Hari/ Tanggal :
A. TujuanUmum
tentang mengenali tanda-tanda Ketuban Pecah Dini dan mampu melakukan upaya-
B. TujuanKhusus
tentang :
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media danAlat
1. Leaflet
F. Strategi Penatalaksanaan
Pecah Dini
2 Pecah Dini
15 menit Isi
Menjelaskan Tanda dan gejala Memperhatikan
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruangan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus.
MATERI
Contohgambar :
B. Penyebab ketuban pecah dini
penyebabnya masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Pada
sebagian besar kasus pun penyebab terjadinya ketuban pecah dini belum dapat
ditemukan.
2006)
d. Anemia
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi. Jika
persediaan zat besi minimal, maka setiap kehamilan akan mengurangi
persediaan zat besi tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia. Pada kehamilan
relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami hemodelusi atau
pengenceran dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya
pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Pada ibu hamil yang mengalami
anemia biasanya ditemukan ciri-ciri lemas, pucat, cepat lelah, mata
berkunang-kunang. Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama
kehamilan yaitu pada trimester pertama dan trimester ke tiga. Dampak anemia
pada janin antara lain abortus, terjadi kematian intrauterin, prematuritas, berat
badan lahir rendah, cacat bawaan dan mudah infeksi.
Pada ibu, saat kehamilan dapat mengakibatkan abortus, persalinan
prematuritas, ancaman dekompensasikordis dan ketuban pecah dini. Pada saat
persalinan dapat mengakibatkan gangguan his, retensio plasenta dan
perdarahan post partum karena atonia uteri (Manuaba, 2009).
Menurut Depkes RI (2005), bahwa anemia berdasarkan hasil pemeriksaan
dapat digolongkan menjadi :
(1) HB > 11 gr %, tidak anemia
(2) 9-10 gr % anemia sedang
(3) < 8 gr % anemia berat.
e. Perilaku Merokok
Kebiasaan merokok atau lingkungan dengan rokok yang intensitas
tinggi dapat berpengaruh pada kondisi ibu hamil. Rokok mengandung lebih
dari 2.500 zat kimia yang teridentifikasi termasuk karbonmonoksida, amonia,
aseton, sianida hidrogen, dan lain-lain. Merokok pada masa kehamilan dapat
menyebabkan gangguan-gangguan seperti kehamilan ektopik, ketuban pecah
dini, dan resiko lahir mati yang lebih tinggi (Sinclair, 2003).
f. Riwayat KPD
Pengalaman yang pernah dialami oleh ibu bersalin dengan kejadian
KPD dapat berpengaruh besar pada ibu jika menghadapi kondisi kehamilan.
Riwayat KPD sebelumnya beresiko 2-4 kali mengalami ketuban pecah dini
kembali. Patogenesis terjadinya KPD secara singkat adalah akibat penurunan
kandungan kolagen dalam membran sehingga memicu terjadinya ketuban
pecah dini dan ketuban pecah preterm.
Wanita yang pernah mengalami KPD pada kehamilan atau menjelang
persalinan maka pada kehamilan berikutnya akan lebih beresiko dari pada
wanita yang tidak pernah mengalami KPD sebelumnya karena komposisi
membran yang menjadi rapuh dan kandungan kolagen yang semakin menurun
pada kehamilan berikutnya (Helen, 2008).
g. Polihidramion
Hidramnion atau polihidramnion adalah keadaan dimana banyaknya air
ketuban melebihi 2000cc. Penambahan air ketuban ini bisa mendariak dalam
beberapa hari disebut hidramnion akut, atau secara perlahan-lahan
disebut hidramnion kronis. Insidennya berkisar antar 1:62 dan 1:754
persalinan, tetapi bentuk yang menyebabkan gangguan lebih jarang (1:1000
persalinan). Hidramnion yang disertai dengan kelainan konginital, terutama
dari susunan saraf sentral dan traktus gastrointestinal, cukup tinggi. Di
samping itu, sering ditemukan pada kehamilan ganda dan beberapa penyakit
ibu seperti diabetes mellitus, preeklampsia. (Rachimharii,T, 2005)
cairan ketuban, cairan tanpa di introitus, tidak ada his dalam 1 jam, mungkin
cairan tersebut masih merembes atau menetes dengan cirri pucat dan bergaris
warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi
putih keruh atau kehijauan sedangkan warna urin adalah kekuningan atau
bening. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak,
mungkin cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan
bergaris warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus
diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin
untuk sementara. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut
(Manuaba, 2009).
D. Komplikasi ketuban pecah dini
minggu adalah sindrom distress pernapasan, yang terjadi pada 10-40% bayi
baru lahir. Risiko infeksi meningkat pada kejadian ketuban pecah dini. Semua
terjadinya korio amnionitis (radang pada korion dan amnion). Selain itu,
kejadian prolaps atau keluarnya talipusat dapat terjadi pada KPD, (Sujiyatini,
2009).
Hipoplasia paru merupakan komplikasi fatal yang terjadi pada KPD preterm.
Kejadianya mencapai hampir 100% apabila KPD preterm ini terjadi pada usia
1. Infeksi intrauterine
naik, keputihan yang tidak biasa, vagina berbau yang tidak enak, denyut
nadi cepat, nyeri di perut bagian bawah, dan detak jantung bayi menjadi
3. Prematuritas
Pada kehamilan yang masih belum cukup bulan, pecahnya ketuban akan
terlahir sebelum aktunya. Bila ketuban sudah dinyatakan habis oleh dokter
atau bidan, maka kondisi bayi dalam keadaan waspada infeksi, oleh
1. mengurangi aktifitas atau istirahat yang cukup pada akhir triwulan kedua