Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN NORMAL DAN BAYI BARU LAHIR DI

RSUP dr SOERADJI TIRTONEGORO (RSST)

Disusun Oleh :
BAGAS WAHYU TRI SETYAWAN
(P2105004)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN NORMAL

A. DEFINISI
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun apabila
tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal.
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukupbulan
atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu .
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

B. PENYEBAB PERSALINAN
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone 1 - 2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan
hormone progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang
otot –o tot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila progesterone turun
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot- otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus

C. TANDA-TANDA PERSALINAN
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau dropping
yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada
primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan sering-
sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah diuterus (fase labor pains). Servik menjadi lembek, mulai mendatar
dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show) (Haffieva, 2011).
Tanda-Tanda In Partu :
1. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada
bagian servik.
3. Pada pemeriksaan daam, servik mendatar
4. Kadang-kadang ketuban pecah

D. MACAM-MACAM HIS
Kontraksi Dini
Kontraksi jenis ini biasanya terjadi saat awal kehamilan atau pada trimester pertama
kehamilan. Kondisi ini terjadi saat tubuh masih sedang dalam proses penyesuaian
dengan berbagai perubahan akibat adanya kehamilan. Kontraksi ini terjadi karena
meregangnya jaringan ikat di sekitar rahim yang biasanya diikuti oleh perut kembung,
sembelit, dan kekurangan cairan. Namun waspadai bila terdapat kontraksi yang
menetap disertai dengan adanya bercak, maka segeralah Ibu ke dokter / bidan untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Kontraksi palsu
Kontraksi palsu atau Braxton-Hicks biasanya sering terjadi pada saat kehamilan
memasuki usia 32-34 minggu dan berlangsung selama 30 menit sekali dengan lama
kontraksi sekitar 30 detik. Saat mengalami kontraksi Ibu akan mengalami seperti
nyeri kram saat menstruasi. Jika kontraksi ini tidak terjadi lama, kemudian intervalnya
memendek dan tidak bertambah kuat, maka persalinan tidak akan terjadi dalam waktu
dekat. Cara mengatasi kontraksi palsu ini, Ibu bisa berendam di air hangat untuk
meredakannya
Namun bila kontraksi ini semakin kuat dan interval semakin pendek, maka bisa jadi
bahwa persalinan akan segera berlangsung.

Kontraksi ketika berhubungan intim


Pernahkah Ibu mendengar bahwa Ibu hamil tidak boleh melakukan hubungan intim
dengan pasangannya? Anjuran ini biasanya untuk Ibu yang sedang hamil muda, yakni
di bawah 3 bulan atau pada saat hami tua di atas 8 bulan.
Alasannya, karena untuk menghindari keguguran atau lahir prematur.
Hal tersebut tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Yang pasti,
sperma mengandung hormon prostaglandin. Hormon ini sering menyebabkan
kontraksi pada rahim, sehingga dikhawatirkan mencetuskan kejadian abortus
(keguguran) atau persalinan prematur. Lantas bagaimana menyiasatinya? Apakah
benar harus “berpuasa”? Tidak juga, hal ini bisa disiasati dengan senggama terputus
(coitus interuptus) atau memakai kondom. Sebelum melakukannya, Ibu terlebih dulu
bisa mengkonsultasikan hal ini dengan dokter / bidan tentang keadaan kehamilan
apakah berisiko atau tidak bila melakukan hubungan intim, termasuk untuk
mengetahui adanya riwayat keguguran, riwayat persalinan prematur, riwayat
pendarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya, mulut rahim yang lemah, dan
sebagainya.

Kontraksi inersia
Merupakan kontraksi dalam proses persalinan yang lemah, pendek, atau tidak sesuai
fase. Hal ini umumnya disebabkan karena kelainan fisik Ibu, seperti kurangnya nutrisi
dan gizi saat hamil, anemia, hepatitis atau TBC, dan miom. Ada dua macam
kontraksi, yaitu primer dan sekunder. Disebut primer apabila sama sekali tidak terjadi
kontraksi sejal awal persalinan. Sedangkan sekunder adalah kontraksi yang awalnya
bagus, kuat dan teratur tetapi setelah itu menghilang. Kontraksi ini dapat dilihat
melalui evaluasi pembukaan mulut rahim dan ketuban.

Kontraksi sesungguhnya
Kontraksi sebenarnya terjadi menjelang persalinan, yakni saat Ibu memasuki
kehamilan 36 minggu saat bayi mulai turun ke tulang panggul lebih dalam.
Akibatnya, timbul desakan di kandung kemih, panggul dan vagina. Saat inilah muncul
kontraksi sungguhan, di mana Ibu sudah waktunya untuk melahirkan. Kontraksi ini
biasanya berlangsung 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 20 sampai 40 detik.
Frekuensinya pun meningkat hingga lebih dari 5 kali dalam 10 menit. Hal ini disertai
pula dengan keluarnya lendir bercampur darah, pecahnya ketuban, serta dorongan
ingin mengejan. Jika kurang yakin ini kontraksi sungguhan, berendamlah di air
hangat. Kontraksi sungguhan akan menguat di air hangat. Atau Ibu bisa segera
melakukan pemeriksaan ke bidan atau dokter untuk memastikan lengkap tidaknya
pembukaan dan kapan dimulainya proses persalinan.

E. FAKTOR-FAKTOR PERSALINAN
1. Passage (jalan lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,
dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui
jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal.
2. Power (tenaga mengejan)
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer
atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot- otot
rahim.
3. Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan passangge utama dan
bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling besar
dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat
mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan – kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger adalah
kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan
kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang.

4. Psikis
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar
terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan
atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa
kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “
sekarang menjadi hal yang nyata.

Psikologis meliputi :
a. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
b. Pengalaman bayi sebelumnya
c. Kebiasaan adat
d. Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
5. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi
proses persalinan.

F. PERAN PERAWAT DALAM PROES PERSALINAN


1. KALA 1
a) Meningkatkan emosi dan fisik pasien atau pasangan terhadap persalinan
b) Meningkatkan kemampuan persalinan
c) Mendukung kemampuan koping pasien atau pasangan
d) Mencegah komplikasi maternal atau bayi
e) Memeriksa tanda-tanda vital
f) Ajarkan relaksasi nafas dalam
2. KALA II
a) Pertahankan kandung kemih tetap dalam keadaan kosong
b) Anjurkan sebaiknya posisi miring ke kiri
c) Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman, yaitu setengah duduk
d) Periksa tanda-tanda vital
e) Jelaskan pada ibu bahwa relaksasi nafas dalam sangat penting
pada saat terjadi kontraksi

3. KALA III
a) Ajarkan ibu dan pasangan tentang pentingnya istirahat
b) Berikan vairan secara oral sesuai anjuran dokter
c) Monitor kehilangan cairan, tanda-tanda vital, inspeksi turgor kulit dan
membran mukosa
d) Monitor keras lembutnya uterus setelah lepasnya plasenta
4. KALA IV
a) Monitor tanda-tanda vital, warna kulit, dan tonus uterus
b) Kaji posisi uterus dan lokhea yang keluar
c) Kaji distensia kandung kemih
d) Massage fundus uteri
e) Anjurkan untuk merubah posisi selang-seling dan menghindari duduk untuk
beberapa waktu
f) Kaji tingkat pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang baik
g) Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
h) Berikan penjelasan pada ibu tentang pentingnya perawatan

G. MEKANISME PERSALINAN
Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar 95% dari semua
kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan dengan palpasi abdomen dan
kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat awal persalinan dengan
pemeriksaan vagina (toucher ). Pada kebanyakan kasus, presentasi belakang
kepala masuk dalampintu atas panggul dengan suturasagitalis melintang. Oleh
karena itu kita uraikan dulu mekanisme persalinan dalam presentasi belakang kepala
dengan posisi ubun-ubun kecil melintang dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan ukuran- ukuran
kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran dalam panggul, maka
jelas bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan bentuk panggul mulai dari
pintu atas panggul, ke bidang tengah panggul dan pada pintu bawah panggul,
supaya anak dapat lahir. Misalnya saja jika sutura sagitalis dalam arah muka belakang
pada pintu atas panggul, maka hal ini akan mempersulit persalinan, karena diameter
antero posterior adalah ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada
pintu bawah panggul, sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang yang
menguntungkan karena ukuran terpanjang pada pintu bawah panggul ialah diameter
antero posterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah :
a. Penurunan kepala.
b. Fleksi.
c. Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)
d. Ekstensi.
e. Ekspulsi.
f. Rotasi luar ( putaran paksi luar)
Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi bersamaan, akan tetapi untuk lebih
jelasnya akan dibicarakan gerakan itu satu persatu.
a. Penurunan Kepala.
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya sudah
terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya
baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya
dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya
kepala melewati pintu atas panggul (PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus
yaitu bila sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara
simpisis dan promontorium.
Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura
sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke belakang mendekati
promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan asinklitismus, ada 2
jenis asinklitismus yaitu :
 Asinklitismus posterior : Bila sutura sagitalis mendekati simpisis dan os
parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan.
  Asinklitismus anterior : Bila sutura sagitalis mendekati promontorium
sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang.
Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal, tetapi
kalau berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi sepalopelvik dengan
panggul yang berukuran normal sekalipun.
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan. Hal ini
disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim, yang
menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin. Dalam waktu yang
 bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim, sehingga terjadi
 penipisan dan dilatasi servik. Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong ke dalam
jalan lahir. Penurunan kepala ini juga disebabkan karena tekanan cairan intra
uterine, kekuatan mengejan atau adanya kontraksi otot-otot abdomen dan
melurusnya badan anak.
  Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simpisis
dan promontorium.
  Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os parietal belakang lebih rendah
dari os parietal depan
  Sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih
rendah dari os parietal belakang
b. Fleksi 
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan
majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini dagu dibawa
lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-
ubun besar hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding seviks, dinding
pelvis dan lantai pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika
(9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai di dasar
panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.
c. Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam) 
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa
sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke bawah
simpisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah
ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan kearah simpisis.
Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam
merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan
lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul.
d. Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada di
bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini di sebabkan
karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke
atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk melewatinya. Kalau kepala
yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi
maka kepala akan tertekan pada perineum dan dapat menembusnya.Subocciput
yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan menjadi pusat pemutaran
(hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum:
ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi.
e. Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi
memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher
yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan
miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan
bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi
lahir, bahu mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu(diameter bisa
kromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah
panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan putaran hingga
belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum sepihak.
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan menjadi
hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir ,
selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin dengan
ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya posterior
berputar cepat segera setelah mencapai dasar panggul, dan persalinan tidak
begitu bertambah panjang. Tetapi pada kira-kira 5-10 % kasus, keadaan yang
menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai contoh kontraksi yang buruk atau fleksi
kepala yang salah atau keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna atau mungkin
tidak terjadi sama sekali, khususnya kalau janin besar.
I. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. KALA I
a) Pengkajian
 Anamnesa
 Nama, umur, dan alamat
 Riwayat obstetri : GPA, HPHT, HPL
Riwayat alergi obat
 Riwayat kehamilan sekarang
 Riwayat kehamilan sebelumnya
 Riwayat penyakit
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan tanda-tanda vital
 Pemeriksaan dalam (pembukaan)
 b)  Diagnosa
 ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
c ) intervensi
SLKI SIKI
Tingkat ansietas REDUKSI ANXIETAS
Setelah di lakukan tindakan (I.09314)
keperawatan selama 1x8 jam1.  Observasi
diharapkan tingkat ansietas dapat Identifikasi saat
berkurang atau hilang dengan kriteria tingkat anxietas berubah
hasil: (mis. Kondisi, waktu,
 Kondisi verbalisasi khawatir stressor)
akibat kondisi yang di hadapi Identifikasi
menurun kemampuan mengambil
 Perilaku gelisah menurun keputusan
 Perilaku tegang menurun  Monitor tanda

 Frekuensi nadi menurun anxietas (verbal dan non

 Tekanan darah menurun verbal)


2. Terapeutik
 Ciptakan
suasana  terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
 Temani pasien
untuk mengurangi kecemasan
, jika memungkinkan
 Pahami situasi
yang membuat anxietas
 Dengarkan
dengan penuh perhatian
 Gunakan
pedekatan yang tenang dan
meyakinkan
 Motivasi
mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
 Diskusikan
perencanaan  realistis tentang
peristiwa yang akan datang
3. Edukasi
 Jelaskan
prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami
 Informasikan
secara factual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
 Anjurkan
keluarga untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
 Anjurkan
melakukan kegiatan yang
tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
 Anjurkan
mengungkapkan perasaan
dan persepsi
 Latih kegiatan
pengalihan, untuk
mengurangi ketegangan
 Latih
penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat
 Latih teknik
relaksasi
4. Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian obat anti anxietas,
jika perlu
2. KALA II
   Pengkajian
   pemeriksaan tanda-tanda persalinan kala II
 mengkaji status kesehatan ibu dan janin

 DIAGNOSA
Resiko cedera pada ibu dan janin di buktikan dengan mal posisi janin (posisi
melintang)
 Intervensi
SIKI SDKI
Tingkat cidera Manajemen
Setelah di lakukan tindakan keselamatan
keperawatan selama 1x8 lingkungan
jam diharapkan tingkat Observasi:
cidera dapat berkurang atau 1) Identifikasi
hilang dengan kriteria kebutuhan
hasil: keselamatan
 Kejadian cidera menurun (mis.kondisi
 Perdarahan menurun fisik, fungsi
 Ekspresi wajah kesakitan kognitif dan
menurun riwayat perilaku)
2) Monitor
perubahan status
keselamatan
lingkungan
Terapeutik:
3) Sediakan alat
bantu
keamanan
lingkungan
4) Modifikasi
lingkungan
untuk
meminimalkan
bahaya dan
resiko
Edukasi :
5) Ajarkan
individu,
keluarga
resiko tinggi
bahaya
lingkungan
2. Pencegahan
cedera
Observasi:
1) Identifikasi
lingkungan
yang berpotensi
menyebabkan
cedera

78
Terapeutik:
2) Sediakan
pencahayaan
yang
memadai
3) Gunakan
lampu tidur
selama jam tidur
4) Sosialisasikan
pasien dan
keluarga dengan
lingkungan
ruang rawat
(mis.tempat
tidur,
penerangan
ruangan,
dan lokasi kamar
mandi)
5) Gunakan alas
lantai jika
beresiko
mengalami
cedera
serius
6) Sediakan alas
kaki antislip
7) Pastikan bel
telepon atau
panggilan
mudah
dijangkau
8) Diskusikan
mengenai alat
bantu mobilitas
yang sesuai
9) Tingkatkan
frekuensi
observasi dan
pengawasan
pasien, sesuai
kebutuhan
10) Pastikan
barang-barang
pribadi mudah
dijangkau
Edukasi:
11) Jelaskan
alasan intervensi
pencegahan
jatuh ke pasien
dan keluarga
12) Anjurkan
berganti posisi
secara perlahan
dan duduk
selama beberapa
menit
sebelum berdiri

3. KALA III
a)   Pengkajian
 Mengkaji keadaan umum ibu
 Mengkaji keadaan bayi
 Melakukan pemeriksaan pada uterus
 Melakukan pemeriksaan pengeluaran plasenta
b) Diagnosa
resiko perdarahan dibuktikan dengan Komplikasi pasca partum (misal atoni
uterus, retensi plasenta
SLKI SIKI
tingkat perdarahan  Observasi
Setelah di lakukan tindakan  Monitor tanda dan gejala
keperawatan selama 1x8 jam perdarahan
diharapkan tingkat  Monitor nilai
perdarahan dapat berkurang hematokrit/homoglobin sebelum dan
atau hilang dengan kriteria setelah kehilangan darah
hasil:  Monitor tanda-tanda vital
 Pendarahan pervagina ortostatik
menurun  Monitor koagulasi (mis.
 Tekanan darah membaik Prothombin time (TM), partial
 Suhu tubuh baik thromboplastin time (PTT), fibrinogen,
degradsi fibrin dan atau platelet)
  Terapeutik
 Pertahankan bed rest selama
perdarahan
 Batasi tindakan invasif, jika
perlu
 Gunakan kasur pencegah
dikubitus
 Hindari pengukuran suhu
rektal
  Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
 Anjurkan mengunakan kaus
kaki saat ambulasi
 Anjurkan meningkatkan
asupan cairan untuk menghindari
konstipasi
 Anjurkan menghindari aspirin
atau antikoagulan
 Anjurkan meningkatkan
asupan makan dan vitamin K
 Anjrkan segera melapor jika
terjadi perdarahan
  Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat
dan mengontrol perdarhan, jika perlu
 Kolaborasi pemberian prodok
darah, jika perlu
 Kolaborasi pemberian
pelunak tinja, jika perlu
4. KALA IV
a.   Pengkajian
   pemeriksaan keadaan ibu
 mengkaji keadaan plasenta
SLKI SIKI
Tingkat nyeri MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
Setelah di lakukan tindakan 1. Observasi
keperawatan selama 1x8 jam  lokasi, karakteristik,
diharapkan tingkat nyeri dapat durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
berkurang atau hilang dengan nyeri
kriteria hasil:  Identifikasi skala nyeri
 Keluhan nyeri menurun  Identifikasi respon nyeri
 Meringis menurun non verbal

 Perinium terasa tertekan  Identifikasi faktor yang

menurun memperberat dan memperingan

 Perasaan takut mengalami nyeri

cedera berkurang menurun  Identifikasi pengetahuan


dan keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon nyeri
 Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang sudah
diberikan
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik
2. Terapeutik
 Berikan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma
terapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
 Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan
tidur
 Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
3. Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor
nyri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR

A. Pengertian Bbl
BBL Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu – 42 minggu dengan berat
badan 2500-4000 gram.
BBL Normal adalah bayi yang dikeluarkan dari hasil konsepsi melalui jalan lahir dan
dapat hidup diluar dengan berat 2,5 – 4 kg, dengan usia Kehamilan 36 – 42 minggu,
menangis spontan dan bernafas spontan, teratur dan tonus otot baik.
BBL Normal adalah Adaptasi fisiologi adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga
kelangsungan hidupnya diluar uterus, artinya nantinya bayi harus dapat melakukan sendiri
segala kegiatan untuk mempertahankan hidupnya,
BBL Normal adalah Bayi yang lahir dari kehamilan 2500 – 4000 gram.

B. Ciri – Ciri BBL Normal


Berat badan : 2500 – 4000 gram, Panjang badan : 48 – 52 cm, Lingkar dada : 30 – 35
cm, Lingkar kepala : 33 – 35 cm, Detak jantung menit – menit pertama kira – kira 180
x/menit, kemudian menurun 120 – 140 x/menit.Pernafasan pada menit pertama 80
x/menit, menurun kira – kira 46 x/menit, Warna kulit kemerahan dan licin, karena
jaringan subcutan terbatas dan diliputi verniks caseosa.Rambut lanugo tidak terlihat,
rambut kepala biasanya telah sempurna.Kuku agak panjang dan lemas, Pada genetalia
wanita labia mayora sudah menutup, Reflek – reflek pada bayi normal, Untuk
pengeluaran urin dan meconium akan keluar 24 jam pertama warna meconium coklat
kehitaman.
C. Klasifikasi Bayi
a. Bayi Aterm
1. Berat badan 2500-4000 gram.
2. Panjang badan lahir 48-52 cm.
3. Lingkar dada 30-38 cm.
4. Lingkar kepala 33-35 cm.
5. Bunyi jantung janin pada menit pertama 180 x/menit.
6. Pernapasan pada menit-menit pertama cepat 80x/menit kemudian lebih kecil
setelah 40x/menit.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan
diliputi verniks kaseosa.
8. Rambut lanugo telah terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
9. Kuku agak panjang dan lemas.
10. Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, pada bayi
laki-laki testis sudah turun.
11. Refleks menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Refleks morro sudah baik apabila diletakkan suatu benda diletakkan ditelapak
tangan, bayi akan menggenggamnya.
13. Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam pertama
Umur kehamilan 37-42 minggu
b. Bayi Prematur
a. Berat badan kurang dari 2499 gram
b. Organ-organ tubuh imatur
c. Umur kehamilan 28-36 minggu
c. Bayi Posmatur
a. Biasanya lebih berat dari bayi aterm
b. Tulang dan Sutura kepala lebih keras dari bayi aterm
c. Verniks kaseosa dibadan kurang
d. Kuku-kuku panjang
e. Rambut kepala agak tebal
f. Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
g. Umur kehamilan lebih dari 42 minggu

D. Etiologi
a. His(Kontraksi otot rahim)
b. Kontraksi otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

E. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung
menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang
semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala
kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu)
yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk
memenuhinya.Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi
pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar
gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.Periode adaptasi
terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini berlangsung
hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang
paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem
termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil menggunakan glukosa.

F. Manifestasi klinis
a. Warna kulit: seluruhnya merah
b. Denyut jantung: > 100 x/menit
c. Pernapasan : baik,menangis kuat.
d. Otot : gerak aktif,reflek baik
e. Reaksi terhadap rangsangan : menangiS
G. Penanganan Bayi Segera Setelah Lahir
1. Secara cepat menilai pernapasannya letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu.
Kain bersih dan kering atau kasa lap darah atau lendir dari wajah bayi untuk mencegah
jalan udaranya terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi.
2. Keringkan badan bayi dan cairan ketuban dengan handuk atau kain yang halus dan
lembut . Bila bayi tersebut menangis atau bernapas biarkan bayi tersebut dengan ibunya
3. Bila bayi tersebut tidak benapas 30 detik segera lakukan bantuan resusitasi. Menilai
apgar 1 menit pertama untuk menentukan ada tidaknya asfiksia.
4. Pertolongan tali pusat klem dan potong tali pusat. Klemlah tali pusat dengan dua buah
klem, pada titik kira-kira 2 dan 3 cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira- kira satu
cm di antara klem-klem tersebut). Potonglah tali pusat di antara kedua klem sambil
melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri anda. Pertahankan kebersihan pada
saat memotong tali pusat. Ganti sarung tangan anda bila ternyata sudah kotor.
Potonglah tali pusatnya dengan pisau atau gunting yang steril atau disinfeksi tingkat
tinggi (DTT). Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terjadi perdarahan,
lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat.
5. Sambil menunggu penilaian apgar 5 menit berikut lakukan pemeriksaan ada tidaknya
cacat bawaan atau trauma lahir. Bila nilai apgar 5 menit sama atau lebih besar bayi
dapat direncanakan untuk rawat gabung. Bungkus bayi dengan kain termasuk
kepalanya.

H. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Pemeriksaan Fisik


Niai Apgar :
Tanda 0 1 2
Appereance Biru, Pucat Badan Merah , Semua Merah
Warna Kulit Ekst. Biru
Pulse Tidak ada < 100 > 100
Denyut
Jantung
Grimace refleks Tidak ada Sedikit Menangis kuat
gerakan
mimik
Activity tonus Lemas Ada refleksi Gerakan aktif
Otot Ekstremitas
Respiration effort Tidak ada Lambat/ tidak Baik/ menangis
usaha napas teratur

Penilaiannya :
- Asfiksia berat (nilai apgar 0 – 3)
Memerlukan resusitasi segera secara aktif, dan pemberian oksigen terkendali
- Asfiksia ringan/ sedang ( nilai apgar 4 – 6 ).
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas normal
kembali.
- Bayi normal (nilai apgar 7 – 10).
• Berat Lahir : 2.500 – 4.000 gram
• Kepala : - ukuran lingkar kepala 31 – 35 cm
- terdapat kaput suksedaneum
• Mata : - tertutup rapat
- bila terbuka mungkin agak juling
• Hidung : batang hidung menonjol
• Mulut : - refleks mengisap sudah baik
- memalingkan kepala jika pipi disentuh
• Leher : bayi tidak dapat mengangkat kepalanya
• Dada : - dada bergerak simetris
- Bentuk
- Putting
- bunyi nafas
- bunyi jantung
• Perut : - ukuran lingkar perut lebih besar sedikit dari lingkar dada
- perut lembek dan bundar
• Pemeriksaan Refleks :
a. Refleks morro : bila posisi bayi dirubah secara tiba-tiba atau mendengar suara yang
keras, maka bayi akan menarik kedua tangan dan kedua kaki mendekat ke tubuhnya
serta ibu jari dan telunjuk akan membentuk huruf C kemudian kembali lagi seperti
semula. Refleksinya berkurang usia 4 bulan dan menghilang pada usia 6 bulan.
b. Refleks rooting dan sucking : bila pipi dan sudut mulut bayi disentuh dengan ujung jari
atau putting susu, bayi akan menoleh kearah sentuhan, lalu membuka mulut dan mulai
mengisap. Refleks ini berkurang pada usia 6 bulan dan hilang pada usia 1 tahun.
c. Swallowing : beri cairan atau basahi lidah maka bayi akan menelang sambil
menghisap. Refleks ini selalu ada dan tidak hilang.
d. Stepping : bila bayi diberdirikan dengan bantuan dan telapak kakinya didatarkan maka
secara otomatis bayi akan melangkah. Refleks ini hilang pada usia 1 sampai 2 bulan.
e. Palmar Graps : diletakkan jari pada telapak tangan bayi, maka bayi akan menggenggan
dengan kuat. Refleks ini akan berkurang pada usia 4 bulan.
f. Babinski : Refleks babinski akan hilang pada usia 1 tahun.
• Alat Kelamin :
- pada bayi laki teraba buah zakar
- testis berada dalam skrotum
- penis berlubang
- pada bayi perempuan hymen sering tertutup
- uretra berlubang
- labia minor dan labia mayor
• Dubur : dubur berlubang
• Anggota Gerak :
- semua anggota gerak dapat bergerak bebas
- gerakan normal
- jumlah jari
• Kulit :
- verniks
- Warna
- pembengkakan atau bercak-bercak hitam
- tanda-tanda lahir

I. Perawatan Bayi Baru Lahir


a. Perawatan 1 jam Bayi Baru Lahir :
Memantau tanda vital bayi baru lahir dengan jantung, frekuensi pernapasan, suhu
tubuh.
- Melaksanakan rawat gabung
- Mempertahankan suhu tubuh optimal (36-370 C)
- Memberikan kolostrum dan ASI :
- Menggunakan kedua payudara (kiri dan kanan) secara bergantian
- ASI diberikan menurut kebutuhan bayi (ondemand)
- Memeperhatikan ibu tentang keadaan umum bagi bayi lahir : kesadaran bayi,
warna kulit dan tinja.
b. Perawatan setelah 24 jam
- lakukan perawatan tali pusat :
Pertahankan sisi tali pusat dalam keadaan terbuka gar terkena udara dan tutupi
dengan kain bersih secara longgar, Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat, Jika
tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun dan air bersih, dan
keringkan betu-betul.
- Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi dipulangkan ke rumah, berikan
imunisasi – BCG, polio oral, dan hepatitis B.
- Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua dan beritahu orang tua agar
merujuk bayi segera untuk perawatan lebih lanjut, jika ditemui tanda-tanda
tersebut.
- Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi mereka dan perawatan harian untuk
bayi baru lahir
- Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam),
mulai dari hari pertama.
- Pertahankan agar bayi selalu denga ibu.
- Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering, dengan mengganti popok dan
selimut sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu
dingin (dapat menyebabkan dehidrasi. Ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu
bayi masih dalam perkembangan). Apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut
bayi harus bersih.
- Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
- Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
- Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu.
- Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit / infeksi.
- Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.
- Berikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi
baru lahir, lakukan hal-hal berikut :
- semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1
mg/hari selam tiga hari,
- bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M.
J. Pengkajian Keperawatan
Fokus utama pengkajian pada bayi baru lahir adalah transisi dari kehidupan intrauterus ke
ekstra uterus dengan mengenalkan kepada anggota keluarga sesuai kondisi neonatus.
a. Sirkulasi
Nadi apical dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 kali/menit. Tekanan darah 60
mmHg sampai 80 mmHg untuk systole dan 40 mmHg sampai 45 mmHg untuk diatole.
Bunyi jantung seperti murmur biasa terjadi selama beberapa jam pertama kehidupan.
Nadi perifer mungkin lemah, nadi brakhialis dan radialis lebih mudah dipalpasi
daripada nadi femoralis.
b. Eliminasi
Pada bayi baru lahir tidak ada perbedaan. Bayi yang lahir cukup bulan tanpa ada
kelainan dapat segera berkemih secara spontan. Abdomen lunak tanpa distensi, bising
usus akan aktif dalam beberapa jam setelah kelahiran. Pengeluaran feses mekonium
dalam 24 jam sampai 48 jam setelah kelahiran.
c. Makanan/Cairan
Berat badan pada bayi baru lahir mencapai 2500 gram sampai 4000 gram dengan
panjang badan 44cm sampai 55cm.
d. Neurosensori
Tonus otot fleksi hipertonik dari semua ekstremitas. Sadar dan aktif
mendemonstrasikan reflex menghisap selama 30 menit pertama setelah kelahiran.
Kaput suksedaneum dan/molding mungkin ada selama 3 sampai 4 hari. Sutura cranial
yang bertumpang tindih mungkin terlihat, sedikit obliterasi fontanel anterior. Mata dan
kelopak mata mungkin udema, hemorargi subkonjungtiva atau hemorargi retina
mungkin terlihat, konjungtivitis selama 1 sampai 2 hari ungkin terjadi setelah penetesan
obat mata oftalmik terapeutik. Adanya reflex moro, plantar, genggaman palmar, dan
babinski’s.
e. Pernapasan
Apgar skor optimal, harus mencapai 7 sampai 10. Rentang dari 30 samapai 60/menit
dengan pola periodic yang dapat terlihat. Bunyi nafas bilateral, kadang- kadang krekels.
Takipnea mungkin terlihat, diagfragmaik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari
dada dam abdomen. Pernapasan dangkal dan cuping hidung kadang terlihat. Krekels
pernapasan dapat menetap selama beberapa jam pertama setelah kelahiran.
f. Keamanan
Suhu terntang dari 36,5⁰C sampai 37,5⁰C. kulit berwarna merah muda dan ada
pengelupasan pada tangan dan kaki. Akrosianosis mungkin ada selama beberapa hari
periode transisi. Sefalohematoma dapat tampak sehari setelah kelahiran, peningkatan
ukuran pada usia 2 sampai 3 hari kemudian direabsorpsi perlahan selama 1 sampai 6
bulan.

K. Pemeriksaan Penunjang
1. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis, tingkat
rendah menunjukkan gangguan asfiksia bermakna.
2. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43% sampai 61%.
3. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks antigen-
antibodi pada membran sel darah merah yang menunjukkan kondisi hemolitik.
4. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai 2
hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.

L. PATHWAY
PROSES PERSALIAN NORMAL

Kepala bayi melewati Perubahan suhu tubuh dari Pemotongan tali pusat Adaptasi psikologis ibu

jalan lahir suhu intra uterin yang stabil

(35-37o C) Perubahan peran

Adanya luka terbuka


Banyaknya cairan Suhu ruangan Cemas
Amnion di jalan lahir

Kontaminasi pada luka

Koordinasi reflek menelan Penghilangan suhu tubuh Sekresi oksitosin


Menghisap belum sempurna (konveksi, radiasi, evaporasi) terhambat

Resti infeksi

Akumulasi cairan amnion Perubahan drastis suhu tubuh Pressure the ejection
Pada jalan napas of breast feeding

Bersihan jalan napas Proses adaptasi Ineffective breast feeding


Tidak efektif

Resti hipothermi

resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi


M.Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/IstirahatStatus sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi
tampak semi koma saattidur ; meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan
gerakan mata cepat, tidur seharirata-rata 20 jam.
b. Pernapasan dan Peredaran Darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status
kesehatanbayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat
digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari
frekuensi deny ut jantung danpernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh
tubuh, frekwensi denyut jantung bayinormal berkisar antara 120-140 kali/menit
(12 jam pertama setelah kelahiran), dapatberfluktuasi dari 70-100 kali/menit
(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas,
wajahdan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi baru
lahir 78 dantekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari
selama bulanpertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun
(sekitar 15 mmHg) selamasatu jam pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak
biasanya menyebabkan peningkatantekanan darah sistolik.
c. Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5°C-37°C. Pengukuran suhu
tubuhdapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.
d. Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan sedikit
pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit
biasanyadilapisi dengan zat lemak berwarna putih kekuningan terutama di daerah
lipatan dan bahuyang disebut verniks kaseosa.
e. Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau
tidaksama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki
juga lubanganus (rektal) dan jenis kelamin.
f. Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali
pusatharus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan di sekitarnya.
g. Refleks
• Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang mengagetkan
akan terjadirefleks lengan dan tangan terbuka.
• Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan dirangsang akan
memberireaksi seperti menggenggam. Plantar graps, bila telapak kaki
dirangsang akanmemberi reaksi.
• Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada bidang datang atau
diangkatakan bergerak seperti berjalan.
• Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan menoleh kepalanya ke
sisi yangdisentuh itu mencari puting susu.
• Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke dalam mulut bayi
akanmembuat gerakan menghisap.
h. Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun
haruswaspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat badan
lahir normaladalah 2500 sampai 4000 gram.i. MekoniumMekonium adalah feces
bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitamkehijauan dan lengket.
Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.
i. Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan
panjangbadan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-
occipitalis 34cm,suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar
dada normal 32-34 cm.Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang badan
normal 48-50 cm.
j. Seksualitas
• Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himendapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah
sedikit mungkin ada.
• Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
hasil
Termoregulasi Setelah dilakukan 1. EDUKASI PENGUKURAN SUHU
tidak efektif tindakan keperawatan TUBUH (I.12414)
berhubungan selama 1x8 jam Observasi
dengan fluktuasi diharapkan  Identifikasi kesiapan dan kemampuan
suhu lingkungan termogulasi neonatus menerima informasi
membaik dengan Terapeutik
Kriteria hasil:  Sediakan materi dan media
 Suhu tubuh pendidikan kesehatan
membaik  Jadwalkan pendidikan kesehatan
 Suhu kulit sesuai kesepakatan
membaik  Berikan kesempatan untuk bertanya
 Dokumentasikan hasil pengukuran
suhu
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyerijelaskan prosedur
pengukuran suhu tubuh
 Anjurkan terus memegang bahu dan
menahan dada saat pengukuran aksila
 Ajarkan memilih lokasi pengukuran
suhu oral / axilla
 Ajarkan cara meletakkan ujung
thermometer dibawah lidah atau
bagian tengah aksilla
 Ajarkan cara membaca hasil
thermometer raksa dan/ atau
elektronik
 
2. EDUKASI TERMOREGULASI
(I.12457)
 
    Observasi
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
 Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
 Ajarkan kompres hangat jika demam
 Ajarkan cara pengukuran sushu
 Anjurkan penggunaan pakaian yang
dapat menyerap keringat
 Anjurkan tetap memandikan pasien,
jika mungkin
 Anjurkan pemberian antipiretik sesuai
indikasi
 Anjurkan banyak minum
 Anjurkan menciptakan lingkungan
yang aman dan nyaman
 Anjurkan penggunaan pakaian yang
longgar
 Anjurkan melakukan pemeriksaan
darah jika demam > 3hari

Suhu normal 36 oC-37 oC dalam lingkungan hangat

Risiko infeksi Tujuan:  PENCEGAHAN INFEKSI (I.14539)


b/d Setelah dilakukan 1. Observasi
Efek prosedure tindakan keperawatan  Identifikasi riwayat
invasif selama 1x8 jam kesehatan dan riwayat alergi
memotong tali diharapkan tingkat  Identifikasi
pusat infeksi menurun kontraindikasi pemberian
dengan Kriteria hasil : imunisasi
 Kebersihan badan  Identifikasi status
meningkat imunisasi setiap kunjungan ke
 Kemerahan pelayanan kesehatan
menurun 2. Terapeutik
 Nyeri menurun  Berikan suntikan pada

 Bengkak menurun pada bayi dibagian paha


anterolateral
 Dokumentasikan
informasi vaksinasi
 Jadwalkan imunisasi
pada interval waktu yang tepat
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan,
manfaat, resiko yang terjadi,
jadwal dan efek samping
 Informasikan
imunisasi yang diwajibkan
pemerintah
 Informasikan
imunisasi yang
melindungiterhadap penyakit
namun saat ini tidak diwajibkan
pemerintah
 Informasikan
vaksinasi untuk kejadian khusus
 Informasikan
penundaan pemberian imunisasi
tidak berarti mengulang jadwal
imunisasi kembali
 Informasikan penyedia
layanan pekan imunisasi nasional
yang menyediakan vaksin gratis
 MANAJEMEN IMUNISASI/
VAKSIN (I. 14508)
1. Observasi
 Identifikasi riwayat
kesehatan dan riwayat
alergi
 Identifikasi
kontraindikasi pemberian
imunisasi
 Identifikasi status
imunisasi setiap kunjungan
ke pelayanan kesehatan
2. Terapeutik
 Berikan suntikan pada
pada bayi dibagian paha
anterolateral
 Dokumentasikan
informasi vaksinasi
 Jadwalkan imunisasi
pada interval waktu yang
tepat
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan,
manfaat, resiko yang terjadi,
jadwal dan efek samping
 Informasikan
imunisasi yang diwajibkan
pemerintah
 Informasikan
imunisasi yang
melindungiterhadap penyakit
namun saat ini tidak
diwajibkan pemerintah
 Informasikan
vaksinasi untuk kejadian
khusus
 Informasikan
penundaan pemberian
imunisasi tidak berarti
mengulang jadwal imunisasi
kembali
 Informasikan penyedia
layanan pekan imunisasi
nasional yang menyediakan
vaksin gratis
DAFTAR PUSTAKA

Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan


PersalinanNormal. Dimuatdalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP
%20PERSALINAN/laporan- pendahuluan-pada-pasien-dengan.html (Diakses
tanggal 18 Maret 2012)
Rachmah, Maya.2013.Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir.(
https://www.scribd.com/doc/161051797/Laporan-pendahuluan-Asuhan-
Keperawatan- Bayi-Baru-Lahir-Maya), diakses pada tanggal 11 September 2017.
Perawat, Serbi.2013.Asuhan Keperawatan pasa Bayi Baru Lahir.(
http://www.asuhanperawat.com/2013/02/asuhan-keperawatan-pada-bayi-baru-
lahir.html), diakses pada tanggal 14 September 2017.

Anda mungkin juga menyukai