FARMAKOTERAPI
DIARE PADA PEDIATRIK
Disusun oleh:
DIAH AYU SAVITRI
1
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT karena atas petunjuk dan hidayah-Nya serta
dorongan dari semua pihak sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan seksama. Makalah mengenai “Diare” ini disusun dengan
sistematis untuk memenuhi salah satu tugas untuk kelengkapan berkas kenaikan
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput
dari kekurangan-kekurangan, baik dari segi materi maupun teknis penulisan. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca sangat
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 RumusanMasalah ............................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
5
2.1 Pengertian Diare .............................................................................................. 5
2.2 Epidemiologi dari Diare................................................................................... 6
2.3 Patofisiologi Penyakit Diare ............................................................................ 6
2.4 Klasifikasi Diare .............................................................................................. 8
2.5 Etiologi Diare .................................................................................................. 9
2.6 Cara Penularan dan Faktor Resiko ................................................................. 11
2.7 Gejala Klinis dari Penyakit Diare ...................................................................
12
2.8 Diagnosis Penyakit Diare ............................................................................... 14
2.9 Komplikasi .................................................................................................... 15
2.10 Pengobatan Penyakit Diare ........................................................................ 28
2.11 Pencegahan Penyakit Diare .......................................................................... 31
BAB III PENUTUP ...............................................................................................
34
3.1 Kesimpulan ............................................................................................36
3.2 Saran ............................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 38
3
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5 tahun)
terbesar didunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik 1 balita meninggal karena
diare. Diare sering kali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat
global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare
pada balita.
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga
kali sehari. Dimana pada dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling
umum kematian balita, membunuh lebih dari 1,5 Juta orang pertahun. Diare
kondisinya dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (Fructose, Lactose),
penyakit dan makana atau kelebihan Vitamin C dan biasanya disertai sakit perut
dan seringkali enek dan muntah. Dimana menurut WHO (1980) diare terbagi dua
berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan diare kronik.
tingkat kematian bayi berusia 29 hari hingga 11 bulan akibat diare mencapai 31,4
persen. Adapun pada bayi usia 1-4 tahun sebanyak 25,2 persen. Bayi meninggal
morbiditas masih cukup tinggi. Kematian akibat penyakit diare di Indonesia juga
4
terukur lebih tinggi dari pneumonia (radang paru akut) yang selama ini
Diare seringkali dianggap penyakit yang biasa dan sering dianggap sepele
hipovolemia, gangguan berbagai organ tubuh, dan bila tidak tertangani dengan
perawat untuk mengetahui lebih lanjut tentang diare, dampak negative yang
Penyakit diare hingga kini masih merupakan penyebab kedua morbiditas dan
mortalitas pada anak usia kurang dari dua tahun di seluruh dunia terutama
satu triliun dan 2,5 milyar kematian karena diare dalam dua tahun pertama
1,8 milyar orang meninggal setiap tahun karena penyakit diare (termasuk kolera),
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi diare klinis adalah 9,0%
(rentang: 4,2% - 18,9%), tertinggi di Provinsi NAD (18,9%) dan terendah di D.I.
(NAD, Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten,Nusa Tenggara
5
Barat, Nusa Tengara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Bila dilihat per kelompok umur insiden diare tertinggi tercatat pada anak umur <1
tahun yaitu 5,5%.Sedangkan pada umur 1-4 tahun angka insiden diare tercatat
sebanyak 5.1% (Riskesdas, 2013). Sejalan dengan hasil survei morbiditas diare
tahun 2010) angka morbiditas menurut kelompok umur terbesar adalah 6-11 bulan
yaitu sebesar 21,65% lalu kelompok umur 12-17 bulan sebesar 14,43%, kelompok
kelompok umur 54-59 bulan yaitu 2,06%. Kontrol penyakit diare sendiri telah
Kesehatan (Depkes,2013).
6
1.3 Tujuan Penulisan
6. Menjelaskan tentang cara penularan serta faktor resiko dari penyakit Diare
10. Mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita penyakit Diare
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat
berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih)
Diare dapat disebabkan oleh transportasi air dan elektrolit yang abnormal dalam
usus. Diseluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak yang menderita diare
setiap tahunnya, dan 20% dari seluruh kematian pada anak yang hidup di negara
Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair
(mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam). Ingat, dua kriteria
penting harus ada yaitu BAB cair dan sering, jadi misalnya buang air besar sehari
tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut daire. Begitu juga apabila buang
air besar dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan
lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare, muntahmuntah yang
8
Hidayat (2008) menyebutkan diare adalah buang air besar pada bayi atau anak
Iebih dan 3 kali sehari, disertai konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa
lendir dan darah yang berlangsung kurang dan satu minggu. Diare merupakan
suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya.
Perubahan yang terjadi berupa peningkatan volume cairan, dan frekuensi dengan
Serikat keluhan diare menempati peringkat ketiga dari daftar keluhan pasien pada
menunjukkan diare akut karena infeksi terdapat peringkat pertama s/d ke empat
di negara berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta
diperkirakan 99 juta episode diare akut pada dewasa terjadi setiap tahunnya.
WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun dengan
Bila angka itu diterapkan di Indonesia, setiap tahun sekitar 100 juta episode diare
rawat inap dan 0,05 % pasien rawat jalan. Penyebab utama disentri di Indonesia
9
dysentery, kadang-kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri,
(Thielman, 2004).
antaranya pertama faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganisme
dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah
permukaan usus.
gangguan fungsi usus meneyebabkan sistem transpor aktif dalam usus sehingga
sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan
pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga
usus sehingga terjadilah diare. Ketiga faktor makanan, ini terjadi apabila toksin
yang ada tidak mampu diserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan
10
mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan diare
(Hidayat, 2006:12)
absorpsi dan atau sekresi aktif air usus.6 Secara patofisiologi, diare akut dapat
Inflamasi
Noninflamasi
Mekanisme
Lokasi
Diagnosis
Penyebab
Bakteri
Virus
Parasit
11
Cytomegalovirus* Adenovirus Herpes simplex virus
Rotavirus Norwalk
Entamoeba histolytica
Usus kecil berfungsi sebagai organ untuk mensekresi cairan dan enzim, serta
menimbulkan diare berair (watery diarrhea) dengan volume yang besar, disertai
kram perut, rasa kembung, banyak gas, dan penurunan berat badan.6 Demam
jarang terjadi serta pada feses tidak dijumpai adanya darah samar maupun sel
radang.6 Usus besar berfungsi sebagai organ penyimpanan. Diare akibat gangguan
pada usus besar frekuensinya lebih sering, lebih teratur, dengan volume yang
kecil, dan sering disertai pergerakan usus yang nyeri. Demam dan feses
berdarah/mucoid juga sering terjadi. Eritrosit dan sel radang selalu ditemukan
a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari ( umumnya kurang
dari 7 hari ). Gejala dan tanda sudah berlangsung < 2 minggu sebelum datang
b. Diare kronik, yaitu diare yang gejala dan tanda sudah berlangsung > 2 minggu
c. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat dari disentri
12
d. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus
menerus. Akibat dari diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan
metabolisme.
1. Pembagian diare menurut etiologi a. Diare Spesifik Diare yang disebabkan oleh
infeksi bakteri, virus, atau parasit. Contoh: disentri. b. Diare Non Spesifik Diare
gangguan saraf.
a. Absorpsi
b. Gangguan sekresi
b. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non infeksi
c. Diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi.
Mekanisme diare (Juffrie, 2011) Secara umum diare disebabkan dua hal yaitu
gangguan pada proses absorpsi atau sekresi. Kejadian diare secara umum terjadi
dari satu atau beberapa mekanisme yang saling tumpang tindih. Menurut
mekanisme diare maka dikenal: diare akibat gangguan absorpsi yaitu volume
cairan yang berada di kolon lebih besar daripada kapasitas absorpsi. Disini diare
dapat terjadi akibat kelainan di usus halus, mengakibatkan absorpsi menurun atau
sekresi yang bertambah. Apabila fungsi usus halus normal, diare dapat terjadi
akibat absorpsi di kolon menurun atau sekresi di kolon meningkat. Diare juga
13
dapat dikaitkan dengan gangguan motilitas, inflamasi dan imunologi. Komplikasi
yang diberikan.
Tabel 2.1 Penyebab Diare Akut dan Kronik pada Bayi, Anak-anak dan Remaja
(Sodikin, 2011).
14
akibat pemakaian -infeksi sistemik pemakaian
pemakaian
antibiotik
buatan laktosa
-giardiasis
pada anak dan balita. Infeksi Rotavirus biasanya terdapat pada anak-anak umur 6
perawatan rumah sakit karena diare berat pada anak-anak kecil dan merupakan
15
diisolasi. Mikroorganisme Giardia lamblia dan Cryptosporidium merupakan
parasit yang paling sering menimbulkan diare infeksius akut (Wong dkk., 2009).
Selain Rotavirus, telah ditemukan juga virus baru yaitu Norwalk virus. Virus ini
jalur fekal-oral melalui makanan, air yang terkontaminasi atau ditularkan antar
Menurut Bambang dan Nurtjahjo (2011) cara penularan diare pada umumnya
melalui cara fekal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh
yang telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat (melalui 4F =
finger, files, fluid, field). Juffrie dan Mulyani (2011). Faktor resiko yang dapat
penuh untuk 4-6 bulan pertama kehidupan bayi, tidak memadainya penyediaan air
makanan yang tidak higenis dan cara penyapihan yang tidak baik. Selain hal-hal
1. Faktor umur
16
Sebagian besar episiode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insidensi
tertinggi terjadi pada kelompok umur 6-11 bulan pada saat diberikan makanan
antibodi ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan yang mungkin
terkontaminasi bakteri tinja dan kontak langsung dengan tinja manusia atau
paling tidak sebagian kekebalan melawan infeksi atau penyakit yang berulang,
yang membantu menjelaskan menurunnya insiden penyakit pada anak yang lebih
2. Infeksi asimtomatik
Sebagian besar infeksi usus bersifat asimtomatik dan proporsi asimtomatik ini
infeksi asimtomatik yang mungkin berlangsung beberapa hari atau minggu, tinja
penderita mengandung virus, bakteri atau kista protozoa yang infeksius. Orang
menjaga kebersihan dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
Escheria coli dapat menyebabkan bakteremia dan infeksi sistemik pada neonatus.
Meskipun Escheria coli sering ditemukan pada lingkungan ibu dan bayi, belum
pernah dilaporkan bahwa ASI sebagai sumber infeksi Escheria coli (Alan &
Mulya, 2013).
3. Faktor musim
Variasi pola musiman diare dapat terjadi menurut letak geografis. Didaerah sub
tropik, diare karena bakteri lebih sering terjadi pada musim panas, sedangkan
17
diare karena virus terutama rotavirus puncaknya terjadi pada musim dingin.
Didaerah tropik (termasuk indonesia), diare yang disebabkan oleh retrovirus dapat
Bila penyebab diare akibat menelan makanan yang mengandung racun dari
kuman, akan terdapat gejala lain berupa mual hingga muntah. Pada kasus
keracunan makanan, biasanya gejala diare seperti muntah akan terlihat lebih
yang diakibatkan oleh infeksi. Selain itu, adanya perlukaan di mukosa usus akan
Nyeri perut hingga kram perut dapat terjadi pada diare yang terjadi akibat
Selain tanda dan gejala diare, yang penting untuk diperhatikan bila anda
mengalami diare adalah untuk mengenali tanda – tanda kekurangan cairan yang
merupakan salah satu komplikasi diare yang paling sering terjadi. Pada usia
b. Kurang tidur
d. Badan lemah
e. Feses lembek dan cair serta lebih dari 3 kali dalam 24 jam
18
g. Mual dan muntah
h. Sakit kepala
j. Demam
k. Dehidrasi
Pada anak, karena komposisi cairan pada tubuhnya sangat tinggi, bila terjadi
kekurangan cairan akan tampak cekung di daerah sekitar mata maupun ubun –
ubun. Selain itu bila dilakukan cubitan kulit di daerah perut, kulit tidak akan
segera kembali seperti semula atau menjadi peyot seperti kulit orang lanjut usia.
Anak yang tampak rewel, minum dengan sangat lahap, menangis namun tidak
keluar air mata, atau tidak kencing selama > 3 jam juga merupakan tanda
kekurangan cairan. Bila anak sampai tidak sadar atau nampak sesak dan sulit
Diare adalah penyakit serius jika terjadi pada bayi dan anak Anda. Diare dapat
nyawa pada waktu yang singkat. Anda perlu menghubungi dokter jika Anda
b. Mulut kering
c. Kelelahan
d. Sakit kepala
e. Kulit kering
19
f. Mengantuk
1) Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui apakah seorang pasien terkena diare dan faktor apa saja yang
pada pasien, misalnya seberapa sering pasien mengalami diare, seperti apa tekstur
kotoran yang dikeluarkan, apakah diare disertai gejala demam, apakah pasien suka
makan di sembarang tempat, dan apakah pasien pernah melakukan kontak dengan
penderita diare.
Selain itu, dokter juga mungkin akan menanyakan apakah pasien sedang
mengonsumsi suatu obat (bisa jadi diarenya akibat efek samping obat), berapa
banyak kopi atau minuman beralkohol yang dia konsumsi, atau apakah baru-baru
Pemeriksaan lebih lanjut bisa saja dilakukan apabila jawaban yang diberikan
pasien belum cukup membantu dokter dalam menarik kesimpulan. Beberapa jenis
metode pemeriksaan untuk kasus diare di antaranya adalah tes darah, analisis
oleh dokter jika diare diduga terjadi akibat penyakit tertentu, seperti penyakit
inflamasi usus. Sedangkan langkah analisis sampel tinja dilakukan jika dokter
mencurigai diare disebabkan oleh bakteri atau parasit, atau jika pasien:
20
a. Memiliki gejala lain, seperti adanya darah atau nanah pada tinja.
c. Memiliki gejala yang berdampak kepada seluruh tubuh Anda, seperti demam
dan dehidrasi.
e. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena Anda mengidap
HIV.
Jika pasien berusia di atas 50 tahun atau jika penyebab diare tidak diketahui,
dubur. Melalui pemeriksaan ini, dokter akan meneliti apakah diare disebabkan
oleh adanya masalah atau kelainan di dalam lubang dubur atau saluran usus besar.
Pemeriksaan colok dubur dilakukan dokter dengan cara memasukkan jari yang
Jika penyebab diare masih juga belum bisa diketahui, pemeriksaan seperti
biasanya jarang ada di klinik-klinik praktik dokter dan harus dilakukan di rumah
fleksibel khusus yang disebut kolonoskop guna memeriksa kondisi seluruh usus
memasukkan alat yang disebut sigmoidoskop dari dubur. Alat ini hampir serupa
dengan kolonoskop, namun ukurannya lebih kecil dan dilengkapi dengan kamera
2.9 Komplikasi
21
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama, terutama
pada lanjut usia dan anak-anak. Pada diare akut karena kolera, kehilangan cairan
hipovolemik sudah tidak dapat diatasi lagi, dapat timbul nekrosis tubular akut
ginjal dan selanjutnya terjadi gagal multi organ. Komplikasi ini dapat juga terjadi
tercapai.
hemolisis, dan trombositopeni 12-14 hari setelah diare. Risiko HUS meningkat
22
2.10 Pengobatan Penyakit Diare
1. Farmakologi
1. Golongan Absorbensia
bakteri, mengabrobsi nutrien, toksin racun dan penyebab diare. Penggunaan obat
adsorbem harus dipisahkan dengan obat oral lainnya selama 2-3 jam.
a. Polycarbophil
Nama obat
Polycarbophil
Mekanisme aksi
Indikasi
Kontraindikasi
bila dikaitkan dengan demam atau tanda-tanda perut akut lainnya) (davisplus)
Dosis
23
PO (Anak-anak 6- 12 tahun) : 500 mg 1 - 3 kali sehari atau sesuai kebutuhan
(tidak melebihi 3 g /24 jam); untuk diare berat, bisa diulang q 30 menit.
(tidak melebihi 1,5 g /24 jam); untuk diare berat, bisa diulang q 30 menit.
(davisplus)
Efek samiping
Perhatian
Kembung dan perut kembung mungkin menjadi masalah saat digunakan jangka
pendek.
Gunakan hati-hati pada pasien dengan riwayat impaksi / obstruksi usus. (DIH)
b. Attapulgite
Nama obat
Attapulgite
Mekanisme aksi
Indikasi
Kontraindikasi
Dosis
24
PO (Anak-anak 6- 12 tahun) : 600-750 mg/dose; maximum dose: 4500 mg/day
(DIH)
Efek samiping
perhatian
Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai terapi jika demam tinggi atau tinja
berdarah muncul.
19
c. Kaolin-pectin
Nama obat
Kaolin-pectin
Mekanisme aksi
Indikasi
Kontraindikasi
Jika digunakan pada bayi dan anak-anak <3 thn tanpa bimbingan dokter;
25
( a to z )
Dosis
dosis.
dosis. ( a to z )
Efek samiping
20
tua)
Perhatian
Kehamilan Kategori B.
Laktasi: Kaolin dan pektin tidak terserap dari saluran pencernaan; ibu menyusui
d. Arang aktif
Nama obat
Arang aktif
Mekanisme aksi
Indikasi
26
Perawatan darurat keracunan oleh sebagian besar obat-obatan dan bahan kimia.
Kontraindikasi
Tidak efektif untuk keracunan oleh sianida, asam mineral dan alkali. Tidak terlalu
Dosis
30-100 g (atau 1 g / kg atau kira-kira 5-10 kali jumlah racun yang tertelan)
Efek samiping
GI: Muntah; sembelit atau diare; bangku hitam Sorbitol dapat menyebabkan tinja
Perhatian
B. Anti motilitas
Dalam kelompok ini tergolong ,loperamid HCl, serta kombinasi difenoksilat dan
mengurangi frekuensi diare. Bila diberikan dengan benar cukup aman dan dapat
mengurangi frekuensi defekasi sampai 80%. Obat ini tidak dianjurkan pada diare
1. Loperamide HCl
Nama obat
Loperamide HCl
27
Mekanisme aksi
meningkatkan viskositas dan densitas bulk tinja, mengurangi hilangnya cairan dan
elektrolit. (a to z)
Indikasi
Pengendalian dan kelegaan simptomatik pada diare akut atau kronis akut;
Kontraindikasi
harus dihindari; diare berdarah; demam; kolitis ulserativa akut (potensi megacolon
toksik). ( a to z )
Dosis
Diare akut
Diare kronis
Efek samiping
28
Kelelahan; kantuk; pusing. Ruam. Nyeri perut; distensi atau ketidaknyamanan;
Perhatian
Kehamilan Kategori C.
Tidak dianjurkan untuk anak-anak <2 thn. Gunakan dengan hati-hati pada anak
kecil. Hentikan jika distensi abdomen atau gejala tak diinginkan lainnya terjadi.
( a to z)
Nama obat
Mekanisme aksi
Indikasi
Kontraindikasi
Dosis
Efek samiping
29
Pusing; kantuk; sedasi; sakit kepala; rasa tidak enak; kelesuan; kegelisahan;
Perhatian
Kehamilan: Kategori B.
Risiko atropinisme lebih tinggi, terutama dengan sindrom Down. Beritahu dokter
dan hentikan terapi untuk distensi abdomen atau gejala tak diinginkan lainnya.
samping, terutama pada anak kecil. Jika terjadi dehidrasi atau ketidakseimbangan
Kerusakan hati: Gunakan dengan sangat hati-hati; bisa memicu koma hepatic. ( a
to z)
1. Bismuth subsalisilat
Nama obat
Bismuth subsalisilat
Mekanisme aksi
Indikasi
30
Pengobatan gangguan pencernaan tanpa menyebabkan konstipasi, mual, kram
Kontraindikasi
Terhadap Penyakit virus seperti cacar air atau influenza pada pasien <18 thn.. ( a
to z )
Dosis
sampai 60 menit prn (maksimal 8 dosis / hari). ANAK 9-12 YR: suspensi PO 1
ANAK 3-6 YR: tablet PO atau suspensi 5 ml q 30 sampai 60 menit prn (maksimal
8 dosis / hari).
Efek samiping
THT: Tinnitus; perubahan warna lidah. GI: Perubahan warna pada tinja; impaksi
(a to z )
Perhatian
Ibu menyusui tidak boleh mengonsumsi obat ini (ekstreksi lewat asi)( a to z ).
D. Golongan Antibiotik
190)
31
b. Mencegah proses biosintesa bakteri pada pembentukan asam nukleat dan
anemia
warfarin
j. Assessment : obat yang telah diminum, alergi obat (sulfonamida), tindakan yang
k. Education : perbanyak minum air putih, minum dengan segelas air putih,
laporkan ke dokter atau tenaga medis lain bila terjadi demam, candidiasis,
E. Lain - lain
c. Kontraindikasi : anak < 3 tahun, digunakan pada penderita demam > 2 hari,
colitis
32
Anak 3-5 tahun : 15-30 mL
h. Assessment : obat yang telah diminum, alergi obat, keluhan pada perut, feses,
dehidrasi, suhu
i. Education : diminum setelah diare, hubungi dokter bila diare terus berlangsung
mulut kering
e. Dosis : 20 mg tiap 6 jam. Anak 6-12 tahun 10 mg tiap 8 jam (Martindale 36th
p.1735)
3. Lacto -B
33
Nama obat
Lacto-B
Komposisi
faeelum 1 x 107 CFU/g vit C 10 mg, vit B 0,5 mg, vit B2 0,5 mg, vit B5 0,5 mg,
Indikasi
Pengobatan diare yang tidak rumit, terutama yang disebabkan oleh terapi
antibiotik; membangun kembali flora fisiologis dan bakteri normal dari saluran
usus
27
Kontraindikasi
Dosis
Anak :
Efek samping
Perhatian
dahulu
34
4. Zinc
Nama obat
Indikasi
Kontraindikasi
Akumulasi gangguan ginjal dapat terjadi difailr ginjal akut ( BNF for children )
dosis
Oral : 110 – 220 mg zinc sulfate setara dengan 24 – 50mg zinc / 3 kali / hari ( DIH
Efek samping
perhatian
5. Pharolit
intake cairan seperti air mineral, sup atau jus buah, dengan
Komposisi
Indikasi
35
digunakan untuk penggantian oral elektrolit dan cairan pada pasien dengan
dehidrasi, khususnya yang diasosiasikan dengan diare akut dari berbagai etiologi.
Dosis
Kontraindikasi
tidak sesuai untuk pasien dengan obstruksi gastrointestinal, gagal ginjal oligurik
atau anurik, atau bila rehidrasi parenteral thera [porf ditandai seperti pada
Efeksamping
Perhatian
Garam rehidrasi oral atau tablet effervescent harus dilarutkan hanya dengan air
makanan padat dan susu perlu dilakukan. Rehidrasi dan maintenance air dan
elektrolit merupakan terapi utama yang harus dilakukan hingga episode diare
berakhir. Jika pasien kehilangan banyak cairan, rehidrasi harus ditujukan untuk
36
menggantikan air dan elektrolit untuk komposisi tubuh normal. Sedangkan pada
pasien yang tidak mengalami deplesi volume, pemberian cairan bertujuan untuk
untuk memasok air dan elektrolit jika pasien mengalami muntah dan dehidrasi
4. banyak makan buah dan umbi-umbian, seperti pisang, apel, pear, kentang, dll.
5. sebaiknya hindari makan makanan pedas dan asam serta makanan dan
Oral rehydration solution (ORS) atau oralit digunakan pada kasus diare ringan
yaitu 3-4 jam untuk menggantikan cairan serta elektrolit yang hilang selama diare
untuk mencegah adanya dehidrasi. Cara kerja dari ORS adalah dengan
menggantikan cairan serta elektrolit tubuh yang hilang karena diare dan muntah,
namun ORS tidak untukmengobati gejala diare (Berarrdi, et al, 2009 ; Nathan,
2010)
ORS mengandung beberapa komponen yaitu Natrium dan kalium yang berfungsi
sebagai pengganti ion essensial, sitrat atau bicarbonate yang berfungsi untuk
sebagai carrier pada transport ion natrium dan air untuk melewati mukosa pada
37
Dalam 1 sachet ORS serbuk harus dilarutkan dengan menggunakan 200mL air.
Penting sekali untuk membuat larutan ORS sesuai dengan volume yang
mengalami hiperosmolar, dan dapat menyebabkan penarikan air pada usus halus
tersebut sebaiknya digunakan tidak lebih dari 24 jam dan disimpan di dalam
lemari es. Dosis ORS yang direkomendasikan untuk orang dewasa adalah 200-
400 mL diminum tiap setelah buang air besar, atau 2-4 liter selama 4-6 jam
(Nathan,2010).
1. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air hingga bersih
Dietary management
dikarenakan khawatir diare yang dialami akan bertambah parah. Hal tersebut
justru memperparah keadaan pasien, sebab pada saat yang sama pasien juga
mengalami malabsorbsi nutrisi. Oleh karena itu, pasien dianjurkan makan tetap
38
seperti biasa, namun sedapat mungkin menghindari makanan berlemak dan
makanan dengan kadar gula yang tinggi karena akan dapat menimbulkan diare
osmotik, serta dihindari pula makanan pedas karena akan mengganggu saluran
cerna seperti timbul rasa mulas dan kembung pada perut. Perlu dihindari juga
AMP sehingga berakibat pada peningkatan sekresi cairan ke saluran cerna, hal ini
dapat memperparah diare. Pasien dianjurkan untuk banyak minum air putih, dan
jika diperlukan dapat disertai pemberian ORS (Blenkinsopp et al., 2009; Berarrdi,
2009).
Kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat dilakukan
adalah :
1. Pemberian ASI
ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat makanan tersedia
dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap secara optimal
32
sampai umur 6 bulan. Tidak ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa ini.
ASI bersifat steril, berbeda dengan sumber susu lain seperti susu formula atau
cairan lain yang disiapkan dengan air atau bahan-bahan dapat terkontaminasi
dalam botol yang kotor. Pemberian ASI saja, tanpa cairan atau makanan lain dan
organisme lain yang akan menyebabkan diare. Keadaan seperti ini di sebut disusui
39
Bayi harus disusui secara penuh sampai mereka berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan
ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya antibodi dan
diare. Pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara penuh mempunyai daya
lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai
dengan susu botol. Flora normal usus bayi yang disusui mencegah tumbuhnya
bakteri penyebab botol untuk susu formula, berisiko tinggi menyebabkan diare
Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap mulai
pendamping ASI yang baik meliputi perhatian terhadap kapan, apa, dan
yaitu:
a. Perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 6 bulan dan dapat teruskan
pemberian ASI. Tambahkan macam makanan setelah anak berumur 9 bulan atau
Setelah anak berumur 1 tahun, berikan semua makanan yang dimasak dengan
40
b. Tambahkan minyak, lemak dan gula ke dalam nasi /bubur dan biji-bijian untuk
energi. Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan, daging, kacang-kacangan, buah-
c. Cuci tangan sebelum meyiapkan makanan dan meyuapi anak. Suapi anak
d. Masak makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat yang dingin dan
tersebut dapat ditularkan bila masuk ke dalam mulut melalui makanan, minuman
atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya jari-jari tangan, makanan yang
mempunyai risiko menderita diare lebih kecil dibanding dengan masyarakat yang
menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai
b. Simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung khusus
c. Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak
41
e. Cuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air yang bersih dan
cukup.
4. Mencuci Tangan
penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun,
terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum
sebesar 47%).
5. Menggunakan Jamban
mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko terhadap penyakit diare.
Keluarga yang tidak mempunyai jamban harus membuat jamban dan keluarga
a. Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai oleh
Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya. Hal ini tidak
benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan orang
42
a. Kumpulkan segera tinja bayi dan buang di jamban
b. Bantu anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah di jangkau
olehnya.
c. Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja seperti di dalam
d. Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan dengan sabun.
Pemberian imunisasi campak pada bayi sangat penting untuk mencegah agar bayi
tidak terkena penyakit campak. Anak yang sakit campak sering disertai diare,
sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah diare. Oleh karena itu
Mengingat bahwa ada beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air antara
lain adalah diare, kolera, disentri, hepatitis, penyakit kulit, penyakit mata, dan
berbagai penyakit lainnya, maka penyediaan air bersih baik secara kuantitas dan
penyakit tersebut, penyediaan air bersih yang cukup disetiap rumah tangga harus
9. Pengelolaan Sampah
penyakit seperti lalat, nyamuk, tikus, kecoa dsb. Selain itu sampah dapat
43
bau yang tidak sedap dan pemandangan yang tidak enak dilihat. Oleh karena itu
Tempat sampah harus disediakan, sampah harus dikumpulkan setiap hari dan
Air limbah baik limbah pabrik atau limbah rumah tangga harus dikelola
pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan bau,
leptospirosis, filariasis untuk daerah yang endemis filaria. Bila ada saluran
pembuangan air limbah di halaman, secara rutin harus dibersihkan, agar air
limbah dapat mengalir, sehingga tidak menimbulkan bau yang tidak sedap dan
44
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan
dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau
lebih) dalam satu hari yang dapat disebabkan oleh transportasi air dan elektrolit
yang abnormal dalam usus. Diare juga didefinisikan sebagai inflamasi pada
membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare,
dari itu. WHO memperkirakan ada sekitar 4 miliar kasus diare akut setiap tahun
dengan mortalitas 3-4 juta pertahun Penyebab utama disentri di Indonesia adalah
45
Enteroinvasive E.coli ( EIEC). Secara patofisiologi, diare akut dapat dibagi
menjadi diare inflamasi dan noninflamasi. Diare akibat gangguan pada usus besar
frekuensinya lebih sering, lebih teratur, dengan volume yang kecil, dan sering
disertai pergerakan usus yang nyeri. Demam dan feses berdarah/mucoid juga
a. Absorpsi
b. Gangguan sekresi
b. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non
infeksi
c. Diare persisten yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi.
Secara umum diare disebabkan dua hal yaitu gangguan pada proses absorpsi atau
sekresi. Menurut mekanisme diare maka dikenal: diare akibat gangguan absorpsi
yaitu volume cairan yang berada di kolon lebih besar daripada kapasitas absorpsi.
Diare juga dapat dikaitkan dengan gangguan motilitas, inflamasi dan imunologi.
Rotavirus merupakan etiologi paling penting yang menyebabkan diare pada anak
tetapi sebagian kecil mengalami komplikasi dari dehidrasi, kelainan elektrolit atau
46
asidosis, hipokalemia, ileus paralitikus, kejang, intoleransi laktosa, malabsorpsi
Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal-oral yaitu melalui
makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung
tangan dengan penderita atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita
atau tidak langsung melalui lalat. . Selain hal-hal tersebut beberapa faktor pada
motilitas usus, menderita campak dalam 4 minggu terakhir dan faktor genetik.
Bila penyebab diare akibat menelan makanan yang mengandung racun dari
kuman, akan terdapat gejala lain berupa mual hingga muntah. Pada kasus
keracunan makanan, biasanya gejala diare seperti muntah akan terlihat lebih
diareyang diakibatkan oleh infeksi. Selain itu, adanya perlukaan di mukosa usus
akan menyebabkan adanya darah maupun lendir pada tinja sehingga diperlukan
Nyeri perut hingga kram perut dapat terjadi pada diare yang terjadi akibat
percepatan gerakan usus maupun yang melukai mukosa usus. Untuk pengobatan
oral rehidration atau memperbanyak intake cairan seperti air mineral, sup atau jus
47
buah, dengan tujuan untuk mengembalikan komposisi cairan dan elektrolit tubuh
dengan pemberian ASI dan makanan pendamping ASI pada bayi, menggunakan
air bersih yang cukup, rajin mencuci tangan, menggunakan jamban yang baik,
memberi imunisasi campak pada anak, serta melakukan pengelolaan sampah yang
baik
3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga diharapkan para pembaca
48
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Lukman Zulkifli. 2015. Tatalaksana Diare Akut. CDK-230/ vol. 42 no. 7.
Pharmascist Association
Management
Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious Diarrhea. In: Wilson WR, Drew WL, Henry
NK,
Guerrant RL, Gilder TV, Steiner TS, et al. Practice Guidelines for the
Management of
49
Hendarwanto. Diare akut Karena Infeksi, Dalam: Waspadji S, Rachman AM,
Lesmana LA, dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi
ketiga. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbit Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Diare di Indonesia. Buletin Jendela Data dan
Departemen Kesehatan
Rani HAA. Masalah Dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada Orang Dewasa.
Dalam:
Setiati S, Alwi I, Kasjmir YI, dkk, Editor. Current Diagnosis and Treatment
USA
: Pharmaceutical Press
Tatro, D.S. 2003. A to Z Drug Facts. San Francisco: Facts and Comparison
2004;350:1:
38-47
50
51