Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KOMUNITAS I

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

OLEH :
NI KOMANG AYU WIDYASARI
(193223082)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2019

1
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan
Yang Maha Esa karena rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul "Kesehatan dan Keselamatan Kerja". Makalah ini saya tulis
berdasarkan beberapa sumber.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, saya mendapat banyak bantuan
dari berbagai pihak dan sumber. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada pihak lain yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini masih ada beberapa hal yang belum mencapai
titik sempurna dan masih memiliki beberapa kekurangan, baik segi penulisan dan
penyajian.Untuk itu, saya sangat berterima kasih jika ada pendapat, saran, maupun
kritik yang bertujuan untuk membangun kesempurnaan makalah ini. Dan saya
berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan mampu digunakan sebagai suatu
penunjang dalam proses pembelajaran.

Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Denpasar, 3 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................


DAFTAR ISI ..................................................................................................

BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
C. Tujuan ........................................................................................................

BAB IITINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) ..................................
B. Tujuan K3 ..................................................................................................
C. Ruang Lingkup K3 .....................................................................................
D. Konsep Perawat sebagai Tenaga Kesehatan ..............................................
E. Peran perawat dalam meningkatkan K3 (Kesehatan dan Keselamatan
Kerja)..........................................................................................................
F. Fungsi dan Tugas Perawat dalam Usaha K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja) ....................................................................................
G. Penegakan Diagnosa ..................................................................................
H. Kebijakan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Era
Global .........................................................................................................

BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.

Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengaruh terhadap


faktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standar (K3) agar tidak menjadikan
hal-hal yang negatif bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak
dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas
(K3), seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat memasuki
ruang kerja agar mendeteksi sacara dini kesehatan pekerja saat akan memulai
pekerjaanya.

Di Rumah sakit peran perawat dalam memberikan asuhan kepada pasien


hampir 80% dilakukan oleh tenaga perawat, sisanya baru dilakukan oleh tenaga
kesehatan lainnya sehingga perawat sangat berisiko terjadinya kecelakaan kerja
seperti tertusuk jarum, terpapar gas CO2, maupun terpapar penyakit menular.
Oleh karena itu di rumah sakit ada tim khusus yang dibentuk untuk mampu
mengurangi potensi-potensi yang mungkin terjadi.

Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja,


karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik jasmani
maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja
terjamin keselamatan pada saat bekerja. Apabila para pekerja dalam kondisi sehat
jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin
keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah
kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan
masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang

4
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat,
antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Tugas dan Fungsi Perawat dalam K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja) ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian K3
2. Untuk mengetahui tujuan K3
3. Untuk mengetahui ruang Lingkup K3
4. Untuk mengetahui konsep perawat sebagai tenaga kesehatan
5. Untuk mengetahui peran perawat dalam meningkatkan K3
6. Penegakan Diagnosa
7. Kebijakan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Era Global

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)


Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/ kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/
masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif
dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/ gangguan-gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-
penyakit umum.
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian
secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan
proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah
Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja
yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.
Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi
dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis
kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang
dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-
pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU
No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja
atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat
dan martabat serta nilai-nilai agama. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut,

6
maka dikeluarkanlah peraturan perundangan-undangan di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids
Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai
menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.
Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik
di darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang berada di
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Undang-undang tersebut
juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja dimulai dari perencanaan,
pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian,
penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan
aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
Keselamatan kerja sama dengan Hygiene Perusahaan. Kesehatan kerja
memiliki sifat sebagai berikut :
1. Sasarannya adalah manusia
2. Bersifat medis.
3. Sedangkan keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
a. Sasarannya adalah lingkungan kerja
b. Bersifat teknik.

Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya)


bermacam macam; ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan dan Kesehatan
Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing
dikenal Occupational Safety and Health.

B. Tujuan K3
Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan
produktif.Tujuan hyperkes dapat dirinci sebagai berikut (Rachman, 1990) :
a. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja selalu dalam
keadaan sehat dan selamat.

7
b. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar tanpa adanya
hambatan.

C. Ruang Lingkup K3
Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut (Rachman, 1990) :
1. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di
dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja
dan usaha yang dikerjakan.
2. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :
a. Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
b. Peralatan dan bahan yang dipergunakan
c. Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
d. Proses produksi
e. Karakteristik dan sifat pekerjaan
f. Teknologi dan metodologi kerja
3. Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga
perolehan hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa.
4. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/ perusahaan ikut bertanggung
jawab atas keberhasilan usaha hyperkes.

D. Konsep Perawat sebagai Tenaga Kesehatan


Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketermpilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan, baik berupa pendidikan gelar-D3,
S1, S2 dan S3-; pendidikan non gelar; sampai dengan pelatihan khusus kejuruan
khusus seperti Juru Imunisasi, Malaria, dsb., dan keahlian. Hal inilah yang
membedakan jenis tenaga ini dengan tenaga lainnya. Hanya mereka yang
mempunyai pendidikan atau keahlian khusus-lah yang boleh melakukan pekerjaan
tertentu yang berhubungan dengan jiwa dan fisik manusia, serta lingkungannya.

8
Dalam hal ini,perawat memegang peranan yang cukup besar dalam upaya
pelaksanaan dan peningkatan K3. Sedangkan dalam pelaksanaannya, perawat
tidak dapat bekerja secara individual. Perawat perlu untuk berkolaborasi dengan
pihak-pihak lintas profesi maupun lintas sektor.

E. Peran perawat dalam meningkatkan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)


Fungsi seorang perawat hiperkes sangat tergantung kepada kebijaksanaan
perusahaan dalam hal luasnya ruang lingkup usaha kesehatan, susunan dan jumlah
tenaga kesehatan yang dipekerjakan dalam perusahaan.
Perawat merupakan satu-satunya tenaga kesehatan yang full time di
perusahaan, maka fungsinya adalah :
1. Membantu dokter perusahaan dalam menyusun rencana kerja hiperkes di
perusahaan
2. Melaksanakan program kerja yang telah digariskan, termasuk administrasi
kesehatan kerja.
3. Memelihara dan mempertinggi mutu pelayanan perawatan dan pengobatan.
4. Memelihara alat-alat perawatan, obat-obatan dan fasilitas kesehatan
perusahaan.
5. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan sesuai cara-cara yang telah
disetujui.
6. Ikut membantu menentukan kasus-kasus penderita, serta berusaha
menindaklanjuti sesuai wewenang yang diberikan kepadanya.
7. Ikut menilai keadaan kesehatan tenaga kerja dihubungkan dengan faktor
pekerjaan dan melaporkan kepada dokter perusahaan.
8. Membantu usaha perbaikan kesehatan lingkungan dan perusahaan sesuai
kemampuan yang ada.
9. Ikut mengambil peranan dalam usaha-usaha kemasyarakatan : UKS.
10. Membantu, merencanakan dan atau melaksanakan sendiri kunjungan rumah
sebagai salah satu dari segi kegiatannya.
11. Menyelenggarakan pendidikan hiperkes kepada tenaga kerja yang dilayani.
12. Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja.

9
13. Mengumpulkan data-data dan membuat laporan untuk statistic dan evaluasi.
14. Turut membantu dalam usaha penyelidikan kesehatan tenaga kerja.
15. Memelihara hubungan yang harmonis dalam perusahaan
16. Memberikan penyuluhan dalam bidang kesehatan
17. Bila lebih dari satu paramedis hiperkes dalam satu perusahaan, maka
pimpinan paramedis hiperkes harus mengkoordinasi dan mengawasi
pelaksanaan semua usaha perawatan hiperkes.

Menurut Jane A. Le R.N dalam bukunya The New Nurse in Industry,


beberapa fungsi specific dari perawat hiperkes adalah :
1. Persetujuan dan kerjasama dari pimpinan perusahaan/ industry dalam
membuat program dan pengolahan pelayanan hiperkes yang mana bertujuan
memberikan pemeliharaan / perawatan kesehatan yang sebaik mungkin
kepada tenaga kerja
2. Memberikan/ menyediakan primary nursing care untuk penyakit -penyakit
atau korban kecelakaan baik akibat kerja maupun yang bukan akibat kerja
bedasarkan petunjuk- petunjuk kesehatan yang ada.
3. Mengawasi pengangkutan si sakit korban kecelakaan ke rumah sakit , klinik
atau ke kantor dokter untuk mendapatkan perawatan / pengobatan lebih lanjut
4. Melakukan referral kesehatan dan pencanaan kelanjutan perawatan dan follow
up dengan rumah sakit atau klinik spesialis yang ada
5. Mengembangkan dan memelihara system record dan report kesehatan dan
keselamatan yang sesuai dengan prosedur yang ada di perusahaan
6. Mengembangkan dan memperbarui policy dan prosedur servis perawatan
7. Membantu program physical examination (pemeriksaan fisik) dapatkan data-
data keterangan-keterangan mengenai kesehatan dan pekerjaan. Lakukan
referral yang tepat dan berikan suatu rekomendasi mengenai hasil yang positif.
8. Memberi nasehat pada tenaga kerja yang mendapat kesukaran dan jadilaj
perantara untuk membantu menyelesaikan persoalan baik emosional maupun
personal.

10
9. Mengajar karyawan praktek kesehatan keselamatan kerja yang baik,dan
memberikan motivasi untuk memperbaiki praktek-praktek kesehatan.
10. Mengenai kebutuhan kesehatan yang diperlukan karyawan dengan obyektif
dan menetapkan program Health Promotion, Maintenance and Restoration
11. Kerjasama dengan tim hiperkes atau kesehatan kerja dalam mencari jalan
bagaimana untuk peningkatan pengawasan terhadap lingkungan kerja dan
pengawasan kesehatan yang terus menerus terhadap karyawan yang terpapar
dengan bahan-bahan yang dapat membahayakan kesehatannya.
12. Tetap waspada dan mengikuti standar-standar kesehatan dan keselamatan
kerja yang ada dalam menjalankan praktek-praktek perawatan dan pengobatan
dalam bidang hiperkes ini.
13. Secara periodic untuk meninjau kembali program-program perawatan dan
aktifitas perawatan lainnya demi untuk kelayakan dan memenuhi kebutuhan
serta efisiensi.
14. Ikut serta dalam organisasi perawat (professional perawat) seperti ikatan
paramedic hiperkes, dan sebagainya.
15. Merupakan tanggung jawab pribadi yang tidak boleh dilupakan dan penting
adalah mengikuti kemajuan dan perkembangan professional (continues
education).

Secara sistimatis DR. Suma’mur PK, MSc, menggambarkan tugas-tugas


paramedis hiperkes sebagai berikut :
1. Tugas medis teknis yang berhubungan dengan perawatan dan pengobatan
a. Perawatan dan pengobatan penyakit umum, meliputi:
1) Menurut petunjuk dokter perusahaan
2) Menurut pedoman tertulis (standing orders)
3) Rujukan pasien ke rumah sakit
4) Mengawasi pasien sakit hingga sembuh
5) Menyelenggarakan rehabilitasi
b. Perawatan dan pengobatan pada kecelakaan dan penyakit jabatan
c. Menjalankan pencegahan penyakit menular (vaksinasi, dll)

11
d. Pemeriksaan kesehatan:
1) Sebelum bekerja (pre-employment)
2) Berkala
3) Pemeriksaan khusus
2. Tugas administratif mengenai dinas kesehatan perusahaan
a. Memelihara administrasi (dinas kesehatan)
b. Mendidik dan mengamati pekerjaan bawahannya
c. Memelihara catatan-catatan dan membuat laporan
1) Catatan perseorangan yang memuat hasil pemeriksaan kesehatan
pekerja
2) Laporan mengenai angka kesakitan, kecelakaan kerja
3) Laporan pemakaian obat dan sebagainya.
3. Tugas sosial dan pendidikan
a. Memberi pendidikan kesehatan kepada pekerja
1) Ketrampilan PPPK
2) Pola hidup sehat.
3) Pencegahan penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan yang
kurang baik
b. Menjaga kebersihan dalam perusahaan
c. Mencegah kecelakaan kerja
Menurut American Association of Occupational Health Nurses, ruang
lingkup pekerjaan perawat hiperkes adalah :
1) Health promotion / Protection
Meningkatkan derajat kesehatan, kesadaran dan pengetahuan tenaga
kerja akan paparan zat toksik di lingkungan kerja. Merubah faktor life
style dan perilaku yang berhubungan dengan resiko bahaya kesehatan.
2) Worker Health / Hazard Assessment and Surveillance
Mengidentifikasi masalah kesehatan tenaga kerja dan menilai jenis
pekerjaannya
3) Workplace Surveillance and Hazard Detection

12
Mengidentifikasi potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja.
Bekerjasama dengan tenaga profesional lain dalam penilaian dan
pengawasan terhadap bahaya.
4) Primary Care
Merupakan pelayanan kesehatan langsung terhadap penyakit dan
kecelakaan pada tenaga kerja, termasuk diagnosis keperawatan,
pengobatan, rujukan dan perawatan emergensi.
5) Counseling
Membantu tenaga kerja dalam memahami permasalahan kesehatannya
dan membantu untuk mengatasi dan keluar dari situasi krisis.
6) Management and Administration
Acap kali sebagai manejer pelayanan kesehatan dengan tanggung-
jawab pada progran perencanaan dan pengembangan, program
pembiayaan dan manajemen.
7) Research
Mengenali pelayanan yang berhubungan dengan masalah kesehatan,
mengenali faktor – faktor yang berperanan untuk mengadakan
perbaikan.
8) Legal-Ethical Monitoring
Paramedis hiperkes harus sepenuhnya memahami ruang lingkup
pelayanan kesehatan pada tenaga kerja sesuai perundang-undangan,
mampu menjaga kerahasiaan dokumen kesehatan tenaga kerja.
9) Community Organization
Mengembangkan jaringan untuk meningkatkan pelayanan kepada
tenaga kerja. Perawat hiperkes yang bertanggung-jawab dalam
memberikan perawatan tenaga kerja haruslah mendapatkan petunjuk-
petunjuk dari dokter perusahaan atau dokter yang ditunjuk oleh
perusahaan. Dasar-dasar pengetahuan prinsip perawatan dan prosedur
untuk merawat orang sakit dan korban kecelakaan adalah merupakan
pegangan yang utama dalam proses perawatan yang berdasarkan

13
nursing assessment, nursing diagnosis, nursing intervention dan
nursing evaluation adalah mempertinggi efisiensi pemeliharaan dan
pemberian perawatan selanjutnya.
Perawat hiperkes mempunyai kesempatan yang besar untuk
menerapkan praktek-praktek standar perawatan secara leluasa. Seorang
perawat hiperkes, melalui program pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan hendaknya selalu membantu karyawan / tenaga kerja untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

F. Fungsi dan Tugas Perawat dalam Usaha K3 (Kesehatan dan Keselamatan


Kerja)
Fungsi dan tugas perawat dalam usaha K3 di Industri adalah sebagai berikut
(Effendy, Nasrul, 1998) :
1. Fungsi
a. Mengkaji masalah kesehatan
b. Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja
c. Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan terhadap pekerja
d. Penilaian
2. Tugas
a. Pengawasan terhadap lingkungan pekerja
b. Memelihara fasilitas kesehatan perusahaan
c. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja
d. Membantu dalam penilaian keadaan kesehatan pekerja
e. Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di
rumah kepada pekerja dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah
f. Ikut menyelenggarakan pendidikan K3 terhadap pekerja
g. Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja
h. Pendidikan kesehatan mengenai keluarga berencana terhadap pekerja dan
keluarga pekerja.
i. Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja
j. Mengkordinasi dan mengawasi pelaksanaan K3.

14
G. Penegakan Diagnosa
Secara teknis penegakkan diagnosis dilakukan dengan (Budiono, Sugeng, 2003) :
1. Anamnesis/ wawancara meliputi : identitas, riwayat kesehatan, riwayat
penyakit, keluhan.
2. Riwayat pekerjaan (kunci awal diagnosis)
a. Sejak pertama kali bekerja.
b. Kapan, bilamana, apa yang dikerjakan, bahan yang digunakan, jenis
bahaya yang ada, kejadian sama pada pekerja lain, pemakaian alat
pelindung diri, cara melakukan pekerjaan, pekerjaan lain yang dilakukan,
kegemaran (hobby), kebiasaan lain (merokok, alkohol)
c. Sesuai tingkat pengetahuan, pemahaman pekerjaan.
3. Membandingkan gejala penyakit waktu bekerja dan dalam keadaan tidak
bekerja.
a. Waktu bekerja gejala timbul/ lebih berat, waktu tidak bekerja/ istirahat
gejala berkurang/ hilang.
b. Perhatikan juga kemungkinan pemajanan di luar tempat kerja.
c. Informasi tentang ini dapat ditanyakan dalam anamnesis atau dari data
penyakit di perusahaan.
4. Pemeriksaaan fisik, yang dilakukan dengan catatan
a. Gejala dan tanda mungkin tidak spesifik
b. Pemeriksaan laboratorium penunjang membantu diagnostik klinik.
c. Dugaan adanya penyakit akibat kerja dilakukan juga melalui pemeriksaan
laboratorium khusus/ pemeriksaan biomedik.
5. Pemeriksaan laboratorium khusus/ pemeriksaan biomedik
a. Misal: pemeriksaan spirometri, foto paru (pneumokoniosis-pembacaan
standard ILO)
b. Pemeriksaan audiometri
c. Pemeriksaan hasil metabolit dalam darah/ urine.
6. Pemeriksaan/pengujian lingkungan kerja atau data higiene perusahaan, yang
memerlukan :
a. kerjasama dengan tenaga ahli higiene perusahaan

15
b. kemampuan mengevaluasi faktor fisik/kimia berdasarkan data yang ada.
c. Pengenalan secara langsung cara/sistem kerja, intensitas dan lama
pemajanan.
7. Konsultasi keahlian medis/keahlian lain
a. Seringkali penyakit akibat kerja ditentukan setelah ada diagnosis klinik,
kemudian dicari faktor kausa di tempat kerja, atau melalui pengamatan/
penelitian yang relatif lebih lama.
b. Dokter spesialis lainnya, ahli toksikologi dan dokter penasehat (kaitan
dengan kompensasi)

H. Kebijakan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Era Global


1. Dalam bidang pengorganisasian
Di Indonesia K3 ditangani oleh 2 departemen; departemen Kesehatan dan
departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Pada Depnakertrans ditangani oleh Dirjen (direktorat jendral) Pembinaan dan
Pengawasan Ketenagakerjaan, dimana ada 4 Direktur :
a. Direktur Pengawasan Ketenagakerjaan
b. Direktur Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak
c. Direktur Pengawasan Keselamatan Kerja, yang terdiri dari Kasubdit:
1) Kasubdit mekanik, pesawat uap dan bejana tekan.
2) Kasubdit konstruksi bangunan, instalasi listrik dan penangkal petir
3) Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian keselamatan ketenagakerjaan
d. Direktur Pengawasan Kesehatan Kerja, yang terdiri dari kasubdit:
1) Kasubdit Kesehatan tenaga kerja
2) Kasubdit Pengendalian Lingkungan Kerja
3) Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian kesehatan kerja.
Pada Departemen Kesehatan sendiri ditangani oleh Pusat Kesehatan
Kerja Depkes. Dalam upaya pokok Puskesmas terdapat Upaya
Kesehatan Kerja (UKK) yang kiprahnya lebih pada sasaran sektor
Informal (Petani, Nelayan, Pengrajin, dll)

16
2. Dalam bidang regulasi
Regulasi yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah sudah banyak, diantaranya :
a. UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
c. KepMenKes No 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
d. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja.
e. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1976 tentang Kewajiban Latihan
Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan.
f. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan
Hygiene Perusahaan K3 Bagi Tenaga Paramedis Perusahaan.
g. Keputusan Menaker No Kep 79/MEN/2003 tentang Pedoman Diagnosis
dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.
3. Dalam bidang pendidikan
Pemerintah telah membentuk dan menyelenggarakan pendidikan untuk
menghasilkan tenaga Ahli K3 pada berbagai jenjang Pendidikan, misalnya :
a. Diploma 3 Hiperkes di Universitas Sebelas Maret
b. Strata 1 pada Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya peminatan K3 di
Unair, Undip, dll dan jurusan K3 FKM UI.
c. Starta 2 pada Program Pasca Sarjana khusus Program Studi K3, misalnya
di UGM, UNDIP, UI, Unair.
Pada beberapa Diploma kesehatan semacam Kesehatan Lingkungan dan
Keperawatan juga ada beberapa SKS dan Sub pokok bahasan dalam
sebuah mata kuliah yang khusus mempelajari K3.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran
dan ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang
perawat harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang
perawat harus dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu
seorang perawat dapat berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat
memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain, ketrampilan
intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku perawat.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/ kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/ masyarakat pekerja beserta
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental,
maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-
penyakit/ gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan
dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.

B. Saran
Perawat mengetahui fungsi dan peran seorang perawat dan disarankan
berkerja dengan memperhatikan fungsi dan perannya tersebut.
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan
karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost
benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan
kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi
seluruh masyarakat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Murwani Anita, Skep. 2003. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta.


Fitramaya.

Rachman, Abdul, et al. 1990. Pedoman Studi Hiperkes pada Institusi Pendidikan
Tenaga Sanitasi. Jakarta: Depkes RI, Pusdiknakes.

Silalahi, Benet dan Silalahi, Rumondang. 1985. Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja. Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo.

SCBD. (2017). Buku Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.


Occupational Health and Safety Guidebook.

http://blog.ilmukeperawatan.com/peran-fungsi-perawat-dan-tugas perawat.html

http://sis-doank27.blogspot.com/2010/11/peran-dan-fungsi-perawat-
komunitas.html

goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019) Journal of Chemical


Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

19

Anda mungkin juga menyukai