Studi kasus ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dari Mata Kuliah
Keperawatan Anak Semester IV
Disusun Oleh :
AFRIANTI
NIM : P00320018002
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan Rahmat dan Hidayah-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan tugas
dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Dengan DIARE
Studi kasus ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Anak semester genap keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada
berbagai pihak atas segala bantuannya sehingga makalah ini dapat tersusun,
semoga bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Penyusun berharap semoga studi
kasus ini dapat bermanfaat dalam dunia pengetahuan khususnya ilmu
keperawatan.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangatlah
penyusun harapkan demi kesepurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................
BAB I : LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
.
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
.
BAB II:PEMBAHASAN
2.1 Definisi............................................................................................
2.2 Etiologi ...........................................................................................
2.3 manifestasi klinik............................................................................
2.4 Patofisiologi....................................................................................
2.5 Komplikasi......................................................................................
2.6 Pemeriksaan diagnostik..................................................................
2.7 Penatalaksanan................................................................................
BAB II : TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN DIARE
2.1 Pengkajian.......................................................................................
2.2 Klasifikasi Data ..............................................................................
2.3 Analisa Data ...................................................................................
2.4 Diagnosa Keperawatan....................................................................
2.5 Intervensi...........................................................................................
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................
3.2 Saran.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
3
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5 tahun)
terbesar didunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik 1 balita meninggal karena
diare. Diare sering kali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan
nasional fakta menunjukkan sebaliknya.
Menurut catatan WHO, diare membunuh 2 juta anak didunia setiap tahun,
sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab
kematian ke 2 terbesar pada balita.
Solusi dalam hal ini adalah memberikan pengajaran kepada orang tua mengenai
kesehatan dan perawatan anak dan bayi di rumah. Namun dalam menjalankannya
seseorang harus mengetahui bayak hal seperti penyesuaian terhadap kehidupan,
pengkajian klinis dan yang pasti asuhan keperawatan pada bayi baru lahir (pengkajian,
perencanaan, intervensi, implementasi, dan evaluasi) .Melalui makalah ini pembaca dapat
mengetahui tentang asuhan apa saja yang akan diberikan kepada bayi dan anak yang
menderita penyakit tersebut.
1.3 Tujuan
1 Mengetahui tentang penyakit Diare.
2 Mengetahui tentang jenis-jenis penyakit Diare.
3 Menjelaskan penyebab dan proses terjadinya Diare.
4 Menjelaskan cara mengatasi Diare.
5 Menjelaskan konsep asuhan keperawatan pada anak yang terkena penyakit Diare .
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.1 Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengah padat, dapat
disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer
lebih dari 3 x sehari.
Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air
saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI
Ditjen PPM dan PLP, 2002). Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare
akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).
Berdasarkan dari pendapat para ahli maka dapat disimpulkan Diare adalah buang air
besar (BAB) yang tidak normal, berbentuk tinja cair disertai lendir atau darah atau lendir saja,
frekuensi lebih tiga kali sehari.
Menurut pedoman MTBS (2000), diare dapat dikelompokkan menjadi :
Diare akut : terbagi atas diare dengan dehidrasi berat, diare dengan dehidrasi sedang,
diare dengan dehidrasi ringan
Diare persiten : jika diare berlangsung 14 hari/lebih. Terbagi atas diare persiten
dengan dehidrasi dan persiten tanpa dehidrasi
Disentri : jika diare berlangsung disertai dengan darah.
2.2 Etiologi
1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-
anak).
3. Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein.
4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran
dimasak kurang matang.
5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.
6. Obat-obatan : antibiotic.
7. Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis, obstruksi usus
5
1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah
2. Suhu tubuh meninggi/demam
3. Feces encer, berlendir atau berdarah
4. Warna feces kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
5. Anus lecet
6. Muntah sebelum dan sesudah diare
7. Anoreksia
8. Gangguan gizi akibat intake makanan kurang
9. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, yaitu penurunan berat badan, turgor kulit
berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung, membran mukosa kering.
10. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
11. Keram abdominal
12. Mual dan muntah
13. Lemah
14. Pucat
15. Perubahan TTV : Nadi dan pernafasan cepat.
16. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine
2.4 Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya
timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat
6
timbul diare pula.
4. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke
dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung,
mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin
dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare.
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
1) Kehilangan air (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari
pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
2) Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja.
Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam
tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia
jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak
dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya
pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler.
3) Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering
pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena
adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan
adanya gangguan absorbsi glukosa. Gejala hipoglikemia akan muncul jika
kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada
anak-anak.
4) Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan
oleh:
- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau
muntah yang bertambah hebat.
- Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan
susu yang encer ini diberikan terlalu lama.
- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi
dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
7
5) Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya
perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat,
dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak
segera diatasi klien akan meninggal.
8
2.5 Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi
berbagai macam komplikasi, seperti:
1. Dehidrasi
Dehidrasi Ringan
Penatalaksanaan :
Bayi baru lahir (berat badan 2-3 kg)
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg bb/24 jam dengan pemberian cairan 4:1 (
4 glukosa5%+1 NaHCOз 1½%) dengan cara pemberian: 4 jam
pertama 25 ml/kg bb/jam, 20 jam berikutnya 150 ml/kg bb/20 jam.
Bayi berat badan lahir rendah (berat badan < 2 kg)
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg bb/24 jam, pemberian cairan adalah 4
glukosa 10% + 1 NaHCOз 1½%, dengan pemberian 4 jam pertama 25
ml/kg bb/jam, 20 jam berikutnya 150 ml/kg bb/20 jam .
9
Umur 2-5 tahun (berat badan 3-10kg)
Cara pemberiannya adalah 1 jam pertama 40 ml/kg bb/jam kemudian
dilanjutkan 7 jam berikutnya 12 ml/kg bb/menit dan 16 jam kemudian
125 ml/kg bb.
Umur 2-5 tahun (berat badan 10-15 kg)
Cara pemberiannya adalah 1 jam pertama 30 ml/kg bb/jam kemudian
dilanjutkan 7 jam berikutnya 10 ml/kg bb/menit dan 16 jam kemudian
125 ml/kg bb.
Umur 5-10 tahun (berat badan 15-25kg)
Cara pemberiannya adalah 1 jam pertama 20 ml/kg bb/jam kemudian
dilanjutkan 7 jam berikutnya 10 ml/kg bb/menit dan 16 jam kemudian
105 ml/kg bb ( FKUI,1985 ).
1. Renjatan hipovolemik
2. Hipokalemia
3. Hipoglikemia
4. Intoleransi laktosa sekunder
5. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
6. Malnutrisi energi protein
2.7 Penatalaksanaan
Medis
10
1) Pemberian cairan.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral
berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare
akut diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium
50-60 Meq/l dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau
air tajin yang diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk
pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi
lebih lanjut.
b. Cairan parenteral.
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat
badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai
dengan umur dan berat badannya.
Jadwal pemberian cairan
11
2) Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
Memberikan asi.
Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein,
vitamin, mineral dan makanan yang bersih.
Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim) bila
anak tidak mau minum susu.
Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu rendah laktosa atau asam lemak yang berantai sedang
atau tidak jenuh.
3) Obat-obatan.
BAB III
TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
13
1. Biodata
A. Identitas klien
1. Nama/nama panggilan : An. R
2. Tempat tanggal lahir/usia : Kendari, 1 JANUARI 2019
3. Jenis kelamin : Laki - Laki
4. Agama : Islam
5. Pendidikan :-
6. Alamat : Jl. D.I Panjaitan BTN Kendari Regency
7. Tgl. Masuk : Senin, 02 Mei 2020 (jam 20.00 Wib.)
8. Tg. Pengkajian : Rabu, 03 Mei 2020
9. Diagnostik medik : DIARE
B. Identitas orangtua/wali
1. Ayah/wali
a. Nama : Ahmad
b. Usia : 27 Tahun
c. Pendidikan : Wiraswasta
d. Pekerjaan/sumber penghasilan: Rp. 3.200.000
e. Agama : Islam
f. Alamat : Jl. D.I Panjaitan BTN Kendari Regency
2. Ibu
a. Nama : Hasni
b. Usia : 22 Tahun
c. Pendidikan : Guru
d. Pekerjaan/sumber penghasilan : Rp. 2.500.000
e. Agama : Islam
f. Alamat : Jl. D.I Panjaitan BTN Kendari Regency
1. - -
14
Riwayat keluhan utama:
1. Orang tua klien mengatakan bayinya mengalami diare disertai
Demam
2. Orang tua klien mengatakan bayinya bab lebih dari 5x sehari dan
encer
Keluhan pada saat pengkajian:
1. Orang tgua klien mengatakan bahwa anaknya mengalami demam
2. Mengalami batuk
3. Bayi tidak mau menyusui
A. Riwayat kesehatan lalu (khusus untuk anak usia 0-5 tahun)
1. Prenatal care
a. Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu :
1. Ngidam, kadang-kadang demam dan lemas
b. Imunisasi TT : ya/*)
2. Natal
a. Jenis persalinan : Normal
b. Penolong persalinan : Bidan Puskesmas
c. Komplikasi yang di alami oleh ibu pada saat melahirkan dan
setelah melahirkan : Tidak ada komplikasi selama persalinan
ataupun setelah persalinan (sedikit perdarahan daerah vagina)
3. Post natal
a. Kondisi bayi : BB Lahir 2Kg,PB 45 cm .,APGAR 10
b. Anak pada saat lahir tidak mengalami :
Klien pernah mengalami penyakit :
Pada usia : demam setelah imunisasi
Di berikan obat oleh : Bidan
Riwayat kecelakaan : -
15
III. Riwayat immunisasi (imunisasi lengkap)
2. DPT - Demam
3. Polio - 2 tetes
V. Riwayat nutrisi
A. Pemberian ASI : satu jam setelah lahir
B. Pemberian susu formula : SGM
1. Alasan pemberian: air susu ibu belu keluar
2. Jumlah pemberian : 200 cc
3. Cara pemberian : Setiap Kali menangis dan Tanpa menangis
Pola pemberian nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
16
saat ini
B. Cairan
C. Eliminasi (BAB/BAK)
D. Istirahat tidur
17
1. Siang 12.00-14.00 14.00-15.00
2. Malam
20.00-06.00 21.00-07.30
3. Pola tidur
4. Kebisaan sebelum Baik Baik
tidur
5. Kesulitan tidur
Menyusui Menyusui
Gelisah Sering terbangun
karena popoknya basah
oleh feses.
E. Olahraga
F. Personal hygiene
H. Rekreasi
18
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda tanda vital :
a. Tekanan darah : 95/60 mmhg
b. Denyut nadi : 120x/m
c. Suhu : 38,5 derajat C
d. Pernafasan : 23x/m
4. Berat badan : 5 kg
5. Tinggi badan :50 cm
6. Kepala
Inspeksi
Keadaan rambut hygiene kepala : nampak bersih
a. Warna rambut : nampak warna rambut klien hitam agak
kemerahan
b. Penyebaran : nampak penyebaran warna wambut klien
merata
c. Mudah rontok : nampak rambut klien tidak mudah rontok
d. Kebersihan rambut : rambut klien nampak bersih
Palpasi
Benjolan: ada/tidak ada : Tidak ada benjolan
Nyeri tekan: ada /tidak ada : tidak ada nyeri tekan
Tekstur rambut:kasar / halus : tekstur rambut klien agak kasar
7. Muka
Inspeksi
a. Simetris / tidak : nampak muka klien simetris antar kanan dan kiri
b. Bentuk wajah : simetris
c. Gerakan abnorma l: tidak ada gerakan abnormal pada klien
d. Ekspresi wajah: nampak ekspresi wajah klien kadang kadang meringis
Palpasi
Nyeri tekan / tidak : tidak ada nyeri tekan
Data lain :
8. Mata
Inspeksi
a. Pelpebra :endema/ tidak : tidak
Radang / tidak : tidak
b. Sclera : icterus / tidak : ikterik
19
c. Conjungtiva : radang/ tidak : tidak Anemis/ tidak : tidak
d. Pupil : isokor/ anisokor :myosis/ midriasis :
e. Posis mata
Simetris/tidak : simetris
f. Gerakan bola mata :
g. Penutupan kelopak mata :
h. Keadaan bulu mata : baik
i. Keadaan visus :
j. Pengelihatan :kabur/tidak : kabur
:diplopia / tidak
Palpasi
Tekanan bola mata :
Data lain : mata kiri tidak bisa melihat sama sekali,
sedangkan mata kanan dapat melihat hanya dengan jarak kurang lebih 0,1
meter dan ukuran pupil 3mm/3mm
9. Hidung dan sinus
Inspeksi
a. Posisi hidung : simetris
b. Bentuk hidung : simetris Ka/Ki
c. Keadaan septum :simetris Ka/Ki
d. Secret /cairan : tidak ada secret/ cairan
Data lain : -
10. Telinga
Inspeksi
a. Posisi telinga : simetris kanan/ kiri
b. Ukuran/ bentuk telinga: ukuran dan bentuk telinga sama ukurannya antara
telinga kanan dan kiri
c. Aurikel :
d. Lubang telinga : baik tidak ada kelainan
e. Pemakaian alat bantu : tidak ada pemakaian alat bantu
Palpasi
Nyeri tekan/ tidak : tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan uji pendengaran
a. Rinne : tidak dikaji
b. Weber : tidak dikaji
20
c. Swabach : tidak dikaji
d. Pemeriksaan vestibuler : tidak dikaji
Data lain :
11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
22
c. Nyeri tekan : terdapat nyeri tekan pada luka
Auskultasi
Peristaltik : 37x/m
Perkusi
a. Tympani : tidak terdapat bunyi tympani pada abdomen
klien
b. Redup : tidak terdapat bunyi redup pada abdomen klien
Data lain :
Genitalia dan Anus :
Ekskremitas
a. Motorik
Nyeri : Respon
23
Babynsky kanan / kiri :
c. Sensori
Gerakan mimik :
Refleks muntah : ya
24
Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang :
Suara :
i. Nervus XI (assesorius )
2.3 Analisa Data
- Nampak klien
lemah
Risiko
- Nampak klien
hivopolemik/kekurangan
frekuensi
cairan
minummnya
berkurang
28
29
2.4 Diagnosa Keperawatan
1. diare berhubungan dengan proses infeksi
2. hipertermi berhubungan dengan dehidrasi proses penyakit(infeksi)
3. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi
4. Risiko hipovolemik berhubungan dengan kekurangan intake cairan
2.4 Perencanaan/Intervensi
30
-kolaborasi pemberian obat pengeras
feses(mis,atapulgit)
2.5 IMPLEMENTASI
Implentasi Pada Klien berdasarkan apa yang akan direncakan kepada Klien
berdasarkan Hari/Tanggal/Waktu Pelaksanaan Implementasi dan diakhiri dengan
Evaluasi, dari perkembangan implementasi kepada klien.
32
2.6 EVALUASI (SOAP)
1. S = Subyek
2. O = Obyektif
3. A = Analisa
4. P = Perencanaan Selanjutnya
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diare adalah buang air besar (BAB) yang tidak normal (normal 100-200 cc/jam tinja),
berbentuk tinja cair disertai lendir atau darah atau lendir saja, frekuensi lebih tiga kali.
Perlu penanganan yang tepat untuk mencegah diare. Pencegahan diare bisa dilakukan
dengan mengusahakan lingkungan yang bersih dan sehat :
1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
3. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan
33
tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak
berwarna dan tidak berasa.
4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat.
Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah.
7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air
bersih dan jamban/WC yang memadai.
8. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak antara
jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya 10 meter
agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa menggunakan air
bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk memasak, mandi, dan sebagainya.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
34