RINI YUNIARTI
NIM : P219015
Segala Puji bagi Allah SWT karena atas petunjuk dan hidayah-Nya sertadorongan dari
semua pihak sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini denganbaik dan seksama. Makalah
mengenai “ Diare” ini disusun dengan sistematis untukmemenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Dengan selesainya makalah ini, maka tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna dan tidak luput dari kekurangan-kekurangan, baik dari segi materi maupun teknis
penulisan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaanya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk rekan-
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5tahun) terbesar
didunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik 1 balita meninggal karena diare. Diare sering kali
dianggap sebagai penyakit sepele,padahal di tingkat global dan nasional fakta menunjukkan
sebaliknya.
Menurut catatan WHO, diare membunuh 2 juta anak didunia setiap tahun, sedangkan
terbesar pada balita.Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih
daritiga kali sehari. Dimana pada dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian palingumum
kematian balita, membunuh lebih dari 1,5 Juta orang pertahun. Diarekondisinya dapat
merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (Fructose,Lactose), penyakit dan makana atau
kelebihan Vitamin C dan biasanya disertaisakit perut dan seringkali enek dan muntah. Dimana
menurut WHO (1980) diareterbagi dua berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan diare
kronik.
kematian bayi berusia 29 hari hingga 11 bulan akibat diare mencapai 31,4persen. Adapun pada
bayi usia 1-4 tahun sebanyak 25,2 persen. Bayi meninggalkarena kekurangan cairan tubuh.
Diare masih merupakan masalah kesehatan diIndonesia. Walaupun angka mortalitasnya telah
menurun tajam, tetapi angkamorbiditas masih cukup tinggi. Kematian akibat penyakit diare di
Indonesia jugaterukur lebih tinggi dari pneumonia (radang paru akut) yang selama
tubuh, dan bila tidak tertangani denganbaik dapat menyebabkan kematian. Dengan demikian
menjadi penting bagiperawat untuk mengetahui lebih lanjut tentang diare, dampak negative
Penyakit diare hingga kini masih merupakan penyebab kedua morbiditas danmortalitas
pada anak usia kurang dari dua tahun di seluruh dunia terutamadinegara-negara berkembang,
jumlah nya mendekati satu dalam lima orang,inimenyebabkan kematian pada anak-anak
melebihi AIDS dan malaria. Hampirsatu triliun dan 2,5 milyar kematian karena diare dalam dua
dunia.Tercatat1,8 milyar orang meninggal setiap tahun karena penyakit diare (termasuk
Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi diare klinis adalah9,0% (rentang: 4,2% - 18,9%),
tertinggi di Provinsi NAD (18,9%) dan terendahdi D.I. Yogyakarta (4,2%). Beberapa provinsi
mempunyai prevalensi diare klinis>9% (NAD, Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Bila dilihat per kelompok umur insiden diare tertinggi tercatat pada anakumur <1 tahun
yaitu 5,5%.Sedangkan pada umur 1-4 tahun angka insiden diaretercatat sebanyak 5.1%
(Riskesdas, 2013). Sejalan dengan hasil survei morbiditasdiare pada tahun 2010 (Kementerian
Kesehatan [Menkes], Survei morbiditasdiare tahun 2010) angka morbiditas menurut kelompok
umur terbesar adalah 6-11 bulan yaitu sebesar 21,65% lalu kelompok umur 12-17 bulan sebesar
14,43%,kelompok umur 24-29 bulan sebesar 12,37%, sedangkan proporsi terkecil pada 3
kelompok umur 54-59 bulan yaitu 2,06%. Kontrol penyakit diare sendiri telahlama diupayakan
oleh pemerintah Indonesia untuk penekanan angka kejadiandiare. Upaya-upaya yang dilakukan
oleh pemerintah seperti adanya program-program penyediaan air bersih dan sanitasi total
(Depkes,2013).
B. RumusanMasalah
2. Bagaimana cara penularan serta apa saja faktor resiko dari penyakit Diare ?
C. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Diare
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkandapat berupa
air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali ataulebih) dalam satu hari (Depkes
RI 2011).
Diare dapat disebabkan oleh transportasi air dan elektrolit yang abnormaldalam usus.
Diseluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak yang menderitadiare setiap tahunnya, dan
20% dari seluruh kematian pada anak yang hidup dinegara berkembang berhubungan dengan
diare serta dehidrasi. Gangguan diaredapat melibatkan lambung dan usus (Gastroenteritis),
usus halus (Enteritis),kolon (Kolitis) atau kolon dan usus (Enterokolitis) (Wong,2008).
Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensicair (mencret)
sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ingat, duakriteria penting harus ada yaitu BAB
cair dan sering, jadi misalnya buang airbesar sehari tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut
daire. Begitu jugaapabila buang air besar dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam
sehari,maka itu bukan diare. Pengertian Diare didefinisikan sebagai inflamasi padamembran
mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare,muntahmuntah yang berakibat
3 kali sehari, disertai konsistensi tinja menjadi cair dengan atautanpa lendir dan darah yang
berlangsung kurang dan satu minggu. Diaremerupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang
tidak normal atau tidak sepertibiasanya. Perubahan yang terjadi berupa peningkatan volume
Menurut Bambang dan Nurtjahjo (2011) cara penularan diare padaumumnya melalui
cara fekal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yangtercemar oleh enteropatogen, atau
kontak langsung tangan dengan penderita ataubarang-barang yang telah tercemar tinja penderita
atau tidak langsung melaluilalat (melalui 4F = finger, files, fluid, field). Juffrie dan Mulyani (2011).
ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan bayi, tidakmemadainya penyediaan air
bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya saranakebersihan (MCK), kebersihan lingkungan
dan pribadi yang buruk, penyiapandan penyimpanan makanan yang tidak higenis dan cara
penyapihan yang tidakbaik. Selain hal-hal tersebut beberapa faktor pada penderita dapat
1. Faktor umur
Sebagian besar episiode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan.Insidensi tertinggi
terjadi pada kelompok umur 6-11 bulan pada saat diberikanmakanan pendamping ASI. Pola ini
menggambarkan kombinasi efekpenurunan kadar antibodi ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi,
pengenalanmakanan yang mungkin terkontaminasi bakteri tinja dan kontak langsungdengan tinja
merangsang paling tidak sebagian kekebalanmelawan infeksi atau penyakit yang berulang, yang
membantu menjelaskanmenurunnya insiden penyakit pada anak yang lebih besar dan pada
orangdewasa.
2. Infeksi asimtomatik
Sebagian besar infeksi usus bersifat asimtomatik dan proporsiasimtomatik ini meningkat
setelah umur 2 tahun dikarenakan pembentukanimunitas aktif. Pada infeksi asimtomatik yang
mungkin berlangsung beberapahari atau minggu, tinja penderita mengandung virus, bakteri atau
tidak menjaga kebersihan dan berpindah-pindah dari satutempat ke tempat yang lain.Escheria
Escheria coli sering ditemukanpada lingkungan ibu dan bayi, belum pernah dilaporkan bahwa
3. Faktor musim
Variasi pola musiman diare dapat terjadi menurut letak geografis.Didaerah sub tropik, diare
karena bakteri lebih sering terjadi pada musimpanas, sedangkan diare karena virus terutama
rotavirus puncaknya terjadipada musim dingin. Didaerah tropik (termasuk indonesia), diare
musim kemarau, sedangkan diare karena bakteri cenderungmeningkat pada musim hujan.
terdapat gejala lain berupa mual hingga muntah. Pada kasuskeracunan makanan, biasanya
gejala diare seperti muntah akan terlihat lebihdominan dibandingkan diarenya sendiri. Demam
juga mungkin menyertai diareyang diakibatkan oleh infeksi. Selain itu, adanya perlukaan di
mukosa usus akanmenyebabkan adanya darah maupun lendir pada tinja sehingga
perut hingga kram perut dapat terjadi pada diare yang terjadi akibatpercepatan gerakan usus
Selain tanda dan gejala diare, yang penting untuk diperhatikan bila andamengalami diare
komplikasi diare yang paling sering terjadi. Pada usiadewasa, gejala kekurangan cairan yang
2. Kurang tidur
4. Badan lemah
5. Feses lembek dan cair serta lebih dari 3 kali dalam 24 jam
8. Sakit kepala
10. Demam
11. Dehidrasi
12. Darah pada feses
Feses yang dihasilkan banyakPada anak, karena komposisi cairan pada tubuhnya
sangat tinggi, bila terjadikekurangan cairan akan tampak cekung di daerah sekitar mata maupun
ubun– ubun. Selain itu bila dilakukan cubitan kulit di daerah perut, kulit tidak akansegera kembali
seperti semula atau menjadi peyot seperti kulit orang lanjut usia.Anak yang tampak rewel, minum
dengan sangat lahap, menangis namun tidakkeluar air mata, atau tidak kencing selama > 3 jam
juga merupakan tandakekurangan cairan. Bila anak sampai tidak sadar atau nampak sesak dan
Diare adalah penyakit serius jika terjadi pada bayi dan anak Anda. Diare
pada waktu yang singkat. Anda perlu menghubungi dokter jika Andamelihat gejala-gejala ini pada
anak Anda:
2. Mulut kering
3. Kelelahan
4. Sakit kepala
5. Kulit kering
6. Mengantuk
Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapatdilakukan adalah :
1. Pemberian ASI
ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanantersedia dalam
bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserapsecara optimal oleh bayi. ASI saja
sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan sampai umur 6 bulan. Tidak ada makanan lain
ASI bersifat steril, berbeda dengan sumber susu lain seperti susuformula atau cairan lain
yang disiapkan dengan air atau bahan-bahan dapatterkontaminasi dalam botol yang kotor.
Pemberian ASI saja, tanpa cairanatau makanan lain dan tanpa menggunakan botol,
menghindarkan anak daribahaya bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan diare.
Bayi harus disusui secara penuh sampai mereka berumur 6 bulan.Setelah 6 bulan dari
(proses menyapih).
ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanyaantibodi dan zat-zat
lain yang dikandungnya. ASI turut memberikanperlindungan terhadap diare. Pada bayi yang
baru lahir, pemberian ASIsecara penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap
diaredaripada pemberian ASI yang disertai dengan susu botol. Flora normal ususbayi yang
disusui mencegah tumbuhnya bakteri penyebab botol untuk susuformula, berisiko tinggi
Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahapmulai dibiasakan
dengan makanan orang dewasa. Perilaku pemberianmakanan pendamping ASI yang baik
yaitu:
lebih. Berikan makanan lebih sering (4x sehari).Setelah anak berumur 1 tahun,
berikan semua makanan yang dimasakdengan baik, 4-6 x sehari, serta teruskan
b. Tambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi /bubur dan biji-bijianuntuk energi.
c. Cuci tangan sebelum meyiapkan makanan dan meyuapi anak. Suapianak dengan
d. Masak makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang dingindan
tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut melaluimakanan, minuman atau benda
yang tercemar dengan tinja, misalnya jari-jaritangan, makanan yang wadah atau tempat
air yang benar-benarbersih mempunyai risiko menderita diare lebih kecil dibanding
terhadap serangan diare yaitudengan menggunakan air yang bersih dan melindungi air
tersebut darikontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah.Yang harus
b. Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayungkhusus untuk
mengambil air.
c. Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak
e. Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air yangbersih dan cukup.
4. Mencuci Tangan
penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencucitangan dengan sabun, terutama
sesudah buang air besar, sesudah membuangtinja anak, sebelum menyiapkan makanan,
sebelum menyuapi makan anakdan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian
5. Menggunakan Jamban
mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risikoterhadap penyakit diare. Keluarga
yang tidak mempunyai jamban harusmembuat jamban dan keluarga harus buang air besar di
a. Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapatdipakai oleh seluruh
anggota keluarga.
Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya. Halini tidak benar
karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan orang tuanya. Tinja
b. Bantu anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah di jangkauolehnya.
c. Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja seperti didalam lubang atau
d. Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan dengansabun.
bayi tidak terkena penyakit campak. Anak yang sakit campaksering disertai diare,
sehingga pemberian imunisasi campak juga dapatmencegah diare. Oleh karena itu
Mengingat bahwa ada beberapa penyakit yang dapat ditularkanmelalui air antara
lain adalah diare, kolera, disentri, hepatitis, penyakit kulit,penyakit mata, dan berbagai
penyakit lainnya, maka penyediaan air bersihbaik secara kuantitas dan kualitas mutlak
airbersih yang cukup disetiap rumah tangga harus tersedia. Disamping ituperilaku hidup
penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa dsb. Selain itu sampahdapat mencemari tanah
dan menimbulkan gangguan kenyamanan danestetika seperti bau yang tidak sedap dan
pemandangan yang tidak enakdilihat. Oleh karena itu pengelolaan sampah sangat
pembuangan akhir dapat dilakukan pemusnahan sampah dengan cara di timbun atau
dibakar.
Air limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harusdikelola sedemikian
rupa agar tidak menjadi sumber penularan penyakit.Sarana pembuangan air limbah yang
tidak memenuhi syarat akanmenimbulkan bau, mengganggu estetika dan dapat menjadi
penyakit seperti leptospirosis, filariasis untuk daerah yangendemis filaria. Bila ada saluran
pembuangan air limbah di halaman, secararutin harus dibersihkan, agar air limbah dapat
mengalir, sehingga tidakmenimbulkan bau yang tidak sedap dan tidak menjadi tempat
perindukan nyamuk.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkandapat berupa
air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali ataulebih) dalam satu hari yang
dapat disebabkan oleh transportasi air dan elektrolityang abnormal dalam usus. Diare juga
didefinisikan sebagai inflamasi padamembran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai
negara berkembang lebih dari itu. WHO memperkirakan ada sekitar4 miliar kasus diare akut
setiap tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahunPenyebab utama disentri di Indonesia adalah
Diare akibat gangguan pada usus besar frekuensinya lebih sering,lebih teratur, dengan volume
yang kecil, dan sering disertai pergerakan usus yangnyeri. Demam dan feses berdarah/mucoid
a. Absorpsi
b. Gangguan sekresi
b. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi noninfeksi
c. Diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi.
Secara umum diare disebabkan dua hal yaitu gangguan pada proses absorpsiatau
volume cairan yang berada di kolon lebih besar daripada kapasitasabsorpsi. Diare juga dapat
Bila penyebab diare akibat menelan makanan yang mengandung racun darikuman,
akan terdapat gejala lain berupa mual hingga muntah. Pada kasuskeracunan makanan,
biasanya gejala diare seperti muntah akan terlihat lebihdominan dibandingkan diarenya
sendiri. Demam juga mungkin menyertai diareyang diakibatkan oleh infeksi. Selain itu,
adanya perlukaan di mukosa usus akanmenyebabkan adanya darah maupun lendir pada
tinja sehingga diperlukanpencegahan diare untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya
komplikasi.