Disusun Oleh :
BAGAS WAHYU TRI SETYAWAN
(P2105004)
A. DEFINISI
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun apabila
tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal.
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukupbulan
atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu .
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
B. PENYEBAB PERSALINAN
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone 1 - 2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan
hormone progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang
otot –o tot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila progesterone turun
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot- otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus
C. TANDA-TANDA PERSALINAN
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau dropping
yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada
primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan sering-
sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah diuterus (fase labor pains). Servik menjadi lembek, mulai mendatar
dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show) (Haffieva, 2011).
Tanda-Tanda In Partu :
1. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada
bagian servik.
3. Pada pemeriksaan daam, servik mendatar
4. Kadang-kadang ketuban pecah
D. MACAM-MACAM HIS
Kontraksi Dini
Kontraksi jenis ini biasanya terjadi saat awal kehamilan atau pada trimester pertama
kehamilan. Kondisi ini terjadi saat tubuh masih sedang dalam proses penyesuaian
dengan berbagai perubahan akibat adanya kehamilan. Kontraksi ini terjadi karena
meregangnya jaringan ikat di sekitar rahim yang biasanya diikuti oleh perut kembung,
sembelit, dan kekurangan cairan. Namun waspadai bila terdapat kontraksi yang
menetap disertai dengan adanya bercak, maka segeralah Ibu ke dokter / bidan untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kontraksi palsu
Kontraksi palsu atau Braxton-Hicks biasanya sering terjadi pada saat kehamilan
memasuki usia 32-34 minggu dan berlangsung selama 30 menit sekali dengan lama
kontraksi sekitar 30 detik. Saat mengalami kontraksi Ibu akan mengalami seperti
nyeri kram saat menstruasi. Jika kontraksi ini tidak terjadi lama, kemudian intervalnya
memendek dan tidak bertambah kuat, maka persalinan tidak akan terjadi dalam waktu
dekat. Cara mengatasi kontraksi palsu ini, Ibu bisa berendam di air hangat untuk
meredakannya
Namun bila kontraksi ini semakin kuat dan interval semakin pendek, maka bisa jadi
bahwa persalinan akan segera berlangsung.
Kontraksi inersia
Merupakan kontraksi dalam proses persalinan yang lemah, pendek, atau tidak sesuai
fase. Hal ini umumnya disebabkan karena kelainan fisik Ibu, seperti kurangnya nutrisi
dan gizi saat hamil, anemia, hepatitis atau TBC, dan miom. Ada dua macam
kontraksi, yaitu primer dan sekunder. Disebut primer apabila sama sekali tidak terjadi
kontraksi sejal awal persalinan. Sedangkan sekunder adalah kontraksi yang awalnya
bagus, kuat dan teratur tetapi setelah itu menghilang. Kontraksi ini dapat dilihat
melalui evaluasi pembukaan mulut rahim dan ketuban.
Kontraksi sesungguhnya
Kontraksi sebenarnya terjadi menjelang persalinan, yakni saat Ibu memasuki
kehamilan 36 minggu saat bayi mulai turun ke tulang panggul lebih dalam.
Akibatnya, timbul desakan di kandung kemih, panggul dan vagina. Saat inilah muncul
kontraksi sungguhan, di mana Ibu sudah waktunya untuk melahirkan. Kontraksi ini
biasanya berlangsung 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 20 sampai 40 detik.
Frekuensinya pun meningkat hingga lebih dari 5 kali dalam 10 menit. Hal ini disertai
pula dengan keluarnya lendir bercampur darah, pecahnya ketuban, serta dorongan
ingin mengejan. Jika kurang yakin ini kontraksi sungguhan, berendamlah di air
hangat. Kontraksi sungguhan akan menguat di air hangat. Atau Ibu bisa segera
melakukan pemeriksaan ke bidan atau dokter untuk memastikan lengkap tidaknya
pembukaan dan kapan dimulainya proses persalinan.
E. FAKTOR-FAKTOR PERSALINAN
1. Passage (jalan lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,
dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui
jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal.
2. Power (tenaga mengejan)
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer
atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot- otot
rahim.
3. Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan passangge utama dan
bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling besar
dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat
mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan – kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger adalah
kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan
kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang.
4. Psikis
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar
terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan
atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa
kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “
sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi :
a. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
b. Pengalaman bayi sebelumnya
c. Kebiasaan adat
d. Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
5. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi
proses persalinan.
3. KALA III
a) Ajarkan ibu dan pasangan tentang pentingnya istirahat
b) Berikan vairan secara oral sesuai anjuran dokter
c) Monitor kehilangan cairan, tanda-tanda vital, inspeksi turgor kulit dan
membran mukosa
d) Monitor keras lembutnya uterus setelah lepasnya plasenta
4. KALA IV
a) Monitor tanda-tanda vital, warna kulit, dan tonus uterus
b) Kaji posisi uterus dan lokhea yang keluar
c) Kaji distensia kandung kemih
d) Massage fundus uteri
e) Anjurkan untuk merubah posisi selang-seling dan menghindari duduk untuk
beberapa waktu
f) Kaji tingkat pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang baik
g) Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
h) Berikan penjelasan pada ibu tentang pentingnya perawatan
G. MEKANISME PERSALINAN
Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar 95% dari semua
kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan dengan palpasi abdomen dan
kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat awal persalinan dengan
pemeriksaan vagina (toucher ). Pada kebanyakan kasus, presentasi belakang
kepala masuk dalampintu atas panggul dengan suturasagitalis melintang. Oleh
karena itu kita uraikan dulu mekanisme persalinan dalam presentasi belakang kepala
dengan posisi ubun-ubun kecil melintang dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan ukuran- ukuran
kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran dalam panggul, maka
jelas bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan bentuk panggul mulai dari
pintu atas panggul, ke bidang tengah panggul dan pada pintu bawah panggul,
supaya anak dapat lahir. Misalnya saja jika sutura sagitalis dalam arah muka belakang
pada pintu atas panggul, maka hal ini akan mempersulit persalinan, karena diameter
antero posterior adalah ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada
pintu bawah panggul, sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang yang
menguntungkan karena ukuran terpanjang pada pintu bawah panggul ialah diameter
antero posterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah :
a. Penurunan kepala.
b. Fleksi.
c. Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)
d. Ekstensi.
e. Ekspulsi.
f. Rotasi luar ( putaran paksi luar)
Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi bersamaan, akan tetapi untuk lebih
jelasnya akan dibicarakan gerakan itu satu persatu.
a. Penurunan Kepala.
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya sudah
terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya
baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya
dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya
kepala melewati pintu atas panggul (PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus
yaitu bila sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara
simpisis dan promontorium.
Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura
sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke belakang mendekati
promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan asinklitismus, ada 2
jenis asinklitismus yaitu :
Asinklitismus posterior : Bila sutura sagitalis mendekati simpisis dan os
parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan.
Asinklitismus anterior : Bila sutura sagitalis mendekati promontorium
sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang.
Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal, tetapi
kalau berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi sepalopelvik dengan
panggul yang berukuran normal sekalipun.
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan. Hal ini
disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim, yang
menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin. Dalam waktu yang
bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim, sehingga terjadi
penipisan dan dilatasi servik. Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong ke dalam
jalan lahir. Penurunan kepala ini juga disebabkan karena tekanan cairan intra
uterine, kekuatan mengejan atau adanya kontraksi otot-otot abdomen dan
melurusnya badan anak.
Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simpisis
dan promontorium.
Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os parietal belakang lebih rendah
dari os parietal depan
Sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih
rendah dari os parietal belakang
b. Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan
majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini dagu dibawa
lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-
ubun besar hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding seviks, dinding
pelvis dan lantai pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika
(9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai di dasar
panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.
c. Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa
sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke bawah
simpisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah
ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan kearah simpisis.
Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam
merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan
lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul.
d. Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada di
bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini di sebabkan
karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke
atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk melewatinya. Kalau kepala
yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi
maka kepala akan tertekan pada perineum dan dapat menembusnya.Subocciput
yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan menjadi pusat pemutaran
(hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum:
ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi.
e. Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi
memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher
yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan
miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan
bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi
lahir, bahu mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu(diameter bisa
kromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah
panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan putaran hingga
belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum sepihak.
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan menjadi
hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir ,
selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin dengan
ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya posterior
berputar cepat segera setelah mencapai dasar panggul, dan persalinan tidak
begitu bertambah panjang. Tetapi pada kira-kira 5-10 % kasus, keadaan yang
menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai contoh kontraksi yang buruk atau fleksi
kepala yang salah atau keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna atau mungkin
tidak terjadi sama sekali, khususnya kalau janin besar.
I. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. KALA I
a) Pengkajian
Anamnesa
Nama, umur, dan alamat
Riwayat obstetri : GPA, HPHT, HPL
Riwayat alergi obat
Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat kehamilan sebelumnya
Riwayat penyakit
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan tanda-tanda vital
Pemeriksaan dalam (pembukaan)
b) Diagnosa
ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
c ) intervensi
SLKI SIKI
Tingkat ansietas REDUKSI ANXIETAS
Setelah di lakukan tindakan (I.09314)
keperawatan selama 1x8 jam1. Observasi
diharapkan tingkat ansietas dapat Identifikasi saat
berkurang atau hilang dengan kriteria tingkat anxietas berubah
hasil: (mis. Kondisi, waktu,
Kondisi verbalisasi khawatir stressor)
akibat kondisi yang di hadapi Identifikasi
menurun kemampuan mengambil
Perilaku gelisah menurun keputusan
Perilaku tegang menurun Monitor tanda
DIAGNOSA
Resiko cedera pada ibu dan janin di buktikan dengan mal posisi janin (posisi
melintang)
Intervensi
SIKI SDKI
Tingkat cidera Manajemen
Setelah di lakukan tindakan keselamatan
keperawatan selama 1x8 lingkungan
jam diharapkan tingkat Observasi:
cidera dapat berkurang atau 1) Identifikasi
hilang dengan kriteria kebutuhan
hasil: keselamatan
Kejadian cidera menurun (mis.kondisi
Perdarahan menurun fisik, fungsi
Ekspresi wajah kesakitan kognitif dan
menurun riwayat perilaku)
2) Monitor
perubahan status
keselamatan
lingkungan
Terapeutik:
3) Sediakan alat
bantu
keamanan
lingkungan
4) Modifikasi
lingkungan
untuk
meminimalkan
bahaya dan
resiko
Edukasi :
5) Ajarkan
individu,
keluarga
resiko tinggi
bahaya
lingkungan
2. Pencegahan
cedera
Observasi:
1) Identifikasi
lingkungan
yang berpotensi
menyebabkan
cedera
78
Terapeutik:
2) Sediakan
pencahayaan
yang
memadai
3) Gunakan
lampu tidur
selama jam tidur
4) Sosialisasikan
pasien dan
keluarga dengan
lingkungan
ruang rawat
(mis.tempat
tidur,
penerangan
ruangan,
dan lokasi kamar
mandi)
5) Gunakan alas
lantai jika
beresiko
mengalami
cedera
serius
6) Sediakan alas
kaki antislip
7) Pastikan bel
telepon atau
panggilan
mudah
dijangkau
8) Diskusikan
mengenai alat
bantu mobilitas
yang sesuai
9) Tingkatkan
frekuensi
observasi dan
pengawasan
pasien, sesuai
kebutuhan
10) Pastikan
barang-barang
pribadi mudah
dijangkau
Edukasi:
11) Jelaskan
alasan intervensi
pencegahan
jatuh ke pasien
dan keluarga
12) Anjurkan
berganti posisi
secara perlahan
dan duduk
selama beberapa
menit
sebelum berdiri
3. KALA III
a) Pengkajian
Mengkaji keadaan umum ibu
Mengkaji keadaan bayi
Melakukan pemeriksaan pada uterus
Melakukan pemeriksaan pengeluaran plasenta
b) Diagnosa
resiko perdarahan dibuktikan dengan Komplikasi pasca partum (misal atoni
uterus, retensi plasenta
SLKI SIKI
tingkat perdarahan Observasi
Setelah di lakukan tindakan Monitor tanda dan gejala
keperawatan selama 1x8 jam perdarahan
diharapkan tingkat Monitor nilai
perdarahan dapat berkurang hematokrit/homoglobin sebelum dan
atau hilang dengan kriteria setelah kehilangan darah
hasil: Monitor tanda-tanda vital
Pendarahan pervagina ortostatik
menurun Monitor koagulasi (mis.
Tekanan darah membaik Prothombin time (TM), partial
Suhu tubuh baik thromboplastin time (PTT), fibrinogen,
degradsi fibrin dan atau platelet)
Terapeutik
Pertahankan bed rest selama
perdarahan
Batasi tindakan invasif, jika
perlu
Gunakan kasur pencegah
dikubitus
Hindari pengukuran suhu
rektal
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
Anjurkan mengunakan kaus
kaki saat ambulasi
Anjurkan meningkatkan
asupan cairan untuk menghindari
konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin
atau antikoagulan
Anjurkan meningkatkan
asupan makan dan vitamin K
Anjrkan segera melapor jika
terjadi perdarahan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat
dan mengontrol perdarhan, jika perlu
Kolaborasi pemberian prodok
darah, jika perlu
Kolaborasi pemberian
pelunak tinja, jika perlu
4. KALA IV
a. Pengkajian
pemeriksaan keadaan ibu
mengkaji keadaan plasenta
SLKI SIKI
Tingkat nyeri MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
Setelah di lakukan tindakan 1. Observasi
keperawatan selama 1x8 jam lokasi, karakteristik,
diharapkan tingkat nyeri dapat durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
berkurang atau hilang dengan nyeri
kriteria hasil: Identifikasi skala nyeri
Keluhan nyeri menurun Identifikasi respon nyeri
Meringis menurun non verbal
A. Pengertian Bbl
BBL Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu – 42 minggu dengan berat
badan 2500-4000 gram.
BBL Normal adalah bayi yang dikeluarkan dari hasil konsepsi melalui jalan lahir dan
dapat hidup diluar dengan berat 2,5 – 4 kg, dengan usia Kehamilan 36 – 42 minggu,
menangis spontan dan bernafas spontan, teratur dan tonus otot baik.
BBL Normal adalah Adaptasi fisiologi adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga
kelangsungan hidupnya diluar uterus, artinya nantinya bayi harus dapat melakukan sendiri
segala kegiatan untuk mempertahankan hidupnya,
BBL Normal adalah Bayi yang lahir dari kehamilan 2500 – 4000 gram.
D. Etiologi
a. His(Kontraksi otot rahim)
b. Kontraksi otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
E. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung
menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang
semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala
kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu)
yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk
memenuhinya.Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi
pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar
gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.Periode adaptasi
terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini berlangsung
hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang
paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem
termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil menggunakan glukosa.
F. Manifestasi klinis
a. Warna kulit: seluruhnya merah
b. Denyut jantung: > 100 x/menit
c. Pernapasan : baik,menangis kuat.
d. Otot : gerak aktif,reflek baik
e. Reaksi terhadap rangsangan : menangiS
G. Penanganan Bayi Segera Setelah Lahir
1. Secara cepat menilai pernapasannya letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu.
Kain bersih dan kering atau kasa lap darah atau lendir dari wajah bayi untuk mencegah
jalan udaranya terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi.
2. Keringkan badan bayi dan cairan ketuban dengan handuk atau kain yang halus dan
lembut . Bila bayi tersebut menangis atau bernapas biarkan bayi tersebut dengan ibunya
3. Bila bayi tersebut tidak benapas 30 detik segera lakukan bantuan resusitasi. Menilai
apgar 1 menit pertama untuk menentukan ada tidaknya asfiksia.
4. Pertolongan tali pusat klem dan potong tali pusat. Klemlah tali pusat dengan dua buah
klem, pada titik kira-kira 2 dan 3 cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira- kira satu
cm di antara klem-klem tersebut). Potonglah tali pusat di antara kedua klem sambil
melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri anda. Pertahankan kebersihan pada
saat memotong tali pusat. Ganti sarung tangan anda bila ternyata sudah kotor.
Potonglah tali pusatnya dengan pisau atau gunting yang steril atau disinfeksi tingkat
tinggi (DTT). Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terjadi perdarahan,
lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat.
5. Sambil menunggu penilaian apgar 5 menit berikut lakukan pemeriksaan ada tidaknya
cacat bawaan atau trauma lahir. Bila nilai apgar 5 menit sama atau lebih besar bayi
dapat direncanakan untuk rawat gabung. Bungkus bayi dengan kain termasuk
kepalanya.
Penilaiannya :
- Asfiksia berat (nilai apgar 0 – 3)
Memerlukan resusitasi segera secara aktif, dan pemberian oksigen terkendali
- Asfiksia ringan/ sedang ( nilai apgar 4 – 6 ).
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas normal
kembali.
- Bayi normal (nilai apgar 7 – 10).
• Berat Lahir : 2.500 – 4.000 gram
• Kepala : - ukuran lingkar kepala 31 – 35 cm
- terdapat kaput suksedaneum
• Mata : - tertutup rapat
- bila terbuka mungkin agak juling
• Hidung : batang hidung menonjol
• Mulut : - refleks mengisap sudah baik
- memalingkan kepala jika pipi disentuh
• Leher : bayi tidak dapat mengangkat kepalanya
• Dada : - dada bergerak simetris
- Bentuk
- Putting
- bunyi nafas
- bunyi jantung
• Perut : - ukuran lingkar perut lebih besar sedikit dari lingkar dada
- perut lembek dan bundar
• Pemeriksaan Refleks :
a. Refleks morro : bila posisi bayi dirubah secara tiba-tiba atau mendengar suara yang
keras, maka bayi akan menarik kedua tangan dan kedua kaki mendekat ke tubuhnya
serta ibu jari dan telunjuk akan membentuk huruf C kemudian kembali lagi seperti
semula. Refleksinya berkurang usia 4 bulan dan menghilang pada usia 6 bulan.
b. Refleks rooting dan sucking : bila pipi dan sudut mulut bayi disentuh dengan ujung jari
atau putting susu, bayi akan menoleh kearah sentuhan, lalu membuka mulut dan mulai
mengisap. Refleks ini berkurang pada usia 6 bulan dan hilang pada usia 1 tahun.
c. Swallowing : beri cairan atau basahi lidah maka bayi akan menelang sambil
menghisap. Refleks ini selalu ada dan tidak hilang.
d. Stepping : bila bayi diberdirikan dengan bantuan dan telapak kakinya didatarkan maka
secara otomatis bayi akan melangkah. Refleks ini hilang pada usia 1 sampai 2 bulan.
e. Palmar Graps : diletakkan jari pada telapak tangan bayi, maka bayi akan menggenggan
dengan kuat. Refleks ini akan berkurang pada usia 4 bulan.
f. Babinski : Refleks babinski akan hilang pada usia 1 tahun.
• Alat Kelamin :
- pada bayi laki teraba buah zakar
- testis berada dalam skrotum
- penis berlubang
- pada bayi perempuan hymen sering tertutup
- uretra berlubang
- labia minor dan labia mayor
• Dubur : dubur berlubang
• Anggota Gerak :
- semua anggota gerak dapat bergerak bebas
- gerakan normal
- jumlah jari
• Kulit :
- verniks
- Warna
- pembengkakan atau bercak-bercak hitam
- tanda-tanda lahir
K. Pemeriksaan Penunjang
1. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis, tingkat
rendah menunjukkan gangguan asfiksia bermakna.
2. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. hematokrit berkisar antara 43% sampai 61%.
3. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks antigen-
antibodi pada membran sel darah merah yang menunjukkan kondisi hemolitik.
4. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai 2
hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.
L. PATHWAY
PROSES PERSALIAN NORMAL
Kepala bayi melewati Perubahan suhu tubuh dari Pemotongan tali pusat Adaptasi psikologis ibu
Resti infeksi
Akumulasi cairan amnion Perubahan drastis suhu tubuh Pressure the ejection
Pada jalan napas of breast feeding
Resti hipothermi