Anda di halaman 1dari 80

Ns. Yusrini, M. Kep. Sp.

Kep J
Definisi MARAH

Kemarahan adalah perasaan jengkel


yang timbul sebagai respons terhadap
kecemasan yang dirasakan sebagai
ancaman
(Struart & Sundeen )
1) Frustasi:
sesorang yang mengalami hambatan
dalam mencapai tujuan/keinginan
yang diharapkannya menyebabkan
ia menjadi frustasi. Ia merasa
terancam dan cemas.
2) Hilangnya harga diri ;
Pada dasarnya manusia itu mempunyai
kebutuhan yang sama untuk dihargai.
Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi
akibatnya individu tersebut mungkin
akan merasa rendah diri, tidak berani
bertindak, lekas tersinggung, lekas
marah, dan sebagainya
3) Kebutuhan akan status dan
Prestise .
Manusia pada umumnya mempunyai
keinginan untuk mengaktualisasikan
dirinya, ingin dihargai dan diakui
statusnya.
Rentang Respon Marah

Adaptive Maladaptive
Responses Responses

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk/PK


ASERTIF

Mengungkapkan marah tanpa


menyakiti, melukai perasaan
orang lain, atau tanpa
merendahkan harga diri orang
lain.
FRUSTASI
• Adalah respons yang timbul akibat
gagal mencapai tujuan atau
keinginan karena tidak realitas
• Frustasi dapat dialami sebagai
suatu ancaman dan kecemasan.
Akibat dari ancaman tersebut
dapat menimbulkan kemarahan.
PASIF
Respons dimana individu tidak
mampu mengungkapkan
perasaan yang dialami.
AGRESIF
Memperlihatkan permusuhan, keras &
menuntut, mendekati orang lain dg
ancaman, memberi kata-kata ancaman
tanpa niat melukai
Agresif merupakan perilaku yang
menyertai marah namun masih dapat
dikontrol oleh individu.
Orang agresif biasanya tidak mau
mengetahui hak orang lain. Dia
berpendapat bahwa setiap orang harus
bertarung untuk mendapatkan
kepentingan sendiri dan mengharapkan
perlakuan yang sama dari orang lain.
 Mengamuk adalah rasa marah dan
bermusuhan yang kuat disertai kehilangan
kontrol diri. Pada keadaan ini individu dapat
merusak dirinya sendiri maupun terhadap
orang lain.
 Perilaku kekerasan ditandai dg menyentuh
orang lain secara menakutkan, memberi
kata-kata ancaman, melukai disertai
merusak secara serius.
1. Memperlihatkan permusuhan
yang rendah
2. Keras dan menuntut
3. Mendekati orang lain dengan
ancaman
4. Memberi kata-kata ancaman tanpa
niat melukai
5. Menyentuh orla dg cara menakutkan
6. Memberi kata-kata ancaman dengan
rencana melukai
7. Melukai dalam tingkat ringan tanpa
membutuhkan perawatan medis
8. Melukai dalam tingkat serius dan
membutuhkan perawatan medis
AGRESIF – PERILAKU
KEKERASAN
Kontinum antara agresif verbal –
kekerasan fisik
Perilaku kekerasan hasil dari kemarahan
atau ketakutan yang ekstrim
Perilaku kekerasan dapat berupa :
verbal, pada orang lain, pada lingkungan, diri
sendiri
SKEMA PROSES / PENYESUAIAN
KLIEN MARAH

Stressor

Stress

Kecemasan
(Perasaan tidak menyenangkan/mengancam)

Marah
MARAH

Merasa kuat Diungkapkan Merasa tdk


adekuat

Menentang Waspada/sadar Melarikan


akan kebutuhan diri

Pemecahan Lega Menolak


masalah ( - ) kemarahan
Marah Ketegangan Ekspresi
berkepanjangan menurun marah ( - )

Rasa marah
teratasi

Bermusuhan

Depresi Kronik Agresi/


Mengamuk
Gejala Marah
Gejala-gejala atau perubahan-perubahan
yang timbul pada klien dalam keadaan
marah diantaranya dapat dilihat pada :
a. Perubahan fisiologik :
b. Perubahan emosional
c. Perubahan perilaku
Gejala marah...............
a. Perubahan Fisiologik
Tekanan darah meningkat, denyut nadi dan
pernapasan meningkat, pupil dilatasi, tonus
otot meningkat, mual, frekuensi buang air
besar meningkat, kadang-kadang konstipasi,
refleks tendon tinggi.
Gejala Marah .......

b. Perubahan emosional
Mudah tersinggung , tidak sabar,
frustasi, ekspresi wajah nampak
tegang, bila mengamuk kehilangan
kontrol diri.
Gejala Marah...............

c. Perubahan Perilaku
Agresif, pasif, menarik diri,
bermusuhan, sinis, curiga, mengamuk,
nada suara keras dan kasar.
PERBANDINGAN PERILAKU
PASIF ASERTIF AGRESIF
Isi * Negatif * Positif * Berlebih’
Bicara *Menghina * Menghargai *Menghina
diri diri sendiri orang lain
* dapatkah * saya dapat / * Anda se-
saya laku- akan lakukan lalu / tdk
kan pernah
* dptkah ia
lakukan
PERBANDINGAN PERILAKU
PASIF ASERTIF AGRESIF
Nada * Diam *Diatur * Tinggi
Suara * Lemah *Menuntut
*Merengek

Posture * Melotot *Tegak * Tegang

Atau * Menunduk * Rileks * Bersan-


Sikap kan kepala dar ke
Tubuh depan
PERBANDINGAN PERILAKU
PASIF ASERTIF AGRESIF
Personal Orla dpt *jaga jarak yg memasuki
Space masuk pd menyenang- teritorial
teritorial kan orang lain
pribadinya * memperta-
hankan hak
tempat/
teritorial
PERBANDINGAN PERILAKU
PASIF ASERTIF AGRESIF
Gerakan *minimal memperlihat- mengancam,
*lemah kan gerakan ekspansi
*Resah yang sesuai gerakan
Kontak Sedikit / Sesekali (in- Melotot
Mata tidak ada terrmiten )
sesuai dg ke-
butuhan
interaksi
ISTILAH
PENTING.........................

 Menyatakan secara asertif


(assertiveness)
 Menyerang atau menghindar
(fight or flight)
 Memberontak (acting out)
 Perilaku Kekerasan
Istilah Penting........................
 Menyatakan secara asertif
(assertiveness)
Perilaku asertif adalah cara yang terbaik
untuk mengekspresikan marah karena
individu dapat mengekspresikan rasa
marahnya tanpa menyakiti orang lain
secara fisik maupun psikolgis. Di samping
itu perilaku ini dapat juga untuk
pengembangan diri klien.
Istilah Penting...........................
 Menyerang atau menghindar
(fight or flight)

* Kemarahan memberikan energi secara


fisik untuk melakukan pertahanan diri.
* Pada keadaan ini respon fisiologis timbul
karena kegiatan sistem saraf simpatis.
Apabila diungkapkan secara tidak tepat,
kemarahan dpt menyebabkan masalah fisik
atau emosinal
Tekanan darah meningkat,
kewaspadaan juga meningkat diserta
ketegangan otot, seperti rahang
terkatup, tangan dikepal, tubuh
menjadi kaku dan disertai reflek
yang cepat.
 Memberontak (acting out)

Mekanisme pertahanan imatur


ketika individu menghadapi
konflik atau stresor emosional
melalui tindakan, bukan melalui
refleksi atau perasaan.
 Perilaku kekerasan

Tindakan kekerasan atau amuk


yang dapat membahayakan secara
fisik, ditujukan kepada diri
sendiri, orang lain maupun
lingkungan
UNGKAP / ASERTIF

TEKAN / PASIF

MARAH / AGRESIF
ASKEP PADA KLIEN MARAH
( Perilaku Kekerasan )
PENGKAJIAN
1. FAKTOR PREDISPOSISI

a. Biologis / Bioneurologis
b. Psikologis
c. Perilaku
d. Sosial Budaya
a. Faktor Bioneurologis
* Kerusakan sistem limbik : meningkatkan
atau menurunkan perilaku agresif dan
ekspresi emosi
* Kerusakan lobus frontal :
Kerusakan pd penilaian, kepribadian,
pengambilan keputusan, perilaku tdk sesuai,
agresif
* Kerusakan lobus temporal: agresif
* Ketidakseimbangan neuro-
transmiter : Penurunan
norepinefrin dapat menstimulus
perilaku agresif
b. Faktor Psikologis

Teori Frustasi :
Gagal Frustasi Agresif
Penggunaan mekanisme koping
individu dan masa kecil yang tidak
menyenangkan
Kekerasan dalam rumah/keluarga
Masa kanak-kanak yg tdk
menyenangkan : penolakan,
penghinaan
Pengalaman aniaya : korban / saksi
c. Faktor Perilaku....

Reinforcement saat melakukan


kekerasan
Observasi kekerasan di rumah
atau di luar rumah
d. Faktor Sosial Budaya
budaya tertutup dan membalas secara
diam dan kontrol sosial yang tidak pasti
terhadap pelaku kekerasan akan
menciptakan seolah-olah perilaku
kekerasan yang diterima (permissive).
Budaya asertif
2. Faktor Presipitasi
a. Klien :
Adanya kelemahan fisik,
keputusasaan, ketidak berdayaan, dan
percaya diri kurang
b. Interaksi dengan orang lain
Adanya kritikan, penghinaan,
kekerasan dari orang lain, kehilangan
orang yg dicintai, provokatif dan
konflik
c. Lingkungan : lingkungan padat
dan ribut / bising dapat
menstimulus kekerasan.
3. Tanda dan Gejala

a. Observasi :
Muka merah, tegang, mata
tajam, mondar mandir, tangan
mengepal tinju, memukul,
merampas, memaksa.
b. Wawancara :
* tanyakan penyebab marah
* tanyakan tanda & gejala yang
dirasakan
* tanyakan perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan
 Tanda dan gejala Marah

 Emosi : tdk adekuat, tdk aman, rasa


terganggu, dan jengkel

 Fisik : muka merah, pandangan tajam,


nafas pendek, keringat, sakit
fisik, tekanan darah meningkat
 Intelektual : mendominasi, bawel,
berdebat, meremehkan, sarkasme,

 Spiritual : kemahakuasaan, kebenaran


diri, keraguan, tdk bermoral,
kebejatan, kreativitas terlambat

 Sosial : menarik diri, pengasingan,


penolakan, kekerasan, ejekkan
4. Mekanisme Koping
Sublimasi :
Mengalihkan rasa marah pada aktivitas
lain. Misalnya seseorang yang sedang
marah melampiaskan kemarahannya pada
obyek lain seperti meninju tembok
tujuannya adalah untuk mengurangi
ketegangan akibat rasa marah
Proyeksi :
Menyalahkan orang lain mengenai
kesukarannya atau keinginannya yang
tidak baik. Misalnya seseorang wanita
muda yang menyangkal bahwa ia
mempunyai perasaan seksual terhadap
rekan sekerjanya, berbalik menuduh
bahwa temannya tersebut mencoba
merayu, mencumbunya.
Represi :
Mencegah pikiran yang menyakitkan
atau membahayakan masuk ke alam
sadar. Mekanisme pertahanan yg
dapat menimbulkan permusuhan yg
tidak disadari sehingga individu
bersifat eksploitatif, manipulatif,
dan ekspresi lain yg mudah berubah.
Denial
Mekanisme pertahanan ini
cenderung meningkatkan marah
seseorang karena sering digunakan
utk mempertahankan harga diri
akibat ketidakmampuannya
 Formasi
Perilaku pasif-agresif karena
perasaannya tdk dikeluarkan akibat
ketidakmampuannya mengekspresikan
kemarahannya. Pada saat – saat tertentu
individu dpt menjadi agresif secara tiba-
tiba.
POHON MASALAH
Resiko mencederai diri,
lingkungan, dan orang lain “akibat”

Perilaku kekerasan “CP”

Harga diri rendah kronis “Penyebab”


DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Perilaku kekerasan
2) Harga diri rendah kronis
3) Resiko mencederai diri,
lingkungan dan orang lain
INTERVENSI KEPERAWATAN

Sesuai standart RS Marzoeki


Mahdi yaitu ?...
IMPLEMENTASI

Perawat dapat mengimplementasikan


berbagai intervensi untuk mencegah dan
memanajemen perilaku agresif,
intervensi tersebut dapat melalui
rentang intervensi yaitu :
Strategi Strategi Strategi
Preventif Antisipasi Pembatasan
Gerakan

-Kesadaran diri -komunikasi - manajemen


krisis
-Pendidikan -perubahan - seclution
pd klien lingkungan
-latihan asertif - tindakan - Restrain
perilaku
- Psikofarmaka
Keterangan Gambar
1. Kesadaran diri :
Perawat harus meningkatkan kesadaran
dirinya dan melakukan supervisi dg
memisahkan masalah pribadi dan masalah
klien. Bersikap hangat, tegas, menerima,
tenang, kalem, serta menciptakan
suasana hubungan kerja yg akrab
2. Pendidikan klien
Pendidikan yg diberikan pada klien

mengenai cara komunikasi dan cara


mengekspresikan marah yg tepat,
serta respon adaptif dan
maladaptif.
Manajemen perilaku kekerasan :
 mengidentifikasi penyebab PK
 mengidentifikasi tanda / gejala PK
 memperagakan / demonstrasi cara lama
jika marah
 mengidentifikasi cara baru / konstruktif
 mendemonstrasikan cara baru /
konstruktif
 melatih cara baru pada situasi nyata
3. Latihan Asertif
Prinsip :
 Berkomunikasi langsung pd orang lain
 mengatakan tidak untuk hal yg tidak
beralasan ( logis )
 Mampu mengungkapkan keluhan
 mengungkapkan penghargaan / pujian
Latihan Asertif......
Bahasa Tubuh :
 mempertahankan kontak mata
 mempertahankan posisi tubuh
( berhadapan & tegas )
 berbicara dengan jelas
 nada suara tegas
 ekspresi wajah & sikap tubuh untuk
penekanan
4. Komunikasi
 Bicara dengan lembut
 Nada rendah

 tidak membalas suara keras klien

 Gunakan kalimat pendek dan simpel

 Hindarkan tertawa & senyum tdk

pd tempatnya
 katakan anda siap membantu
 Sikap rileks dan terapeutik
 gerakan tidak tergesa-gesa
 Jaga jarak saat berkomunikasi
5. Perubahan Lingkungan
Perawat mampu menyedikan berbagai
aktivitas untuk meminimalkan /
mengurangi perilaku klien yang tidak
sesuai, misalnya dengan TAK untuk klien
PK. Selain itu perlu adanya penataan
ruang rawat yang nyaman, pengaturan
waktu interaksi dan tingkat aktivitas.
6. Tindakan Perilaku
Lakukan kontrak dengan klien untuk
membicarakan mengenai perilaku yang
dapat diterima dan yang tidak
Semua staf dan klien mengetahui
kesepakatan
Sepakati :
 Perilaku yang diizinkan & yg tdk diizinkan
 konsekuensi perilaku yang tdk diizinkan
7. Psikofarmakologi

Pemberian obat sesuai kolaborasi


dan mampu menjelaskan manfaat
obat pada pasien dan keluarga.
8. Manajemen Krisis
 Bila pada waktu intervensi tidak
berhasil, maka perlu intervensi yg lebih
aktif.
Manajemen krisis :
 Identifikasi pemimpin tim krisis
 Susun / kumpulkan tim krisis
 Beri tahu petugas keamanan jika perlu
 Jauhkan klien dari lingkungan
 Lakukan pengekangan ( Restrain ) jika
perlu
 Amankan anggota tubuh klien
 Jelaskan setiap tindakan pada klien
 Pengekangan klien dilakukan jika
diminta ketua tim krisis.
 Berikan obat psikofarmaka sesuai
instruksi
 Pertahankan pendekatan dengan
tenang dan konsisten pada klien
 Evaluasi tindakan dengan tim
 Secara bertahap integrasikan
kembali klien dengan lingkungannya
9. Pengasingan

 Memisahkan klien dari orang lain


ditempat yang aman, dan cocok untuk
tindakan keperawatan
Tujuan : utk melindungi klien, orang
lain dan staf dari bahaya
 Prinsip Pengasingan
1. Pembatasan gerak : klien aman dari
cidera diri dan lingkungan aman dari perilaku
klien
2. Isolasi : Klien butuh utk jauh dari
orang lain, khususnya klien paranoid. Area
terbatas utk adaptasi, ditingkatkan secara
bertahap.
3. Pembatasan input sensoris : ruangan yg
sepi akan mengurangi stimulus
EVALUASI
Pada Klien :
 Klien mampu menggunakan cara yg sehat
jika kesal/jengkel ( verbal, fisik, sosial,
spiritual )
 klien tdk melakukan perilaku kekerasan
 klien menggunakan obat dengan benar
 klien mampu melakukan kegiatan sehari-
hari
Pada Keluarga
Keluarga mampu merawat klien
Keluarga mengetahui kegiatan yg
perlu klien lakukan dirumah
Keluarga mengetahui cara
pemberian obat dg benar dan
waktu follow-up
METODE YANG BENAR
METODE YANG SALAH

Anda mungkin juga menyukai