Proposal Penelitian
Oleh
HIKMATUL MAULIDA
NIM : P07130012 020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sanitasi merupakan salah satu tantangan yang paling utama bagi negara-
negara berkembang karena menurut World Healt Organisation (WHO), penyakit
Diare membunuh satu anak di dunia ini setiap 15 detik, karna access pada sanitasi
masih terlalu rendah . Hal ini menimbulkan masalah Kesehatan lingkungan yang
besar, serta merugikan pertumbuhan ekonomi dan potensi sumber daya manusia
pada skala nasional. (Azwar, 2009)
Di Indonesia terdapat empat dampak kesehatan oleh pengolahan air dan
sanitasi yang buruk, yakni Diare, Tifus, Polio dan Cacingan. Hal survei pada
tahun 2006 menunjukkan bahwa kejadian Diare pada semua usia di Indonesia
adalah 423 per 1000 penduduk dan terjadi 1 – 2 kali per tahun pada anak –anak
berusia dibawah 5 tahun. (Elok Dyah Messwati, 2008)
Pada tahun 2008 dilaporkan terjadinya Kejadian luar Biasa (KLB) Diare di
15 provinsi dengan jumlah penderita sebanyak 8.443 orang, jumlah kematian
sebanyak 209 orang atau Case fatality Rate (CFR) sebanyak 2,48%. Hal tersebut
utamanya disebabkan oleh rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi yang buruk
dan perilaku hidup tidak bersih. (Profil Kesehatan Indonesia, 2008)
Sampai saat ini kejadian diare masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di Sulawesi Tengah. Walaupun secara umum angka kesakitan masih
berfluktuasi, dan juga dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kader kesehatan diare
ini masih sering menimbulkan KLB (kejadian luar biasa) yang cukup banyak
bahkan menimbulkan kematian.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Pemerintah
2. Perguruan tinggi
3. Masyarakat
A. Pengertian Diare
Diare adalah sebuah Penyakit di mana tinja atau feses berubah menjadi
lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam..
Di negara berkembang , diare adalah penyebab kematian paling umum kematian
balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya. Diare salah
satu gangguan kesehatan yang lazim memengaruhi banyak orang. Gangguan ini
adalah suatu gejala dan bukan penyakit. Ada beberpa penyebab diareyang
mungkin, tetapi yang paling umum adalah infeksi.
Diare penyebab utama penyebab utama penyakit dan kematian anak-anak
di Negara-negara berkembang di Indonesia. Diare juga merupakan penyebab
penting dari gizi buruk atau malnutrisi. Ini karena anak-anak cenderung makan
lebih sedikit dalam suatu episode diare. Juga, diare dapat memengaruhi
pencernaan makanan secara buruk. Akibatnya, tubuh mungkin tidak dapat
memanfaatkan makanan dengan efektif. Tubuh kita membutuhkan nutrien
tambahan ketika menderita infeksi apapun untuk memerangi kuman-kuman yang
menyebabkan penyakitnya. Makanan yang tidak memadai dan pencernaan yang
tidak baik secara bersama-sama berpengaruh buruk terhadap status nutrisi seorang
anak. Diare dan atau komplikasinya dapat dicegah dengan cara-cara yang
sederhana dan efektif. (wekipedia)
Sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis,
sosial, dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan
yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki
atau dihilangkan.
Pentingnya lingkungan yang sehat telah dibuktikan oleh WHO dengan
menyelidikan – menyelidikan di seluruh dunia dimana didapatkan bahwa angka
kematian (mortalitas), angka perbandingan orang sakit (mordibitas) yang tinggi
serta seringnya terjadi endemi di tempat-tempat dimana sanitasi lingkungan
buruk.
B. Jenis Diare
a. Jenis – jenis Diare
1. cair akut memiliki tiga ciri utama yakni gejalanya dimulai secara tiba-tiba,
tinjanya encer dan cair, pemulihan biasanya terjadi dalam waktu 3-7 hari.
Kadang kala gejalanya bisa berlangsung sampai 14 hari. Lebih dari 75%
orang yang terkena diare mengalami diare cair akut.
2. Disentri memiliki 2 ciri utama yakni adanya darah dalam tinja dan
mungkin disertai kram perut, berkurangnya nafsu makna dan penurunan
berat badan yang cepat. Sekitar 10-15% anak-anak di bawah usia 5 tahun
(balita) mengalami disenrti.
3. Diare yang menetap atau persisten memiliki 3 ciri utama, yakni
pengeluaran tinja encer disertai darah, gejalah berlangsung lebih dari 14
hari dan ada penurunan berat badan.
4. Diare kronis adalah istilah yang digunakan bagi diare yang berulang atau
berlangsung lama. Hal ini tidak disebabkan oleh infeksi apa pun , tetapi
sering kali akibat gangguan pencernaan. Diare jangka panjang yang
disebabkan oleh infeksi disebut diare persisten.
Perkembangbiakan seekor lalat dimulai pada saat seekor lalat betina yang
bertelur.Biasanya sekali bertelur akan menghasilkan 75-150 butir, setiap 30 hari. Setelah 10-24
jam dalam keadaan baik telur-telur tersebut akan menetas menjadi larva dankepompong dalam
waktu 4 hari. Setelah itu menjadi imago dan terakhir menjadi lalatdewasa. Setelah berumur 3
hari, lalat tersebut sudah mampu untuk bertelur kembali.Siklus hidup lalat, mulai dari telur
hingga lalat dewasa memerlukan waktu 14 hari.dan sangat membutuhkan air. Tanpa air lalat
tidak dapat hidup lebih dari 46 jam(Widyati, 2002)Kebiasaan lalat untuk menempatkan telurnya
pada tempat yang banyakmengandung zat-zat organik, seperti temapat sampah, membuat
kesulitan dalampemberantasannya. Lalat lebih menyukai makanan yang bersuhu lebih tinggi
darisuhu udara sekitarnya
D. Gejalah Kejadian Diare
Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus
disertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah.
Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung,dan
perut sering berbunyi.
E. Resiko kejadian diare
Ada 7 faktor utama yang meningkatkan risiko diare yang menetap atau resisten,
yakni:
Usia: risiko terkena diare persisten, terutama setelah suatu episode diare akut,
lebih tinggi pada bayi-bayi yang usianya kurang dari setahun.
Nutrisi buruk: malnutrisi meningkatkan lamanya diare dan risiko diare
persisten
Mekanisme kekebalan alami: anak-anak yang memiliki mekanisme kekebalan
tubuh yang buruk, entah karena malnutrisi, penyakit atau factor-faktor lainnya,
mermiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena diare persisten
Infeksi sebelumnya: risiko terkena diare persisten meningkat 3- 4 kali selama
bulan-bulan setelah episode diare akut. Banyak bayi terkena diare persisten
setelah terkena infeksi campak.
Susu hewan: anak-anak yang minum susu hewan memiliki risiko yang lebih
tinggi untuk terkena diare persisten. Hal ini dapat disebabkan oleh:
1. Susu hewan yang terkontaminasi bakteri penyebab penyakit
2. Kerusakan dinding usus oleh protein yanga ada dalam susu hewan
3. Intoleransi terhadap laktosa, yakni suatu protein yang ada dalam susu.
4. Beberapa mekanisme yang belum diketahui
Bakteri yang menyebabkan penyakit: kurang dari 50% anak-anak dengan
diare persisten mengalami infeksi bakteri penyebab penyakit. Dari beberapa
bakteri penyebab diare persisten, Escherichia Coli, shigella, cryptosporidium
lebih umum.
Penting untuk diingat bahwa pengobatan diare dengan antibiotic dan obat-obatan
yang mengurangi gerakan usus kemungkinan akan memperpanjang lamanya diare.
Ini terjadi karena berkurangnya gerakan usus menyebabkan meningkatnya kontak
bakteri dengan dinding dalam usus yang memperparah gejalanya.
Kriteria objektif ;
3. Hipotesis Penelitian
c. Ada hubungan penyediaan air bersih dengan kejadian diare di wilayah kerja
puskesmas Batua Makassar
e. Ada hubungan pengelolaan air limbah dengan kejadian diare di wilayah kerja
puskesmas Batua Makassar
Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat
Sanitasi kesehatan
Diare
lingkingan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Tempat Penelitian
2. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti, jadi sampel dalam
penelitian ini diambilsecara purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang
dilakukan untuk tujuan tertentu. Dan besar sampel ditentukan berdasarkan rumus
sebagai berikut :
Rumus:
n = N
1 + N (d2)
Keterangan :
N : Jumlah populasi
n : Besar sampel
Definisi Operasional
a. Diare
Yang dimaksud penyediaan air bersih dalam penelitian ini adalah tersedianya air
yang digunakan oleh responden dan anggota keluarga dalam kehidupan sehari-
hari.
c. Pengelolaan sampah
Yang dimaksud pengelolaaan sampah dalam penelitian ini adalah sarana untuk
menyimpan sampah sementara sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Yang dimaksud pengelolaan air limbah dalam penelitian ini adalah system
pengaliran air limbah, yang dimiliki berupa saluran dan mempunyai penampungan
air limbah yang berasal dari kamar mandi, dapur dan tempat cuci.
Yang dimaksud pemanfaatan jamban keluarga dalam penelitian ini adalah tempat
yang digunakan keluarga untuk membuang feses.
E .Teknik Pengumpulan Data
1. Data primer
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan
responden dengan menggunakan koesioner disertai dengan pengamatan dengan
penggunaan lembar checklist.
2. Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari instansi-
instansi yang berhubungan dengan penelitian ini.
E. Pengolahan Data
1. Editing
Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan memeriksa
kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data dan keseragaman data.
2. Koding
Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban atau data
perlu disederhanakan yaitu memberikan simbol-simbol tertentu untuk setiap
jawaban (pengkodean).
3. Tabulasi data
F. Analisa Data
Setelah data terkumpul kemudian ditabulasi dalam tabel sesuai dengan variabel
yang hendak diukur. Analisa data dilakukan melalui tahap editing, koding,
tabulasi dan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah Univariat dan
Bivariat dengan serta menggunakan jasa komputerisasi (Program SPSS versi 16).
1. Analisa Univariat
Dilakukan dari tiap variabel dan hasil penelitian berupa distribusi frekuensi dan
persentase dari tiap variabel.
2. Analisa bivariat
Dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan dengan tabulasi silang
diantara semua variabel dependen dan variabel independen dengan menggunakan
metode Chi-Square dengan rumus :
∑(0 – E)²
ײ =
Di mana :
α = Tingkat kepercayaan 5 %
Interpretasinya :
DAFTAR PUSTAKA
Arjatmo Tjokonegoro, 1998. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid Satu, Edisi ke
Tiga. Garya, Jakarta.
Azwar Azrul, 1990. Pengantar Ilmu kesehatan lingkungan. PT. Mutiara Sumber
Widya. Jakarta.
Hartoyo kusnopuranto, 1997. Air Limbah Dan Eksreta Manusia, Aspek Kesehatan
Masyarakat Dan Pengelolaannya, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi,
Depertemen Pendidikan Dan Kebudayaan.