DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH :
NIM : P1337425119046
KELAS : 1A
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
karunianya, sehingga pada akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Dimana
tugas makalah ini saya sajikan dalam bentuk yang sederhana. Adapun judul tugas makalah ini
adalah “ JUDUL “.
Harapan saya semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan serta pengalaman. Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………........1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………......2
C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus……………………………………………………….…..2
D. Manfaat ………………………………………………………………………………….……...2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………..6
B. Saran………………………………………………………………………………………...….6
C. Data Kasus……………………………………………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Karenanya tidak
mengherankan jika bahan-bahan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit
tersebut menempati tempat yang khusus dalam sejarah kedokteran. Penyakit diare atau
juga disebut gastroenteritis masih merupakan salah satu masalah utama negara
perkembang termasuk Indonesia (Goodman dan Gilman, 2003). Gastroenteritis atau
diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan tau tanpa darah pada
tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi mendadak pada orang yang sebelunya sehat
dan berlangsung kurang dari 2 minggu (Noerasid dkk., 1988) Angka kesakitan penyakit
diare adalah sekitar 200 – 400 kejadian di antara 1000 penduduk setiap tahunnya.
Dengan demikian di Indonesia dapat ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian
setiap tahunnya, dengan sebagian besar (70% - 80%) penderita ini adalah anak
dibawah umur lima tahun, yang disebabkan karena dehidrasi. Hal inilah yang
menyebabkan sejumlah 350.000 - 500.000 anak di bawah umur 5 tahun meninggal
setiap tahunnya (Noerasid dkk., 1988)
Diare sebenarnya bukan merupakan hal asing bagi masyarakat, karena
sebagian besar dari anggota masyarakat pernah menderita penyakit ini. Namun, angka
kematian yang tinggi akibat diare terutama pada bayi dan anak-anak yaitu sebesar
23,2% di wilayah Surabaya (Zeinb , 2004). Pada banyak pasien, onset diare terjadi
secara tiba-tiba tetapi tidak terlalu parah dan dapat sembuh sendiri tanpa memerlukan
pengobatan. Pada kasus yang parah, resiko terbesar adalah dehidrasi dan
ketidakseimbangan elektrolit terutama pada bayi, anak-anak dan manula yang lemah.
Oleh karena itu, terapi rehidrasi oral merupakan kunci utama penanganan untuk pasien
sakit diare akut (Zeina , 2004). Kematian akibat diare biasanya bukan karena adanya
infeksi dari bakteri atau virus, tetapi terjadinya dehidrasi pada diare hebat yang serius
disertai dengan muntah–muntah, sehingga tubuh akan kehilangan banyak cairan tubuh.
Sehingga bisa berakibat dehidrasi, asidosis, hipokalemia yang tidak jarang akan
berakhir dengan kejang dan kematian. Obat-obat diare yang diberikan dapat
memberikan efek samping yang tidak dikehendaki misalnya konstipasi dan
ketergantungan pada obat selama masa pengobatan (Setiawan, 2005). Dengan
demikian perlu pemahaman yang baik mengenai obat yang relatif aman untuk pasien
diare akut, agar tidak merugikan pasien. Dasar inilah yang mendorong dilakukan
penelitian tentang evaluasi penggunaan obat diare akut pada pasien rawat inap, dengan
melihat obat, dosis dan pasien dapat dilihat apakah pengobatan sesuai dan tidak
merugikan pasien yang berobat. Akhirnya dapat digunakan sebagai dasar diarahkannya
sistem pengobatan pada penderita diare akut yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah penyebab diare ?
2. Bagaimana cara penularan penyakit diare ?
3. Bagaimana cara pencegahan terhadap penyakit diare ?
4. Bagaimana cara pengobatan terhadap penyakit diare ?
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui dan mempelajari lebih rinci tentang penyakit diare dan
mampu menerapkan teori – teori yang di dapat di dalam instisusi pendidikan.
2. Sebagai salah satu sumber literatur dalam perkembangan dibidang profesi
keperawatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyebab Penyakit Diare
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose),
kelebihan vitamin C, dan mengonsumsi buah-buahan tertentu. Biasanya disertai
sakit perut dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang
melibatkan tetapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare
adalah defekasi yang melebihi 200 gram per hari. Memakan makanan yang asam,
pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan dapat menyebabkan diare juga
karena membuat usus kaget. Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi
diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena
masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu
makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar
menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah
padat. Bila usus besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah
kotoran yang berair. Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi
juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan
dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh
dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun
untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang
parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan. Diare juga dapat
disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang
tidak cukup makan. jadi apabila mau mengkonsumsi alkohol lebih baik makan
terlebih dahulu. Kondisi cuaca yang tidak stabil, sanitasi tempat pengungsian yang
buruk serta kondisi rumah yang masih kotor terkena genangan air, juga sulitnya
mendapat air bersih menyebabkan mudahnya terjadi wabah diare setelah banjir.
Penyakit diare yang terlihat ringan justru bisa membahayakan jiwa, karena saat
tubuh kekurangan cairan, maka semua organ akan mengalami gangguan. Diare
akan semakin berbahaya jika terjadi pada anak-anak.
3
2. Melalui tinja yang terinfeksi.
Tinja yang sudah terinfeksi, mengandung virus atau bakteri dalam jumlah
besar. Bila tinja tersebut dihinggapi oleh binatang dan kemudian binatang
tersebut hinggap dimakanan, maka makanan itu dapat menularkan diare ke
orang yang memakannya Pada usia 4 bulan, bayi tidak diberi ASI eksklusif lagi
dimana ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sewaktu bayi berusia 0-4
bulan. Hal ini akan menurunkan risiko kesakitan dan kematian akibat diare
karena ASI banyak mengandung zat-zat kekebalan tubuh terhadap infeksi.
4
Konsumsi obat anti diare tanpa resep
Beberapa jenis obat anti diare yang dapat dibeli tanpa resep
seperti bismuth subsalisilat atau loperamide dapat membantu mengurangi
keluhan diare ringan. Namun, penggunaan obat-obat tersebut tidak dapat
mengatasi penyebab diare. Bila Anda mengalami diare kronis, yaitu diare yang
dialami lebih dari 14 hari, sebaiknya Anda mengonsultasikannya ke dokter
terlebih dahulu, sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut. Selain itu, jangan
memberikan obat antidiare kepada anak tanpa berkonsultasi dulu dengan
dokter.
Diet rendah serat
Konsumsi makanan tinggi serat memang dikenal baik untuk kesehatan
organ pencernaan. Namun, ketika sedang mengalami diare, makanan yang
tinggi serat justru dapat memperparah keluhan pada sebagian orang. Karena
itu, ketika sedang diare, konsumsilah makanan rendah serat untuk dapat
membantu memadatkan tinja. Contoh jenis makanan rendah serat antara lain
pisang, nasi putih, saus apel (apple sauce), dan roti.
Hindari jenis makanan ini
Saat sedang diare, hindari jenis makanan seperti makanan berminyak,
asam, mengandung pemanis buatan, dan tinggi serat karena dapat
memperparah diare atau memicu diare.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare merupakan salah satu penyakit tertua pada manusia. Karenanya tidak
mengherankan jika bahan-bahan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit
tersebut menempati tempat yang khusus dalam sejarah kedokteran. Diare kebanyakan
disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria.
Penyakit diare yang terlihat ringan justru bisa membahayakan jiwa, karena saat tubuh
kekurangan cairan, maka semua organ akan mengalami gangguan. Diare akan semakin
berbahaya jika terjadi pada anak-anak.
B. Saran
Sebaiknya menanamkan pentingnya menjaga kesehatan agar kita semua dapat
terhindar dari berbagai macam permasalahan penyakit terutama penyakit diare.
C. Data Kasus
6
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Diare
http://edutaka.blogspot.com/2014/10/penularan-diare.html