Md Keb)
Rincian Indikator
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Lokasi Pelaksana Dana
kegiatan Keberhasilan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
A Persiapan
1 Advokasi ke Mendapatkan Kapus Memaparkan Senin, 26 Online Prasetyani - Kepala
Kepala dukungan Puskesma rencana April ngtyas Puskesmas
Puskesmas untuk s pelaksanaan 2021 mendukung
Ardimulyo melaksanakan Ardimuly kegiatan, pelaksanaan
kegiatan di o memohon izin kegiatan dengan
wilayah dan bantuan serta memberi ijin
Puskesmas dukungan untuk
Ardimulyo terselenggaranya melakukan
kegiatan melalui kegiatan
zoom
2 Koordinasi Mendapat data PJ MUTU, Mencari data dan Senin, 26 Online Prasetyani - Mendapatkan
dengan PJ dan gambaran TU informasi tentang April ngtyas data kinerja
UKM, TU kondisi data kinerja 2021 puskesmas
masalah Puskesmas Ardimulyo
kesehatan Ardimulyo
masyarakat di melalui pesan
wilayah whatsapp
puskesmas
Ardimulyo
Rincian Indikator
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Lokasi Pelaksana Dana
kegiatan Keberhasilan
3 Koordinasi Mengkoordina PJ MUTU Menanyakan Selasa, Online Prasetyani - Dilakukannya
dengan PJ sikan rencana dan PJ permasalahan 27 April ngtyas identifikasi
MUTU dan PJ kegiatan UKM yang ada di 2021 masalah sampai
UKM Esensial Essensial Puskesmas dengan prioritas
alternatif masalah
pemecahan
masalah, data,
informasi-
informasi yang
penting, meminta
dukungan
kegiatan melalui
whatsapp
C Evaluasi
1 Menganalisa Melakukan Kader Melakukan Kamis, 6 Online Prasetyani - Adanya data
pretest protest evaluasi pretest desa evaluasi Mei ngtyas hasil
yang telah posttest 2021 pelaksanaan
dilakukan sebagai kegiatan.
penilaian
keberhasilan
Rincian Indikator
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Lokasi Pelaksana Dana
kegiatan Keberhasilan
kegiatan
BAB V
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
Tempat : Online
Tempat : Online
Hasil : Mendapatkan data penilaian kinerja puskesmas Ardimulyo
1. Evaluasi Input
Dilakukan dengan memberikan pre-test kepada responden, yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang terkait dengan materi penyuluhan yang akan diberikan. Hasil dari
evaluasi ini berupa nilai skor tiap responden, yang mana tiap soal pre-test bernilai 10
poin.
2. Evaluasi Akhir
Dilakukan dengan memberikan post-test kepada responden, yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang terkait setelah penyuluhan yang diberikan. Hasil dari evaluasi ini
dilihat dari pemahaman responden setelah diberikan penyuluhan dan diberikan nilai
skor tiap responden, yang mana tiap soal bernilai 10 poin.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
A. Upaya pemberdayaan kader posyandu di desa Baturetno Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang dengan direncanakan penyuluhan menggunakan media video masih dapat
terlaksana sampai tahap pembuatan materi penyuluhan berupa video, leaflet, pembuatan
kuisioner melalui google form.
B. Upaya peningkatan pengetahuan kader posyandu dan ibu balita tentang bagaimana
pencegahan dan penanganan diare pada balita di Desa Baturetno Kecamatan Singosari
Kabupaten Malang dengan direncanakan penyuluhan menggunakan media video masih dapat
terlaksana sampai tahap pembuatan materi penyuluhan berupa video, leaflet, pembuatan
kuisioner melalui google form.
6.2 Saran
A. Pihak Puskesmas dan pihak kader desa bekerja sama mewujudkan peningkatan program
kerja, dengan cara pihak puskesmas dapat melakukan sosialiasi secara menyeluruh kepada
masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan penanganan diare pada balita sejak dini.
B. Diharapkan pihak puskesmas dapat menjadikan rencana kegiatan operasional ini sebagai
acuan dalam membuat perencanaan program dibidang pelayanan diare balita.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Daryanto. (2010).
Farthing, M. et al. 2012. Acute Diarrhea in Adults and Children: A Global Perspective. World
14,2014,fromhttp://www.worldgastroenterology.org/assets/export/user files/Acute
%20Diarhea_long_FINAL_120604.pdf
(2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Penatalaksanaan Awal Diare Pada
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II, (Skripsi). (hlm. 3-4). Pontianak.
IDAI. (2011). Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jilid 2 Cetakan
Kemenkes, R. (2011). Situasi Diare Di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI. Khikmah, A. (2012).
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5
Kosasih, C. (2015). Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Anak Usia Balita Di
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan (Hlm. 50). Jakarta: Rineka Cipta.
Sofwan, R. (2010). Cara Cepat Atasi Diare pada Anak. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer.
Suraatmaja, S. (2010). Diare. Edisi Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto.
Utami, N., & Luthfiana, N. (2016). Faktor-Faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada anak.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/.
Pretest Posttest
Data Responden
Nama :..............